cover
Contact Name
Anggi
Contact Email
anggi.restyana@unik-kediri.ac.id
Phone
+6285655000039
Journal Mail Official
jalapa@unik-kediri.ac.id
Editorial Address
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri Jl Selomangleng No. 1 Pojok, Mojoroto, Kota Kediri
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia
Published by Universitas Kadiri
ISSN : 27212254     EISSN : 27162826     DOI : 10.30737/jafi
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia merupakan jurnal original yang diterbitkan program studi farmasi dalam berbagai bidang kefarmasian yang bertujuan untuk selalu memberikan inovasi penelitian-penelitian. Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia teregistrasi oleh LIPI dan terbit setiap 6 Bulan pada Bulan Juni dan Desember. Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia lahir pada tanggal 14 November 2019. dengan sistem jurnal terbuka. Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia menerima naskah berbahasa inggris maupun Indonesia dengan abstrak dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). Kami membuka luas pada berbagai bidang seperti Teknologi Farmasi, Farmakologi dan Toksikologi, Biologi Farmasi, Imunologi, Bakteriologi, Pengobatan Bahan Alam, Farmasi Klinis, Komunitas dan Sosial Farmasi.
Articles 82 Documents
TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DALAM SWAMEDIKASI PADA MAHASISWA FARMASI IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI Widyaningrum, Esti Ambar; Admaja, Wika; Hidayatunnisa, Shafira
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i2.1511

Abstract

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, masyarakat mendapat kemudahan dalam mengakses informasi, termasuk informasi mengenai kesehatan. Disamping itu adanya kemudahan dalam memperoleh obat tanpa resep yang banyak dijual dipasaran akan menimbulkan kecenderungan semakin meningkatnya masyarakat untuk melakukan swamedikasi. Swamedikasi merupakan upaya untuk mengatasi keluhan penyakit sebelum memutuskan mencari pertolongan ke pusat pelayanan kesehatan/petugas kesehatan. Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan Pada pelaksanaan swamedikasi masih banyak terjadi ketidakrasionalan dalam penggunaannya sehingga  diperlukan pengetahuan yang memadai akan obat dan penggunaannya. Penggunaan obat bebas dan bebas terbatas dalam swamedikasi harus mengikuti prinsip penggunaan obat secara umum, yaitu penggunaan obat secara aman dan rasional. Penggunaan obat jika tidak rasional memungkinkan dampak negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibanding manfaatnya Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan tentang swamedikasi dan mengetahui perilaku penggunaan obat rasional dalam swamedikasi pada Mahasiswa S-1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survei deskriptif yang menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Sebanyak 100 Responden digunakan sebagai subjek penelitian yang merupakan mahasiswa Program Studi S-1 Farmasi yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pengolahan dan penyajian data secara deskriptif. Hasil: Tingkat pengetahuan swamedikasi tergolong dalam kategori baik (73%), sedang (23%), dan buruk (4%). Perilaku responden terhadap penggunaan obat rasional dalam swamedikasi tergolong dalam kategori rasional (45%) dan tidak rasional (55%).
EVALUASI WAKTU PEMBERIAN AMLODIPIN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS X KOTA KEDIRI Wika Admaja; Yogi Bhakti Marhenta; Krisogonus Ephrino Seran; Iyana Milati Azka Wijanarko
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 1 (2020): Vol. 2 No. 1 Desember 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i1.1286

Abstract

Tekanan darah manusia berjalan mengikuti ritme sirkadian, yaitu tekanan darah  turun pada saat tidur dan meningkat pada pagi hari hal ini terjadi pada sebagian besar individu. Berbagai macam parameter kardiovaskular, termasuk detak jantung, tekanan darah, dan resistensi perifer, diketahui bervariasi sepanjang hari. Beberapa kejadian jantung dan otak telah lama dilaporkan tertinggi terjadi di pagi hari. Efektivitas calcium channel blockers (CCBs) menurut waktu pemberian masih belum jelas. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengeahui pengaruh penurunan tekanan darah pasien hipertensi pada pemberian amlodipin 5 mg di pagi hari dibandingkan malam hari.  Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis observasional secara prospektif berdasarkan data rekam medik pasien hipertensi tunggal dengan jumlah sampel 66 pasien (kelompok penggunaan amlodipin pagi 33 pasien dan amlodipin malam 33 pasien). Diperoleh hasil penurunan sistole sebesar -7,27 dan diastole -3,33 pada kelompok amlodipin yang diminum pagi hari. Penurunan sistole pada pemberian amlodipin malam hari sebesar -15,76 dan diastole sebesar -8,48. Hasil uji Mann Whitney diketahui nilai p = 0,036 (<0,05) pada tekanan sistole pagi dan malam, nilai  p = 0,044 (<0,05) pada tekanan diastole pagi dan malam. Diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh pemberian amlodipine pagi dan malam pada tekanan sistole dan diastole . Pemberian amlodipine 5 mg pada malam hari lebih menurunkan tekanan darah sistole dan diastole dibandingkan pemberian pada pagi hari. 
CEMARAN KAPANG DAN KHAMIR DALAM JAMU PEGAL LINU SERBUK INSTAN DI PASAR NGUTER SUKOHARJO Gravinda Widyaswara; Yulia Shara Sembiring
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i2.1884

Abstract

Jamu pegal linu serbuk instan merupakan jamu yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, umumnya dibuat dari campuran rempah dan gula serta memiliki kelebihan bersifat praktis alam penyajian, mudah dibawa dan memiliki daya simpan relatif lama. Akan tetapi, pengolahan jamu pegal linu serbuk instan yang kurang baik dapat menyebabkan kontaminasi atau cemaran mikroba seperti kapang dan khamir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cemaran kapang dan khamir yang terdapat di dalam jamu pegal linu serbuk instan di pasar Nguter Kabupaten Sukoharjo. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengambilan 9 sampel jamu pegal linu serbuk instan di pasar Nguter, preparasi alat dan bahan, homogenisasi dan pengenceran sampel, dan analisis uji angka kapang dan khamir di Laboratorium Kesehatan Sukoharjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kapang dan khamir yang terdapat dalam sampel jamu A 6x101 koloni/g, jamu B 3,7x103 koloni/g, jamu C 2x102 koloni/g, jamu D 4x103 koloni/g, jamu E 2,4x104 koloni/g, jamu F 8x102 koloni/g, jamu G 1,5x102 koloni/g, jamu H 1,7x101 koloni/g, dan jam I 1,3x103 koloni/g. Hasil angka kapang khamir yang diperoleh dari sembilan sampel, 8 memenuhi standar BPOM RI Nomor 12 Tahun 2014 yaitu ≤104, sehingga aman dikonsumsi dan 1 sampel tidak memenuhi standar sehingga tidak layak dikonsumsi dan dipasarkan.
PENGARUH PENERAPAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) TERHADAP BIAYA PENGOBATAN DAN CLINICAL OUTCOMES PADA PASIEN ASURANSI KESEHATAN (ASKES) DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSPAD GATOT SOEBROTO Anggraini Tri Astika
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 1 (2020): Vol. 2 No. 1 Desember 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i1.924

Abstract

Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang penerapannya dimulai 1 Januari 2014. Pemerintah memberlakukan tarif dengan sistem Ina-CBGs yang sebelumnya menggunakan fee for service. RSPAD Gatot Soebroto termasuk salah satu rumah sakit yang mengikuti program JKN, harus menggunakan sistem Ina-CBGs dimana pengobatan pasien sesuai paket berdasarkan diagnosis pasien. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengaruh pelaksanaan JKN terhadap biaya pengobatan pada pasien DM tipe II di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini menggunakan desain longitudinal time series dengan rentang waktu penelitian yaitu 18 bulan, meliputi 189 pasien. Data dianalisis dengan uji perbedaan (Independent samples test, Mann Whitney Test, One Way Anova, Kruscall-Wallis dan Wilcoxon). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna meliputi biaya pengobatan (p=0.000), dan biaya obat DM (p=0.02) dengan adanya peningkatan sesudah JKN. Sedangkan tidak terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah JKN pada jumlah biaya obat total (p=0.674).Kata Kunci: Jaminan Kesehatan Nasional, biaya pengobatan, clinical outcomes, RSPAD Gatot Soebroto.
PENAMBAHAN EKSTRAK HERBAL JAHE, TEMULAWAK DAN KENCUR DALAM PEMBUATAN PROBIOTIK IKAN Yulia Shara Sembiring
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i2.1886

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat probiotik ikan dengan berbagai jenis bakteri dengan penambahan ekstrak herbal untuk meningkatkan manfaat dari probiotik untuk mengatasi penyakit bakterial dan meningkatkan pertumbuhan ikan. Penggunaan tumbuhan sebagai alternatif suplemen pakan memiliki kelebihan, salah satunya bersifat biodegradable dan ramah lingkungan, serta mudah ditemukan di alam, seperti jahe, temulawak, dan kencur. Tumbuhan ini bersifat antibakteri dan antimikroba, serta meningkatkan laju pertumbuhan dan sistem imun ikan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas dari penambahan suplemen herbal pada pakan buatan dalam meningkatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.
OPTIMASI CARBOPOL 940 DAN GLISERIN PADA GEL TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN prayoga fery yuniarto
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 1 (2020): Vol. 2 No. 1 Desember 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i1.1252

Abstract

Acalypha indica L. is suspected has an antioxidant. The use of anting-anting directly considered less practical, so that it made the gel preparations. And then it use optimation by Simplex Lattice Design method so get the most optimum antioxidant gel. This research purpose for know the efficacy of apple optimation gel as an antioxidant. Maceration extract made of gel with components carbopol 940(A) and glycerin(B) so that get three formulas, F1 (100%A), F2 (50%A, 50%B), dan F3 (100%B) and then optimation by viscosity, adhesion, and dispersive power. Simplex Lattice Design method with use program design- expert 8.0.6.1. Research antioxidant activity of optimum gel by method of DPPH. Antioxidant activity calculated by λ maximum and operating time so that get IC50 values by probit analysis. Optimation mixture between carbopol 940 and gliserin as components is carbopol 1,18 and glycerin 3,82. The resulted of t-test of viscosity, adhesion, and dispersive power showed no significant difference between the predictions with actual experimental result. The result showed optimum gel of apple fruit has antioxidant activity amounted to 164,58 ppm.
ANALISA MINIMALISASI BIAYA ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFAZOLIN DAN AMOXICILLIN PASIEN BEDAH SESAR DI RUMAH SAKIT X KAB. JOMBANG Wika Admaja; Yogi Bhakti Marhenta
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i2.1372

Abstract

Biaya pelayanan kesehatan khususnya biaya obat telah meningkat tajam beberapa dekade terakhir dan kecenderungan ini tampaknya akan terus berlangsung. Hal ini antara lain disebabkan karena populasi pasien yang semakin banyak dengan konsekuensi meningkatnya penggunaan obat dan adanya obat-obat baru yang lebih mahal. Angka kejadian kasus bedah sesar di negara maju maupun negara berkembang dari tahun ke tahun diketahui semakin meningkat. Di Rumah sakit X kab jombang dalam kurun waktu 1 tahun jumlahnya mencapai 900 lebih kasus bedah sesar yang di sebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu prosedur yang dilakukan pada saat bedah sesar adalah pemberian antibiotic profilaksis. Pemberian antibiotic profilaksis ini di harapkan dapat mencegah terjadinya infeksi luka pasca operasi. Berdasarkan guideline antibiotic profilaksis yang dapat diberika pada kasus bedah sesar adalah cefazoline dan amoxicillin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan biaya yang paling cost minimalis dari penggunaan antibiotik profilaksis cefazoline dan amoxicillin pada pasien dengan kasus bedah sesar. Penelitian cost minimalization analysis menggunakan metode observasi analitik dengan rancangan secara cross-sectional, pengambilan data secara retrospektif dengan menelusur dokumen rekam medis pasien. Metode analisis menggunakan statistic uji-t tidak berpasangan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan perspektif rumah sakit. Populasi keseluruhan dalam penelitian ini sebanyak 676 pasien. Terdapat 90 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Sebanyak 54 pasien mendapatkan cefazolin dan 36 pasien mendapatkan amoxicillin. Total biaya langsung dibagi menjadi tiga jenis biaya yaitu biaya antibiotik, biaya terapi penunjang dang biaya perawatan. Dari ketiga jenis biaya tersebut di ketahui berbeda signifikan dengan perolehan nilai p > 0,05. Perhitungan Biaya pada cost minimalisasi diukur berdasarkan lama rawat pasien. Perhitungan cost minimalisastion diperoleh pasien dengan penggunaan antibiotik cefazolin lebih kecil dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan amoxicillin yaitu Rp.5.368.894,83 dan Rp.5.494.129. Berdasarkan hasil uji t menunjukan nilai 0,04 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna dari kedua biaya tersebut.
DASAR-DASAR PENDEKATAN ANALISIS DATA BIOFARMASETIKA BERBASIS POPULASI Viviane Annisa
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 1 (2020): Vol. 2 No. 1 Desember 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i1.904

Abstract

Pendekatan berbasis populasi menggunakan modeling populasi memiliki keunggulan dibandingkan analisis konvensional yang memerlukan data lebih banyak, memerlukan sampling dengan beberapa titik wakti, tidak dapat dianalisis dengan data yang terbatas, tidak terstruktur karena tidak linear, atau terdapat banyak variasi individu. Proses kalkulasi pada modeling populasi dapat mengestimasi nilai populasi setiap parameter model secara langsung beserta nilai variabilitas antar-subyek untuk setiap parameter dalam populasi tersebut. Modeling populasi dapat menganalisis seluruh populasi sebagai satu kesatuan sehingga memungkinkan menggunakan sparse data atau data yang tidak lengkap/terbatas pada satu subyek, namun dilengkapi dan dikontribusikan oleh data yang diambil dari subyek lain dalam populasi. Serta tidak memerlukan penjadwalan sampling yang terstruktur.Modeling populasi dikenal sebagai model nonlinear mixed effect yang merupakan pendekatan single-stage pada populasi untuk mengestimasi seluruh parameter farmakokinetik dan hubungannya dengan kovariat dalam populasi. Parameter populasi diestimasi dengan cara memfitting kombinasi data dari semua individu dan mengabaikan variasi individu, atau memfitting setiap data individu dan mengkombinasi parameter individu untuk mengestimasi parameter populasi.Pendekatan populasi memerlukan software khusus yang mempunyai kapabilitas untuk melakukan proses komputasi kompleks untuk memperhitungkan parameter populasi dan variabilitas antar-subyek yang akan menentukan besaran parameter per-individu subyek. Beberapa software khusus yang dapat digunakan untuk modeling populasi, antara lain NONMEM, MONOLIX, WinBUGS/PKBUGS, Pmetrics, Kinetica, Phoenix NLME, dan S-ADAPT. Perbedaan dari software-software tersebut pada pendekatan algoritma komputasi. Namun, umumnya memiliki hasil kalkulasi yang hampir serupa.
Uji Efek Pemberian Kombinasi Ekstrak Daun Ceremai (Phyllanthus Acidus (L.) Skeels) Dan Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Kadar Kolesterol sunarti, sunarti
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i2.1649

Abstract

Penurunan kadar kolesterol darah dilakukan dengan cara alami tidak selalu membawa hasil yang diinginkan sehingga penggunaan obat sintetik dan herbal mulai dikonsumsi. Jenis tanaman obat memiliki aktivitas terhadap kadar kolesterol dalam tubuh, antara lain adalah ceremai (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) dan rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak etanol daun ceremai dan kelopak bunga rosella terhadap kadar kolesterol total dan LDL. Penelitian ini mengunakan 30 ekor tikus putih jantan galur wistar yang dibagi dalam tujuh kelompkok, yaitu kontrol normal (aquadestilata), kontrol hiperkolesterol, dosis ceremai (45 mg/kg bb), dosis rosella (75,6 mg/kg bb), kombinasi ekstrak 1 (3/4D:1/4D), kombinasi ekstrak 2 (1/2D:1/2D), dan kombinasi ekstrak 3 (1/4D:3/4D). Tikus diberi induksi makanan diet tinggi kolesterol dan lemak 2,5 ml/200 g bb dan propiltiourasil 10 mg/kg bb selama 28 hari. Pemberian ekstrak dilakukan selama 14 hari. Pengukuran kadar kolesterol total dan LDL dilakukan pada hari ke-0, 28, 35, dan ke-42. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun ceremai dan kelopak bunga rosella dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL secara signifikan (α < 0,05). Kombinasi ekstrak 2, ekstrak daun ceremai 22,5 mg/kg bb dan ekstrak kelopak bunga rosella 37,8 mg/kg bb lebih efektif menurunkan kadar kolesterol total dan LDL.Kata Kunci : Kolesterol total, LDL, Daun ceremai, Kelopak bunga rosella
Comparison of changes FEV1 in Bronchodilator and Corticosteroid Combinations for Patients Chronic Obstructive Pulmonary Disease Stable in Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Hospital Surakarta Fajar Amirulah Apoteker
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 1 (2020): Vol. 2 No. 1 Desember 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i1.923

Abstract

The objective of the present study is to study the relationship for use bronchodilator combined to corticosteroids between Dyspnoea BORG Scale, respiratory rate (rr) and Forced Expiratory Volume in first second (FEV1) in COPD patients. This Prospective observational study was conducted on 57 patient during November 2018 and April 2019 at Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Hospital, Surakarta. The characteristic patient COPD include gender, age, smoker or non-smoker, worker or non-worker correlated not significanly with use bronchodilator combined to corticosteroids  (p>0,05). % FEV1 and respiratory rate (rr) not significanly for COPD patients with use bronchodilator combined to corticosteroid  (p>0,05). Dyspnoea BORG Scale correlated significanly for COPD patients with use bronchodilator combined to corticosteroid  (p<0,05). We conclude that in COPD patients, the combined use of bronchodilator with corticosteroids is more effective in reducing the dyspnoea than bronchodilator alone.