cover
Contact Name
Agus Mailana
Contact Email
agus.mailana@gmail.com
Phone
+6281222202006
Journal Mail Official
agus.mailana@gmail.com
Editorial Address
Bumi Menteng Asri Jl Farmasi 3 BG 15 Bogor Barat
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman
Published by Institut PTIQ Jakarta
ISSN : 20878125     EISSN : 27146405     DOI : 10.36671
Quranic Studies, Interpretation, Hadith, Islamic Philosophy, Kalam Science, Islamic Education, Dakwah, Islamic Economics, Islamic Language and Literature, Sufism, and other Islamic Studies Groups
Articles 156 Documents
MEMAKNAI KEMBALI AN-NISA’ AYAT 34: PENERAPAN KAIDAH “ALDHARAR YUZAL” DAN RELEVANSINYA DENGAN PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA Ubaid Matraji, Abdullah
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman Vol. 8 No. 2 (2024): Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Keislaman
Publisher : Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memaknai ulang surah an-Nisa’ ayat 34 melalui penerapan kaidah ushul fiqh al-dharar yuzal dan relevansinya dengan konsep pendidikan orang dewasa. Fokus utama kajian ini adalah mendekonstruksi interpretasi literal ayat tersebut yang sering digunakan untuk membenarkan kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kaidah al-dharar yuzal dalam menafsirkan an-Nisa ayat 34 dapat mengarahkan pemahaman yang lebih humanis, inklusif, dan mendukung keadilan gender. Tafsir ini juga relevan dalam konteks pendidikan orang dewasa, yang menekankan pembelajaran reflektif dan dialogis dalam membangun hubungan rumah tangga yang harmonis dan bebas dari kekerasan. Penelitian ini menawarkan solusi praktis dan teoretis untuk mendukung transformasi pemahaman masyarakat terhadap isu gender dan kekerasan dalam rumah tangga, yang dapat diselaraskan dengan prinsip-prinsip dasar Islam.
METODE TARJIH IBNU JARIR ATH-THABARI DALAM TAFSIR JAMI’ AL-BAYAN ‘AN TA’WIL AYI AL-QUR’AN Solihin, Ahmad
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman Vol. 8 No. 2 (2024): Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Keislaman
Publisher : Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penafsiran terhadap Al-Qur’an mutlak dibutuhkan untuk memahami makna dan kandungan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan umat Islam untuk mencapai kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena hanya Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw mengetahui makna dan kandungan Al-Qur’an. Adalah ath-Thabari yang nama lengkapnya adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib, kadang disebut Abu Ja’far dipandang oleh para ulama terkemuka sebagai mujtahid utama. Kepemimpinannya, keluasan pengetahuannya yang dipadukan dengan kerendahan hati, ingatan dan kecerdasan menjadi mahkota asketisme, kesucian dan kesalehannya. Dalam penafsirannya sebagaimana dalam karya menumentalnya kitab Tafsir Jami’ul Bayan ‘an Ta’wil Ayi Al-Qur’an, ath-Thabari menggunakan metode tafsir riwayat (tafsir bi al Ma’tsur). Suatu metode penafsiran berdasarkan pendekatan nash Al-Qur’an dan Hadits. Adapun jika ada pertentangan penafsiran dalam memahami makna dan kandungan Al Qur’an, ath-Thabari melakukan tarjih (mengunggulkan) berdasarkan 17 metode tarjih yang terkadang pendapatnya tersebut tetap saja berbeda dengan pendapat para mufasir lain hingga saat ini.
PENDEKATAN MULTIDISIPLIN TERHADAP KONSEP HUDA DALAM AL-QUR’AN: SOLUSI UNTUK TANTANGAN KONTEMPORER Aji Swasono, Pangestu; Miftakhussurur, Miftakhussurur
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman Vol. 8 No. 2 (2024): Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Keislaman
Publisher : Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dimensi epistemologi huda dalam Al Qur'an sebagai kerangka berpikir yang relevan dalam menjawab tantangan global, seperti pendidikan inklusif, keberlanjutan sosial, dan keadilan ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode library research yang menelaah sumber primer dan sekunder terkait konsep huda. Pendekatan ini bertujuan untuk menggali potensi huda sebagai panduan nilai-nilai universal yang mampu diterapkan dalam konteks modern. Latar belakang penelitian ini adalah dominasi pendekatan normatif dalam kajian Islam yang cenderung mengabaikan relevansi konteks sosial dan tantangan global, sehingga membatasi inovasi dalam diskursus intelektual Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa huda memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi panduan aplikatif, terutama melalui integrasi multidisiplin, seperti teknologi dan pendidikan berbasis nilai-nilai Islam. Namun, penelitian ini juga menemukan adanya hambatan, seperti kurangnya kolaborasi lintas disiplin dan resistensi terhadap inovasi dalam kajian Islam. Temuan baru dari penelitian ini adalah pengidentifikasian gap signifikan dalam eksplorasi dimensi epistemologi huda yang belum banyak dikaji dalam diskursus Islam, serta pentingnya pergeseran paradigma dari pendekatan normatif menuju pendekatan yang lebih progresif. Penelitian ini memberikan kontribusi konseptual untuk mengembangkan interpretasi Al-Qur’an yang lebih relevan dengan tantangan zaman dan aplikatif dalam menjawab kebutuhan global.
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DALAM KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SISWA MTS AL-IKHLAS TIGARAKSA TANGERANG Nina Gantina; Ahmad Asmarudin; Nurdiansyah, Arie
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman Vol. 9 No. 1 (2025): Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Keislaman
Publisher : Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Merdeka curriculum is an education system adopted in Indonesian that emphasizes freedom and creativity in the teaching and learning process, while actively learning an approach that prioritizes the active involvement of students in the learning process on Al-Quran and Hadith subjects. A Merdeka curriculum with active learning as an important aspect because it supports the curriculum objectives of creating a dynamic and responsive learning environment to the needs of students The method used in this research is a qualitative approach, namely a case study. Data collection techniques in this research used observation, interviews and documentation. Based on the research results, it can be concluded that the Merdeka curriculum has succeeded in creating a more flexible and dynamic environment, as well as encouraging students to be more actively involved in the learning process. So this can give teachers the freedom to adapt learning materials and methods according to students needs and interests, as well as encouraging the use of projectbased approaches, innovative methods and technology. This curriculum prioritizes active student participation. So that by implementing the Merdeka curriculum in students active learning at MTs Al-Ikhlas Tigaraksa there are quite significant changes.
INTRAPERSONAL COMMUNICATION AND MUSLIM IDENTITY IN THE DIASPORA: A NARRATIVE STUDY OF THE FILM RENTANG KISAH Fatmawati
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman Vol. 9 No. 1 (2025): Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Keislaman
Publisher : Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine how to analyze the narrative at the beginning, middle, and end of a film. This research uses a qualitative approach with narrative analysis methods. Primary data sources were obtained from scene clips, dialogue, and monologues of the main characters in the film. Secondary data were taken from Gita Savitri's book Rentang Kisah, a literature on intrapersonal communication and the Muslim diaspora. The results show that the film Rentang Kisah depicts how the Muslim minority can become a force in shaping the personality of Muslims in Germany. Deciding to wear the hijab while in Germany, and someone experiencing religious unrest, ultimately finds a bright spot and chooses Islam as their religion and recites the two sentences of the shahada. This research can generate a new conceptual model of the stages of intrapersonal communication in identity formation, reflected through narrative media film, which can be used as a basis for further research in media studies or personal communication. The findings of this narrative analysis can also serve as a reference for filmmakers, screenwriters, and filmmakers who want to depict the journey of Muslim identity authentically and in-depth.
KOMUNIKASI DAKWAH UNTUK KEADILAN: PESAN DAKWAH TERHADAP KRISIS KEMANUSIAAN PALESTINA Muhammad Ridwan; Zenal Arifin
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman Vol. 9 No. 1 (2025): Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Keislaman
Publisher : Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Israel's military aggression in the Gaza Strip following the ceasefire on January 19, 2025, has triggered a severe humanitarian crisis, resulting in numerous casualties, infrastructure destruction, and disruption of humanitarian aid distribution. Despite this, the international response—including from the United Nations and major powers—has not demonstrated concrete steps toward upholding justice. Existing studies on Islamic preaching (dakwah) have largely focused on spiritual, ethical, and local cultural aspects, while paying insufficient attention to dakwah's role in addressing global structural and political issues, such as the Palestinian conflict. This gap highlights the need for contextual research on dakwah grounded in the values of social justice and human rights. This article proposes a critical approach to dakwah as a form of communication for justice, emphasizing Islamic values of defending the oppressed (al-mustadh'afin), universal humanity, and the role of preachers (da'i) as moral agents shaping public opinion and global solidarity. Employing a qualitative method, this study analyzes literature and discourse from dakwah materials, scholars’ statements, and digital narratives on social media advocating for justice in Palestine. The findings reveal that dakwah communication based on justice and solidarity can awaken the collective consciousness of the Muslim community and intensify moral pressure on international institutions. The innovation of this study lies in strengthening dakwah as a justice-oriented communication model that integrates prophetic principles with public moral communication theory in the context of global humanitarian crises.