cover
Contact Name
M. Taufiq
Contact Email
m.taufiq222@gmail.com
Phone
+6285729966377
Journal Mail Official
m.taufiq222@gmail.com
Editorial Address
Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau Jl. Lintas Barat KM.19 Ceruk Ijuk, Kelurahan Toapaya Asri Kab. Bintan, Prov. Kepri PO BOX 33 - Tanjungpinang 29100
Location
Kab. bintan,
Kepulauan riau
INDONESIA
TERAJU : Jurnal Syariah dan Hukum
ISSN : 27153878     EISSN : 2715386X     DOI : https://doi.org/10.35961/teraju.v2i01
Jurnal TERAJU fokus pada kajian ilmu syariah dan hukum. Kajian utama jurnal TERAJU meliputi: Hukum Islam: Usul Fikih, Fikih, Perbandingan Mazhab, Sosiologi Hukum Islam, serta kajian yang masuk dalam ilmu syariah. Ilmu Hukum: Filsafat Hukum, Ilmu Hukum, Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata Negara dan ilmu yang serumpun. Studi Perbandingan hukum: meliputi perbandingan hukum islam dan hukum positif.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 81 Documents
JUAL BELI BARANG BEKAS MELALUI BANK SAMPAH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Zarul Arifin
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 3 No 01 (2021)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v3i01.204

Abstract

This research was conducted to explain the practice of selling used goods through a waste bank. This study aims to clearly illustrate the practice of buying and selling used goods through garbage banks in Sajad District and a review of Islamic law on buying and selling used goods through garbage banks in Sajad District . Based on the results of the study concluded that the practice of buying and selling used goods through a garbage bank in Sajad Subdistrict already meets the terms and conditions of sale and purchase and is carried out on a like and like basis and no party feels disadvantaged. Review of sharia economic law on the sale and purchase of used goods through waste banks including legal buying and selling because in terms of purity of used goods sold in garbage banks are sacred goods and for used goods in accordance with the opinion of Hanafiyah scholars allow the sale and purchase of goods affected by unclean not to eaten. In terms of prices in the sale and purchase of used goods there has been an agreement between the two parties and no one is harmed.
Penyelesaian Sengketa Dalam Perspektif Antropologi Hukum Muhammad Ilham; M Taufiq
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 3 No 01 (2021)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v3i01.213

Abstract

The purpose of this paper is to find a meeting point for the study of legal anthropology in national law that has been in effect in Indonesia. Indonesia's plural society makes it richer in terms of prevailing customs. Of course, each custom has its own ways and criteria for establishing and compiling norms that apply in society. This, as the National law, as the unifier of the prevailing laws in society, certainly seeks to make absolute provisions and implement justice. This study seeks to find common ground for these matters, so that the study used is a qualitative approach by suggesting the normative side of legal settlement that applies in society. The results of this study found that there is a meeting point in the study of legal anthropology if it is related to the concept of national law. This effort, of course, must be understood by law enforcers so that every dispute can be preceded by an anthropological aspect of law. This action is expected to have a side of justice that will emerge so that every problem will be able to be resolved.
Urgensi Nilai-Nilai Bisnis Syariah Pada Program Dana Bergulir APBD D.I Yogyakarta Yayan Fauzi
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 3 No 01 (2021)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v3i01.223

Abstract

The Revolving Fund of D.I Yogyakarta Budget is the one distributed to the Yogyakarta government to the Cooperative or BMT to stimulate the development and strengthening of BMT capital (Baitul Maal Wattamwil) in the Yogyakarta area through the office of cooperatives and MSMEs. This is in accordance with Regulation of the Minister of Finance no. 218 / PMK.05 /2009 that revolving fund is funds allocated by the Ministry of State / institutions / task force of public service agencies for the strengthening of business capital for cooperatives, micro, small, medium enterprises, and other businesses under the guidance of the Ministry of State / institutions. BMT (Baitul Maal Wattamwil) or also known as Cooperatives Save Borrowing and Sharia Financing (KSPPS) is one of the businesses of Sharia financial institutions whose operational prinip based on sharia, namely the Quran and Al-Hadith. In sharia business it is important to carry out sharia values that contain 5 (five) values, namely Ownership Value, Justice Value, Balance Value, Freedom Value and Diversity Value, so that sharia financial institutions do not deviate from sharia values themselves. While the development of sharia business, which from year to year is increasing, the more BMT or KSPPS get financing programs from the government, one of which is the revolving fund program of D.I Yogyakarta Budget. Starting from 2008 who get a revolving fund program only 1 BMT out of a total of 18 cooperatives but in the revolving fund program in 2016 and 2017 there are 22 BMT out of a total of 31 and 39 cooperatives that get revolving funds apbd D.I Yogyakarta, this shows the performance and growth of BMT is good. With good performance and growth by BMT there are some BMT / KSPPS who still doubt the validity of the revolving fund program APBD D.I Yogyakarta, so it is necessary to look at the values in this revolving fund sharia. By looking at the description above, in this journal will be discussed how the Urgency of Sharia Business Values in the Revolving Fund Program APBD D.I Yogyakarta.
Menanamkan Nilai-Nilai Perdamaian Dalam Mewujudkan Negara Ideal Zaimah Official
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 3 No 01 (2021)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v3i01.228

Abstract

Violence in Indonesia are growing very fastly, not only between individuals with individuals, but also between groups to the century. Example bombing Oikumene church in Samarinda. The problems caused system of peace in cauntry can’t be well realized. So, in society and state must be applyed principle and the value of peace. The value of peace is love, tolerance, control, and leave violence. While the principle is honesty and responsibility (al-Amanah), justice (al-‘Adalah), brotherhood (al-Ukhuwah), respecting pluralism (al-Ta’addudiyah), equality (al-Musawah), consciousness (al-Syura), prioritizing peace (al-Silm) and control (Amr bi al-Ma’ruf Nahy ‘an Munkar). If applyed the value and principles in the state, so that have realized of peace and ideal cauntry.
Peran Isteri Dalam Keluarga Masa Kini Telaah Sejarah Sosial Pemikiran Hukum Islam Maylissabet Maylissabet; Zulfan Efendi
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 3 No 02 (2021)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v3i02.262

Abstract

Artikel ini menelaah peran isteri sesuai dengan sejarah sosial pemikiran hukum Islam, memahami konteks peran isteri dan meneladani motivasi pada setiap tahap sejarah, akan membantu mengaplikasikan peran seorang isteri sesuai dengan tujuan dan maksud yang dicita-citakan untuk masa kini bahkan yang akan datang. Penulis menggunakan Teori teks dan Konteks oleh Ali Syari’ati yang digunakan oleh penulis menelaah permasalahan yang ada sehingga diharapkan dapat menelaah pergeseran peran isteri dari masa ke masa. Hal ini bertujuan agar keutuhan keluarga tetap tercipta hingga kapanpun sesuai dengan ajaran Islam.
Larangan Perkawinan Bulan Tuwun Ditinjau Menurut Maqashid Syariah Mustafid Mustafid
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 3 No 02 (2021)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v3i02.289

Abstract

Di desa Sibiruang memiliki adat istiadat yang masih ditaati sampai saat sekarang, larangan perkawinan ketika bulan tuwun adalah salah satu adat istiadat yang masih di pertahankan oleh masyarakat hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk memahami larangan perkawinan ketika bulam tuwun dengan melihat dari sudut pandang Maqashid Syariah. Adat istiadat sangat menarik untuk diteliti karena akan selalu mengalami perkembangan atau perubahan dengan berubahnya waktu, begitu juga dengan hukum Islam akan bisa berubah dengan seiring berubahnya masa. Tulisan ini berupaya untuk mencari bagaimana pandangan Maqashid Syariah terhadap larangan perkawinan ketika bulan tuwun, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan mengemukakan tradisi larangan perkawinan ketika bulan tuwun. Hasil yang ditemukan bahwa agama Islam betujuan untuk menjaga keturunan (Hifdz Nasab) dan cara menjaganya adalah dengan perkawinan. Adanya larangan perkawinan ketika bulan tuwun membuat waktu diperbolehkan untuk menikah menjadi sempit, sehingga kemashalatan umat tidak didapatkan, pada dasarnya tidaklah dilarang untuk menikah pada waktu itu, kemudian ditakutkan juga ketika ada larangan seperti itu akan membuat pasangan yang akan menikah melakukan sesuatu yang senonoh karena tidak diperbolehkan menikah, atas dasar inilah larangan perkawinan ketika bulan tuwun tidaklah sesuai dengan Maqashid Syariah yang menginginkan kemashalatan umat.
Teori Maqashid Syariah Dalam Hukum Islam Ahmad Jalili
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 3 No 02 (2021)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v3i02.294

Abstract

Artikel ini membahas maqashid syariah secara teoritis dengan pendekatan teks yang kemudian dijelaskan secara deskriptif dengan sumber data berupa Al-Quran, hadis dan buku-buku rujukan yang berhubungan dengan masalah dalam peneitian ini. Tujuan dari penelitian ini untuk menguatkan basis teori dari maqashid syariah sehingga menjadi bekal untuk penelitian-penelitian lebih lanjut. Hasil dari penelitian ini bahwa penguatan teoritis maqashid syariah merupakan sebuah keharusan ditengah-tengah masyarakat saat ini , yang mana kondisi dan keadaan selalu berubah-rubah, oleh sebab itu para mujtahid muslim harus bisa menemukan suatu konteks dari setiap teks yang ada baik al quran maupun al hadis sesuai dengan metode maqashid syariah agar bisa nantinya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ketika menyikapi problematika masa kini, karena memang dalam memahami nas baik quran maupun hadis tidak hanya dengan mengandalkan ilmu bahasa semata, akan tetapi ada faktor-faktor lain yang mendukung dan menentukan hasil dari setiap hukum, maka diperlukannya kontekstualisasi bukan untuk membuat syariat yang baru akan tetapi dalam rangka memberikan kemaslahatan kepada ummat dan tentu dengan tetap berpegang pada prinsip syariat.
Sistem Bagi Hasil Partelon Petani Padi Di Palengaan Kabupaten Pamekasan Perspektif Hukum Islam Dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Moh Hasibuddin; Kudrat Abdillah
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 3 No 02 (2021)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v3i02.295

Abstract

Muzara’ah adalah akad kerjasama antara kedua belah pihak baik itu pemilik lahan dan juga penggarap yang mana benih pertanian tersebut ditanggung oleh pemilik lahan dan penggarap sebagai penerima jasa kerja. Pelaksanaan bagi hasil pertanian atau Muzara’ah merupakan kerjasama dalam bidang pertanian antara penggarap dan pemilik lahan dengan perjanjian bagi hasil Partelon dan tidak ada batasan waktu atas kerjasama tersebut, yakni berakhirnya kerjasama bagi hasil Partelon pertanian apabila sudah ada pernyataan dari salah satu kedua belah untuk mengakhirinya. Sedangkan pembagian hasil sistem Partelon yang dilaksanakan oleh kedua belah pihak tidak sama dengan pembagian hasil yang semestinya dilakukan oleh mayoritas masyarakat di desa tersebut yang seharusnya pemilik lahan sebagai penyedia benih mendapatkan hasil lebih dari penggarap. Fokus penelitian dari penelitian ini adalah tentang Bagaimana Penerapan Bagi Hasil system Partelon Pertanian dengan Akad Muzara’ah di Desa Potoan Daja Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan dan juga Bagaimana pandangan Islam mengenai Penerapan bagi hasil Partelon dengan Akad Muzara’ah di Desa Potoan Daja Kecamatan palengaan Kabupaten Pamekasan. Dalam penelitian ini peneliti memakai metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk meneliti fenomena yang dialami oleh subyek dengan jenis penelitian lapangan. Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk informannya adalah masyarakat Desa Potoan Daja sendiri mulai dari pemilik lahan, penggarap, Tokoh Agama, perangkat Desa dan masyarakat sekitar yang mengetahui Bagi Hasil dengan Akad Muzara’ah tersebut. Kemudian Teknik analisis data yang dipakai adalah mulai dari Reduksi Data, Penyajian Data dan Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Bagi Hasil system Partelon Pertanian dengan Akad Muzara’ah di Desa Potoan Daja Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan telah lama terjadi. Kesepakatan yang terjadi hanya melibatkan pihak pemilik lahan dan penggarap tanpa melibatkan pihak ketiga atau perangkat Desa setempat. Kedua, pandangan Hukum Islam mengenai Bagi Hasil dengan Akad Muzara’ah di Desa Potoan Daja Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan ini hukumnya adalah mubah karena kedua belah pihak sama-sama rela dan tanpa ada pihak yang memaksa.
Perspektif Hukum Islam Tentang Memperjual Belikan Dan Memakai Pakaian Ketat Bagi Muslimah Arpan Zaman
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 3 No 02 (2021)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v3i02.296

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan perspektif Hukum Islam tentang memperjualbelikan dan memakai pakaian ketat bagi muslimah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hukum memperjual belikan dan memakai baju ketat bagi muslimah menurut islam. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan sumber data berupa buku-buku rujukan yang berhubungan dengan masalah dalam peneitian ini. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari perspektif hokum Islam memperjualbelikan dan memakai pakaian ketat bagi muslimah hukumnya adalah haram. Oleh karena itu, marilah kita menjauhi untuk memperjualbelikan dan memakai pakaian ketat.
Ujrah Pembaca Al-Qur’an Pada Tempat Pemakaman Desa Keude Blang Aceh Timur Perspektif Fikih Muamalat Rasyidin Rasyidin; Asrur Rahmah
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 4 No 01 (2022)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v4i01.405

Abstract

This article examines the ujrah of Al-Qur’an readers at the public cemetery of Keude Blang village, East Aceh, from the perspective of muamalat fiqh. The author uses the muamalat fiqh theory. From the results of research in Keude Blang Village, East Aceh, it can be concluded that the ujrah for renting a Quran reader at the Public Cemetery has been practiced since time immemorial and for ujrah itself the tariff has been set at IDR 300,000 per day for one person and in Keude Blang it has also been formed a special group of readers of the Koran as many as 6 people in one group. In fiqh muamalat, it is permissible to rent an Al-Qur’an reader, but it is necessary to understand that reading the Koran is an act of worship and not having the intention of reading the Koran is a profession to earn money and instill a sense of sincerity in the heart without expecting anything in return. From humans but does this to worship and help fellow Muslims and considers the ujrah given to the readers of the Koran in public cemeteries as alms.