Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Analysis of Out of Court Medical Dispute Resolution According to the Laws and Regulations Applicable in Indonesia Ariko Rahmat Putra; Noormartany Noormartany; Dony Septriana Rosady
SOEPRA Vol 7, No 1: Juni 2021
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/shk.v7i1.3266

Abstract

Abstract: The medical profession is a noble profession because it upholds human values. In carrying out the medical profession, there is a legal relationship between doctors and patients, both civil, criminal and state administration. In civil terms, if one of the parties defaults, it will cause a medical dispute. Medical dispute resolution is not only done in court but can also be done outside the court.The purpose of this research is to find out alternative medical dispute resolution outside the court in accordance with the prevailing laws and regulations.This research is juridical-normative research. This research describes medical dispute resolution in Indonesia based on the prevailing laws and regulations in Indonesia. Then, analyze each medical dispute resolution option contained in statutory regulations.The doctor-patient relationship in terms of civil law is a therapeutic agreement. If in the agreement one of the parties is in default, such as a doctor who has committed an act that is detrimental to the patient, it can lead to a medical dispute. Civil medical dispute resolution is not only resolved in court but can also be carried out outside the court through several mechanisms, namely consultation, negotiation, mediation, conciliation and expert opinion.Keyword: The Settlement, Medical Dispute, Outside the Court Abstrak: Profesi dokter merupakan profesi yang mulia karena menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Dalam melaksanakan profesi kedokteran terdapat hubungan hukum antara dokter dan pasien, baik secara perdata, pidana, maupun tata usaha negara. Secara perdata, jika salah satu pihak melakukan wanprestasi maka menimbulkan sengketa medik. Penyelesaian sengketa medik tidak hanya di dalam pengadilan, tetapi juga dapat dilakukan di luar pengadilan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui alternatif penyelesaian sengketa medik di luar pengadilan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif. Penelitian ini mendeskripsikan penyelesaian sengketa medik di Indonesia berdasar atas peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Kemudian, menganalisis setiap pilihan penyelesaian sengketa medik yang terdapat di peraturan perundang-undangan.Hubungan dokter-pasien ditinjau dari hukum perdata merupakan perjanjian terapeutik. Jika dalam perjanjian salah satu pihak melakukan wanprestasi seperti dokter yang melakukan tindakan yang merugikan pasien maka dapat menimbulkan sengketa medik. Penyelesaian sengketa medik secara perdata tidak hanya diselesaikan dipengadilan saja, tetapi juga dapat dilakukan di luar pengadilan melalui beberapa mekanisme, yaitu konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan pendapat ahli.Kata Kunci: Penyelesaian, Sengketa Medik, Luar Pengadilan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Diare Akut di SMP Plus Pesantren Baiturrahman Bandung Novy Latifah Nurul F; Fajar Awalia Yulianto; Yoyoh Yusroh; Siska Nia Irasanti; Dony Septriana Rosady
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i2.4349

Abstract

Angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit diare didunia masih sangat tinggi terutama pada negara berkembang. Diare merupakan penyebab kematian ke-4 pada golongan semua umur di Indonesia, serta angka morbiditasnya menempati urutan ke-5 di Kota Bandung. Faktor risiko terjadinya diare berkaitan dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara PHBS dengan kejadian diare akut pada siswa kelas VIII SMP Plus Pesantren Baiturrahman Bandung. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek terdiri dari 140 responden, secara consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai PHBS tatanan intitusi pendidikan serta kejadian diare akut. Uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian didapatkan lebih banyak responden yang tidak melakukan PHBS (55%) dibandingkan responden yang melakukan PHBS (45%). Sebagian besar tidak mengalami diare akut (75%) dan sebagian kecil mengalami diare akut (25%). Hasil penelitian ini memperlihatkan terdapat hubungan antara PHBS dengan kejadian diare akut pada siswa kelas VIII SMP Plus Pesantren Baiturrahman Bandung (p value = 0,001). Penelitian ini menunjukan pentingnya praktik PHBS pada lingkup siswa SMP. CLEAN LIVING AND HEALTHY BEHAVIOURS AND ACUTE DIARRHEA IN JUNIOR HIGH SCHOOL OF BAITURRAHMAN BOARDING SCHOOL BANDUNGThe number of morbidity and mortality due to diarrhea disease in the world is still high, especially in the developing countries. Diarrhea is the fourth cause of death in all age groups in Indonesian, with the morbidity number ranks fifth in Bandung city. Some of risk factors of diarrhea are related with the Clean Living and Healthy Behaviours (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat=PHBS). This research was aimed to analyze the relationship between PHBS and the occurance of acute diarrhea in 8th grade Junior High School students of Baiturrahman Boarding School Bandung. This research used observational analytic method with cross sectional approach during May 2018. The subjects obtained 140 respondents in consecutive sampling. Data retrieval used questionnaire which contains the questions about PHBS and the occurance of acute diarrhea. Statistical test used chi square with SPSS. The result of the research shows that more respondents did not do PHBS (55%) than respondents who do PHBS (45%). The number of occurance of acute diarrhea mostly did not occur acute diarrhea (75%) and some had acute diarrhea (25%). Chi square test results obtained p value = 0.001. Therefore it can be concluded that there is a relationship between PHBS and the occurance of acute diarrhea in 8th grade Junior High School students of Baiturrahman Boarding School Bandung. It is very impotance to do PHBS on the scope of junior high school students.
Nyeri Punggung Bawah serta Kebiasaan Merokok, Indeks Massa Tubuh, Masa Kerja, dan Beban Kerja pada Pengumpul Sampah Ida Astuti; Dony Septriana Rosady; Nurul Romadhona; Sadiah Achmad; Mia Kusmiati
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4326

Abstract

Kejadian nyeri punggung bawah (NPB) di Indonesia bervariasi antara 7,6% sampai 37%,  umumnya terjadi pada usia 45–60 tahun. NPB merupakan nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah dan dapat terasa nyeri yang lokal maupun nyeri radikuler yang terasa di daerah lumbar atau lumbo-sakral. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor risiko keluhan nyeri punggung pada petugas pengumpul sampah di Kecamatan Bandung Wetan periode Maret–Juli 2018. Jumlah sampel 84 responden yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dan analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki keluhan NPB sebanyak 75%. Kebiasaan merokok sedang 64%, indeks massa tubuh (IMT) normal 62%, masa kerja baru 99%, dan responden dengan beban kerja yang ringan 99%. Tidak terdapat hubungan kebiasaan merokok (p=0,811), IMT (p=0,735), beban kerja (p=0,081), dan masa kerja (p= 0,561) dengan keluhan nyeri punggung bawah. Simpulan, tidak terdapat hubungan kebiasaan merokok, IMT, beban kerja, dan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada petugas pengumpul sampah di Kecamatan Bandung Wetan. Terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap NPB seperti posisi kerja dan lama kerja. LOW BACK PAIN AND SMOKING HABITS, BODY MASS INDEX, WORKING PERIOD AND WORKLOAD ON GARBAGE COLLECTORSIncidence low back pain (LBP) in Indonesia are varies between 7.6% to 37%, generally occurs at the age of 45–60 years. LBP is a pain that is felt in the low back area. It could felt local and radicular pain in lumbar or lumbo-sacral area. The objectives of the study was to identify the risk factors of back pain complaints on garbage collectors in Bandung Wetan sub-district during March to June 2018. The subjects were 84 respondents and used simple random sampling technique. This research used observational analytical method with cross sectional approach and data analysis used chi square. The results of this study reveald that most respondents had 75% LBP complaints. Respondents with moderate smoking habits were 64%, respondents with normal body mass index (BMI) of 62%, respondents with a new work period of 99%, and respondents with a light workload of 99%. The results of statistical analysis showed that there were no correlation between smoking habits (p=0.811), BMI (p=0.735), workload (p=0.081) and years of work (p=0.561) with complaints of low back pain. Conclusions, there are no relationship between smoking habits, BMI, workload, and years of service with complaints of low back pain in officers of garbage collectors in Bandung Wetan Subdistrict. There are other factors that have more influence on LBP such as work position and duration of work.
Tinjauan Etika Kedokteran Penyelenggaraan Telekonsultasi pada Pandemi COVID-19 Dony Septriana Rosady; Lutfan Lazuardi; Siswanto Sastrowijoto; Buti Azfiani Azhali; Tita Bariah Siddiq
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v4i1.9323

Abstract

Pandemi COVID-19 telah menimbulkan dampak serta mengubah berbagai tatanan kehidupan di Indonesia. Upaya adaptasi diperlukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat pada berbagai sektor selama kondisi Pandemi COVID-19 berlangsung. Perubahan juga terjadi pada sektor pelayanan kesehatan. Praktik telekonsultasi dilakukan sebagai alternatif bentuk praktik kedokteran sebagai respon terhadap kebutuhan akses pelayanan kesehatan masyarakat yang aman dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan metode kualitatif. Penelitian mengambil studi kasus praktik telekonsultasi klinis di UPT Puskesmas Sukarasa pada periode September hingga Oktober 2021. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap 2 partisipan utama dan 10 partisipan pendukung, observasi dilakukan terhadap praktik telekonsultasi yang dijalankan, dan studi dokumen terhadap dokumentasi dan peraturan yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik telekonsultasi klinis yang dilakukan oleh UPT Puskesmas Sukarasa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi komunikasi berupa aplikasi Whatsapp dan diberlakukan selama pandemi COVID-19. Pemenuhan kaidah bioetika dan pelaksanaan fatwa etik organisasi profesi merupakan upaya untuk menjamin pemenuhan asas keselamatan pasien dalam praktik kedokteran. Pemenuhan terhadap kaidah dasar bioetika dan fatwa etik organisasi menjadi dasar penilaian bahwa praktik telekonsultasi klinis tersebut diperbolehkan secara etis selama pandemi COVID-19 berlangsung.
Telekonsultasi Klinis: Etika, Disiplin, dan Hukum Kedokteran Dony Septriana Rosady; Lutfan Lazuardi; Siswanto Sastrowijoto
Jurnal MHKI Vol 2 No 01 (2022): April
Publisher : Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.712 KB) | DOI: 10.53337/jhki.v2i01.17

Abstract

The COVID-19 pandemic has had an impact and changed various aspects of life in Indonesia. Adaptation efforts are carried out to answer the needs of the community in various sectors during the COVID-19 pandemic. Changes have also occurred in the health care sector. The practice of teleconsultation is carried out as an alternative form of medical practice in response to the need for safe access to health services for the community by utilizing information and communication technology. The research was conducted with a qualitative approach. The research was conducted as a clinical teleconsultation case study at UPT Puskesmas Sukarasa. Data were collected using interviews with 2 main participants and 10 supporting participants, observations were made on the teleconsultation practice that was carried out and document studies on documentation and applicable regulations. The results showed that the clinical teleconsultation practice carried out by UPT Puskesmas Sukarasa had applied the applicable rules, legal norms, and medical disciplines. Compliance with ethical rules, legal norms, and medical discipline is an effort to ensure the fulfilment of patient safety in medical practice.
Hubungan Religiusitas terhadap Stres Kerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kalangsari Kabupaten Karawang pada Masa Pandemi COVID-19 Iqbal Miftahul Huda; Caecielia Makaginsar; Dony Septriana Rosady
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1629

Abstract

Abstract. The Covid-19 pandemic has claimed many victims, both infected and dead, causing panic everywhere, including one in Indonesia. Health workers at the puskesmas as a first-level facility are at the forefront of dealing with the pandemic. Health workers become overwhelmed and worried which has an impact on mental health, one of which is stress. One of the factors that play a role in influencing stress while doing work is religiosity. The purpose of the study was to determine the relationship between religiosity and work stress for health workers at the Kalangsari Public Health Center, Karawang Regency during the Covid-19 pandemic. The design of this study used an analytical observational method with a cross-sectional approach. The sample of this study was health workers who work at the Kalangsari Public Health Center, Karawang Regency as many as 30 respondents who were selected through a total sampling technique using the Slovin formula to determine the number of samples and data collection using The Centrality of Religiosity Scale (CRS) and Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42). which have been tested for validity and reliability. The independent variable in this study is religiosity. The dependent variable in this study is work stress. The analysis was carried out univariate and bivariate using the Pearson correlation test. The results of the univariate analysis of religiosity showed that the majority of respondents had religiosity with a high category of 60.0% and the univariate analysis of work stress showed that the results of work stress with a normal degree were 56.7%. The results showed the significance value of religiosity & work stress was 0.727 (> 0.05), there was no relationship between religiosity and work stress on health workers at the Kalangsari Public Health Center, Karawang Regency during the Covid-19 pandemic. The results showed that there was no significant relationship between religiosity and work stress in health workers. A person's work stress is not only influenced by religiosity factors, other factors that influence include age, social support, and stress coping or the ability of individuals to control things that can cause stress. Abstrak. Pandemi Covid-19 telah banyak memakan korban baik yang terinfeksi maupun yang meninggal dunia yang membuat kepanikan dimana-mana termasuk salah satunya di Indonesia. Tenaga kesehatan puskesmas sebagai fasilitas tingkat pertama merupakan garda terdepan menghadapi pandemi. Para tenaga kesehatan menjadi kewalahan dan khawatir yang berdampak pada kesehatan mental salah satu diantaranya adalah stres. salah satu faktor yang berperan mempengaruhi stres saat melakukan pekerjaan adalah religiusitas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya hubungan religiusitas terhadap stres kerja tenaga kesehatan di puskesmas Kalangsari Kabupaten Karawang pada masa pandemi Covid-19. Rancangan penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kalangsari Kabupaten Karawang sebanyak 30 responden yang dipilih melalui teknik total sampling dengan menggunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel dan pengambilan data menggunakan kuesioner The Centrality of Religiosity Scale (CRS) dan Depresion Anxiety Stress Scale (DASS-42) yang sudah diuji validitas dan reliabilitas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah religiusitas variabel terikat dalam penelitian ini adalah stres kerja. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji korelasi pearson. Hasil analisis univariat religiusitas menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki religiusitas dengan kategori tinggi sebanyak 60,0% dan analisis univariat stres kerja menunjukkan hasil stres kerja dengan derajat normal yaitu sebanyak 56,7%. Hasil penelitian menunjukan nilai signifikansi dari religiusitas & stres kerja yaitu 0,727 (> 0,05), tidak terdapat hubungan antara religiusitas dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kalangsari Kabupaten Karawang pada masa pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan stres kerja pada tenaga kesehatan. Stres kerja seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor religiusitas, faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah faktor usia, dukungan sosial, dan coping stres atau kemampuan dari individu dalam mengendalikan hal-hal yang dapat menimbulkan stres.
Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Aktivitas Fisik dengan Keluhan Low Back Pain pada Mahasiswa Kedokteran di Jawa Barat Alya Kamila Ramadhanty; Titik Respati; Dony Septriana Rosady
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.2289

Abstract

Abstract. Low Back Pain (LBP) is a significant health problem because it can cause disability and impaired quality of life. Medical students have a demanding curriculum that can lead to a sedentary lifestyle. This study was conducted to determine the relationship between body mass index and physical activity with complaints of low back pain in medical students in West Java. The research method used is observational analytic with a cross-sectional approach. Data were obtained through questionnaires using snowball sampling. Data was collected in September–November 2021. Data processing used SPSS version 23 and statistical analysis using the chi-square test. The results showed body mass index mostly normal (45.1%), physical activity mostly sedentary (64.8%), and complaints of low back pain as much as 76.9%. The results of the statistical test showed body mass index and physical activity with complaints of low back pain (p=0.715 and 0.854 respectively). This study concludes that there is no correlation between body mass index and physical activity with the complaints of low back pain. Abstrak. Low Back Pain (LBP) merupakan masalah kesehatan yang sangat penting, karena dapat menyebabkan disabilitas dan gangguan kualitas hidup. Mahasiswa kedokteran memiliki kurikulum yang padat sehingga dapat mengarah pada sedentary lifestyle. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dan aktivitas fisik dengan keluhan low back pain pada mahasiswa fakultas kedokteran di Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh melalui kuesioner, dengan cara snowball sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan September–November 2021. Pengolahan data menggunakan SPSS versi 23 dan analisis statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan indeks massa tubuh sebagian besar normal (45,1%), aktivitas fisik sebagian besar ringan (64,8%) dan keluhan low back pain sebanyak 76,9%. Hasil uji statistik indeks massa tubuh dan aktivitas fisik dengan keluhan low back pain (p=0,715 dan 0,854). Simpulan penelitian ini, tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dan aktivitas fisik dengan keluhan low back pain.
Hubungan antara Posisi Duduk dengan Keluhan Punggung Bawah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Selama Study From Home Cantiqya Puti; Budiman; Dony Septriana Rosady
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.2349

Abstract

Abstract. Low back pain is one of the most common things experienced by most people, especially among teenagers to adults. One of the risk factors for low back pain is sitting position. As many as 60% of adults experience lower back pain due to sitting problems. Since the current state of the pandemic, it has been determined that learning is done online, thus requiring students to sit in front of a laptop for hours. The purpose of this study was to determine the relationship between sitting position and lower back complaints in Unisba Medical Faculty students during study from home. Methods: The research design used an analytical observational method with a quantitative approach and a cross-sectional study design. The data were obtained from the results of filling out a low back pain questionnaire and assessing the image of the sitting position from the photos sent by the respondents. Data analysis using Chi - square test with SPSS software. Results: A total of 159 samples of respondents met the inclusion criteria and exclusion criteria. The results showed that most of the students' sitting positions were not ergonomic and experienced low back pain. Chi-square analysis found that the p-value was <0.001 which indicated that there was a significant relationship between sitting position and lower back complaints. Based on the results obtained, education about an ergonomic sitting position is needed so that it can prevent complaints of low back pain. Abstrak. Nyeri punggung bawah merupakan salah satu hal yang paling sering dialami oleh kebanyakan orang terutama pada kalangan remaja hingga dewasa. Salah satu faktor resiko dari nyeri punggung bawah adalah posisi duduk. Sebanyak 60% orang kalangan dewasa mengalami nyeri punggung area bawah akibat masalah duduk. Sejak keadaan pandemic seperti saat ini telah di tetapkan bahwa pembelajaran dilakukan melalui online sehingga mengharuskan mahasiswa untuk duduk di depan laptop dalam waktu durasi yang berjam – jam lamanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara posisi duduk dengan keluhan punggung bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba selama study from home. Desain penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan studi cross – sectional. Data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner nyeri punggung bawah dan penilaian gambaran posisi duduk dari foto yang dikirimkan responden. Analisis Data menggunakan uji Chi – square dengan perangkat lunak SPSS. Total responden berjumlah 159 sampel yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar posisi duduk mahasiswa tidak ergonomis dan mengalami nyeri punggung bawah. Analisis Chi – square didapatkan bahwa nilai p sebesar <0,001 yang menunjukan terdapat hubungan signifikan antara posisi duduk dengan keluhan punggung bawah. berdasarkan hasil yang didapatkan diperlukan adanya edukasi mengenai posisi duduk yang ergonomis sehingga dapat mencegah keluhan nyeri punggung bawah.
Coping Strategy, Tingkat Kecemasan Sosial, dan Remaja Pengguna Media Sosial Zahra Kamila Fauziyyah; Zulmansyah; Dony Septriana Rosady
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6831

Abstract

Abstract. The phenomenon of massive social media usage today has eased people to interact. It has started to dominate all ages, from children to the elderly. Its growing use has many impacts and one of them is the social anxiety. In fact, around 39% of Indonesians experience anxiety when they are not on their social media. One of the efforts to reduce that anxiety is the use of coping strategy which includes actions to reduce anxiety or behavioral and mental responses to stress. Based on this phenomenon, the research problems were formulated as follows: (1) How is the level of social anxiety that occurs in adolescents who use social media? (2) How is the coping strategy used by adolescents who use social media? (3) Is there a relationship between coping strategy and level of social anxiety in adolescent social media users? The researcher employed the analytic observational method with SMA Negeri 1 Sukabumi students as the population. The sampling technique used the purposive sampling with a selected sample of 172 respondents. The data was gathered through a google form questionnaire and the data analysis used the Pearson chi-square test. The results of the study have shown that there is a relationship between coping strategies and the level of social anxiety in adolescents who use social media. According to its characteristics, the use of coping strategy that can be used and is more appropriate to use to reduce social anxiety in adolescent social media users is the problem focused coping. Abstrak. Fenomena merebaknya penggunaan media sosial mempermudah masyarakat unutk berinteraksi. Penggunaannya mulai menguasai berbagai kalangan, mulai dari anak hingga orang tua. Penggunaannya yang semakin meningkat menimbulkan dampak salah satunya adalah kecemasan sosial. Sebanyak 39% warga Indonesia mengalami kecemasan apabila tidak bersentuhan dengan media sosial yang dimiliki karena rasa ketergantungan terhadap media sosial. Upaya dalam mereduksi kecemasan tersebut adalah penggunaan coping strategy yang merupakan suatu tindakan untuk mengurangi kecemasan atau respons perilaku dan pikiran terhadap suatu stres. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana gambaran tingkat kecemasan sosial yang terjadi pada remaja pengguna media sosial (2) Bagaimana gambaran coping strategy yang digunakan oleh remaja pengguna media sosial (3) Apakah terdapat hubungan antara coping strategy terhadap tingkat kecemasan sosial pada remaja pengguna media sosial. Peneliti menggunakan metode observasional analitik. Populasi yang dipilih adalah siswa SMA Negeri 1 Kota Sukabumi. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan sampel terpilih sebanyak 172 responden. Pengambilan data melalui kuesioner berbentuk google form dan analisis data yang digunakan adalah uji pearson chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara coping strategy terhadap tingkat kecemasan sosial pada remaja pengguna media sosial. Berdasarkan karakteristiknya, maka penggunaan coping strategy yang dapat digunakan dan lebih tepat digunakan untuk mengurangi kecemasan sosial pada remaja pengguna media sosial ialah problem focused coping
Efektivitas Susu Tinggi Protein dalam Menurunkan Berat Badan dan Pencegahan Obesitas: Scoping Review Akbar Paulana; Cice Tresnasari; Dony Septriana Rosady
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6287

Abstract

Abstract. Obesity is a condition of excess fat accumulation in the body which results in complex multifactorial disease. Obesity can be corrected by providing a low-calorie diet, one of which is milk. This study aims to determine the effectiveness of giving milk as high-protein diet in weight loss therapy in obese patients. The research method used was scoping review, with analytic observational study articles (cohort, case-control and cross-sectional) obtained from ScienceDirect, Springerlink, PubMed Central, BioMed Central and Nature databases. Then the identified journals were screened with inclusion criteria with the number of journals after screening as many as 3,429 articles. After that, it was adjusted for exclusions so the remaining number was 4 articles. Then critical appraisal was carried and final article that met the requirements was obtained with total 4 articles. From the results of the analysis, it was found that there was a significant decrease in body weight in obese adults after being given intervention in form of high-protein milk in the first two years. The conclusion of this study shows that milk with low fat content is effective in causing weight loss in obese adults. Abstrak. Obesitas adalah keadaan penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh yang mengakibatkan complex multifactorial disease. Keadaan obesitas dapat diperbaiki dengan cara memberi diet rendah kalori, salah satunya adalah pemberian susu. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pemberian susu sebagai diet tinggi protein dalam terapi penurunan berat badan pada penderita obesitas. Metode penelitian yang digunakan adalah scoping review, dengan artikel berstudikan observasional analitik (kohort, kasus kontrol dan potong lintang) yang didapatkan dari database ScienceDirect, Springerlink, PubMed, PubMed Central, BioMed Central dan Nature. Kemudian jurnal yang teridentifikasi dilakukan skrining kriteria inklusi dengan jumlah jurnal setelah dilakukan skrining sebanyak 3.429 artikel. Setelah itu disesuaikan dengan kriteria ekslusi sehingga jumlah tersisa 4 artikel. Selanjutnya dilakukan critical appraisal dan didapatkan artikel akhir yang eligible dengan jumlah 4 artikel. Hasil analisis didapatkan penurunan berat badan secara signifikan pada obesitas dewasa setelah diberikan intervensi berupa susu rendah lemak dalam dua tahun pertama. Susu dengan kadar tinggi protein dapat menimbulkan penurunan berat badan pada obesitas pada orang dewasa. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan susu dengan kadar protein tinggi efektif dalam menimbulkan penurunan berat badan.