cover
Contact Name
Titik Respati
Contact Email
jiks.unisba@gmail.com
Phone
081312135687
Journal Mail Official
jiks.unisba@gmail.com
Editorial Address
Jalan Hariangbanga No. 2, Tamansari, Bandung 40116
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
ISSN : "_"     EISSN : 26568438     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS) adalah jurnal yang memublikasikan artikel ilmiah kedokteran dan kesehatan yang terbit setiap 6 (enam) bulan. Artikel berupa penelitian asli, laporan kasus, studi kasus, dan kajian pustaka yang perlu disebarluaskan dan ditulis dalam bahasa Indonesia dengan memperhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS) ini merupakan salah satu jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) selain Global Medical & Health Communication yang telah bereputasi nasional dan internasional.
Articles 211 Documents
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Wanita Pekerja di Subang Annisa Aulia Listiani; Siska Nia Irasanti; Zulmansyah Zulmansyah; Eka Nurhayati; Budiman Budiman
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4320

Abstract

Peningkatan jumlah pekerja perempuan terutama berada pada usia reproduksi sering menjadi kendala bagi mereka untuk memberikan ASI eksklusif sehingga pemberian ASI eksklusif sering tidak tercapai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dan pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik di PT Taekwang Subang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data diambil dari hasil kuesioner yang telah tervalidasi. Subjek penelitian adalah wanita yang sedang bekerja di pabrik PT Taekwang bagian divisi produksi bottom (proses bagian bawah sepatu) dan produksi upper (proses bagian atas sepatu) yang mempunyai  bayi usia ≥6–24 bulan dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 93 orang. Data penelitian dianalisis dan diuji menggunakan uji chi-square. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah responden sebagian besar  memberikan ASI eksklusif sebanyak 51 responden (55%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 42 responden (45%) hal tersebut memiliki perbedaan yang tidak jauh berbeda. Hasil analisis chi-squre dengan statistical product and service solution (SPSS), nilai p yang didapatkan 0,48 lebih besar dari alpha yang telah ditentukan 0,05. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik PT Taekwang Subang. RELATED BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING KNOWLEDGE AND EXCLUSIVE BREASTFEEDING ON FEMALEWORKER IN SUBANGIncreasing numbers of female worker primarily in the reproductive age is often a constraint for them to give exclusive breastfeeding. Many of them then decide not to give exclusive breastfeeding for their babies. The purpose of this study was to assess the relation between knowledge about exclusive breastfeeding with exclusive breastfeeding behavior on female worker in PT Taekwang Subang. This study was a quantitative analytic observational research with cross sectional approach. Data collected by validated questionnaire. Subjects were women who work at bottom and upper production division (bottom and upper of shoe process) in PT Taekwang factor who  had babies aged ≥6–24 months, totally 93 subjects. Research data were analyzed and tested using chi-square test. The study showed that the respondents who gave exclusive breastfeeding (55%) with those who did not give exclusive breastfeeding (45%) had not spesific differences. chi-square analysis with statistical product and service solution (SPSS), p-value obtained 0.48 greater than the specified alpha 0.05. In conclution, there is no relation between mother’s about exclusive breastfeeding and exclusive breastfeeding on female worker in PT Taekwang Subang.
Perbandingan Faktor Risiko Pasien Limfadenitis Tuberkulosis antara Hasil Bakteri Tahan Asam Positif dan Negatif Naufal Fadhillah Alam; Meta Maulida Damayanti; Maya Tejasari; Ismet Muchtar Nur; Yani Triyani
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.4347

Abstract

Limfadenitis tuberkulosis merupakan tuberkulosis ekstraparu (TEBP) yang paling umum di dunia. Diagnosis pasti TEBP ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis, dan atau histopatologis contoh uji yang diambil dari organ tubuh yang terkena. Pemeriksaan BTA dengan Ziehl Neelsen langsung pada jaringan mempunyai sensitivitas rendah sehingga jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbandingan faktor risiko limfadenitis tuberkulosis dengan hasil BTA positif dan negatif dari jaringan KGB berdasar atas usia, jenis kelamin, dan riwayat TB paru di Laboratorium Rumah Sakit Al-Islam Bandung tahun 2016–2017. Terdapat 18 pasien dengan hasil BTA positif dan 17 pasien dengan BTA negatif yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan analisis data univariat untuk mengetahui gambaran faktor risiko pasien dan bivariat untuk melihat hasil perbandingan faktor risiko pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan pasien dengan BTA positif banyak diderita oleh pasien usia <20 tahun (8 dari 18) dan BTA negatif 30–39 tahun (6 dari 17). Pasien wanita mendominasi BTA positif (15 dari 18) dan BTA negatif (11 dari 17) daripada laki-laki. Pasien yang tidak mempunyai riwayat TB paru mendominasi BTA positif (14 dari 18) dan BTA negatif (14 dari 17). Perbandingan faktor risiko pasien antara hasil BTA positif dan negatif berdasar atas usia (p=0,117), jenis kelamin (p=0,264), dan riwayat TB paru (p=1,000). Walaupun mempunyai sensitivitas yang rendah, pemeriksaan BTA jaringan harus dilakukan guna memberikan informasi yang maksimal untuk klinisi. Simpulan, perbandingan faktor risiko limfadenitis tuberkulosis antara hasil BTA positif tidak berbeda. COMPARASION OF LYMPHADENITIS TUBERCULOSIS PATIENT’S RISK FACTOR BETWEEN POSITIVE AND NEGATIVE ACID-FAST BACILLUS Lymphadenitis tuberculosis is most common extrapulmonary tuberculosis (EPTB) in the world. Definitive diagnosis in EPTB is by clinical examination, bacterial examination, and histopatological examination from sample in affected organ. AFB examination by Ziehl Neelsen directly from tissue has low sensitivity and high specificity. This study aims to examine the comparion of lymphadenitis tuberculosis patient’s risk factor between positive and negative AFB from lymph node tissue based on age, sex, and previous history of pulmonary tuberculosis in Laboratory of Al-Islam Hospital Bandung during 2016–2017. There were 18 patients with positive AFB and 17 patients with negative AFB who met inclusion criteria. This study used cross sectional design with univariate data analysis to descript the risk factor of patients and bivariate to see the comparison of patient characteristics. The result of this study showed patient with positive AFB occur more at the age of <20 (8 of 18) and negative AFB occur more at the age of 30–39 (6 of 17). Woman were dominated positive AFB (15 of 18) and negative AFB (11 of 17) than man. Patients with no previous pulmonary tuberculosis history were dominated positive AFB (14 of 18) and negative AFB (14 of 17). Comparison of lymphadenitis tuberculosis patient’s risk factor between positive and negative AFB based on age (p=0.117), sex (p=0.264), and previous history of pulmonary tuberculosis (p=1.000). Despite low sensitivity, tissue AFB examination should be performed to give maximal information for clinician. Conclusion, comparison of lymphadenitis tuberculosis risk factor between positive and negative AFB is not different.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Diare Akut di SMP Plus Pesantren Baiturrahman Bandung Novy Latifah Nurul F; Fajar Awalia Yulianto; Yoyoh Yusroh; Siska Nia Irasanti; Dony Septriana Rosady
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i2.4349

Abstract

Angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit diare didunia masih sangat tinggi terutama pada negara berkembang. Diare merupakan penyebab kematian ke-4 pada golongan semua umur di Indonesia, serta angka morbiditasnya menempati urutan ke-5 di Kota Bandung. Faktor risiko terjadinya diare berkaitan dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara PHBS dengan kejadian diare akut pada siswa kelas VIII SMP Plus Pesantren Baiturrahman Bandung. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek terdiri dari 140 responden, secara consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai PHBS tatanan intitusi pendidikan serta kejadian diare akut. Uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian didapatkan lebih banyak responden yang tidak melakukan PHBS (55%) dibandingkan responden yang melakukan PHBS (45%). Sebagian besar tidak mengalami diare akut (75%) dan sebagian kecil mengalami diare akut (25%). Hasil penelitian ini memperlihatkan terdapat hubungan antara PHBS dengan kejadian diare akut pada siswa kelas VIII SMP Plus Pesantren Baiturrahman Bandung (p value = 0,001). Penelitian ini menunjukan pentingnya praktik PHBS pada lingkup siswa SMP. CLEAN LIVING AND HEALTHY BEHAVIOURS AND ACUTE DIARRHEA IN JUNIOR HIGH SCHOOL OF BAITURRAHMAN BOARDING SCHOOL BANDUNGThe number of morbidity and mortality due to diarrhea disease in the world is still high, especially in the developing countries. Diarrhea is the fourth cause of death in all age groups in Indonesian, with the morbidity number ranks fifth in Bandung city. Some of risk factors of diarrhea are related with the Clean Living and Healthy Behaviours (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat=PHBS). This research was aimed to analyze the relationship between PHBS and the occurance of acute diarrhea in 8th grade Junior High School students of Baiturrahman Boarding School Bandung. This research used observational analytic method with cross sectional approach during May 2018. The subjects obtained 140 respondents in consecutive sampling. Data retrieval used questionnaire which contains the questions about PHBS and the occurance of acute diarrhea. Statistical test used chi square with SPSS. The result of the research shows that more respondents did not do PHBS (55%) than respondents who do PHBS (45%). The number of occurance of acute diarrhea mostly did not occur acute diarrhea (75%) and some had acute diarrhea (25%). Chi square test results obtained p value = 0.001. Therefore it can be concluded that there is a relationship between PHBS and the occurance of acute diarrhea in 8th grade Junior High School students of Baiturrahman Boarding School Bandung. It is very impotance to do PHBS on the scope of junior high school students.
Kualitas Pelayanan Berpengaruh terhadap Loyalitas Pasien Rumah Sakit Nurul Romadhona; Muhardi Muhardi; Nirmala Kesumah
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i2.4621

Abstract

Banyaknya rumah sakit di Indonesia menimbulkan persaingan ketat sehingga perlu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kualitas menciptakan persepsi positif pasien terhadap rumah sakit sehingga menghasilkan kepuasan serta loyalitas pasien. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien. Penelitian dilakukan tahun 2011 di Poliklinik Rumah Sakit X Bandung. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik menggunakan desain cross sectional terhadap sampel 100 orang. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Variabel bebas, yaitu kualitas pelayanan dengan dimensi keandalan, ketanggapan, jaminan, empati, dan bukti fisik, sedangkan variabel terikat adalah loyalitas pasien. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Penelitian ini menggunakan uji parsial (uji t), uji serempak (uji f), dan uji koefisien determinasi (R2). Hasil uji t dimensi keandalan, ketanggapan, jaminan, dan empati diperoleh tingkat signifikansi = 0,000; sedangkan berwujud = 0,027, α = 5%, berarti kelima dimensi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien. Hasil uji f diperoleh tingkat signifikansi = 0,000, α = 5%, berarti kelima dimensi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien. Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai R2 = 0,855, berarti kontribusi kualitas pelayanan terhadap loyalitas sebesar 85,5%. Faktor penentu loyalitas pasien adalah kualitas pelayanan, input, dan hasil pelayanan yang diberikan kepada pasien. Simpulan kualitas pelayangan berpengaruh terhadap loyalitas pasien.THE QUALITY OF SERVICE INFLUENCES THE LOYALTY OF HOSPITAL PATIENTS A large number of hospitals in Indonesia cause fierce competition, so it is necessary to provide quality health services. Quality creates a positive perception of patients towards hospitals that results in patient satisfaction and loyalty. The purpose of this study was to determine the effect of service quality on patient loyalty. The study was conducted at the X Polyclinic Hospital in Bandung. The method of this research is descriptive analytic, using a cross sectional design, a sample of 100 people. The sampling technique was consecutive sampling. The independent variable was the quality of service with dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangibles, while the dependent variable was patient loyalty. The instrument of this research is a questionnaire that has been tested for validity and reliability. This study used a partial test (t test), simultaneous test (f test), and coefficient of determination test (R2). The t test result of reliability, responsiveness, assurance, and empathy dimensions obtained a significance level = 0.000; while tangible = 0.027, α = 5%, meaning that the five dimensions partially have a significant effect on patient loyalty. The f test results obtained a significance level = 0.000, α = 5%, meaning that the five dimensions togetherly had a significant effect on patient loyalty. The test results of the coefficient of determination obtained the value of R2 = 0.855, meaning that the contribution of service quality to loyalty was 85.5%. In correlasion determinants of patient loyalty are service quality, input, and results of services provided to patients. In conclusion the quality of service affects patient loyalty.
Faktor Memengaruhi Cakupan Status Imunisasi Dasar di Puskesmas Cijagra Lama Kota Bandung Rhena Alma Ramadianti; Herry Garna; Lisa Adhia Garina
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.5581

Abstract

Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan pada anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat antibodi untuk mencegah penyakit tertentu. Kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain usia ibu, pekerjaan ibu, pendidikan terakhir ibu, pendapatan keluarga, ketakutan akan efek samping imunisasi, tradisi keluarga dalam pemberian imunisasi, larangan agama, pengetahuan tentang jadwal imunisasi, jarak tempat pelayanan, biaya imunisasi, dan rumor buruk tentang kandungan vaksin. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi cakupan imunisasi dasar di Puskesmas Cijagra Lama Kota Bandung periode Agustus−November 2019. Desain penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data hasil penelitian dianalisis univariat untuk menghitung distribusi, frekuensi, karakteristik responden, dan karakteristik setiap variabel penelitian. Sampel penelitian adalah ibu yang datang ke Puskesmas Cijagra lama Kota Bandung dengan membawa bayi berusia 0−24 bulan yang akan dilakukan imunisasi dasar. Pengambilan sampel dengan cara total sampling. Besar sampel sebanyak 139 responden. Hasil penelitian ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi dasar lengkap didominasi oleh ibu yang berusia <30 tahun (57,1%), ibu rumah tangga (84,2%), pendidikan terakhir SMA dan perguruan tinggi (86,5%), sedangkan pendapatan keluarga hampir sama antara di bawah Upah Minimum Regional (UMR) dan di atas UMR. Responden yang anaknya diimunisasi dasar lengkap mayoritas tidak takut akan efek samping (p=0,006), sudah tradisi untuk diimunisasi (p=0,214), tidak ada larangan agama (p=0,02), mengetahui  jadwal  imunisasi  (p=0,023),  jarak  tempat  pelayanan imunisasi tidak terlalu jauh (0,004), biaya masih terjangkau (p=0,603), serta   tidak   perduli   akan   rumor   buruk   tentang   kandungan   vaksin (p=0,877). Responden yang tidak melakukan imunisasi dasar lengkap, mayoritas usia ibu ≥30 tahun, ibu rumah tangga, pendidikan SMA dan perguruan tinggi, dan pendapatan keluarga   di bawah UMR. Simpulan, faktor yang memengaruhi cakupan status imunisasi dasar adalah ketakutan akan efek samping, larangan agama, pengetahuan jadwal imunisasi, dan jarak tempat pelayanan imunisasi. FACTORS AFFECTING BASIC IMMUNIZATION COVERAGE IN PUSKESMAS CIJAGRA LAMA BANDUNG CITYImmunization is an attempt to provide immunity to children by introducing vaccines into the body so that the body makes antibodies to prevent certain diseases. Completeness of immunization is affected by many factors including mother’s age, mother’s occupation, mother’s last education, family income, fear of immunization side effects, family traditions in immunization, religious restrictions, knowledge of immunization schedules, the distance of services, immunization fees, and bad rumors about vaccine content. The purpose of this study was to determine the factors that affecting the basic immunization coverage in the Cijagra Lama Health Center in the City of Bandung in the August– November 2019 period. The study design was descriptive with a cross- sectional approach. Data were analyzed univariate to calculate the distribution, frequency, characteristics of respondents, and characteristics of each study variable. The sample of this research was mothers who come to the old Cijagra Health Center in Bandung City with babies aged 0−24 months who will be given basic immunizations. Sampling by total sampling. The sample size was 139 respondents. The results of the study of mothers who bring their children to complete basic immunizations were dominated by mothers aged <30 years (57.1%), housewives (84.2%), high school education and college (86.5%), while income almost the same family between below regional minimum wage and above regional minimum wage. Respondents whose children were fully immunized basic majority were not afraid of side effects, it was tradition to be immunized, there was no religious prohibition, knowing the immunization schedule, distance between immunization services was not far, the cost was still affordable, and no matter the bad rumors about vaccine content. Respondents who did not complete basic immunization, the majority of mothers aged ≥30 years, housewives, high school and college education, and family income below regional minimum wage. In conclusion, that most of the coverage of basic immunization status at the Cijagra Lama Health Center in Bandung are complete, and the small part that is incomplete is influenced by maternal age ≥ 30 years, family income below regional minimum wage, less knowledge about immunization.
Hambatan dalam Mewujudkan Open Defecation Free Hilmi Sulaiman Rathomi; Eka Nurhayati
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4325

Abstract

Open defecation free (ODF) merupakan salah satu target terpenting dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditujukan memutus rantai transmisi penyakit menular. Penelitian ini bertujuan mengetahui perilaku buang air besar sembarangan (BABS) yang masih dilakukan oleh masyarakat, sekaligus menganalisis berbagai faktor yang berpengaruh terhadap upaya eliminasinya menggunakan model behavior change wheel. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan melibatkan 210 orang penduduk Desa Mangunjaya, Kabupaten Bandung yang dipilih secara cluster random sampling periode April 2017. Data diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner tervalidasi, lalu dianalisis menggunakan software SPSS 20 dengan uji chi-square dan Spearman Rank Correlation. Hasil penelitian menunjukkan 28,6% penduduk Desa Mangunjaya yang masih mempraktikkan kebiasaan BAB sembarangan 22,4% penduduk yang tidak memiliki jamban. Ditemukan korelasi positif yang signifikan perilaku BABS dengan faktor motivasi (r=0,584), kemampuan (r=0,638), dan kesempatan (r=0,548). Terdapat perbedaan persepsi antara warga yang masih melakukan BABS dan yang tidak melakukan BABS mengenai faktor apa yang dinilai menghambat kepemilikan dan penggunaan jamban. Meskipun keduanya menyatakan bahwa faktor biaya adalah penghambatan utama, warga yang melakukan BABS cenderung menyalahkan lokasi desa sebagai hambatan terbesar kedua, sementara warga yang tidak BABS menilai bahwa kurangnya edukasi justru menjadi faktor terpenting selain hambatan biaya. Masih terdapat warga yang BABS dan tidak memiliki jamban dipengaruhi oleh faktor motivasi, kapabilitas, dan kesempatan. Peningkatan pengetahuan dan kepemilikan jamban perlu diupayakan lebih serius karena merupakan determinan terpenting pencapaian kondisi open defecation free di Desa Mangunjaya. BARRIER OF OPEN DEFECATION FREE Open defecation free (ODF) is one of the most important target in Sustainable Development Goals (SDGs) that is intended to break the transmission chain of infectious diseases. This research aims to discover the open defecation (OD) behavior as well as to analyze factors that influence its elimination effort using behavioral change wheel model. This was a cross sectional study involving 210 villagers from Desa Mangunjaya, Bandung during April 2017 who were randomly selected with cluster random sampling method. Data were taken through interview using validated questionnaire, then analyzed using SPSS 20 with chi-square and Spearman rank correlation test. This research found there were 28.6% of residents in Desa Mangunjaya who are still practising OD and 22.4% do not have latrines. There was a significant positive correlation between OD behavior with motivational factor (r = 0.584), capability (r: 0.638), and opportunity (r: 0.548). There was a difference of perception between residents who were still practicing OD and who were not, on what factors are considered to inhibit the ownership and use of latrines. Although both placed the cost factor as the main barrier, residents who practicing OD tend to assess the location of the village as the second greatest obstacle, meanwhile the second group put the lack of education as a major factor in addition to cost constraints. The achievement of ODF condition in Desa Mangunjaya was inhibited by motivational, capability, and opportunity factors. Increasing latrines ownership and knowledge among villagers were very crucial, since they are the most important determinants.
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Satu dengan Kejadian Stunting pada Balita di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang M. Alstassyura Wiranatagama Aryanto; Dadi S Argadiredja; R. Kince Sakinah
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.5635

Abstract

Masa perkembangan anak dimulai saat masih dalam kandungan dan banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan janin. Anemia pada saat kehamilan sangat berisiko terhadap perkembangan bayi yang akan dilahirkan yang dapat menyebabkan anak mengalami stunting pada balita. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar hemoglobin ibu hamil trimester satu dengan kejadian stunting pada balita di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang pda Desember 2018–Juni 2019. Desain penelitian, yaitu analitik observasional dengan pendekatan case control. Subjek penelitian ini 67 anak dengan kondisi stunting. Teknik pengambilan sampel yang digunakan simple random sampling dengan jumlah 50 balita stunting dan 50 balita normal sebagai kontrol (1:1). Analisis data menggunakan uji chi square dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 orang ibu hamil dengan anemia yang terdiri atas 25 orang (25%) anaknya normal dan 29 orang (29%) anaknya stunting. Sementara 46 orang ibu hamil dengan Hb normal yang terdiri atas 25 orang (25%) anaknya normal dan 21 orang (21%) anaknya mengalami stunting. Berdasar atas uji hubungan dengan uji chi square nilai p=0,547. Simpulan,  tidak terdapat hubungan antara kadar haemoglobin ibu hamil trimester satu dan kejadian stunting pada balita di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. THE RELATION 0F HAEMOGLOBIN LEVEL ON THE FIRST TRIMESTER PREGNANCY WITH STUNTING INCIDENCE AMONG TODDLERS IN CONGGEANG SUB-DISTRICT, SUMEDANG DISTRICT The development period of the child begins in the womb. There are many factors could affect fetus development, including haemoglobin of the mother. Anemia during pregnancy is very risky for the fetus development and could cause children under five years to experience stunting. The purpose of this study was to find relation of haemoglobin level in first trimester of pregnant woman with the stunting incidence in Conggeang Sub-district, Sumdeang District during December 2018–June 2019. The study design was observasional analytic with case control approach. The subject of this study is 67 children with stunting. The sampling technique used simple random sampling with total 50 stunted children and 50 normal children as control group (1:1). Data analysis used chi square test with α = 0.05. The result of this study shows that 54 pregnant woman with anemia, 25 (25.0%) of them have children with normal condition and 29 (29.0%) have stunted children. Based on chi square test (p=0.547), there was no relation between haemoglobin level in first trimester of pregnant woman with stunting incidence in Conggeang Sub-district, Sumedang District. In conclusion, there is no relation beetween haemoglobin level in first trimester of pregnant woman and stunting incidence in Congeang Sub-District in Sumedang District.
Perubahan Mikrostruktur Jaringan Hati pada Mencit Model Sindrom Metabolik yang Diberi Fraksi Zingiber officinale Dilla Latul Anjaniah; Eka Nurhayati; Herry Garna; Annisa Rahmah Furqaani; Maya Tejasari
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4316

Abstract

Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) merupakan penyakit perlemakan pada hati yang terjadi pada penderita sindrom metabolik. Penderita sindrom metabolik terjadi peningkatan kadar stres oksidatif sehingga muncul sel steatosis dan pelebaran sinusoid hati. Senyawa flavonoid dalam Zingiber officinale (jahe gajah) diketahui memiliki efek hepatoprotektif dan antiinflamasi dengan cara menghambat pembentukan reactive oxygen species (ROS). Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh  fraksi etil asetat jahe gajah terhadap mikrostruktur jaringan hati pada mencit model sindrom metabolik. Objek penelitian ini menggunakan mencit jantan galur Swiss Webster yang berusia 36−40 minggu dibagi menjadi 4 kelompok. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi Institut Teknologi Bandung. Kelompok kontrol yang diberi pakan tinggi lemak tanpa diberikan terapi selama 28 hari. Kelompok II−IV diberi pakan tinggi lemak dan diterapi dengan diberi fraksi etil asetat jahe gajah dengan konsentrasi 0,78 mg, 1,56 mg,  dan 3,12 mg per kilogram bobot per hari diberikan secara oral. Observasi dan kuantifikasi mikrostruktur jaringan hati dilakukan menggunakan mikroskop cahaya. Hasil statistik jumlah sel steatosis belum menunjukkan hasil yang signifikan (p>0,05), sedangkan pada jumlah pelebaran sinusoid menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05).   Kekuatan korelasi konsentrasi fraksi jahe gajah dengan jumlah sel steatosis rendah, tetapi pasti (r=-0,381)  dan pelebaran sinusoid cukup berarti (r=-0,451). Simpulan penelitian ini adalah pemberian fraksi etil asetat jahe gajah memengaruhi mikrostruktur jaringan hati pada mencit model sindrom metabolik. LIVER TISSUE MORPHOLOGICAL CHANGES BY ZINGIBER OFFICINALE FRACTIONS IN METABOLIC SYNDROME MICE MODELSNon-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) is a fatty liver disease that occurs in patients with metabolic syndrome. Patients with metabolic syndrome occur closer to oxidative stress that occurs in steatosis and dilation of the liver sinusoid. Flavonoid compounds in Zingiber officinale have hepatoprotective and anti inflammatory effects by inhibiting the formation of reactive oxygen species (ROS). The purpose of this study was to determine the content of Zingiber officinale ethyl acetate fraction on liver tissue microstructure in mice model of metabolic syndrome. This research method using mice of Swiss webster strain which had 36−40 weeks, divided into 4 groups. The study  conducted at Pharmacology Laboratory Institut Teknologi Bandung. Control group fed high fat without therapy for 28 days. Group II−IV were fed high fat and treated with ginger elephant ethyl acetate fraction with a concentration of 0.78 mg, 1.56 mg and 3.12 mg per kilograms of body weight per day, given orally. Observation and quantification of liver tissue microstructure was performed using a light microscope. The statistical results on steatosis cell counts did not show significant results (p>0.05), whereas the number of sinusoid enlargement showed significant results (p<0.05). Alternative strength of the Zingiber officinale fraction with a low but definite steatosis cell number (r=−0.381) and significant sinusoid widening (r=−0.451). In conclusion, that administration of ginger elephant ethyl acetate fraction affected microstructure of liver tissue in mice model of metabolic syndrome.
Klasifikasi Morfologi Leukemia Limfoblastik Akut Berhubungan dengan Kejadian Relaps pada Pasien Anak Clara Juniasari; Susan Fitriyana; Apen Afgani; Lelly Yuniarti; Yani Triyani
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.4338

Abstract

Leukemia yang paling banyak ditemukan pada anak adalah jenis leukemia limfoblastik akut (LLA). Pasien yang mengalami respons lambat setelah pemberian kemoterapi memiliki risiko relaps lebih besar. Terdapat faktor risiko yang dapat memengaruhi relaps, seperti usia, jenis kelamin, jumlah leukosit, dan klasifikasi morfologi LLA. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik pasien dengan kejadian relaps pada anak LLA. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 111 anak di RS Al-Islam Bandung periode Maret—Juli 2018. Hubungan karakteristik pasien dengan kejadian relaps dianalisis menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan anak yang mengalami relaps: 46,7% anak laki-laki dengan rasio prevalensi 1,14 (p=0,781); usia 5—9 tahun sebanyak 50% dengan rasio prevalensi 1,33 (p=0,664); anak dengan jumlah leukosit >50.000/µL sebanyak 64,2% dengan rasio prevalensi 1,74 (p=0,077), dan anak dengan klasifikasi morfologi LLA-L2 sebanyak 56,7% dengan rasio prevalensi 4,25 (p=0,004). Simpulan penelitian tidak terdapat hubungan jenis kelamin, usia, dan jumlah leukosit dengan kejadian relaps, namun terdapat hubungan antara klasifikasi morfologi dan kejadian relaps. MORPHOLOGICAL CLASSIFICATION OF ACUTE LIMPHOBLASTIC LEUKEMIA RELATED TO RELAPSE IN PEDIATRIC PATIENTSThe most commonly leukemia occurred in children is a type of acute lymphoblastic leukemia (ALL). Patients who responded slowly after receiving chemotherapy, have a greater risk of relaps. There are risk factors that could affect the occurrence of relaps, such as age, sex, leukocyte count, and morphology of ALL classification. This study purposed to determine the relationship between the patient characteristics and the occurrence of relaps in children with ALL. This study used cross sectional analytic observational method with a number of sample were 111 children in Al-Islam Hospital Bandung during March-July 2018. Relationship between patient characteristics and occurrence of relapse was analyzed using chi-square method with 95% confidence level. This study showed that children who relapsed 46.7% of boys with a prevalence ratio of 1.14 (p=0.781); 50% of 5—9 years old with a prevalence ratio of 1.33 (p=0.664); 64.2% of children with leukocyte counts was >50,000/μL with a prevalence ratio of 1.74 (p=0.077) and 56.7% of children with ALL-L2 morphology classification with a prevalence ratio of 4.25 (p=0,004). Conclusions of the study there is no correlation between gender, age and number of leukocytes with the incidence of relapse but there is a relationship between morphological classification and the incidence of relapse.
Fenomena Dose Dependent Manner Efek Jahe Gajah terhadap Cedera Jaringan Hati pada Sindrom Metabolik Agista Rohani; Noormartany Noormartany; Arief Budi Yulianti; Anita Indriyanti; Maya Tejasari
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i2.4332

Abstract

Sindrom metabolik merupakan kelainan metabolik kompleks yang memiliki komponen utama obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi. Penyakit ini dapat berlanjut menjadi penyakit perlemakan hati non-alkoholik yang ditandai dengan cedera jaringan hati. Parameter yang dapat menandakan cedera jaringan hati adalah peningkatan kadar AST dan ALT. Peningkatan stres oksidatif mendasari terjadi penyakit ini sehingga untuk mengatasinya dapat menggunakan antioksidan, salah satunya adalah jahe. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian fraksi etil asetat jahe gajah terhadap kadar AST dan ALT pada mencit sindrom metabolik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo menggunakan mencit galur Swiss Webster yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan dan tiga kelompok perlakuan yang diberi fraksi etil asetat jahe gajah dengan konsentrasi 0,78 mg/kgBB/hari, 1,56 mg/kgBB/hari, dan 3,12/kgBB/ hari. Hasil penelitian menunjukkan kelompok perlakuan 1 memiliki kadar AST dan ALT lebih rendah dibanding kelompok kontrol, sedangkan kelompok perlakuan 2 dan 3 lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan satu, fraksi jahe dapat mencegah cedera jaringan hati, sedangkan pada kelompok perlakuan dua dan tiga justru merusak jaringan hati. Simpulan fraksi etil asetat jahe gajah memengaruhi cedera jaringan hati pada mencit model sindrom metabolik secara dose dependent manner. DOSE DEPENDENT MANNER PHENOMENON OF GINGER EFFECTS IN METABOLIC SYNDROME LIVER INJURYMetabolic syndrome is a complex metabolic disorder that has a major component are obesity, insulin resistance, dyslipidemia, and hypertension. This disease can progress to non-alcoholic fatty liver disease characterized by liver injury. Parameters that can indicate liver tissue injury are an increase in AST and ALT levels. Increased oxidative stress underlies the occurrence of this disease, so to overcome it can use antioxidants, one of which is ginger. This study aims to determine the effect of ethyl acetate fraction ginger on AST and ALT levels in mice of metabolic syndrome. This study was an experimental study in vivo using Swiss Webster mice models divided into four groups: untreated control group and three treatment groups given ethyl acetate fraction ginger with concentration 0.78 mg/ kgBW/day, 1.56 mg/kgBW/day, 3.12/kgBW/day. The results showed that the treatment group 1 had AST and ALT levels lower than the control group, while the 2 and 3 treatment groups were higher than the control group. This suggests that in the treatment group one, the ginger fraction can prevent liver injury while in the treatment group two and three actually damage the liver tissue. It can be concluded that the elephant glycol ethyl acetate fraction affects liver injury in metabolic syndrome mice model by dose dependent manner.

Page 2 of 22 | Total Record : 211