cover
Contact Name
Anitawati
Contact Email
jurnal.bebasan@gmail.com
Phone
+6287771921908
Journal Mail Official
jurnal.bebasan@gmail.com
Editorial Address
Kantor Bahasa Banten, Kompleks Perkantoran BPCB, Jalan Letnan Djidun Blok J Nomor 2, Lontar Baru Kepandean, Serang, Banten 42115
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Bébasan
Published by Kantor Bahasa Banten
ISSN : 24067466     EISSN : 27214362     DOI : https://doi.org/10.26499/bebasan
Core Subject : Education,
BÉBASAN is a journal aiming to publish literary studies (either Indonesian, local, or foreign literature) and linguistic studies (either applied linguistic and/or linguistic in pedagogy). All articles in BÉBASAN have already passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. BÉBASAN is published by Kantor Bahasa Banten twice a year, in June and December.
Articles 119 Documents
Weaving Baduy Identity in Media Sign of Weaving Baduy Identity in “Desa Kanekes” Website (Spatial Semiotic Discourse Analysis yulianti, santy
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 8, No 1 (2021): BÉBASAN EDISI JUNI 2021
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v8i1.158

Abstract

This paper explores the contribution of media in changing the image of an indigenous community by  controlling some information of the tribal values possessed by the Baduy tribe in the media. The media that represent Baduy Tribe to public is called  "Desa Kanekes" which invite readers to see the transformation from isolate tribe to tolerate tribe y. Framing in commodification spaces are identified in this media so that by using discourse framing by Foucault, Barthes's semiology, and commodification by Christ Ryan, this paper will describe and interpret the hidden sign  in the website. Baduy’sidentity has unknowingly changed direction from farmers to craftsmen.  The website contains  articles that certainly support the government program to increase the production of weaving that can support the economic life of the Baduy community. The view point of Baduy life principle which is living a simple and spiritual life is changing through this website. Baduy tribe is directed to become modern indigenous people. This process can be seen on this website that is classified into two spatial codes, i.e. public space and private space. Public spaces are represented in Baduy festival columns and Meretas Mimpi. The private spaces are represented in writing about ritual cultivation and weaving. Ambiguity occurs in most articles because the unexplained division of custom territory that is the basis of the Baduy interaction boundaries . The identity of the actual Baduy (Inner Baduy) does not receive any portion in this website. This could impact to their existence in the future. There is an indication that the Baduy Luar is Baduy thoroughly. This is certainly contrary to reality.
BENTUK TINDAK TUTUR PRAGMATIK PADA WACANA PEMILIHAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH DAN WALIKOTA PALU TAHUN 2020 Tamrin, Tamrin
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 7, No 2 (2020): BÉBASAN EDISI DESEMBER 2020
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v7i2.125

Abstract

Tindak tutur adalah  gejala  individu seseorang yang bersifat psikologis dalam  keberlangsungan  yang ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dengan mengangkat kasus bentuk tindak tutur pragmatik pada wacana pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah dan Wali Kota Palu 2020, penelitian ini bertujuan  untuk mendeskripsikan bentuk dan makna tindak tutur pragmatik dalam spanduk kampanye pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah dan pemilihan wali kota dan wakil wali kota Palu tahun 2020. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik observasi, foto rekam, dan pembuatan catatan. dan perekaman, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode agih atau metode struktural.  Hasil analisis menunjukkan bahwa  bentuk tindak tutur pada spanduk pemilihan Gubernur  Sulawesi Tengah dan Wali Kota Palu yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi,  dan  perlokusi. Makna yang terkandung  pada tindak tutur  bermakna memperkenalkan diri tanpa tendensi kepada mitra tutur, menginformasikan sesuatu yaitu progam kerja  dan melakukan sesuatu kepada mitra tutur, dan memengaruhi mitra tutur untuk memilih mereka.
Vitalitas Bahasa Pamona di Kabupaten Poso Gari, Siti Fatinah
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 8, No 2 (2021): BÉBASAN EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v8i2.237

Abstract

Abstrak Penelitian vitalitas bahasa di dunia, termasuk di Indonesia sudah banyak dilakukan. Namun, di Sulawesi Tengah bahasa-bahasa yang dikaji vitalitasnya masih sebagian kecil. Penelitian ini menelaah permasalahan tentang bagaimanakah status vitalitas bahasa Pamona di Kabupaten Poso? Sejalan dengan itu, kajian ini bertujuan mendeskripsikan status vitalitas bahasa Pamona di Kabupaten Poso. Pengumpulan data menggunakan teknik pengisian kuesioner, pengamatan, perekaman, pencatatan, wawancara mendalam dan terstruktur, serta penelusuran dokumen. Data kuantitatif diolah menggunakan Program Excel dan SPSS. Status vitalitas bahasa ditentukan melalui rerata indeks indikator penutur, kontak bahasa, bilingualisme, posisi dominan masyarakat penutur, ranah penggunaan bahasa, sikap bahasa, regulasi, pembelajaran, dokumentasi, dan tantangan baru dikorelasikan dengan karakteristik responden serta  dikaitkan dengan lima tingkatan vitalitas (rerata indeks 0,00—0,20 berstatus kritis, 0,21—0,40 terancam punah, 0,41—0,61 mengalami kemunduran, 0,61—0,80 rentan, dan 0,81—1,00 aman). Rerata indeks itu dihubungkan dengan rasio penutur, nilai dokumentasi bahasa, dan data kualitatif. Penelitian ini menemukan bahwa nilai indeks terendah terdapat pada indikator kontak bahasa (0,13), regulasi (0,36), dan bilingualisme (0,52), sedangkan nilai indeks tertinggi terdapat pada indikator posisi dominan (0,97) diikuti pembelajaran (0,86), sikap bahasa (0,82), ranah penggunaan bahasa (0,65), dan tantangan baru (0,61). Rerata indeks keseluruhan indikator itu sebesar 0,61. Angka indeks itu menunjukkan bahwa vitalitas bahasa Pamona di Kabupaten Poso berada pada kategori rentan, tetapi mendekati mengalami kemunduran. Hal itu didukung kualitas dan jenis dokumentasi bahasa Pamona. Etnik Pamona mayoritas dwibahasawan. Namun, dalam ranah keluarga, keagamaan, transaksi (jual-beli), dan pendidikan (kelas 1—3 SD) bahasa Pamona masih digunakan.Abstract There are many studies on the vitality of language that have been carried out in the world including in Indonesia. However, the vitality of the languages study in Central Sulawesi is only a few. This research examines the problem of what is the vitality status of the Pamona language in Poso Regency. In line with that, this study aims to describe the vitality status of the Pamona language in Poso Regency. The data collection has been done by using questionnaires filling techniques, observation, recording, note taking, in-depth and structured interviews, and document searches. Quantitative data were processed using Excel and SPSS programs. The vitality status of language is determined by the mean index of indicators for speakers, language contact, bilingualism, dominant position of the speaking community, the realm of language use, language attitudes, regulation, learning, documentation and new challenges which are correlated with the characteristics of respondents and associated with five levels of vitality (mean index 0, 00-0.20 are in critical status, 0.21-0.40 are threatened with extinction, 0.41-0.61 has decreased, 0.61-0.80 are vulnerable, and 0.81-1.00 is safe). The average index was related to the ratio of speakers, the value of language documentation, and qualitative data. This study found that the lowest index value was found in the indicators of language contact (0.13), regulation (0.36), and bilingualism (0.52), while the highest index value was found in the indicator of dominant position (0.97) followed by learning (0.86), language attitudes (0.82), realm of language use (0.65), and new challenges (0.61). The average index for these indicators is 0.61. The index figure shows that the vitality of the Pamona language in Poso Regency is in the vulnerable category, but is approaching the decline category. This is supported by the quality and type of Pamona language documentation. The majority of Pamona ethnicity are bilingual. However, in the realm of family, religion, transaction (buying and selling), and education (grades 1-3 SD) Pamona language is still used.
Menelusuri Maut dan Cinta Karya Mochtar Lubis: Nasionalisme dan Karakter Bangsa wuryandari, nurweni sapta
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 8, No 1 (2021): BÉBASAN EDISI JUNI 2021
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v8i1.137

Abstract

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana gagasan nasionalisme diungkapkan dalam karya sastra, khususnya novel Maut dan Cinta karya Mochtar Lubis. Upaya yang dilakukan untuk mengetahui gagasan nasionalisme melalui struktur naratif, antara lain, (a) cerita yang bertokoh dan berlatar masa revolusi Indonesia, (b) sikap, perilaku, dan gagasan tokoh, dan (c) deskripsi narator tokoh-tokoh yang ditampilkan. Melalui ketiga hal tersebut, terutama sikap dan perilaku yang ditampilkan akan mengasah empati, sekaligus mengasah budi pekerti sehingga akan tumbuh rasa nasionalisme dan karakter bangsa. Penelitian ini menggunakan perspektif nasionalisme menurut Ben Anderson dengan menggunakan pendekatan strukturalisme. Pengambilan data dilakukan melalui kepustakaan, yaitu dengan teknik simak dan catat isi novel yang menggambarkan masalah tersebut. Analisis data diawali dengan interpretasi nasionalisme dalam teks novel tersebut. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa Maut dan Cinta mengungkapkan nasionalisme, yang secara tidak langsung dapat menumbuhkan karakter bangsa.Kunci: nasionalisme, budi pekerti, dan karakter bangsa
Subalternitas dan Representasi Ganda dalam Cerita Pendek "Kalabaka" Karya Iksaka Banu Fadilah, Yuniardi
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 7, No 2 (2020): BÉBASAN EDISI DESEMBER 2020
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v7i2.135

Abstract

In the short story titled "Kalabaka" which revolves around the colonial period, the problem of the colonizers and the colonized always involves the problem of the East-West dichotomy. This short story also concerns about power relations, identity, and space. Related to the power relations between the colonizers and the colonized, then, the role of the dominant and subalterns emerged. In this case, the dominant one is certainly the colonialist, and subalterns are the colonized indigenous people. These issues make this research choose to use Gayatri Spivak's view of subalternity and representation. Therefore, the research seeks to explain the subaltern position constructed by the structure of the short story and the role of representation as a form of the perpetuation of colonialism. In the short story "Kalabaka", subalternity is created because of the dominant position of the colonialist leader over the indigenous people. This Western perspective then always looks down on the East. This then led to the emergence of representations that tried to fill the position of Kalabaka figures and the Banda community by Dutch figures in the story.
CERITA JOKO DOLOG DALAM BUKU CERITA DAN PERTUNJUKAN LUDRUK: KAJIAN ALIH WAHANA Nilofar, Naila
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 8, No 2 (2021): BÉBASAN EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v8i2.243

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk alih wahana cerita Joko Dolog dari buku cerita ke dalam pertunjukan ludruk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori Kelisanan dan Keaksaraan Walter J. Ong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih wahana cerita Joko Dolog dari buku cerita ke dalam pertunjukan ludruk menimbulkan beberapa perbedaan. Perbedaan antara cerita Joko Dolog dalam buku cerita dan pertunjukan ludruk terdapat pada tokoh dan alur cerita. Jumlah tokoh yang ada dalam pertunjukan ludruk lebih banyak daripada tokoh dalam buku cerita. Alur cerita dalam pertunjukan ludruk lebih detail daripada alur dalam buku cerita. 
ELEGI SEORANG TURIS: INTERKULTURALITAS PUISI-PUISI Z. ZAWAWI IMRON DALAM REFREIN DI SUDUT DAM Kurniawan, Abimardha
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 2, No 1 (2015): BÉBASAN EDISI JUNI 2015
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v2i1.226

Abstract

Abstrak: Festival sastra tahunan Winternachten telah membawa penyair terkemuka Indonesia, D. Zawawi Imron, menjalani kontak dengan budaya di Negeri Belanda. Ia mendokumentasikannya melalui puisi-puisi yang terkumpul dalam Refrein di Sudut Dam (2003). Melalui puisi-puisi tersebut kita bisa mengamati bagaimana komunikasi interkultural terjadi. Sebagai subjek puisi-puisi tersebut, yang direpresentasikan sebagai “Aku” dalam teks, sang penyair memaknai dan menilai praktik budaya yang ia temui di luar lokus budayanya. Tindak pemaknaannya dipengaruhi oleh memori kolektif orang Indonesia tentang kolonialisasi Belanda maupun konstruksi identitasnya sebagai Muslim, orang Indonesia, dan Madura. Ia juga mengalami keterkejutan budaya dalam kontak budaya tersebut. Untuk mengantisipasi kondisi itu, ia punya strategi adaptasi. Akan tetapi jika strategi itu gagal, maka ia memilih kembali kepada “budaya-ibu” miliknya. Ia punya banyak pilihan untuk kembali karena iahanyalah seorang turis yang pergi mengunjungi negeri asing. Abstract: The annual literatur festival named Winternachten brought the fame Indonesian poet D. Zawawi Imron making contact with cultural things in the etherlands. He documented his cultural contact through poems that collected in anthology Refrein di Sudut Dam (2003). By those poems we can see how the intercultural communication had been. As subject of those poems, who represented by “Aku” within texts, the poet interpreted to make an assessment of the cultural practices which founded by him on the outside of his cultural locus. His interpretations act had influenced by Indonesian collective memories about Dutch colonization and also his identity construction as Moslem, Indonesian and Madura people. He also got any cultural shocks for his cultural contact. The anticipation to its condition was the strategies of adaptation. But if those strategies were failing, he had chosen to return to his mother-culture at all. He had many options to return because he just a tourist who went to visit the foreign country.
NOMINALISASI BAHASA PRANCIS DALAM TEKS PIDATO PRESIDEN EMMANUEL MACRON MENGENAI VIRUS COVID-19: KAJIAN MORFOSEMANTIS Widiasri, Fathiyyah Sekar; Sofyan, Agus Nero
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 8, No 1 (2021): BÉBASAN EDISI JUNI 2021
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v8i1.159

Abstract

Judul penelitian ini adalah “Nominalisasi Bahasa Prancis dalam Teks Pidato Prsiden Emmanuel Macron Mengenai Virus Covid-19: Kajian Morfosemantis”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses morfologis nominalisasi verba dan adjektiva dalam bahasa Prancis dan mendeskripsikan perubahan makna yang dialami kata hasil nominalisasi verba dan adjektiva bahasa Prancis. Objek pada penelitian ini adalah nomina yang terbentuk dari verba dan adjektiva dalam bahasa Prancis. Data diperoleh dari teks pidato presiden Prancis Emmanuel Macron pada tanggal 16 Maret 2020 mengenai virus Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan 42 data  nominalisasi verba dan adjektiva. Pada nominalisasi verba, ditemukan 34 data yang terdiri dari 18 sufiks –ion, 9 sufiks –ement, 2 sufiks –ant, 2 sufiks –ure, 2 sufiks –eur, dan 1 sufiks –age. Sufiks-sufiks tersebut membentuk makna action ‘tidakan’, résultat de l’action ‘hasil dari tindakan’, agent ‘pelaku’, dan objet ‘objek’. Sedangkan pada nominalisasi adjektiva, ditemukan 8 data yang terdiri dari 6 sufiks –té, 1 sufiks –ence, dan 2 sufiks –iste. Sufiks-sufiks tersebut membentuk makna action ‘tindakan’, agent ‘pelaku’, dan état ‘keadaan’.
TRANSFORMASI DONGENG KLASIK KE WEBTOON ( KARTUN DALAM BENTUK WEB Bahtiar, Ahmad
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 7, No 2 (2020): BÉBASAN EDISI DESEMBER 2020
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v7i2.128

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana transformasi dongeng klasik ke dongeng modern yang berbentuk webtoon (kartun dalam bentuk web). Data yang digunakan  adalah dongeng klasik Bawang Putih Bawang Merah dan Timun Emas  serta webtoon Mera Puti Emas karya Kathrinna  Rakhmavika. Webtoon Mera Puti Emas dipilih karena cerita tersebut menggabungkan tokoh-tokoh dalam dongeng klasik Bawang Putih Bawang Merah dan Timun Emas. Oleh karena itu,  penelitian kualitatif ini menggunakan metode karakteristik tokoh untuk mengungkapkan  transformasi tersebut. Hasil penelitian menunjukan dalam transformasi tersebut nama-nama tokoh-tokoh dalam dongeng klasik tersebut berganti sehingga karakter mereka pun berubah meskipun dengan kadar yang berbeda. Perubahan lainnya ialah hadirnya tokoh-tokoh baru yang mempengaruhi jalan cerita serta memunculkan nilai-nilai baru yang tidak terdapat dalam dongeng klasik tersebut.Kata Kunci: dongeng, Bawang Putih Bawang Merah, Timun Emas, webtoon, Mera Puti EmasAbstract: This study aims to see how the transformation of classic tales into modern tales in the form of webtoon (cartoons in web form). The data used are the classic fairy tale of Bawang Putih Bawang Merah and Timun Emas and the webtoon of Mera Puti Emas by Kathrinna Rakhmavika. Webtoon Mera Puti Emas was chosen because the story combines the characters in the classic fairy tale Bawang Putih Bawang Merah and Timun Emas. Therefore, this qualitative study uses the character characteristic method to express this transformation. The results showed that in the transformation the names of the figures in the classic tale changed so that their characters also changed even with different levels. Another change is the presence of new characters who influence the storyline and bring up new values that are not contained in these classic tales. Keywords: fairy tales, Bawang Putih Bawang Merah, Timun Emas, webtoon, Mera Puti Emas

Page 12 of 12 | Total Record : 119