cover
Contact Name
Riong Seulina Panjaitan
Contact Email
editorbahanalam@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
editorbahanalam@gmail.com
Editorial Address
Jln Sunter Permai Raya, Jakarta Utara
Location
Kota adm. jakarta utara,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal (INRPJ)
ISSN : -     EISSN : 25028421     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal (INRPJ) merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta yang terbit dua kali dalam setahun.
Articles 174 Documents
FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS(Pluchea indica (L.) Less) DAN UJI KESTABILITAS FISIKNYA Okpri Meila
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 1, No 2 (2016): Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.042 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v1i2.908

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai Formulasi Krim Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less). Ekstrak Daun Beluntas diperoleh secara maserasi dengan pelarut etanol 96 % dan hasilnya dipekatkan dengan destilasi vakum. Ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less)dengan kadar 8,5% diformulasikan ke dalam 3 formula sediaan krim dengan memvariasikan konsentrasi TEA disetiap formulanya yaitu 0,24%, 0,36%, dan 0,48%. Hal ini bedasarkan ketentuan penggunaan TEA dalam krim yaitu 2-4% dari jumlah asam lemak (Wade and Weller, 1994) maka trietanolamin yang divariasi kan disetiap formula yaitu 2%, 3%, dan 4% dari jumlah asam stearat. Kemudian dilakukan uji kestabilan fisik krim di setiap minggunya selama masa penyimpanan 28 hari meliputi viskositas, pH, homogenitas, pemisahan fase, warna, bau, dan iritasi. Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa ketiga formula krim yang mengandung ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less) dapat stabil secara fisik,serta tidak menimbulkan iritasi ketika dioleskan pada kulit. Variasi Trietanolamin sebagai emulgator disetiap formula, serta ketelitian ketika menggunakan alat dalam melakukan pengujian sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ditinjau dari komposisi bahan, Formula I krim ekstrak etanol daun beluntas merupakan formula yang paling ekonomis serta mampu menghasilkan krim dengan stabilitas yang baik.
Studi Kelayakan Kadar Air, Abu, Protein, dan Arsen (As) Pada Sayuran Di Pasar Sunter, Jakarta Utara, Sebagai Bahan Suplemen Makanan Nuryanti Nuryanti
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.736 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v3i1.1935

Abstract

Telah dilakukan studi mengenai uji kelayakan bahan baku pembuatan suplemen makanan pada daun dan batang kangkung (Ipomoeae reptans), sawi hijau (Brasscica juncea), daun dan batang bayam hijau (Amaranthus tricolor L), daun dan batang bayam merah (Alternanthera amoena voss), selada (Lactuca sativa L), dan kol (Brassica oleraceae L. var. Capitala L)  yang diperoleh dari Pasar Sunter dengan menggunakan beberapa parameter yaitu uji kadar air dengan menggunakan metode gravimetri, kadar abu dengan metode oven, kadar protein menggunakan metode kjeldahl dan kadar cemaran logam berat arsen denggan menggunakan menggunakan alat instrumentasi Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Dari hasil penelitian didapat hasil berupa sayuran layak untuk dijadikan bahan baku suplemen makanan yang ditinjau dari kadar air, kadar protein dan kadar cemaran logam berat arsen (As), namun tidak layak untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan suplemen makanan apabila ditinjau dari segi kadar abunya. Kata kunci      : arsenic, sayuran, ICP-OES
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN UJI KADAR FLAVONOID FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum MILL.) purwati purwati
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.641 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v3i2.1918

Abstract

Antioksidan berguna bagi kesehatan yakni untuk melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit degeneratif dan kanker yang disebabkan oleh radikal bebas dengan cara menetralkannya. Salah satu bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan adalah buah tomat (Lycopersicum Esculentum MILL.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi etil asetat buah tomat dan uji kadar flavonoid. Pembuatan ekstrak buah tomat dilakukan dengan metode maserasi selama tiga hari menggunakan pelarut etanol 70% dan dilanjutkan dengan fraksinasi dengan menggunakan pelarut etil asetat. Hasil fraksi diskrining dan mendapatkan senyawa flavonoid, alkaloid, fenolik, triterpenoid. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan dilakukan pada beberapa seri konsentrasi sampel yaitu 1000, 500, 250, 1125, 62,5, 31,25, dan 15,625 ppm. Pembanding yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan adalah vitamin C dengan seri konsentrasi 20, 10, 5, 2,5, 1,25, 0,625, dan 0,321 ppm hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat buah tomat memiliki aktivitas antioksidan yang sedang dengan nilai IC50 sebesar 181,60 ppm dengan Nilai aaI >0,05 sebesar 0,5a36 sedangkan hasil dari pembanding yaitu vitamin C memiliki daya antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar a,72 ppm dengan nilai aaI >2 sebesar 20,88. Dan kadar flavonoid fraksi etil asetat sebesar 0,21 % (b/b). Kata kunci: antioksidan, kadar flavonoid, fraksi etil asetat buah tomat
UJI STABILITAS FISIK TERHADAP FORMULASI SEDIAAN GEL RAMBUT DARI EKSTRAK ETANOL 96% DAUN PARE (Momordica charantia L) Nina Jusnita
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.99 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v3i1.1912

Abstract

Berdasarkan data empiris daun pare sering digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit salah satunya yaitu mencegah kebotakan dan  merangsang pertumbuhan rambut atau menyuburkan rambut karena mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid berupa flavonon yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan virus sehingga mempercepat pertumbuhan rambut. Daun pare dibuat menjadi ekstrak menggunakan pelarut etanol 96% kemudian ekstrak daun pare diformulasikan dalam sediaan gel dengan konsentrasi  1%,  2%,  3%, dan 4%. Selanjutnya dilakukan pengujian evaluasi gel ekstrak daun pare yang meliputi uji viskositas, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar kemudian  dilakukan uji kestabilan  fisik selama 8 minggu dengan  kondisi  penyimpanan pada suhu tinggi, ruang dan rendah, kemudian dilakukan uji evaluasi setiap 2 minggu. Selain itu dilakukan juga uji cycling test selama 12 hari untuk  mengetahui ada atau tidaknya pembentukan kristal pada gel ekstrak daun pare. Hasil penelitian menunjukan bahwa gel ekstrak daun  pare  (Momordicha charantia L.) pada setiap kondisi penyimpanan memenuhi semua parameter uji yang dilakukan namun pada konsentrasi 1% dan 2% merupakan sediaan gel yang lebih baik dan stabil. Kata kunci: Ekstrak daun pare; formulsi gel; rambut; stabilitas fisik sediaan
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 96% DAUN RAMBAI (Sonneratia caseolaris, (L.) Engl) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli Sogandi, Sogandi
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.735 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v2i1.827

Abstract

ABSTRAK Kebanyakan masyarakat Indonesia telah mengenal obat-obatan tradisional dan lebih suka menggunakan obat-obatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit. Di Kalimantan Tengah buah rambai dapat dimakan demikian pula daunnya digunakan untuk mengobati penyakit cacar, obat diare dan mengobati luka memar dikulit, daun rambai mengandung tanin, flavonoid dan saponin. Tujuan penelitin ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun rambai (Sonneratia caseolaris (L.) Engl) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli (ATCC 25922). Metode yang digunakan adalah metode difusi cakram tujuannya untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% daun rambai  (Sonneratia caseolaris (L.) Engl). Kotrimoxazol 25μg digunakan sebagai pembanding aktivitas antibakteri. Ekstrak etanol 96% daun rambai (Sonneratia caseolaris (L.) Engl) menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Aktivitas antibakeri yang paling tinggi adalah pada konsentrasi 100% dengan rerata diameter adalah 22,48 mm. Kata Kunci: Sonneratia caseolaris L. Engl, antibakteri, difusi cakram ABSTRACT Most Indonesian people have known traditional medicine and prefer to use traditional medicine to treat various diseases. In Central Kalimantan,rambai fruit is edibleas well as its leaves are used to treat smallpox, diarrhea and skin bruises. Rambai leaves contain tannins, flavonoids and saponins. The purpose of this study is to determine the effectiveness of the extract of Rambai leaf (Sonneratia caseolaris (L.) Engl) in inhibiting the growth of Escherichia coli bacterium (ATCC 25922). The method used is disc diffusion method to determine the antibacterial activity of 96% ethanol extract of the Rambai leaf (Sonneratia caseolaris (L.) Engl). Cotrimoxazole 25μg is used as a comparison of antibacterial activity. 96% ethanol extract of Rambai leaf (Sonneratia caseolaris (L.) Engl) shows antibacterial activity against Escherichia coli. The highestantibacterial activity is at a concentration of 100% with a mean diameter of 22.48 mm. Keywords: Sonneratia caseolaris, L. Engl, antibacterial, disc difussion
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN LANDEP (Barleria prionitis L.) DALAM FORMULASI SEDIAAN PASTA GIGI TERHADAP SIFAT FISIK, STABILITAS FISIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA BAKTERI Streptococcus mutans Lilih Rinawasih Kadiwijati
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.816 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v4i1.1934

Abstract

Penyakit karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Bakteri tersebut dapat memproduksi asam dan polisakarida yang sangat lengket dari sisa makanan sehingga akan terbentuk plak pada gigi yang bersifat asam dan dapat menyebabkan demineralisasi gigi.  Salah satu cara dalam mencegah pembentukkan karies gigi adalah dengan menggosok gigi menggunakan pasta gigi. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun Landep memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak dan sediaan pasta gigi ekstrak etanol 70% daun Landep (Barleria prionitis L.) terhadap bakteri Streptococcus mutans. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram dengan konsentrasi 2%, 4%, 8% dan 16%.  Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah antibiotik klindamisin, sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO 10%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak daun Landep dapat memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan  diameter zona hambat rata-rata sebesar 11,72 mm (2%), 13,62 mm (4%), 15,66 mm (8%), dan 17,52 (16%). Ekstrak yang diformulasikan dalam sediaan pasta gigi juga dapat memberikan aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat  rata-rata 18,43 mm (2%), 20,10 mm (4%),  20,65 mm (8%), dan 23,83 mm (16%). Evaluasi sifat fisik dan stabilitas fisik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian organoleptis, pH, viskositas, homogenitas dan daya sebar serta pengujian stabilitas fisik pada suhu 4 ± 2˚C, 28 ± 2˚C, dan 40 ± 2˚C.Kata kunci: Pasta gigi; Daun Landep (Barleria prionitis L.); Karies Gigi; Streptococcus mutans
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF THE SKIN EXTRACT FRACTION ROBUSTA COFFEE BEAN (Coffea canephora Pierre ex A.Froehner) WITH DPPH METHOD Dian Muzdalifa
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.856 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v4i2.1707

Abstract

Abstract Free radical can damaged human body cells, antioxidant can inhibit the effect of free radical. The research was about potential antioxidant activity of extracts of the skin fraction of robusta coffe bean (Coffea canephora Pierre ex A.Froehner). Extraction used maceration method with methanol 3x3 says at room temperature, yield of extract was 6,1% b/b. Fractionation based on differences in polarity, there were fraction of n-hexane, ethyl acetate and water fraction. Antioxidant test used a Uv-Vis Spectrophotometer with the method of inhibiting free radical DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl) to fraction n-hexane, ethyl acetate and water at some concentration, 10 ppm, 30 ppm, 50 ppm, 70 ppm, and 90 ppm. The inhibition of free radicals (% inhibition) extract and fractions increased by a corresponding increase in concentration of the test. % inhibition value at 10 ppm for fraction of n-hexane, ethyl acetate, and the water fraction repectively were 20,5%, 45,14%, and 10,3%. IC50 of extract fraction of n-hexane was 187,019ppm, exstract fraction ethyl acetate was 40,687ppm and extract fraction water was 257,018ppm. The data obtained then analyzed statistically using one-way anova test then followed by a post hoc Least Significant Difference (LSD) test with a confidence level of 95%. One-way anova test results showed that there were significant differences between treatment groups (P <0.05). The LSD test results showed that each treatment group had a significant difference. The results of this test also showed that statistically, the treatment group with the best IC50 value respectively was the group of vitamin C, ethyl acetate fraction, n-hexane fraction and water fraction Keywords: Antioxidants; Skin of robusta coffee beans (Coffea canephora Pierre Ex A.Froehner); DPPH; Extraction; Fractionation.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK RIMPANG BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA IRIS PADA MENCIT (Mus musculus) PUTIH JANTAN Rabima, Rabima
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 1, No 2 (2016): Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.671 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v1i2.640

Abstract

Penggunaan obat tradisional adalah cara aman untuk mengobati luka, diantaranya luka iris. Diketahui dalam penggunaan povidone iodine menimbulkan iritasi pada kulit yang menyebabkan efek samping seperti, asidosis, neutropeni dan hipotirosis. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan tanaman rimpang binahong untuk penyembuhan luka. Rimpang binahong mengandung senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai metabolit sekunder dalam mempercepat proses penyembuhan luka dengan pembentukan jaringan epitel baru. Rimpang binahong mengandung senyawa quinon, steroid, saponin, triterpenoid, monoterpenoid, sesquiterpenoid, flavonoid. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% rimpang binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap proses penyembuhan luka iris pada mencit (Mus musculus L.) putih jantan. Penelitian ini dengan metode eksperimental. Pembuatan ekstrak rimpang binahong dilakukan dengan metode maserasi, yaitu dengan menggunakan pelarut etanol 70%, hasil filtrat diuapkan kembali menggunakan rotary evaporator untuk memperoleh ekstrak kental. Konsentrasi pada ekstrak rimpang binahong yang akan diujikan adalah dengan konsentrasi 15%, 30% dan 60% dengan perbandingan kontrol positif menggunakan povidone iodine 1%. Aktivitas penyembuhan luka iris yang lebih cepat pada konsentrasi kontrol uji ekstrak 60% dengan waktu enam hari. Hasil analisa one way anova pada ekstrak rimpang binahong 15%, 30%, 60% dan povidone iodine menunjukan nilai signifikan (p <0.05). Disimpulkan bahwa rimpang binahong memiliki khasiat dalam penyembuhan luka iris. Kata kunci: luka iris, Rimpang binahong, povidone iodine, mencit putih The use of traditional medicine is a safer way to treat wounds, such as cuts. The use of povidone iodine is known to cause irritation to the skin which causes side effects such as acidosis, neutropeni and hipotirosis. Therefore, this study uses binahong root plants for healing wounds. Binahong rhizomes contain bioactive compounds are useful as secondary metabolites in accelerating wound healing with the formation of new epithelial tissue. Binahong rhizomes contain quinone, steroids, saponins, triterpenoids, monoterpenoid, sesquiterpenoid, flavonoids. The purpose of this study to determine the activity of 70% ethanol extract of rhizomes binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) on the process of wound healing of white male mice (Mus musculus L.). This study is experimental. Step of manufacturing by making the binahong rhizome extract by maceration method, by using ethanol 70% which evaporated using a rotary evaporator to gain a condensed extract. Concentration on binahong rhizome extract to be tested is at 15%, 30% and 60% with a comparison of positive control using 1% povidone iodine. Cuts healing activities faster on the test control concentration extract of 60% by six days. Analysis results of One way ANOVA on binahong rhizome extract 15%, 30%, 60% and povidone iodine showed a significant value (p <0.05). It was concluded that the rhizome binahong have efficacy in wound healing iris. Keywords: cuts, binahong Rhizome, povidone iodine, white mice
AKTIVITAS INHIBISI α- AMILASE EKSTRAK MIKROALGA Chlorella vulgaris sebagai KANDIDAT ANTIDIABETES Dewi Kurnia
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/inspj.v5i1.2321

Abstract

Terapi dengan obat-obat sintetis yang dilakukan pada penyakit Diabetes Melitus (DM) sering menemui kegagalan, antara lain disebabkan efek samping dan biaya yang tinggi akibat pengobatan jangka panjang. Salah satu sumber daya bahari yang berpotensi besar sebagai bahan baku obat adalah mikroalga seperti Chlorella vulgaris. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas ekstrak mikroalga C.vulgaris dalam  menginhibisi α-amilase untuk mengetahui potensinya sebagai kandidat obat antidiabetes. Ekstraksi dilakukan terhadap biomassa kering dengan metode maserasi bertingkat menggunakan n-heksana, kloroform dan etanol 96%. Hasil pemantauan ekstrak menggunakan KLT menunjukan bahwa pada ekstrak C.vulgari terdapat senyawa golongan flavonoid, fenol, alkaloid, dan saponin steroid. Penentuan aktivitas inhibisi α-amilase dilakukas secara in vitro menggunakan saliva yang bersumber dari manusia, diukur menggunakan spektrofotometer sinar tampak dengan metode Fuwa. Dari ketiga ekstrak yang diujikan, hanya ekstrak n-heksana dan etanol saja yang memberikan aktivitas inhibisi secara berturut-turut yaitu 24,59±2,83 % dan 47,06±8,31%. Hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol mikroalga C.vulgaris berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat antidiabetes alternative dari bahan alam bahari.
uji aktivitas antibakteri sediaan sabun cair fraksi methanol-air daun mangkokan (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg.) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis Khoirun Nisa
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/inspj.v5i1.1794

Abstract

Kulit mempunyai fungsi untuk melindungi dari pengaruh luar. Sabun merupakan kebutuhan yang berguna untuk mandi, dan pembersih kebutuhan lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi metanol-air dan formulasi sabun cair fraksi metanol-air daun mangkokan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, serta konsentrasi formula sabun cair terbaik dari hasil uji evaluasi. Daun mangkokan diekstraksi menggunakan etanol 70% dengan metode maserasi hingga didapatkan ekstrak kental. Kemudian ekstrak kental ini difraksinasi dengan tiga pelarut yaitu n-heksan, etil asetat dan metanol. Dilakukan uji pendahuluan aktivitas antibakteri menggunakan metode disc diffusion pada fraksi etil asetat dan fraksi metanol-air, dari hasil yang didapatkan fraksi metanol-air memiliki zona hambat lebih besar dari fraksi etil asetat. Fraksi metanol-air diuji aktivitas antibakteri dengan tiga konsentrasi yaitu 5000 µg/disk, 6000 µg/disk, dan 7000 µg/disk dengan rata-rata zona hambat secara berurutan sebesar 11,30 mm; 12,16 mm; dan 13,20 mm. selanjutnya dibuat sediaan sabun cair dengan empat variasi konsentrasi sebesar 0% (F1 basis), 25% (F2), 30% (F3) dan 35% (F4). Lalu diuji aktivitas antibakteri, hasil pengujian rata-rata zona hambat secara berurutan sebesar 0 mm; 11,09 mm; 11,94 mm; dan 12,27 mm. Formula sabun cair terbaik pada konsentrasi 30% dilihat dari hasil evaluasi. Kata kunci : daun mangkokan (Polyscias scutellaria (Burm.F)Fosberg.), antibakteri, sediaan sabun cair, Staphylococcus epidermidis

Page 9 of 18 | Total Record : 174