cover
Contact Name
Riong Seulina Panjaitan
Contact Email
editorbahanalam@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
editorbahanalam@gmail.com
Editorial Address
Jln Sunter Permai Raya, Jakarta Utara
Location
Kota adm. jakarta utara,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal (INRPJ)
ISSN : -     EISSN : 25028421     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal (INRPJ) merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta yang terbit dua kali dalam setahun.
Articles 174 Documents
ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT SUKU MORONENE TOBU HUKAEA LAEA KABUPATEN BOMBANA SULAWESI TENGGARA Fatma Sari Siharis
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.622 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v1i1.262

Abstract

Abstract: Tobu Hukaea-Laea is the only village that officially recognized in the National Park of Rawa Aopa Watumohai. People who lives in Tobu are native Moronene ethnic, they believed that they are the oldest ethnnic in South East Sulawesi.Their acknowledge of using plants medical plants are important to know and to publicate because the empirical experiences are valuable for developing new drugs. Based on ethnopharmacology study, there are 34 plant species’  that being used as medical plant by people in Tobu Hukaea-Laea. Keywords : Moronene ethnic, ethnopharmacology, medicinal plant. Abstrak: Tobu Hukaea-Laea adalah satu-satunya perkampungan yang diakui secara resmi berada di dalam kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW). Masyarakat yang tinggal di Tobu ini merupakan suku Moronene asli. Mereka percaya bahwa mereka adalah suku tertua di Sulawesi Tenggara. Pengetahuan mereka mengenai penggunaan tumbuhan obat penting untuk diketahui dan dipublikasikan, karena penggunaan obat secara empiris sangat berguna dalam penemuan obat baru. Berdasarkan hasil studi etnofarmakologi tercatat 34 jenis tumbuhan digunakan oleh masyarakat Tobu Hukaea-Laea sebagai tumbuhan obat Kata Kinci: Suku Moronene, etnofarmakologi, tanamaman obat.
PENGARUH KONSENTRASI HYDROXY PROPYL METHYL CELLULOSE (HPMC) SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL RAMBUT EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Hasan Rachmat Marsono
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 2, No 2 (2017): Indonesia Natural research Pharmaceutical Journal
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.54 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v2i2.1943

Abstract

Secara empiris, daun sirih sirih merah telah digunakan oleh masyarakat sebagai antijamur. Tujuan penelitian ini adalah membuat sediaan gel rambut yang mengandung ekstrak daun sirih merah dan evaluasi sifat fisik dan stabilitas fisik dari sediaan gel rambut dengan menggunakan hydroxyl propyl methyl cellulose (HPMC) sebagai gelling agent pada konsentrasi berbeda yaitu 1%, 2%, 3% dan 4%. Metode yang digunakan dalam evaluasi gel adalah pengamatan organoleptis, homogenitas, viskositas, uji kemampuan menyebar, pH, stabilitas fisik dengan metode cycling test, 4±2°C, 27±2°C dan 40±2°C untuk kemudian dilakukan uji mutu fisik kembali untuk mendapatkan nilai kestabilan gel rambut. Berdasarkan hasil penelitian, hydroxy propyl methyl cellolose berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik dari sediaan gel ekstrak daun sirih merah. Formula I dengan konsentrasi HPMC sebesar 1% menunjukan kestabilan fisik yang terbaik dari tiga formula lainnya. Kata kunci : daun sirih merah, gel, hidroxypropil methylcellulose, uji stabilitas fisi
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr) SERTA UJI STABILITAS PENGARUH KONSENTRASI EMULGATOR ASAM STEARAT DAN TRIETANOLAMIN TERHADAP FORMULASI KRIM Sutriningsih Sutriningsih
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.979 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v3i1.1919

Abstract

Radikal bebas menyebabkan penuaan dini, oleh karena itu diperlukan antioksidan untuk mencegah penuaan dini. Daun katuk (Sauropus  androgynus  (L.)  Merr.) memiliki aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa flavonoid flavonol yaitu kaempferol dimana senyawa flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, penentuan aktivitas antioksidan ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode DPPH dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm dan hasil antioksidan ekstrak etanol 80% daun katuk sebesar 797,083 ppm. Untuk  pengujian evaluasi dan stabilitas krim, emulgator dapat mempengaruhi stabilitas krim. Asam stearat dan trietanolamin sering digunakan sebagai emulgator anionik dalam berbagai sediaan dan diformulasikan dengan berbagai perbandingan konsentrasi yaitu 5:1, 6:3 dan 7:5. Pada  pengujian ini dilakukan uji organoleptik, uji homogenitas, uji  pH dan uji viskositas selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada formula I lebih baik dari pada formula II dan III.Kata Kunci : Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr), Antioksidan, Asam Stearat, Trietanolamin
UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL 70% DAUN TAYA (Nauclea subdita (Korth) Steud) TERHADAP MENCIT PUTIH (Mus musculus L.) DENGAN INDUKSI ALOKSAN Diana Laila Ramatillah
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 2, No 2 (2017): Indonesia Natural research Pharmaceutical Journal
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.066 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v2i2.1928

Abstract

Penggunaan obat tradisional lebih aman dari pada penggunaan obat modern karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern, salah satu tumbuhan obat yang di yakini masyarakat Kalimantan Tengah sebagai obat antidiabetes melitus adalah daun taya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas anti diabetes ekstrak etanol 70% daun taya (Nauclea subdita (Korth) Steud) terhadap mencit putih (Mus musculus L.,) dengan induksi aloksan serta membandingkan efektivitas ekstrak etanol 70% daun taya (Nauclea subdita (Korth) Steud) dengan glibenklamid. Dalam penelitian ini terdapat 5 kelompok perlakuan. Kelompok I yaitu kontrol negatif (-) diberikan larutan CMC 0,5%, kelompok II yaitu kontrol positif (+) diberikan obat antidiabetes golongan sulfonilurea yaitu glibenklamid dosis 0,013 mg/20g BB. Sedangkan kelompok III yaitu kelompok uji diberikan dosis 150mg/20g BB disusul kelompok IV  dosis 200mg/20g BB dan kelompok V dengan dosis 250mg/20g BB. Mencit mengalami kenaikan glukosa darah dengan aloksan 70 mg/kg BB dan diinjeksi secara intravena. Data presentase dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk, Levene, One way ANOVA dan Uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan  ekstrak etanol 70% daun taya dengan dosis 150mg/20g BB, 200mg/20g BB dan 250mg/20g BB memiliki aktivitas antidiabetes terhadap mencit putih dengan presentase penurunan kadar glukosa darah berturut-turut 20,56 %, 22,76 % dan 25,45 % serta efektivitas ekstrak etanol 70% daun taya (Nauclea subdita (Korth) Steud) yang paling besar  berturut-turut adalah uji ekstrak III,II dan I adalah 88,25%,78,90% dan 71,28%. Maka dapat disimpulkan ekstrak etanol daun taya mampu menurunkan kadar gula darah mencit yang sudah diberikan aloksan. Efektivitas ekstrak etanol 70% daun taya yang paling besar adalah untuk uji ekstrak III tetapi masih rendah dibandingkan dengan kontrol positif.Kata kunci : Antidiabetes, daun taya (Nauclea subdita (Korth) Steud), induksi aloksan
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI MALTODEKSTRIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA FORMULASI DAN UJI FISIK TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia(Tenore) Steenis) SECARA KEMPA LANGSUNG Victor Siringo-Ringo
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 1, No 2 (2016): Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.405 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v1i2.831

Abstract

ABSTRAK Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) merupakan tumbuhan  yang mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, tannin dan terpenoid. Daun Anredera cordifolia (Tenore) Steenis telah digunakan dalam pengobatan radang mulut, radang tenggorokan, sariawan dan karies gigi.Ekstrak etanol 70% daun binahong pada konsentrasi 20% menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap bakteri penyebab radang mulut dan radang tenggorokan. Pada penelitian ini akan dibuat tablet hisap dengan menggunakan variasi konsentrasi maltodekstrin dalam empat  formula. Tablet yang dihasilkan diuji, meliputi pemeriksaan organoleptik, uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan, uji kerenyahan, uji waktu hancur dan uji tanggapan rasa. Tablet hisap dengan jumlah bahan pengikat maltodekstrin yang lebih besar akan meningkatkan kekerasan, dan penerimaan rasa yang lebih baik, serta memiliki waktu hancur yang lebih lama, tetapi dapat menurunkan sifat alirnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan kadar maltodekstrin 35% pada formula IV sebagai bahan pengisi merupakan formula terbaik untuk tablet hisap ekstrak  daun binahong. Kata Kunci: tablet hisap, ekstrak daun binahong, Anredera  cordifolia (Tenore) Steenis ABSTRACT Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) are plants which contain alkaloids, saponins, flavonoids, tannins and terpenoids. Leaves Anredera cordifolia (Tenore) Steenis has been used in the treatment of inflammation  of the mouth, sore throat, mouth sores and dental caries. 70% ethanol extract of leaves binahong at a concentration of 20% showed antimicrobial activity against bacteria that cause inflammation of the mouth and sore throat. In this study will be made lozenges by using varying concentrations of maltodextrin in four formulas. The resulting tablets were tested, including organoleptic examination, test weight uniformity, size uniformity test, hardness test, crispness test, test and test response time ruined the taste. Lozenges with the amount of binder maltodextrin larger will increase the violence, and acceptance of a better taste, and has destroyed a longer time, but it can decrease alirnya properties. The results showed that 35% of maltodextrin premises levels in formula IV as a filleris the best formula for binahong leaf extractlozenges. Keywords: lozenges, binahong leaf extract, Anredera cordifolia (Tenore) Steenis
Formulation and Physical Stability Test of Effervescent Tablets Containinglactobacillus Bulgariscus Probiotic Bacteria with Wet Method david tanu jaya
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.631 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v4i2.1784

Abstract

The purpose of this study was to determine whether the physical condition and stability of effervescent tablets containing probiotic bacteria differed from other effervescent tablets in the market. The bacterium used to make effervescent tablets is Lactobacillus Bulgariscus which is usually found in yogurt which usually helps the process of forming milk into yogurt. This effervescent tablet uses 3 variations of malic acid and citric acid: 0.8: 0.4; 0.4: 0.4; 0.4: 0.8. Tablets made using probiotic bacterial powders are dried using a spray dryer and using a wet granulation method to make effervescent tablets. The results showed that effervescent tablets containing probiotic bacteria had the results of each evaluation in accordance with the requirements of the 5th edition of Indonesia pharmacopoeia and the best and most stable formula was formula 1 and the formula that barely met the requirements was formula 3. In the test results stability is known that the most ideal storage temperature on effervescent tablets is at cold temperatures around 80. Because at that temperature the bacteria are in the stationary phase and the tablets are noteasy to get an acid-base reaction in the Effervescent tablets.Keywords: Probiotics, Effervescent Tablets, Stability, Lactobacillus
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN SHAMPO DARI EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantia Linn.) Jusnita, Nina
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.728 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v2i1.821

Abstract

Shampo merupakan sediaan kosmetik yang fungsi utamanya untuk membersihkan rambut dan kulit kepala. Secara empiris daun pare dahulu digunakan masyarakat untuk mengatasi masalah rambut. Sediaan shampo diformulasikan dengan menambahkan ekstrak etanol daun pare dengan variasi konsentrasi sebesar 1%, 2%, 3%, dan 4%. Selanjutnya dilakukan pengujian cycling test dan uji stabilitas fisik dengan cara sediaan shampo disimpan pada suhu rendah, suhu ruang, dan suhu tinggi selama 8 minggu, dimana setiap dua minggu dilakukan evaluasi berupa organoleptis, homogenitas, pemeriksaan pH, bobot jenis, viskositas dan sifat alir, tegangan permukaan, serta stabilitas busa.Data yang didapatkan berupa data kualitatif dan data kuantitatif, dimana data kuantitatif kemudian diuji statistik dengan metode ANOVA tipe two way menggunakan software SPSS versi 15.0.Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ditemukan adanya pemisahan fase dan keempat formulasi sediaan shampo stabil pada penyimpanan suhu rendah, suhu ruang, serta suhu tinggi selama 8 minggu. Formula yang menunjukan stabilitas fisik optimum yaitu sediaan shampo dengan konsentrasi ekstrak etanol daun pare sebesar 1%. Kata kunci : rambut, shampo, ekstrak etanol, daun pare, stabilitas fisik. ABSTRACT Shampoo is a cosmetic preparation which is made to clean hair and scalp. Empirically pare leaves have been used to resolve hair problem. The shampoo has been formulated by adding etanol extract which varied from 1%, 2%, 3%, and 4%. Then cycling test and physical stability test by shampoo which stored in low temperature, room temperature, and high temperature for eight weeks, where every two week in the evaluation of organoleptic, homogenity, pH examination, specific gravity, viscosity & rheology, surface tension, and foam stability. The acquired data are qualitative and quantitative, which is quantitative data are acquired the tested statistics by two way type ANOVA method with SPSS software ver. 15.0. The result was not found phase separation and all four formulations is stable at low temperature, room temperature, and high temperature for eight weeks. Formula showed optimum physical stability is the shampoo which contans 1% of etanol extract  of pareleaves. Keywords : hair, shampoo, etanol extract, pare leaves, physical stability.
PENGARUH PERBEDN KONSENTRASI EKSTRAK METANOL BIJI KAKAO (Theobroma cacao) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA BACTERI Propionibacterium acnes DAN Staphylococcus epidermidis SECARA IN VITRO Lilih Rinawasih Kadiwijati
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.873 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v3i2.1930

Abstract

Jerawat merupakan gangguan kulit yang ditandai dengan adanya peradangan yang diikuti oleh penyumbatan pada saluran kelenjar minyak dalam kulit serta peradangan yang umumnya dipicu oleh bakteri Propionibacterium acnes, Stapphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus aureus. Jerawat parah dapat menyakitkan dan dapat menimbulkan jaringan parut yang permanen. Tanaman kakao (Theobroma cacao) diketahui memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan. Senyawa polifenol yang terdapat pada biji kakao seperti flavonoid, katekin dan tannin merupakan salah satu bahan bioaktif pada biji kakao yang diduga dapat dimanfaatkan dalam menghambat proses pertumbuhan bakteri. Kontrol positif yang digunakan adalah klindamisin, sedangkan kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelarut DMSO 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji kakao memiliki daya antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Konsenstrasi yang bekerja paling efektif dalam penelitian ini adalah 75 mg/mL, dimana pada konsentrasi tersebut menunjukkan diameter zona hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis sebesar 8,71 mm dan 11,95 mm.Kata kunci:          Jerawat; Biji Kakao (Theobroma cacao); Propionibacterium acnes; Staphylococcus epidermidis; Antibakteri
Characterization & Antibacterial Activity of Curcumin-Nanostructured Lipid Carrier Rabima Rabima
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.167 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v3i2.1266

Abstract

The aim of this study is to formulate curcumin into Nanostructured-Lipid Carrier preparations as an effort to improve bioavailability of curcumin, determined its characterization and to study its antibacterial activity. The method used to synthesis curcumin-NLC is evaporation and diffusion of solvents  in the aqueous system and ultrasonication, oleic acid and cholesterol are used as liquid lipid and solid lipid matrices. Curcumin-NLC was characterized by parameters of polydispersity index (IP), particle size, potential zeta,  entrapment efficiency and drug loading.The curcumin-NLC produced in this study had an average particle size of 17,4 nm, polidispersity index (IP) 0,574, zeta potential -63,43 mV, entrapment efficiency and drug-loading are 92,23% and 0,87% respectively. These results indicate that curcumin can be formulated as an NLC with good characteristics and potential to be developed as an effective drug delivery systems. The inhibition zone of curcumin-nlc against S.aureus and E.coli obtained from this study are 7,72 mm and 6,0 mm respectively, and minimum inhibition concentration (MIC) is 50%. Keywords: Antibacterial, Bioavailabilty, Curcumin, NLC
Identifikasi Rhodamin B pada Sediaan Lipstik yang Beredar di Pasar Jakarta Utara dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Jusnita, Nina
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 1, No 2 (2016): Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.064 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v1i2.639

Abstract

Rhodamin B merupakan pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar atau berfluoresensi. Rhodamin B umumnya digunakan sebagai pewarna pada industri tekstil dan pembuatan kertas. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi pada paparan jangka pendek dan memiliki efek karsinogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Rhodamin B dalam lipstik yang beredar di Pasar Jakarta Utara. Sampel diambil secara purposive sampling dan didapatkan 25 sampel berwarna merah yang tidak memiliki nomor notifikasi. Untuk mengidentifikasi adanya Rhodamin B digunakan metode kromatografi lapis tipis dengan menggunakan Silika Gel G 60 F254 sebagai fase diam dengan menggunakan dua eluen sebagai fase gerak yaitu eluen I (campuran etil asetat-metanol-[Amonia 25% - air(3:7)] (15:3:3) v/v/v dan eluen II (campuran n-butanol-etanol-air-asam asetat glasial (60:10:20:0,5) v/v/v. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 25 sampel lipstik yang diidentifikasi terdapat empat sampel lipstik yang teridentifikasi mengandung  Rhodamin B. Kata Kunci : Rhodamin B, Lipstik, Kromatografi Lapis Tipis   Rhodamine B is a synthetic dye in the form of crystal powder, green or reddish purple, odorless and in solution will be bright red or fluorescent. Rhodamine B usually used as a dye in textiles and paper.Rhodamine B can cause irritation in the short-term exposure and has carcinogenic effects. The aim of this study is to determine whether there is Rhodamine B in a lipstick in the markets of North Jakarta. The method used is observational descriptive. Sample was taken by purposive sampling and obtained 25 red samples that do not have a notification number. In order to identify Rhodamine B, thin layer chromatography method was applied using silica gel GF254 as stationary phase with two eluents as a mobile phase namely eluent I (mixture of ethyl acetate-metanol-[Ammonia 25% - water (3:7)] (15:3:3) v/v/v and eluent II ( mixture of n-butanol-ethanol-water-glacial acetic acid (60:10:20:0.5) v/v/v. The results showed that out of 25 samples of lipsticks being identified, there are four samples that contain Rhodamine B. Keywords : Rhodamin B, Lipstick, Thin Layer Chromatograpy

Page 8 of 18 | Total Record : 174