cover
Contact Name
Maulana Yusuf Alkandahri
Contact Email
pharmaxplore@ubpkarawang.ac.id
Phone
+6282167757738
Journal Mail Official
pharmaxplore@ubpkarawang.ac.id
Editorial Address
Jl. H.S. Ronggowaluyo Telukjambe Timur, Karawang 41361, Jawa Barat
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
ISSN : 25275801     EISSN : 25809601     DOI : https://doi.org/10.36805/farmasi
Core Subject : Health,
Biologi Farmasi, Farmakoekonomi, Farmakologi dan Toksikologi, Farmasetika dan Teknologi Farmasi. Farmasi Klinik, Farmasi Sosial, Kimia Farmasi
Articles 111 Documents
ANALISIS PENGGUNAAN OBAT GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG Dedy Friyanto; Siti Lestari
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.614

Abstract

ABSTRAK Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah suatu kondisi refluksnya HCL dari gaster ke esofagus, mengakibatkan gejala klinis dan komplikasi yang menurunkan kualitas hidup seseorang. Angka pravalensi di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat yaitu sebanyak 25,18% pada tahun 2002, peningkatan ini terjadi akibat adanya perubahan gaya hidup yang dapat meningkatkan faktor risiko GERD seperti merokok dan minum kopi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analis kuantitatif untuk mengetahui angka kejadian, kerasionalan penggunaan obat dan faktor hubungan penyakit sedangkan kualitatif untuk mengetahui gambaran pola penggunaan obat dan karateristik pasien GERD dengan metode observasional. Hasil penelitian angka kejadian GERD di RSUD Karawang adalah 68 pasien, pada pasien perempuan lebih tinggi sebesar 51,5% (35 pasien) dan Kerasionalan terapi pada pasien GERD di RSUD Karawang menggunakan tiga literatur yaitu Pharmacotherapy Handbook, British National Formulary edition 70 dan Konsensus GERD di Indonesia edisi tahun 2013 diperoleh hasil rata-rata: tepat indikasi sebesar 80,4%, tepat obat sebesar 59,3%, tepat pasien sebesar 89,7% dan tepat dosis sebesar 64%. Pada analisis bivariat menggunakan analisis Kruskal Wallis nilai p sebesar 0,014 menunjukkan jenis kelamin adalah faktor resiko tanda dan gejala Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Kata Kunci : Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), Prevalensi, Rasionalitas terapi, Pasien Rawat Jalan. ABSTRACT Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) is a condition of HCL reflux from gastric to esophagus, resulting in clinical symptoms and complications that reduce a person's quality of life. The pravalence rate in Indonesia has increased from year to year by as much as 25.18% in 2002, this increase is due to lifestyle changes that can increase GERD risk factors such as smoking and drinking coffee. This study uses a quantitative analyst research design to determine the incidence, rational use of drugs and disease relationship factors while qualitative to describe the pattern of drug use and characteristics of GERD patients with observational methods. The results of the study of the incidence of GERD in RSUD Karawang were 68 patients, in female patients higher by 51.5% (35 patients) and rationality of therapy in GERD patients in RSUD Karawang using three literature namely Pharmacotherapy Handbook, British National Formulary edition 70 and GERD Consensus in the 2013 edition of Indonesia the average results were obtained: the exact indication was 80.4%, the exact drug was 59.3%, the exact patient was 89.7% and the exact dose was 64%. In the bivariate analysis using the Kruskal Wallis analysis the p value of 0.014 indicates gender is a risk factor for signs and symptoms of Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Keywords : Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), Prevalence, Rationality of therapy, Outpatients.
PENGARUH VARIASI GELLING AGENT KARBOMER 934 EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix DC) TERHADAP SIFAT FISIK GEL DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus Anggun Hari Kusumawati; Siti Hufi Hutami
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.615

Abstract

ABSTRAK Ekstrak etanolik daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) mempunyai banyak zat khasiat dimana salah satu zat aktif tersebut berkhasiat sebagai antibakteri. Penggunaan ekstrak etanolik dalam bentuk kental sangat tidak efisien dalam pemakaiannya, sehingga perlu dibuat dalam bentuk sediaan topical, misalnya gel. Penggunaan Karbomer 934 sebagai gelling agent dapat meningkatkan konsistensi basis yang akan berpengaruh terhadap pelepasan zat aktif di dalam gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kadar basis Karbomer 934 gel ekstrak etanolik daun jeruk purut terhadap sifat fisik gel dan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Gel dibuat dalam 4 formula dengan konsentrasi basis Karbomer 934 yaitu 0,5 %, 1%, 1,5%, dan 2%. Gel diuji sifat fisik (organolepstis, homogenitas, pH, viskositas, daya lekat, daya sebar, dan uji hedonik) dan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Data dari uji sifat fisik dan pengukuran diameter zona hambat anti bakteri dianalisis dengan statistika Uji Kruskall-Wallis dan Mann-Withney Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi konsentrasi Karbomer 0,5 %, 1 %, 1,5 % dan 2% sebagai gelling agent gel ekstrak etanol daun jeruk purut berpengaruh terhadap sifat fisik gel dan aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Semakin besar konsentrasi Karbomer 934, viskositas semakin besar dengan FI= 3079 cP.s, FII= 8135 cP.s, FIII= 13136 cP.s, FIV= 14307 cP.s, menurunkan daya sebar dengan FI= 5.14 cm, FII= 4.04 cm, FIII= 3.51 cm, FIV= 3.35 cm, meningkatakan daya lekat dengan FI= 0.79 cm, FII= 0.87 cm, FIII= 1.05 cm, FIV= 1.16 cm dan menurunkan efektivitas antibakteri dengan FI= 6.4 cm, FII= 5.1, FIII= 5.8 cm dan FIV= 4.9 cm. Kata Kunci : gel, gelling agent, Karbomer 934, Citrus hystrix D.C , Staphylococcus aureus. ABSTRCT Ethanolic extract of kaffir lime leaves (Citrus hystrix D.C) Has many active compounds, antimicrobial activity have been reported numerously. Ethanolic extract of Kaffir Lime leaves can’t directly exposure to the human skin. It can be increased of skin rash and eritema. The extract can be formulated in topical product like gel preparation. The aim of this work was to determine the effect of variations in base levels of Karbomer 934 gel ethanolic extract of kaffir lime leaves on the physical properties of gel and antibacterial activity against Staphylococcus aureus. The gel is made in 4 formulas with a base concentration of Carbomer 934 which is 0.5%, 1%, 1.5%, and 2%. Gel was tested for physical properties (organolepstis, homogeneity, pH, viscosity, adhesion, dispersion, and hedonic test) and antibacterial power to Staphylococcus aureus. Measuring the diameter of the antibacterial inhibition zone after incubation at 37ºC for 24 hours. Data from the physical properties test and measuring the diameter of the anti-bacterial inhibitory zone were analyzed by statistical with Kruskal-Wallis test and Mann-Withney test. The results of this study concluded that variations in Carbomer 934 concentration as gelling agent gel ethanol extract of kaffir lime leaves had an effect on the physical properties of the gel and antibacterial activity against Staphylococcus aureus. The greater concentration of Carbomer 934, increase the viscosity value with FI= 3079 cP.s, FII= 8135 cP.s, FIII= 13136 cP.s, FIV= 14307 cP.s, decrease the spreadability with FI= 5.14 cm, FII= 4.04 cm, FIII= 3.51 cm, FIV= 3.35 cm, increase in adhesion with FI= 0.79 cm, FII= 0.87 cm, FIII= 1.05 cm, FIV= 1.16 cm and decrease the effectiveness of the antibacterial with FI= 6.4 cm, FII= 5.1, FIII= 5.8 cm dan FIV= 4.9 cm. Keywords: gel, gelling agent, Carbomer 934, Citrus hystrix D.C , Staphylococcus aureus.
STUDI ETNOBOTANI & ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN OBAT DI DESA CIGUNUNGSARI KECAMATAN TEGALWARU KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT Neni Sri Gunarti; Eva Nurlina
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.616

Abstract

ABSTRAK Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang biasa digunakan oleh masyarakat di Indonesia sebagai bahan obat guna mengobati berbagai penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, cara pemanfaatan tanaman, serta kesesuaian antara pengetahuan masyarakat desa Cigunungsari secara empiris dengan kajian etnofarmokologi yang sudah di teliti sebelumnya. Metode penelitian yang di gunakan dengan teknik metode snowball sampling yaitu pemilihan informan di dapat dari rekomendasi informan sebelumnya . Penelitian di lakukan dengan cara wawancara dan penyajian data dengan cara kuantitatif yang dilakukan dengan mengukur persentase sitasi. Hasil menunjukan terdapat 23 jenis tanaman obat yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat di desa Cigunungsari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten karawang. Bagian tanaman yang sering digunakan yaitu daun sebanyak 69,7%, cara penggunaan yang sering dilakukan yaitu dengan cara diminum sebanyak 73,91%, dan cara pengolahan yang paling sering dilakukan adalah dengan cara di rebus yaitu sebanyak 56,52%, serta tidak semua tanaman memiliki kesesuaian dengan kajian etnofarmakologi mengenai khasiat dari tanaman tersebut. Kata kunci : Etnobotani, etnofarmakologi, tumbuhan obat, snowball sampling. ABSTRACT Medicinal plants are plants commonly used by people in Indonesia as medicinal ingredients to treat various diseases. The purpose of this study was to determine the types of plants, parts of plants used, how to use the plants, and the suitability between the knowledge of the Cigunungsari village people empirically with ethnopharmocological studies that have been studied previously. The research was conducted by interviewing and presenting data in a quantitative way by measuring the percentage of citations. The results showed that there were 23 types of medicinal plants used as medicine by the community in the village of Cigunungsari. Parts of plants that are often used are leaves as much as 69.7%, the method of use that is often done is by drinking as much as 73.91%, and the method of processing most often done is by boiling as much as 56.52%. Keywords: Ethnobotany, ethnopharmacology, medicinal plants, snowball sampling.
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI GELLING AGENT CARBOPOL 940 TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN GEL HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum Sanctum L.) Iin Lidia Putama Mursal; Anggun Hari Kusumawati; Devi Hartianti Puspasari
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.617

Abstract

ABSTRAK Hand sanitizer adalah produk efektif dan murah yang dapat mengurangi mikroorganisme pada kulit. Banyak hand sanitizer yang mengandung etanol dan alkohol dengan kadar 60% -95% tetapi kandungan alkohol dalam hand sanitizer dapat menyebabkan resiko kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gelling agent Carbopol 940 terhadap sifat fisik sediaan gel hand sanitizer. Konsentrasi yang digunakan untuk gelling agent Carbopol 940 yaitu 0,5%; 1%; 1,5%. Uji sifat fisik meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar dan uji daya lekat. Hasil penelitian sifat fisik sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun kemangi yaitu peningkatan kadar gelling agent menyebabkan warna gel semakin pudar, wujud semakin kental, peningkatan viskositas, peningkatan daya lekat dan penurunan daya sebar. Berdasarkan uji sifat fisik sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun kemangi dapat disimpulkan bahwa (F2) dengan konsentrasi 1% Carbopol 940 adalah formula optimal karena memenuhi semua persyaratan sifat fisik gel. Kata kunci : gelling agent, carbopol 940, sifat fisik, Ocimum sanctum L. ABSTRACT Hand sanitizers were effective and inexpensive product that can reduce of microorganims on the skin. Many hand sanitizer have contents up to 60%-95% ethanol and isopropyl alcohol, but using alcohol in hand sanitizer can cause health risks effect. The aim of this work was to determine the effects of gelling agent Carbopol 940 on physical properties of formulation gel hand sanitizer. The concentration that used for the Carbopol 940 gelling agent are 0,5%; 1%; 1,5%. The test of physical properties includes organoleptic, homogeneity, pH, viscosity, dispersive ability, and adhesion The results of this research on the physical properties gel hand sanitizer of basil essensial oil, showed that the increasing of gelling agent consentrasion, makes the gel getting faded, more thicker, increase of viscosity, adhesion and decrease of dispersive ability. Based on the physical properties test, (F2) with 1% concentration of Carbopol 940 is the optimal formula it caused by it suitable all the parameters of the physical properties of gel. Keywords : gelling agent, carbopol 940, physical properties, Ocimum sanctum L.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa Lia Fikayuniar; Neni Sri Gunarti; Mellya Apriliani
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.618

Abstract

ABSTRAK Kunyit (Curcuma longa L.) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang termasuk dalam keluarga Zingiberaceae. Senyawa aktif yang terkandung dalam rimpang kunyit (Curcuma longa L.) mampu bekerja sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma longa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Ekstraksi dilakukan dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi paper disk dengan masing-masing konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, 40% b/v. Kontrol positif yang digunakan adalah Ciprofloxacin sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol rimpang kunyit mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan terpenoid. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol rimpang kunyit dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan konsentrasi 40% merupakan konsentrasi yang memberikan diameter zona hambat terbesar terhadap kedua bakteri uji yaitu 8,63 mm dan 7,8 mm. Kata Kunci : aktivitas antibakteri, Curcuma longa L., Staphylococcus aureus, ABSTRACT Turmeric (Curcuma longa L.) is one type of medicinal plant that belongs to the Zingiberaceae family. The active compounds contained in the Curcuma longa L. rhizome can work as antibacterial. This study aims to determine the antibacterial activity of the ethanol extract of Curcuma longa L. Antibacterial activity testing was carried out using the paper disk diffusion method with each extract concentration of 10%, 20%, 30%, 40%. The positive control used was Ciprofloxacin while the negative control used was DMSO. The results of phytochemical screening of the ethanol extract of Curcuma longa L. rhizome contain alkaloids, flavonoids, phenols, tannins and terpenoids. Based on the results of the study, the ethanol extract of turmeric rhizome can inhibit Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa bacteria at concentrations of 10%, 20%, 30%, 40% and 40% concentrations which give the largest inhibition zone diameter of the two test bacteria which is 8.63 mm and 7.8 mm. Keywords: antibacterial activity, Curcuma longa L., Staphylococcus aureus,
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI BATANG CIPLUKAN (Physalis angulata L.) Dadan Ridwanuloh; Fadilah Syarif
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.619

Abstract

ABSTRAK Pemanfaatan tumbuhan di Indonesia banyak digunakan sebagai obat-obatan herbal dan sebagai upaya mempertahankan kesehatan masyarakat. Dari penelitian yang telah dilakukan, baik secara in vitro maupun in vivo, didapatkan informasi bahwa Ciplukan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, dan sitotoksik. Selain itu dari berbagai laporan tumbuhan ini memiliki banyak khasiat tidak lain karena memiliki kandungan senyawa kimia yang fungsinya dapat mengobati suatu penyakit, salah satu senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman Ciplukan ini adalah senyawa flavonoid. Berdasarkan dari hal ini maka dilakukanlah penelitian dengan isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid yang terkandung dalam batang tanaman Ciplukan, Physalis angulata L. Metode yang digunakan adalah Uji Fitokomia, Kromatograpi Lapis Tipis, Kromatografi Kolom, dan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil uji fitokimia menunjukan bahwa batang Ciplukan mengandung senyawa Kuinon, flavonoid, saponin, dan monosesquiterpeoid, dan polifenol. Uji KLT dengan eluen n-heksan-etil asetat (7:3) menunjukan kromatogram berwarna biru dengan Rf 0.8 cm. Beberapa fraksi hasil Kromatografi Kolom kemudian di Spektrofotometri UV-Vis menunjukan senyawa tersebut merupakan senyawa flavonoid jenis flavanon. Kata Kunci : Senyawa Flavonoid, Ciplukan (Physalis angulata L.). ABSTRACT The use of plants in Indonesia is widely used as herbal medicines and as an effort to maintain public health. One type of plant that is used as herbal medicines is the Ciplukan plant. In addition, from various reports of this plant has many other properties because it contains chemical compounds whose function is to treat a disease, one of the chemical compounds contained in this Ciplukan plant is a flavonoid compound. Based on this, a study was conducted with the isolation and identification of flavonoid compounds contained in the stem of the Ciplukan plant, Physalis angulata L. The methods used were Phytochomia Test, Thin Layer Chromatography, Column Chromatography, and UV-Vis Spectrophotometry. Phytochemical test results show that the Ciplukan stem contains Kuinon, flavonoid, saponin, and monosesquiterpeoid compounds, and polyphenols. TLC test with n-hexane-ethyl acetate (7: 3) eluent showed a blue chromatogram with Rf 0.8 cm. Several fractions of the results of the chromatography column later on UV-Vis Spectrophotometry showed that the compound was a flavonoid type of flavanone. Keynote : Flavonoid, Ciplukan (Physalis angulata L.).
EVALUASI KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DENGAN METODE GYSSENS DI RSUD KARAWANG Diany Astuti; Yuli Nurhayati
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.620

Abstract

ABSTRAK Peresepan antibiotik untuk pasien anak-anak paling banyak digunakan dalam terapi. Penggunaan Antibiotik untuk anak-anak harus diawasi dan dikendalikan karena penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol dan tidak tepat dapat berdampak pada kegagalan efek terapi yang diharapkan dan kemungkinan dapat meyebabkan resistensi antimikroba. Pemakaian antibiotik harus dianalisis untuk mengendalikan resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini untuk menilai rasionalitas terapi antibiotik pada pasien anak. Penelitian ini merupakan analisis deskriptif retrospektif dengan pengambilan data purposive sampling. Subjek dari penelitian adalah rekam medis dari bangsal anak RSUD Karawang. Rasionalitas penggunaan antibiotik adalah penilaian melalui metode gyssens. 147 data dianalisis untuk penelitian ini terdiri dari anak laki-laki (54,40%) dan perempuan (45,60%) dengan kasus demam tifoid (53,10), diare (24,5%) dan bronkopneumonia (22,4%). Antibiotik yang digunakan sefotaksim (71,43%), amoksisilin (5,44%) dan kloramfenikol (4,76%). Penilaian antibiotik melalui metode Gyssens adalah skala IVA (93,20%), skala IIB (6,12%) dan skala IIIA (0,68%). Kata Kunci: Antibiotik, Rasionalitas, Metode Gyssens. ABSTRACT Antibiotics prescription for pediatric patients is most widely used in therapy. Antibiotic use for pediatric must be watched and controlled because uncontrolled and inappropriate use of antibiotic can impact on failure of expected therapeutic effect and can also cause the possibility of antimicrobial resistance. Antibiotic consumption is must analyzed for controlling the antibiotics resistance. The aim of study The aim of this study was to assess the rationality of antibiotic therapy in pediatric patients. This research is a retrospective descriptive analysis with purposive data sampling. Subject of study are medical record from pediatric ward in RSUD Karawang. Rationality used of antibiotic is asses through Gyssens method. 147 data was analyzed for this study consist of boys (54,40%) and girls (45,60%) with case of typhoid fever (53,10), diarrhea (24,5%) and bronchopneumonia (22,4%). Antibiotic was use Cefotaxime (71,43%), Amoxicillin (5,44%), Chloramphenicol (4,76%)etc. Assessment antibiotic through Gyssens method are IVA scale (93,20%), IIB scale ( 6,12%) and IIIA scale (0,68%). Keyword : Antibiotic, Rationality, Gyssens Method.
ANALISA KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DEWASA POLI PENYAKIT DALAM DI RSUD KARAWANG Maya Arfania; Raden Neng Yuni Budiarti
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.621

Abstract

ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi. Adanya beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, diantaranya usia, tidak dapat mengendalikan stress, kualitas pelayanan kesehatan, polifarmasi. Salah satu penentu keberhasilan terapi adalah adanya kepatuhan minum obat pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien dewasa dan hubungan antara faktor risiko dengan jenis kelamin dan polifarmasi di RSUD Karawang. Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan desain cross sectional dimana sampel diambil dengan teknik Purposive Random Sampling. Dari 115 resep yang diperoleh selama penelitian, terdapat 31 pasien (27%) laki-laki dan 84 pasien (73%) perempuan. Setelah dilakukan wawancara menggunakan kuesioner MMAS-8, didapatkan hasil sebanyak (22,6%) patuh dan (77,4%) pasien dewasa tidak patuh. Dari hasil analisis berdasarkan uji Chi Square dapat disimpulkan Jenis Kelamin (p=0,317) dan Polifarmasi (p=0,459) bukan fakor resiko terhadap ketidakpatuhan minum obat hipertensi pada pasien dewasa. Kata Kunci: Hipertensi, Tingkat Kepatuhan, Faktor Resiko ABSTRACT The hypertension is a chronic disease that needs to be treated properly and continuously. There are several things that cause hypertension disease, age, can not control the stress, quality of health services, polypharmacy .One of the critical success of therapy is medication compliance by patients. The purpose of this research is to see an overview the compliance level of adult patient’s anti-hypertention and the relationship between risk factors at gender and polypharmacy at RSUD Karawang. This is a analysis research with cross sectional where sample were taken by purposive random sampling technique. From 115 prescriptions, there were 31 male (27%) Patients and 84 female (73%) patients. After the interview using MMAS-8 questionnare, there were (22,6%) compliance and (77,4%) uncompliance adult patient. From the results of the analysis based on Chi Square test, it can be concluded that Gender (p=0,317) and Polypharmacy (p=0,459) is not a risk factor for uncompliance in taking hypertension medication in Adult patients. Keywords: Hipertensi, Compliance, Risk Factor
HUBUNGAN KEPUASAN TERAPI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PELAYANAN PRIMER (PUSKESMAS JETIS 1 BANTUL) Akrom; Muhammad Muhlis; Yenny Sri Wahyuni
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 2 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i2.736

Abstract

Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Melitus merupakan sindrom metabolis kronis yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Desain Penelitian ini adalah penelitian jenis Observasional, dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana subyek penelitian hanya diobservasi. Penelitian ini mengambil subyek sebanyak 109 pasien. Pengambilan data secara prosepektif dan dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari pasien melalui wawancara tatap muka (face-to-face interview) menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini berjumlah dua kuesioner yaitu, data demografi pasien, kuesioner kepuasan (TSQM), kuesioner Kualitas Hidup (EQ5D). Analisis data menggunakan Uji Statistik dengan bantuan SPSS versi 23. Data sosio-demografi pasien meliputi jenis kelamin, usia, pernikahan, pekerjaan, pendidikan dan penyakit penyerta pasien pendeita DM type 2 disajiakan dalam tabel distribusi frekuensi. Uji Chi Squaredilakukan untuk mengetahui hubungan antara sosio-demografi dengan kepuasan terapi dan hubungan sosio-demografi dengan kualitas hidup. Hasil hitung dengan bantuan SPSS versi 23 menunjukkan bahwa nilai p value >0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sosio-demografi dengan kepuasan terapi dan tidak ada hubungan antara sosio-demografi dengan kualitas hidup. Hubungan antara kepuasan terapi dengan kualitas hidup dilakukan uji korelasi Spearman’s rho. Hasilnya diperoleh nilai p value (0,006) < 0,05. dengan demikian dapat disimpukan bahwa terdapat hubungan antara kepuasan terapi dengan kualitas hidup pasien penderita DM type-2. Kata Kunci: Diabetes melitus tipe 2, Kepuasan Terapi dan Kualitas Hidup
Formulasi dan Evaluasi Fisik Sediaan Sheet Mask Ekstrak Etanol 96% Ketan Putih (Oryza sativa L. var glutinosa) Anggun Hari Kusumawati; Iput Mamput Cahyono
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 2 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i2.737

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui formulasi yang paling optimal dan untuk mengetahui hasil evaluasi fisik sediaan sheet mask ekstrak beras ketan putih. Metode pembuatan formulasi secara eksperimental menggunakan CMC Na sebagai agen penambah viskositas dengan konsentrasi F1 (0,2%); F2 (0,3%); dan F3 (0,4%). Evaluasi yang dilakukan adalah uji organoleptik,uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji kesukaan dan uji iritasi. Hasil penelitian menunjukkan sediaan esensi berupa larutan kental dengan bau khas dan berwarna putih pucat serta homogen. Nilai pH sediaan F1 (4,92±0,01), F2 (4,95±0,01), dan F3 (4,97±0,02). Viskositas formula F1 (145,47±10,02 cPoise), F2 (180,37±3,63 cPoise), dan F3 (194,80±18,56 cPoise). Uji kesukaan terhadap 32 responden memperlihatkan bahwa kesukaan rata-rata terhadap warna esensi netral/ biasa, terhadap aroma adalah suka dan terhadap tekstur esensi adalah biasa. Pengujian iritasi terhadap 30 relawan menunjukan hasil bahwa sediaan sheet mask beras ketan putih adalah aman dengan nilai indeks iritasi yang didapat 0,004 (tidak berarti). Kata Kunci: beras ketan putih, sheet mask, CMC Na.

Page 4 of 12 | Total Record : 111