cover
Contact Name
Endah Setyaningsih
Contact Email
baktimas@untar.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
baktimas@untar.ac.id
Editorial Address
Sekretariat: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Tarumanagara (LPPM - UNTAR). Gedung M, Lt. 5, Kampus 1 Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S Parman no 1 Jakarta 11440
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
ISSN : 26210398     EISSN : 26207710     DOI : 10.24912/jbmi
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia (P-ISSN 2620-7710 dan E-ISSN 2621-0398) merupakan jurnal yang menjadi wadah bagi penerbitan artikel-artikel ilmiah hasil penelitian dalam bidang Ilmu : 1. Psikologi 2. Komunikasi 3. Hukum 4. Budaya 5. Bahasa 6. Seni Rupa dan Design Jurnal ilmiah ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara. Dalam satu tahun, jurnal ini terbit dalam dua nomor, yaitu pada bulan Mei dan November. Jurnal ini terutama memuat artikel hasil-hasil penelitian ilmiah, termasuk penelitian normatif.
Articles 646 Documents
Daftar Redaksi -, Daftar Redaksi
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.564 KB)

Abstract

.
RUMAH MENTAWAI: AGEN PERUBAHAN MELALUI KARYA BIDANG PENDIDIKAN, KESEHATAN, SOSIAL-EKONOMI Williem Halim; Amelia Kristofani; Yustina Yustina; Hermin Sarina; Rafael Azarya; Tommy N. Tanumihardja; Herman Yosep Sutarno
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.681 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v3i1.7979

Abstract

Indonesia mempunyai banyak keindahan alam yang tidak tertandingi. Salah satu panorama hebat yang ada di Indonesia adalah Kepulauan Mentawai. Keindahan alam dilengkapi dengan sumber daya alam yang melimpah menjadikan daerah ini sebagai tempat yang memiliki potensi besar untuk berkembang. Sayangnya, tidak semua masyarakat memiliki keinginan dan kemampuan untuk mengelola sumber daya alam dengan baik. Melihat potensi yang dimiliki oleh Mentawai, Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK) tergerak untuk melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) APTIK Peduli Mentawai. Kegiatan KKN APTIK Peduli Mentawai telah mencapai gelombang kelima yang diadakan pada 1 – 31 Juli 2019. Dimana kegiatan ini bertujuan untuk membangun daerah Kepulauan Mentawai menjadi lebih baik dengan mengembangkan potensi yang ada. Terdapat lima orang mahasiswa yang diutus menjadi delegasi dari Unika Atma Jaya. Kelima mahasiswa tersebut dipecah kedalam tujuh dusun berbeda bersama dengan mahasiswa dari universitas lain. Para mahasiswa melaksanakan 3 pilar program yaitu, pendidikan: rumah belajar, bina iman dan mengajar di sekolah formal, sosial-ekonomi: produksi dan pemasaran produk, dan kesehatan: hidup bersih dan sehat. Masyarakat Mentawai diharapkan mampu mengembangkan 3 bidang tersebut secara mandiri kedepannya. Kegiatan ini menyadarkan mahasiswa bahwa ilmu yang mereka pelajari dibangku perkuliahan dapat diaplikasikan untuk hal yang lebih mulia, yaitu dengan mengaplikasikan ilmu tersebut untuk mengembangkan dan membuat perubahan di masyarakat, khususnya Mentawai
PEMANFAATAN SMARTPHONE DAN LAPTOP PRIBADI MENUJU SMART TEACHER DAN SMART SOCIETY DI DESA MONGGUPO KECAMATAN ATINGGOLA KABUPATEN GORONTALO UTARA Nurwan, Nurwan; Achmad, Novianita; Resmawan, Resmawan
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.342 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i1.1876

Abstract

The widespread use of smartphones is still not comparable to the features contained therein. In fact, many useful things can be explored by utilizing the features available in smartphone devices, both for educational, community or entrepreneurial activities. Moreover, each smartphone is equipped with internet connection capability that can help users socialize and build a wider network. Having an internet connection on a smartphone and a personal laptop allows us to manage various activities more easily. The comfort internet provides causes internet users to increase over time. The purpose of this activity where teachers utilize personal smartphones and laptops in teaching is SMART Teacher. The definition of SMART in the SMART Teacher in this activity is SMART (Strategi Menghasilkan Alat belajaR berbasis Teknologi). While the use of personal smartphones and laptops for the community, especially for home industry or craft groups is the SMART Society. The definition of SMART in the SMART Society in this activity is SMART (Strategi Membangun wirausahA keReaTif). The method used in this activity is training / workshops and mentoring. The results of the training / workshop and mentoring activities are that teachers are able to utilize smartphones well in learning activities so that Smart Teachers are realized, and household industry groups, craft groups, or novice entrepreneurs are able to use smartphones to improve business for the realization of Smart SocietyABSTRAK: Penggunaan smartphone yang marak di masyarakat masih tidak sebanding dengan fitur-fitur yang terdapat didalamnya. Sejatinya, banyak hal bermanfaat yang dapat dieksplorasi dengan memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia dalam perangkat smartphone, baik untuk kegiatan pendidikan maupun untuk kegiatan kemasyarakatan atau kewirausahaan. Terlebih lagi, setiap smartphone dilengkapi dengan fasilitas internet yang dapat membantu pengguna dalam bersosialisasi dan membangun jaringan yang lebih luas. Adanya koneksi internet pada smartphone dan melalui laptop pribadi memungkinkan mengelola berbagai macam kegiatan dengan lebih mudah. Kemudahan yang dapat diperoleh melalui internet menyebabkan pengguna internet selalu meningkat setiap saat. Tujuan dari kegiatan pemanfaatan smartphone dan laptop pribadi bagi guru dalam pembelajaran adalah SMART Teacher. Definisi SMART pada SMART Teacher yang diusung dalam kegiatan ini adalah SMART (Strategi Menghasilkan Alat belajaR berbasis Teknologi). Sedangkan kegiatan pemanfaatan smartphone dan laptop pribadi bagi masyarakat khususnya kalangan industri rumah tangga atau kelompok kerajinan adalah SMART Society. Definisi SMART pada SMART Society yang diusung dalam kegiatan ini adalah SMART (Strategi Membangun wirausahA keReaTif). Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan/workshop dan pendampingan. Hasil dari kegiatan pelatihan/workshop dan pendampingan adalah guru mampu memanfaatkan smartphone dengan baik dalam kegiatan pembelajaran sehingga Smart Teacher terwujud dan kelompok industri rumah tangga, kelompok pengrajin atau wirausaha pemula mampu memanfaatkan smartphone untuk membangun wirausaha sehingga Smart Society terwujud.
PENINGKATAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENGATURAN HUKUM WARIS DI INDONESIA Ida Kurnia; Tundjung H.S
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.013 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v2i2.7262

Abstract

Dalam perspektif substansi hukum pengaturan sistem kewarisan nasional terbagi dalam kewarisan barat, kewarisan adat, dan kewarisan Islam. Pengaturan kewarisan dapat dipandang memadai dalam mengatasi masalah kewarisan yang terjadi di Indonesia. Namun dalam tataran implementasi terdapat kendala yang disebabkan oleh rendahnya kualitas kesadaran hukum masyarakat terhadap sistem kewarisan yang ada. Problematika kesadaran hukum merupakan suatu permasalahan yang terjadi di Indonesia. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat diketahui dengan melihat beberapa indikator antara lain pengetahuan masyarakat terhadap suatu aturan hukum, pengetahuan masyarakat terhadap isi dari aturan hukum dan sikap masyarakat terhadap hukum, dan lain sebagainya. Hal inilah yang juga terjadi pada masyarakat di Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Petamburan Kota Administrasi Jakarta Barat Provinsi DKI Jakarta. yang belum memiliki pengetahuan yang memadai perihal sistem hukum kewarisan yang terdapat di Indonesia. Terlebih kondisi saat ini menunjukkan adanya keragaman sistem kewarisan. Keadaan yang demikian tentu perlu diatasi melalui suatu proses pembinaan kesadaran hukum waris yang dapat dilakukan melalui suatu kegiatan pengabdian masyarakat yang membuka ruang untuk berdiskusi perihal sistem pewarisan yang berlaku di Indonesia. Kesimpulan dari pelaksanaan PKM ini bahwaterdapat masalah dalam konteks pelaksanaan sistem kewarisan yang saat ini mengacu pada hukum waris barat, hukum waris adat, dam hukum waris Islam. Masalah tersebut muncul karena proses sosialisasi, pembinaan, dan pendidikan di bidang kewarisan terhadap masyarakat selaku pengguna hukum waris tidak dilakukan sehingga masyarakat tidak mendapatkan pemahaman yang memadai mengenai hukum waris.
BUDI DAYA IKAN LELE DI KECAMATAN SUNGAILIAT DAN KECAMATAN MERAWANG KABUPATEN BANGKA PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Silalahi, Parulian; Tuparjono, Tuparjono
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.187 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v2i1.4311

Abstract

Mitra yang menjadi objek PKM ini adalah pengusaha mikro yang bergerak dalam bidang budidaya ikan lele yang berlokasi di Kecamatan Sungailiat Bangka dan Kecamatan Merawang . Permasalahan pengembangan usaha yang dihadapi oleh peternak lele yang menjadi mitra dari tim pelaksana program pengabdian ini pada hasil ternaknya mengalami pasang surut dan cenderung menurun. Usaha ternak yang dijalani oleh kedua mitra tidak berkembang optimal karena kurangnya keterampilan dalam budidaya ikan, sehingga dikawatirkan tidak dapat melanjutkan usahanya dan kemungkinan terjelek adalah usaha mitra akan tutup. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah agar mitra memiliki keterampilan dan keahlian di dalam perawatan ikan, memiliki keterampilan dalam pemgembangan bibit lele, memiliki keterampilan untuk membuat pakan lele secara mandiri, serta memiliki keterampilan dalam manajemen usaha dan pengelolaan permodalan. Hasil dari pelaksanaan program pengabdian pada mitra menunjukkan bahwa hasil produksi hasil panen dapat meningkat, telah memiliki keterampilan dalam budidaya ikan, mengembangkan bibit lele serta mampu mengelola hasil usaha yang dijalankan oleh kedua mitra.
PELATIHAN TERHADAP SISWA SMK DI CIKARANG “MENJADI LULUSAN YANG BERDAYA SAING” Genoveva Genoveva; Andi Ina Yustina; Jean Richard Jokhu; Hanif A. Widyanto; Jason Tanardi
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.128 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v3i1.8055

Abstract

Based on the pre-survey results of the PKM Business Faculty team at the President University, the average absorption of the workforce towards vocational school graduates in Bekasi is around 35% - 40%. This is very contradictory with the location of SMKs which are located in one regency with the Jababeka industrial estate as one of the largest industrial estates in West Java. The location of vocational schools in industrial areas should make it easier for vocational graduates to have job opportunities. The results of interviews with 3 companies that received many SMK graduates can be concluded that the SMK graduates in the selection process did not pass the initial stage, namely interviews and tests. HRD Managers informed that SMK graduates were not well prepared in facing interviews and tests. Many SMK graduates also do not know the requirements needed by the company, such as additional certificates. One company, PT Komatsu, even requires SMK graduates who want to work in the company must have certificates issued by BLK (Balai Latihan Kerja). Based on these problems, the PKM team compiles material that prepares 12th grade students who are in their final year of school so they can prepare themselves well in entering the workforce. If they are not hired, the SMK graduates are also given training on entrepreneurship, so they have other alternatives after graduation. With these two materials, they are expected to be able to become vocational graduates who have competitiveness. This training was held in 3 SMKs involving 4 lecturers and 1 student. The event was closed by giving a souvenir to the school representative. Vocational students who take part in the training will be given certificates based on proof of attendanceABSTRAK:Berdasarkan hasil pra-survei tim PKM Fakultas Bisnis Universitas Presiden, rata-rata serapan dunia kerja terhadap lulusan SMK di Kabupaten Bekasi sekitar 35% -  40%. Hal ini sangat kontradiktif dengan lokasi SMK yang berada satu kabupaten dengan kawasan industri Jababeka sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Jawa Barat. Seharusnya letak SMK yang berada di Kawasan industri memudahkan lulusan SMK memiliki peluang kerja. Hasil wawancara dengan 3 perusahaan yang banyak menerima lulusan SMK dapat disimpulkan bahwa para lulusan SMK dalam proses seleksi tidak lulus di tahap awal yaitu wawancara dan tes. Para Manager HRD menginformasikan bahwa lulusan SMK kurang menyiapkan diri dengan baik dalam menghadapi I wawancara dan tes. Lulusan SMK juga banyak yang tidak mengetahui persyaratan yang dibutuhkan perusahaan, seperti sertifikat tambahan. Salah satu perusahaan yaitu PT Komatsu bahkan mensyaratkan lulusan SMK yang ingin bekerja di perusahaan tersebut harus memiliki sertifikat yang dikeluarkan BLK (Balai Latihan Kerja). Berdasarkan permasalahan tersebut, tim PKM menyusun materi yang menyiapkan siswa-siswa kelas 12 yang berada di tahun terakhir sekolahnya agar dapat menyiapkan diri dengan baik dalam memasuki dunia kerja. Apabila mereka tidak diterima bekerja, lulusan SMK ini juga diberikan pelatihan mengenai kewirausahaan, sehingga memiliki alternatif lain setelah lulus. Dengan kedua materi tersebut, dharapkan mereka dapat manjadi lulusan SMK yang memiliki daya saing. Pelatihan ini diadakan di 3 SMK dengan melibatkan 4 orang dosen dan 1 mahasiswa. Acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan kepada perwakilan sekolah. Siswa-siswa SMK yang mengikuti pelatihan akan diberikan sertifikat berdasarkan bukti kehadiran.
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH: STUDI KASUS DATA PANEL DI INDONESIA Ariani, Nani
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.697 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i1.1882

Abstract

This study aims to analyze the macroeconomic factors that affect economic growth and regional inflation. It also analyzes the role of the Regional Inflation Control Team (TPID) in controlling regional inflation. Data used in this research include macro data from 33 provinces in Indonesia year 2004-2014. Model Analysis that employed in this research is Simultaneous Panel Equation to test the relationship between economic growth and regional inflation. The results of the analysis show that macro variables include Credit (Kre), Gross Fixed Capital Formation (PMTB), Labor Force Participation (LFPR) and Government Spend (Spend) effect on Economic growth. The result of inflation model showing negative or decreasing inflation chance is Human Development Index (HDI) variable, while for variable which show positive or rising inflation opportunity is Population variable (POP) and Predicted Economic growth (PDRBH). The role of TPID, among others through daily price monitoring and data collection of food stocks and moral appeal to the community to be able to address the development of prices already running, but still need to be improved 
PELATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA MATEMATIKA BAGI GURU SEKOLAH DASAR MARDI WALUYA SINDANGLAYA CIANJUR Clara Ika Sari Budhayanti
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.967 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v3i1.7982

Abstract

Mathematical media is one of the keys to the success of achieving mathematics learning goals. Learning mathematics will be more effective when using mathematical media in the process. The use of mathematical media in the learning process is not just about attracting students' interest and attention, but the media is a bridge to explain abstract mathematical concepts. Mathematical media functions as concrete modeling of mathematical concepts. The average elementary school teacher Mardi Waluya, has an old paradigm in carrying out mathematics learning. Mathematics is taught starting from concepts, formulas, and then applied in story problems as a model of problems in everyday life. This way of learning makes students experience boredom and even does not like learning mathematics. The use of mathematical media in learning is still less varied. The use of mathematical media is usually only on certain concepts or material. The development of mathematical media is less done because the teacher does not know how the media was developed to explain a mathematical concept. Mathematics media development training conducted with PGSD, Unika Atma Jaya has greatly assisted teachers in developing ideas about mathematical media. The activities in the training aim to make the teacher understand the important things needed to develop mathematical media. Teachers are invited to experience how easy it is to learn mathematics by using mathematical media that has been prepared by the resource person. Every activity recognized by the teacher is able to inspire the teacher in developing mathematics media. Examples of how to make and use mathematical media provided are very helpful for teachers in creating mathematical media by utilizing simple materials and tools. But the teachers also hoped for further training, both related to the mathematics media and learning methodsABSTRAKMedia matematika merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika akan lebih efektif apabila menggunakan media matematika dalam prosesnya. Penggunaan media matematika dalam proses pembelajaran bukanhanya sekedar menarik minat dan perhatian siswa, namun media menjadi jembatan untuk menjelaskan konsep matematika yang bersifat abstrak. Media matematika berfungsi sebagai pemodelan konkrit konsep matematika. Rata-rata guru SD Mardi Waluya, memiliki paradigma lama dalam melaksanakan pembelajaran matematika. Matematika diajarkan mulai dari konsep, rumus, dan kemudian diaplikasikan dalam soal cerita sebagai model masalah dalam kehidupan sehari-hari. Cara pembelajaran yang demikian membuat siswa mengalami kebosanan bahkan menjadi tidak suka belajar matematika. Penggunaan media matematika dalam pembelajaran masih kurang variatif. Penggunaan media matematika biasanya hanya pada konsep atau materi tertentu saja. Pengembangan media matematika kurang dilakukan karena guru tidak tahu bagaimana media dikembangkan untuk menjelaskan suatu konsep matematika. Pelatihan pengembangan media matematika yang dilakukan bersama PGSD, Unika Atma Jaya sangat membantu guru dalam mengembangkan ide-ide mengenai media matematika. Aktivitas-aktivitas dalam pelatihan bertujuan agar guru memahami hal-hal penting yang diperlukan untuk dapat mengembangkan media matematika. Guru di ajak untuk merasakan bagaimana mudahnya belajar matematika dengan menggunakan media matematika yang sudah disiapkan narasumber. Setiap aktivitas diakui oleh guru mampu menginspirasi guru dalam mengembangkan media matematika. Contoh-contoh bagaimana membuat dan menggunakan media matematika yang diberikan sangat membantu guru-guru dalam menciptakan media matematika dengan memanfaatkan bahan dan alat sederhana. Namun guru-guru juga berharap adanya pelatihan lebih lanjut, baik terkait dengan media matematika maupun metode pembelajarannya. 
IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN RITEL DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING Ekawati, Sanny; Sha, Thio Lie
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.194 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v2i1.4316

Abstract

Tujuan kegiatan adalah memberdayakan pengecer dalam memahami manajemen ritel yang digerakkan oleh pelanggan, membuat kemasan produk yang lebih baik dari pesaing. Mengingat kondisi usaha ritel menghadapi persaingan yang sangat tajam, maka untuk memenangkan persaingan perlu memahami siapa dan apa yang diinginkan oleh konsumen. Kajian dilakukan pada mitra usaha kecil ritel yang terdapat di pasar tradisional Kosambi. Mengingat permasalahan yang dihadapi mitra minimnya pengetahuan tentang manajemen ritel yang berorientasi pelanggan, kemasan produk yang kurang baik. Menyebabkan mitra sulit untuk menghadapi persaing. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada mitra tersebut, maka Tim PKM Untar merasa perlu dalam melakukan kegiatan PKM dalam upaya meningkatkan pengetahuan mitra. Metode yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah pemberian pengetahuan tentang strategi manajemen ritel. Melakukan pendampingan membuat kemasan produk yang lebih bagus, tahan lama ,bermerek dan tidak cepat robek. Hasil kegiatan menujukkan mitra sangat berantusias mengikuti sosialisasi dan sangat menyukai kemasan produk yang telah berhasil dibuat oleh Tim. Sehingga dari kegiatan tersebut masalah yang dihadapi mitra dapat segera teratasi. Dengan demikian diharapkan mitra dapat meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan.
PENGEMBANGAN TEKTONIKA FASHION ARCHITECTURE MANTEL Denny Husin; Fermanto Lianto
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.228 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v3i1.8101

Abstract

Market competition and the demands of the Indonesian fashion world, encourage the tailors of Kampung Baru to involve educational institutions to provide new academic and technical insights on fashion architecture in order to increase the usability and product image that results. Therefore a study was arranged to stimulate the participation of new village tailors to produce fashion architecture tectonics on coat designs. This knowledge can open up a new horizon of tailors in seeing clothing as a form of space. Using research techniques in community engagement activities has the potential to insert experiments in daily activities of the community by increasing the knowledge and skills of tailors. This research is a qualitative research with an action research approach, developing knowledge based on specific problems in the form of the ability of new village tailors who are stagnant in the replication of conventional techniques. The moulage technique in fashion is combined with the collage technique in the field of architecture to produce a three-dimensional volume on the coat that is the mainstay of the collection. The two techniques are combined with loosely bounded details, combining hand and machine creations so that clothing can respond to body movements. The end result is a fashion with volumetric character, built on integrated layers while showing flexibility and fluidity when the wearer moves. Architectural knowledge in this study is not implemented as conventional science but is a modification of the spatial in the form of clothing. Although the final prototype is in physical form of clothing; the concepts, methods and development of tectonics combine two sciences, namely fashion architecture. The strength of the tailor is focused on the seams of the layers of clothing that make up the spatial volume and detail of the design so that it is recognized as a characteristicABSTRAK:Kompetisi pasar dan tuntutan dunia mode Indonesia, mendorong penjahit Kampung Baru untuk melibatkan institusi pendidikan untuk memberikan wawasan akademik dan teknik baru pada fashion architecture agar dapat meningkatkan nilai guna dan citra produk yang hasilkan. Maka dari itu sebuah penelitian disusun untuk menstimulasi partisipasi penjahit kampung baru untuk menghasilkan tektonika fashion architecture pada desain mantel. Pengetahuan ini dapat membuka cakrawala baru kelompok penjahit dalam melihat pakaian sebagai salah satu bentuk keruangan. Menggunakan teknik penelitian dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat berpotensi menyisipkan percobaan pada kegiatan harian masyarakat dengan meningkatkan wawasan dan keterampilan penjahit. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan action research, mengembangkan pengetahuan berdasarkan masalah spesifik berupa kemampuan penjahit kampung baru yang stagnan pada replikasi teknik konvensional. Teknik moulage pada fashion dikombinasikan dengan teknik collage di bidang arsitektur untuk menghasilkan volume tiga dimensional pada mantel yang menjadi andalan koleksi. Kedua teknik disatukan dengan detail loosely bounded, mengkombinasikan kreasi tangan dan mesin agar pakaian dapat merespon pergerakan tubuh. Hasil akhir berupa fashion yang berkarakter volumetrik, dibangun atas layer-layer yang terintegrasi sementara menunjukkan fleksibilitas dan fluiditas saat pemakainya bergerak. Pengetahuan arsitektur pada penelitian ini tidak diimplementasikan sebagai ilmu konvensional namun modifikasi keruangan dalam bentuk pakaian. Meskipun prototipe akhir berbentuk fisik pakaian; konsep, metode, dan pengembangan tektonika mengkombinasi dua keilmuan yakni fashion architecture. Kekuatan penjahit difokuskan pada jahitan terhadap lapisan pakaian yang membentuk volume keruangan dan detail pada desain sehingga dikenali sebagai ciri khas.

Page 2 of 65 | Total Record : 646