cover
Contact Name
Fenny Sumardiani
Contact Email
jurnallitbang@gmail.com
Phone
+6285712816604
Journal Mail Official
jurnallitbang@gmail.com
Editorial Address
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian Jalan Salak No.22, Bogor 16151 E-mail : jurnallitbang@gmail.com Website : http://bpatp.litbang.pertanian.go.id
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian
ISSN : 02164418     EISSN : 25410822     DOI : http://dx.doi.org/10.21082
Core Subject : Agriculture,
Jurnal ini memuat tinjauan (review) mengenai hasil-hasil penelitian pertanian pangan hortiikultura, perkebunan, peternakan, dan veteriner yang telah diterbitkan, dikaitkan dengan teori, evaluasi hasil penelitian dan atau ketentuan kebijakan, yang ditujukan kepada pengguna meliputi pengambil kebijakan, praktisi, akademisi, penyuluh, mahasiswa dan pengguna umum lainnya. Pembahasan dilakukan secara komprehensif serta bertujuan memberi informasi tentang perkembangan teknologi pertanian di Indonesia, pemanfaatan, permasalahan dan solusinya. Ruang lingkupnya bahasan meliputi bidang ilmu: pemuliaan, bioteknologi perbenihan, agronomi, ekofisiologi, hama dan penyakit, pascapanen, pengolahan hasil pertanian, alsitan, sosial ekonomi, sistem usaha tani, mikro biologi tanah, iklim, pengairan, kesuburan, pakan dan nutrisi ternak, integrasi tanaman-ternak, mikrobiologi hasil panen, konservasi lahan.
Articles 221 Documents
EPIDEMIOLOGI DAN STRATEGI PENGENDALIAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora sp.) PADA TANAMAN JAGUNG Syahrir Pakki
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 33, No 2 (2014): Juni 2014
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v33n2.2014.p47-52

Abstract

Penyakit bulai yang disebabkan oleh Peronosclerospora sp. merupakan penyakit utama pada tanaman jagung di Indonesia. Serangan bulai terjadi secara sporadis dalam dimensi ruang maupun waktu. Oleh karena itu, pengendalian penyakit secara terpadu khususnya di daerah endemis bulai dan sentra produksi jagung masih diperlukan. Tulisan ini membahas hasil-hasil penelitian tentang pengendalian penyakit bulai. Di Indonesia ditemukan tiga spesies cendawan penyebab penyakit bulai, yaitu P. maydis, P. philip-pinensis, dan P. sorghi. Spesies yang dominan merusak pertanaman jagung yaitu P. maydis dan P. philippinensis. Spesies P. maydis ditemukan di Jawa dan P. philippinensis menyebar di Sulawesi. Gejala penyakit bulai pada tanaman jagung mulai tampak pada umur 10-14 hari, kemudian meningkat dan mencapai puncaknya pada 4-5 minggu setelah tanam. Setelah tanaman berumur 60 hari, infeksi baru penyakit bulai tidak lagi ditemukan. Pada varietas yang tergolong rentan, makin awal tanaman terinfeksi, makin besar kehilangan hasil yang dapat mencapai 90%. Penggunaan fungisida berbahan aktif metalaksil pada varietas rentan tidak efektif mengendalikan penyakit bulai. Strategi pengendalian penyakit bulai yang efektif ialah melalui pencegahan dengan penggunaan varietas tahan dan fungisida berbahan aktif metalaksil. Menghindarkan tanaman dari infeksi dilakukan dengan pengendalian gulma dan penanaman serempak pada awal musim kemarau.
Efisiensi Penggunaan Kemasan Kardus Distribusi Mangga Arumanis Qanytah .; Indrie ambarsari
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 30, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.837 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v30n1.2011.p8-15

Abstract

Mangga merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Jenis mangga yang paling banyak diekspor adalah gedong gincu dan arumanis. Proses distribusi merupakan tahap yang paling krusial dalam ekspor mangga karena mangga tergolong buah yang mudah rusak. Pendistribusian mangga umumnya menggunakan kemasan untuk memudahkan penyimpanan dan pengangkutan, selain untuk mengurangi kerusakan buah. Oleh karena itu, kemasan yang digunakan harus dapat meminimalkan kerusakan, mempertahankan mutu buah, dan efisien dari segi biaya. Kemasan yang banyak digunakan produsen/pengekspor mangga arumanis terbuat dari kardus bergelombang. Tulisan ini mengulas hasil-hasil penelitian tentang efisiensi penggunaan kemasan kardus untuk distribusi mangga arumanis. Evaluasi dilakukan berdasarkan jenis dan ukuran kemasan kardus yang banyak digunakan produsen/pengekspor mangga arumanis di beberapa sentra produksi. Ulasan mengenai efisiensi penggunaan kemasan kardus juga dikaitkan dengan efisiensi penggunaan palet sebagai alat bantu dalam distribusi mangga arumanis, terutama untuk tujuan ekspor. Efisiensi muatan palet untuk berbagai ukuran kemasan mangga arumanis berkisar antara 60-100%. Ukuran kemasan dengan efisiensi muatan palet tertinggi adalah 450 mm x 220 mm x 180 mm, yang digunakan produsen/pengekspor mangga di Cirebon. Usulan standar operasional prosedur (SOP) dan rekomendasi kemasan mangga arumanis untuk ekspor adalah karton bergelombang muka ganda dan dinding ganda, dengan tipe wadah celah teratur (regular slotted container/RSC), atau full-telescopic, self-locking dengan ukuran kemasan 450 mm x 220 mm x 180 mm. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, sebelum dikemas tiap buah dibungkus dengan net foam dan dasar kemasan diberi alas kertas. Kemasan diberi ventilasi untuk aerasi udara, lubang pegangan untuk memudahkan penanganan, dan label produk sebagai identitas.
Kesiapan Penerapan Teknologi Sambung Samping untuk Mendukung Program Rehabilitasi Tanaman Kakao Jermia Limbongan
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 30, No 4 (2011): Desember 2011
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.755 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v30n4.2011.p156-163

Abstract

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas unggulan sebagai sumber pendapatan, devisa, danpenyedia lapangan kerja. Program rehabilitasi tanaman kakao sebagai bagian dari Gernas Kakao bertujuan untukmeningkatkan produksi dan kualitas kakao. Untuk mendukung program rehabilitasi tanaman kakao, Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian telah menyediakan teknologi somatic embryogenesis (SE) yang dapat menyediakanbibit dalam jumlah banyak dalam waktu relatif singkat. Selain itu, juga telah tersedia teknologi sambung samping(side-cleft-grafting) yang dapat digunakan untuk merehabilitasi tanaman kakao tua yang tidak produktif. Teknologisambung samping mudah diterapkan, murah, dan dapat meningkatkan pendapatan petani. Untuk menerapkanteknologi sambung samping telah tersedia berbagai klon unggul yang memiliki produktivitas tinggi serta tahanterhadap hama penyakit sebagai sumber entres di setiap daerah pengembangan, seperti klon ICS 13, ICS 60,Hibrida, Sulawesi 1, Sulawesi 2, RCC 70, ICCRI 03, ICCRI 04, Polman, M 01, dan Luwu Utara. Tingkat keberhasilanpenerapan teknologi sambung samping sangat bergantung pada jenis entres yang digunakan, umur entres, ketersediaanentres dalam jumlah yang memadai dan dekat lokasi pengembangan, kemampuan dan keterampilan petani dalammelakukan penyambungan, serta kondisi cuaca pada saat penyambungan. Petani diharapkan tertarik untukmelakukan rehabilitasi tanaman kakao dengan teknik sambung samping karena tanaman kakao lebih cepatberproduksi dan pendapatan pada tahun kelima mencapai 1,8 kali lebih banyak dibandingkan dengan yang diperolehmelalui penanaman biasa.
Perakitan dan pengembangan varietas unggul baru padi ....... Aris Hairmansis; Supartopo .
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 31, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.804 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v31n1.2012.p%p

Abstract

Rendaman air merupakan salah satu faktor pembatas utama peningkatan produksi padi di lahan rawan banjir. Perubahan iklim global yang menyebabkan meningkatnya frekuensi banjir di berbagai wilayah dapat mengancam stabilitas produksi beras nasional. Salah satu strategi adaptasi untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan menanam varietas toleran rendaman air. Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Litbang Pertanian bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI) di Filipina mengembangkan varietas unggul padi yang toleran terhadap rendaman penuh. Dua varietas unggul baru padi berhasil dilepas, yaitu Inpara 4 dan Inpara 5 yang mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik meskipun terendam air penuh sampai dua minggu pada fase vegetatif. Kedua varietas tersebut dirakit dengan metode silang-balik dengan bantuan penanda molekuler terhadap tetua berulang yang merupakan varietas padi yang sangat populer. Inpara 4 memiliki latar belakang genetik varietas Swarna yang populer di Asia Selatan dan Inpara 5 memiliki latar belakang genetik varietas IR64 yang populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Rata-rata hasil gabah kedua varietas di daerah rawan banjir masing-masing adalah 4,69 dan 4,45 t/ha. Varietas Inpara 4 memiliki tekstur nasi pera, sedangkan Inpara 5 bertekstur pulen. Keduanya potensial untuk dikembangkan di daerah yang rawan terhadap rendaman akibat banjir, seperti lahan rawa lebak dangkal, lahan sawah bonorowo, dan lahan sawah di pesisir pantai.
Aplikasi Teknologi Dna Untuk Akselerasi Program Pemuliaan Ketahanan Tanaman Kakao Terhadap Hama Dan Penyakit Utama I Made Tasma
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 35, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.301 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v35n4.2016.p155-166

Abstract

ABSTRACTOne of the main constraints on cacao cultivation is disease and insect pest attacks causing significant yield loss.  The main insect pests and diseases on cacao plantation are cacao pod borer, cacaofruit rot, vascular streak dieback and cacao mirids (Helopeltis spp.). Conventional breeding method to obtain new cacao clones resistant to insect pests and diseases is a slow process. It may take 15-20 years to obtain a new superior clone. Applying DNA technology should expedite cacao breeding program. The article described the application of DNA technology currently available to expedite cacao breeding program for disease and insect resistance. Many genes and quantitative trait loci (QTLs) of important traits have been discovered related to cacao plant productivity and yield quality, disease and insect pest resistance traits. Modern genomic technologies as well as DNA marker have also been applied in cacao breeding program. Genetic transformation technology has been explored its application for cacao improvement. With the development of modern genomic technology, important gene/QTL discoveries would be faster to accelerate insect pest and disease resistant cultivar development. All these new DNA technologies have been assessed their potential applications for coping important pest and disease and for yield improvement. DNA technologies, mainly MAS and genomic-data based breeding technologies are ready to be applied to support breeding programs for main pest and disease resistance to enhance Indonesian cacao productivity and quality.Keywords: Cacao, disease and insect resistance, genomics, DNA markers, genetic transformation, marker-assisted breedingAbstrakSalah satu kendala utama dalam budi daya kakao ialah serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit utama kakao adalah penggerek buah kakao (PBK), busuk buah kakao (BBK), vascular streak dieback (VSD), dan cacao mirids (Helopeltis spp.). Kegiatan pemuliaan tanaman kakao secara konvensional berjalan lambat dan perlu waktu panjang. Untuk menghasilkan satu varietas unggul diperlukan waktu 15-20 tahun. Aplikasi teknologi DNA (genomika melalui pemuliaan berbantuan marka dan rekayasa genetik) dapat mempercepat program pemuliaan tanaman kakao. Tulisan ini mengulas teknologi DNA yang tersedia saat ini dan potensi aplikasinya untuk mempercepat pemuliaan kakao tahan hama dan penyakit. Penemuan marka DNA dan gen/quantitative trait loci (QTL) kakao berkembang cukup pesat. Banyak gen dan QTL karakter penting telah diidentifikasi yang terkait ketahanan hama dan penyakit serta produktivitas tanaman. Teknologi genomika dan pemanfaatan teknik marker-assisted selection (MAS) juga telah diaplikasikan untuk pemuliaan kakao termasuk untuk karakter ketahanan terhadap hama dan penyakit. Teknologi rekayasa genetik telah diteliti untuk menganalisis potensi pemanfaatannya dalam perbaikan bahan tanam kakao. Dengan berkembangnya teknologi genomika modern, penemuan gen/QTL unggul dapat dipercepat, lebih efisien dan komprehensif untuk mempercepat perakitan varietas unggul kakao tahan hama dan penyakit. Teknologi DNA khususnya MAS dan pemuliaan berbasis data genom siap diaplikasikan untuk mendukung program perbaikan ketahanan tanaman kakao terhadap hama dan penyakit utama dalam rangka peningkatan produktivitas dan mutu kakao nasional.
PERKEMBANGAN PENELITIAN, FORMULASI, DAN PEMANFAATAN PESTISIDA NABATI Wiratno .; Siswanto .; Iwa M. Trisawa
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 32, No 4 (2013): Desember 2013
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.491 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v32n4.2013.p150-155

Abstract

Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia akan produk pertanianyang bebas residu pestisida mendorong para ahli mempelajarikemungkinan substitusi penggunaan pestisida sintetis denganpestisida nabati. Penggunaan pestisida sintetis selain meninggalkanresidu yang berbahaya bagi kesehatan manusia maupun hewan, jugamenyebabkan resistensi dan resurgensi hama, terbunuhnya musuhalami baik serangga parasit maupun predator, dan mengakibatkanpencemaran air, tanah, dan udara yang pada akhirnya dapatmengganggu keseimbangan ekosistem. Penggunaan rodentisida,moluskisida, akarisida, dan nematisida sintetis yang kurang bijaksanadisinyalir mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan bagilingkungan. Oleh karena itu, sudah saatnya dicari bahan pengendalihama yang efektivitasnya setara dengan pestisida sintetis namunlebih aman bagi organisme hidup maupun lingkungan. Pemanfaatanpestisida nabati diyakini mampu menjawab permasalahan tersebutkarena tersusun dari senyawa tanaman yang mudah terurai. Hasilpenelitian mengindikasikan spesies-spesies tanaman yang tumbuhdi Indonesia seperti cengkih, mimba, serai wangi, jeringo, tembakau,pyrethrum, kunyit, dan jarak pagar dapat dimanfaatkan untukmengendalikan hama dan penyakit tanaman. Untuk meningkatkanefektivitas pengendalian dan mempermudah penggunaan, bahantanaman tersebut diformulasi menjadi pestisida yang siap pakai.Untuk memperoleh manfaat yang optimal, penggunaan pestisidanabati sebaiknya ditujukan untuk mencegah terjadinya serangan,bukan untuk tindakan pengendalian.
Potensi Pengembangan Plastik Biodegradable Berbasis Pati Sagu Dan Ubikayu Di Indonesia Elmi Kamsiati; Heny Herawati; Endang Yuli Purwani
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 36, No 2 (2017): Desember, 2017
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.187 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v36n2.2017.p67-76

Abstract

Plastic is a packaging materials that are widely used but has an adverse impact on the environment because it is difficult to degrade in nature. Production technology of biodegradable plastics from natural resources that have characteristic environmentally friendly has developed. Starch-based biodegradable plastic is a widely developed type because the production process is simple and the raw materials more readily available. The starch of cassava and sago has potential as a raw material of biodegradable plastic because of the availability and its characteristic. Also, to make starch as the main ingredient, plasticizers and structural strengthening materials are required to produce biodegradable plastic with excellent characteristics. The production stages of biodegradable plastics include mixing, heating, and casting. The starch-based biodegradable plastic that can apply to an environmentally friendly packaging material has an excellent opportunity developed in Indonesia.Keywords: Starch, sago, cassava, biodegradable plastics, production technology AbstrakPlastik merupakan bahan pengemas yang banyak digunakan namun berdampak buruk bagi lingkungan karena sulit terdegradasi di alam. Teknologi produksi plastik biodegradable atau bioplastik yang dibuat dari bahan alami dan ramah lingkungan sudah mulai dikembangkan. Plastik biodegradable berbahan dasar pati relatif lebih mudah diproduksi dan bahan baku mudah diperoleh. Pati ubi kayu dan sagu memiliki potensi sebagai bahan baku plastik biodegradable ditinjau dari ketersediaan dan karakteristiknya. Selain pati sebagai bahan utama, diperlukan pula plastisizer atau bahan pemlastis dan bahan penguat struktur untuk menghasilkan plastik biodegradable dengan karakteristik yang baik. Tahapan produksinya meliputi pencampuran, pemanasan, dan pencetakan. Plastik biodegradable berbahan dasar pati dapat digunakan sebagai bahan pengemas yang ramah lingkungan dan berpeluang besar dikembangkan.Kata kunci: Pati, sagu, ubi kayu, bioplastik, teknologi produksi
METODE PEMBENTUKAN VARIETAS PADI TOLERAN SALINITAS DAN MEKANISME TOLERANSINYA Rossa Yunita; Deden Sukmadjaja
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 33, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v33n4.2014.p165-171

Abstract

Padi merupakan komoditas pangan penting yang kebutuhannya terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Pemanfaatan lahan salin merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi. Oleh karena itu, diperlukan varietas padi toleran salinitas dan berdaya hasil tinggi. Mekanisme toleransi salinitas pada padi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu inklusi dan eksklusi. Metode pemuliaan untuk merakit varietas padi toleran salinitas meliputi pemuliaan secara konvensional, variasi somaklonal, mutasi genetik yang diseleksi secara in vitro, serta transformasi genetik. Untuk mempercepat perolehan varietas, penggunaan seleksi berbantuan marka dapat membantu dalam menentukan gen yang mengendalikan sifat toleransi salinitas untuk digunakan dalam pemuliaan konvensional atau rekayasa genetik. Melalui cara konvensional, Indonesia telah menghasilkan varietas padi toleran salinitas Inpari 34 dan Inpari 35 Salin Agritan. IRRI berhasil menyeleksi 10 varietas padi toleran salinitas, Tiongkok 103 varietas, dan India sembilan varietas.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK KELAPA DAN HASIL IKUTANNYA / Processing Technology of Coconut Oil and Its By Products Steivie Karouw; Budi Santosa; Ismail Maskromo
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 38, No 2 (2019): DESEMBER, 2019
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.822 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v38n2.2019.p86-95

Abstract

Coconut is one of the plantations spread in almost all regions of Indonesia. Farmers generally processed coconut into primary products in the form of copra and dehusked coconut. The prices of these two products continue to fluctuate. The efforts that can be made to increase income from farming of this commodity are to encourage farmers to diversify the products by processing some valuable products. Integrated coconut processing on a farmer group scale can be a way to increase farmers’ earning. This paperdescribes the technology of processing coconut oil and its by products, the quality of the products and utilization, and the development opportunities. The technology for processing some products from coconut meat and its by-products are available and can be applied at the farm level. Products that can be made in the form of food products are VCO, healthy cooking oil, nata de coco, coconut flour and non-food products like animal feed, organic fertilizer and biodiesel. The obtained VCO and coconut oil quality are according with the Indonesian National Standard (SNI). Both of these oils contain medium chain fatty acids which are dominated by lauric acid, so they can be consumed directly and as cooking oil. Another product is nata de coco which can be consumed directly. Coconut residue contains high dietary fiber as a substitute for wheat flour. The coconut residue can also be processed into high protein feed. Coir dust is fermented into organic fertilizer and waste oil through the transesterification process into biodiesel as an environmentally friendly fuel to substitute diesel.Keywords: coconut, processing, oil, by product AbstrakKelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang tersebar di hampir semua wilayah Indonesia. Petani umumnya mengolah buah kelapa menjadi produk primer berupa kopra dan kelapa butiran. Harga kedua produk tersebut berfluktuasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dari usahatani komoditas ini ialah mendorong petani melakukan diversifikasi produk olahan kelapa. Pengolahan kelapa secara terpadu dalam skala kelompok tani dapat menjadi jalan keluar untuk meningkatkan pendapatan. Tulisan ini mendeskripsikan teknologi proses pengolahan minyak kelapa dan hasil ikutannya, mutu produk yang dihasilkan dan pemanfaatannya, serta peluang pengembangan. Teknologi pengolahan produk dari daging buah kelapa dan hasil ikutannya telah tersedia dan dapat diaplikasikan di tingkat petani. Produk yang dapat dihasilkan dalam bentuk bahan pangan ialah berupa minyak kelapa dalam bentuk VCO dan minyak goreng sehat, nata de coco, tepung ampas kelapa serta produk nonpangan berupa pakan ternak, pupuk organik, dan biodiesel. Produk VCO dan minyak kelapa memiliki mutu yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), mengandung asam lemak rantai medium yang didominasi oleh asam laurat, sehingga dapat dikonsumsi langsung dan sebagai minyak goreng. Produk lainnya yaitu nata de coco yang dapat langsung dikonsumsi. Tepung ampas kelapa mengandung dietary fiber tinggi sebagai substitusi tepung gandum. Selain diolah menjadi tepung, ampas kelapa juga dapat diproses menjadi pakan berprotein tinggi. Debu sabut dapat difermentasi menjadi pupuk organik dan minyak jelantah melalui proses transesterifikasi menjadi biodiesel sebagai bahan bakar ramah lingkungan pengganti solar.Kata kunci: Kelapa, pengolahan, minyak, produk ikutan
Teknologi Pengendalian Hama Berbasis Ekologi dalam Mendukung Pengembangan Kapas Subiyakto .
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 30, No 3 (2011): September 2011
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.971 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v30n3.2011.p81-86

Abstract

Biaya pengendalian hama pada usaha tani kapas tergolong tinggi, yaitu 41% dari biaya produksi, bahkan sebelumnyamencapai 75%. Tingginya biaya tersebut disebabkan pengendalian hama masih bertumpu pada insektisida kimia.Untuk mengurangi biaya pengendalian hama, upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah menerapkan teknologipengendalian berbasis ekologi, yang meliputi tumpang sari kapas dengan kedelai, perlakuan terhadap benih, budidaya tanpa olah tanah, pemanfaatan jerami padi sebagai mulsa, dan penggunaan pestisida nabati. Teknologitersebut dapat mengurangi biaya pengendalian hama hingga 57%, meningkatkan hasil kapas 21% dan kedelai 31%,serta menaikkan pendapatan 57%. Pengembangan teknologi pengendalian hama berbasis ekologi untuk mendukungpengembangan kapas memerlukan arah dan strategi. Ke depan, pengembangan teknologi pengendalian hamaberbasis ekologi hendaknya tidak sepenuhnya diserahkan kepada petani dan pengelola karena mereka memilikiberbagai keterbatasan. Oleh karena itu, pemerintah berperan sangat penting, terutama dalam sosialisasi dan bantuanteknis. Strategi yang paling efektif untuk mengimplementasikan paradigma pengendalian hama berbasis ekologiadalah melalui sekolah lapang yang didukung oleh pembinaan dan pendampingan teknologi.

Page 4 of 23 | Total Record : 221