cover
Contact Name
Rizki Susanto
Contact Email
jrtie.pai.2018@gmail.com
Phone
+6285345430860
Journal Mail Official
Rizkisusanto.pai@gmail.com
Editorial Address
Jl. Letjend Suprapto, Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78113
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Journal of Research and Thought on Islamic Education (JRTIE)
ISSN : 26228203     EISSN : 26225263     DOI : https://doi.org/10.24260/jrtie
JRTIE mengundang para cendekiawan, peneliti, pengkaji, peminat, dan mahasiswa untuk menyumbangkan hasil penelitian dan pemikirannya tentang Pendidikan Agama Islam yang mencakup penelitian pustaka dan penelitian lapangan dengan berbagai perspektif, seperti; hukum, filsafat, mistisisme, sejarah, seni, teologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan lain-lain. Naskah yang diserahkan kepada JRTIE adalah artikel yang belum diterbitkan, tidak sedang dipertimbangkan untuk publikasi di tempat lain dan semua orang yang berhak atas kepenulisan telah disebutkan namanya dan telah menyetujui versi terakhir dari naskah yang diserahkan.
Articles 89 Documents
KESANTUNAN IMPERATIF DALAM INTERAKSI ANTARMAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN IAIN PONTIANAK: Kajian Pragmatik dan Etis Pendidikan Islam Muchammad Djarot; Marsih Muhammad
Journal of Research and Thought on Islamic Education Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.336 KB) | DOI: 10.24260/jrtie.v2i1.1234

Abstract

Imperative politeness is one of focus in character building education. This is because language politeness or in spoken language is part of main pilars in character education. Based on the research, students of teacher training and education faculty in State Islamic Institute Pontianak showed the students tend less polite in spoken. This reveals from their imperative spoken in interaction among them. Meanwhile their spoken language that they used represents their characteristics and become problematic because they are studying at teacher training and education faculty in State Islamic Institute Pontianak in which is place for graduating candidate of teachers. In methodology, this research is qualitative with pragmatic approach. In the research, method of collecting data used method of listening and capability. Object of the research is students who study at teacher training and education faculty in State Islamic Institute Pontianak.
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM PANDANGAN ADIAN HUSAINI Ahmad Yazid
Journal of Research and Thought on Islamic Education Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.219 KB) | DOI: 10.24260/jrtie.v1i1.1070

Abstract

Abstract: Education character that has been done at this time seems still unable to show its success in improving the nation character. Although it is too early to assess the success of the new idea, by looking at the various cases of moral degradation which is lately increased by students, it strengthens that character education still needs attention and improvement. By this, the government is supposed to provide the space for the education observers for contributing their thought and patching the gap that is still lacking from the character education. In this occasion, the researcher raises the thought of one of the Islamic Education form, namely Adian Husaini, discussing about his contributions aim to improve the education. By borrowing the concept of Islamic Education from Syed Muhammad Naquib Al-Attas, which bases on ta’dib, Adian Husaini arranges that Islam is the main principle in Islamic education and character education. Thus, all important aspects such as objectives, curriculum and evaluation must run according to the Islamic worldview. The hope is that education can generate the generation of believers, devout, civilized, and intelligent and noble. Abstrak: Pendidikan karakter yang telah dilaksanakan saat ini, terlihat masih belum mampu menunjukkan keberhasilannya dalam memperbaiki karakter bangsa. Meskipun terlalu dini untuk menilai keberhasilan dari gagasan yang masih berusia muda tersebut, namun dengan melihat berbagai kasus degradasi moral yang semakin marak dilakukan oleh para pelajar akhir-akhir ini, menguatkan bahwa pendidikan karakter masih perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan. Dengan ini, maka sudah sepatutnya pemerintah memberikan ruang kepada para pemerhati pendidikan untuk menyumbangkan pemikirannya, menambal celah yang masih kurang dari pendidikan karakter. Pada kesempatan ini, peneliti mengangkat pemikiran salah satu tokoh pendidikan Islam, yaitu Adian Husaini, mengenai sumbangsihnya dalam rangka perbaikan pendidikan. Dengan meminjam konsep pendidikan Islam dari Syed Muhammad Naquib Al-Attas, yaitu berbasis pada ta’dib, Adian Husaini merumuskan bahwa Islam merupakan asas utama dalam pendidikan Islam dan pendidikan karakter. Dengan demikian, segala aspek penting seperti tujuan, kurikulum dan evaluasi pendidikan haruslah berjalan sesuai dengan pandangan hidup Islam (Islamic worldview). Harapannya, pendidikan dapat melahirkan generasi yang beriman, bertakwa, beradab, cerdas, serta berakhlak mulia.
IMPLEMENTASI KURIKULUM PAI BERBASIS KEMANDIRIAN DI SD MUHAMMADIYAH CONDONGCATUR SLEMAN YOGYAKARTA Yumidiana Tya Nugraheni; Agus Firmansyah
Journal of Research and Thought on Islamic Education Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.773 KB) | DOI: 10.24260/jrtie.v3i1.1583

Abstract

Islamic education learning aims to foster cognitive, psychomotoric, and affective aspects of participants. Based on reality, Islamic education learning implemented in elementary schools tends to focus on cognitive and ideological aspects. The cognitive aspect referred to as pie learning focuses the transfer of knowledge. The ideological aspect referred to Islamic education which was related was related to the religious ideology of the teacher. The ideological aspect of Islamic education occurs because the school was founded by a particular foundation or organization. Islamic education learning that focuses on internalizing values has a small portion. Based on that reality, Muhammadiyah elementary school is a conditional chess school that balances cognitive, affective, and psychomotoric aspects in Islamic education learning. One way to do this is to implement the self-reliant Islamic education curriculum. The research is a field research that aims to find out the concept and implementation of independent curriculum-based pies in Muhammadiyah elementary school Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. The concept of Islamic education curriculum based on independence can be seen from the vision, mission, curriculum. The implementation of Islamic education curriculum based on Independence can be reviewed and intracurriculer, extracurricular, and supporting activities that are monthly, semester, and yearly.
Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak pada Kisah Uwais Al Qarni Ubai Dillah
Journal of Research and Thought on Islamic Education Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.397 KB) | DOI: 10.24260/jrtie.v2i2.1396

Abstract

Abstrak: Persoalan pendidikan akhlak hingga saat ini masih harus diutamakan, terlebih jika kita melihat kondisi akhlak umat akhir-akhir ini, saat ini umat Islam mengalami kemerosotan akhlak. Dalam Islam pendidikan akhlak ini akan menjadi petunjuk hubungan manusia dengan manusia maupun hubungan manusia dengan rabbnya, demikian juga sebaliknya pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan akhlak anak, baik pendidikan di rumah atau di sekolah. Menyikapi fenomena tersebut salah satu cara yang tepat dalam pendidikan akhlak adalah melalui kisah. Pada penelitian ini peneliti mengambil judul Nilai-nilai Pendidikan Akhlak pada Kisah Uwais Al Qarni. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keteladanan yang terdapat pada kisah Uwais Al Qarni dan menganalisis Nilai-nilai pendidikan akhlak pada kisah Uwais Al Qarni. Hasil dari penelitian ini adalah pada kisah Uwais Al Qarni terdapat beberapa keteladanan dan nilai pendidikan akhlak didalamnya. 1. Kisah keteladanan Uwais Al Qarni yaitu Kisah berbakti kepada ibunya, Uwais Al Qarni pergi ke Madinah, Uwais Al Qarni bertemu dengan Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, Uwais Al Qarni wafat. 2. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kisah Uwais Al Qarni adalah Berbakti kepada orang tua, tawadhu, zuhud, sabar dan cinta Rasul.
FORMULASI PENDIDIKAN ISLAM KONTRA TERORISME Ma’ruf Zahran
Journal of Research and Thought on Islamic Education Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.625 KB) | DOI: 10.24260/jrtie.v2i1.1230

Abstract

The terrorist event that took place at the end of this year in the form of an attack on worshipers in one of the London mosques in June 2018 and attacks on police officers in France in early 2017 illustrated that terrorism is not always identical with certain religions, especially Islam. Islam and terror are not two things that have identical relationships, only they often trigger the birth of a social consensus that allows other parties to ride it. Therefore, there needs to be a solution to eliminate the stigma that Islam is a terrorist religion through an Islamic education approach. This paper describes the two formulations of Islamic education that can be used to counteract the ideologies of radicalism. First, Islamic education must express clearly the separation between Islam and terrorism by returning to the vision of Islam as the religion of rahmatan lil’alamin. Second, placing the prophetic-humanistic values and historicity of Islam as the basis of the Islamic education curriculum, and making mosques as centers of Islamic education both formally and culturally.
KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN SEKOLAH EFEKTIF DI MTS MUHAMMAD BASIUNI IMRAN SAMBAS Alhadi Alhadi
Journal of Research and Thought on Islamic Education Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.895 KB) | DOI: 10.24260/jrtie.v1i1.1066

Abstract

Abstract: Madrasah is one of the educational institutions of Islam to educate the next generation and the most important element is the leader. As a leader, the head of the madrasah plays an important role in determining the direction of policy. In order to make the madrasah that they lead become madrasah that have competitiveness in the melinial era, these madrasah must develop effective schools. By using descriptive methods and equipped with a qualitative approach, this paper describes the effective school that has been implemented by the Head of MTs Muhammad Basaranai Imran Sambas as stated in Minister of National Education Regulation No. 19/2007 concerning Education Management Standards by Primary and Secondary Education Units. First, program planning, including; the initial planning process, the strategy of designing program planning, standards or indicators of success in achieving goals, the influence of planning on the managerial course of the principal. Second, program implementation, including; share tasks and routine explanations about work and responsibilities, build communication with all school residents well, provide motivation to colleagues so that they can work effectively and efficiently in achieving goals, running managerial based on school management guidelines, managing human resources, managing relationships with parents and the community, overcoming managerial constraints. Third, program evaluation, including; the method used in evaluating, follow-up program, the things discussed in the evaluation, and the perceived influence after evaluation. Abstrak: Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang menjadi wadah untuk mendidik generasi penerus bangsa dan elemen terpentingnya ialah pemimpin. Sebagai seorang pemimpin, kepala madrasah memegang peranan penting dalam menentukan arah kebijakan. Untuk menjadikan madrasah yang dipimpinnya menjadi madrasah yang memiliki daya saing di era melinial, madrasah tersebut harus mengembangkan sekolah efektif. Dengan menggunakan metode deskriptif dan dilengkapi dengan pendekatan kualitatif, tulisan ini menggambarkan sekolah efektif yang telah diterapkan oleh Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pertama, perencanaan program, meliputi; proses awal perencanaan, strategi merancang perencanaan program, standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan, pengaruh perencanaan terhadap jalannya manajerial kepala sekolah. Kedua, pelaksanaan program, meliputi; membagi tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan dan tangung jawab, membangun komunikasi dengan seluruh warga sekolah dengan baik, pemberian motivasi kepada rekan-rekan kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan, menjalankan manajerial berdasarkan pedoman pengelolaan sekolah, mengelola SDM, mengelola hubungan dengan orang tua dan masyarakat, mengatasi kendala-kendala dalam manajerial. Ketiga, evaluasi program, meliputi; metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi, program tindak lanjut, hal-hal yang dibicarakan dalam evaluasi, dan pengaruh yang dirasakan setelah evaluasi.
INOVASI KURIKULUM DALAM DIMENSI TAHAPAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sigit Tri Utomo
Journal of Research and Thought on Islamic Education Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.049 KB) | DOI: 10.24260/jrtie.v3i1.1570

Abstract

This paper contains a presentation about the curriculum in the development of Islamic religious education. The curriculum becomes very important in educational institutions because the curriculum is the "heart" of education. The curriculum is a set of tools to achieve goals, starting from planning, starting from initial planning, to planning, such as; strategic planning program planning, such as; Individual-based programs, module-based programs, competency-based or entrepreneurial-based programs. In the dimensions of Islamic religious education curriculum development, there are several matters such as theological foundation, philosophical foundation, social foundation, foundation of wisdom and foundation of Pancasila and technology foundation. While the principles in the development of the PAI curriculum are the principles of relevance, effectiveness, efficiency, sustainability, approval and integration. Based on the concepts of educational curriculum development and curriculum development, the curriculum development after observing the characteristics of the Islamic education curriculum are the basis of curriculum development, the principles of curriculum development, then it must be in accordance with what will be done in curriculum development; Whether discussing fields of study, discussing between participants, discussing reconstructionism, discussing humanism, or accessing national development.
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN PRINSIP-PRINSIPNYA DALAM PENDIDIKAN ma'ruf zahran
Journal of Research and Thought on Islamic Education Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.532 KB) | DOI: 10.24260/jrtie.v2i2.1405

Abstract

Proses pembelajaran senantiasa melibatkan interaksi satu sama lain. Adapun Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman empirik bahwa segala hal membentuk peristiwa pembelajaran tersebut—meliputi pengajar, kondisi psikis “pebelajar”, lingkungan, suasana proses pembelajaran—menjadi penentu dari keberhasilan proses pembelajaran. Apabila merujuk pada hasil aktivitas pembelajaran, maka prestasi “pebelajar” seringkali menjadi ukuran keberhasilan. Quantum Learning merupakan model pembelajaran revolusioner, yang prinsip utamanya menekankan bahwa minat belajar merupakan dasar dari proses pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut berarti juga bahwa meminimalisasi tingkat stress “pebelajar” adalah penting. Quantum Learning yang terdapat dalam setiap pembelajaran yang dapat diterapkan, sebagaimana 1)menciptakan suasana yang menggairahkan, 2)perencanaan yang dinamis, 3)pemberdayaan landasan belajar yang kukuh, 4)penataan lingkungan belajar, dan 5)pemberdayaan keterampilan belajar.
INTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP NEGERI 4 SUNGAI RAYA Purwaningsih- Rianawati- Kartini
Journal of Research and Thought on Islamic Education Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.315 KB) | DOI: 10.24260/jrtie.v1i1.1071

Abstract

This research conducted because of the gap between what is done by Islamic religious education teachers in the process of internalizing the character values carried out by the teacher towards studentsespecially in the preparation of lesson plan This study used descriptive method with a qualitative approach. The technique of checking the validity of the data using triangulation and member check. Based on the results of the data obtained by the researchers, the following conclusions are produced: 1) internalization of the preliminary activities with the character values of discipline, religious, social care and discipline, curiosity, independence, communicative, 2) internalization of the core learning activities emphasize the process the formation of students' learning experiences in certain subject matter/material; and 3) internalization of the final activity by means of the teacher concludes the lesson that has been delivered (the character value is creative, cooperative and communicative) then the teacher evaluates at the end of the learning (the character value is independent, creative and responsible) provides the final motivation for students (character value is curiosity and respect for achievement) then reads the prayer and ends with greeting (the value of the character is religious). Penelitian ini terjadi karena adanya kesenjangan antara apa yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam proses internalisasi nilai-nilai karakter yang dilakukan guru terhadap siswa. terutama dalam penyusunana RPP. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tehnik pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi dan member check.Berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) internalisasi pada kegiatan pendahuluan dengan nilai karakter disiplin, religius, peduli sosial dan disiplin, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif;2) internalisasi pada Kegiatan inti pembelajaran ini lebih menekankan pada proses pembentukan pengelaman belajar (learning experience) siswa dalam materi/bahan pelajaran tertentu; dan 3) internalisasi pada kegiatan akhir dengan cara guru menyimpulkan pelajaran yang telah disampaikan (nilai karakter adalah kreatif,kerja sama dan komunikatif) kemudian guru melakukan evaluasi di akhir pembelajaran (nilai karakter adalah mandiri,kreatif dan tanggung jawab) memberikan motivasi akhir kepeserta didik (nilai karakter adalah rasa ingin tahu dan menghargai prestasi) lalu membaca doa dan di akhiri dengan mengucap salam (nilai karakter adalah religius).
NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH BUMI (Studi Kasus di Dusun Melati Desa Olak-Olak Kubu Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya Tahun 2019) anggun sisweda; Sahrani Sahrani; rizki susanto
Journal of Research and Thought on Islamic Education Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.519 KB) | DOI: 10.24260/jrtie.v3i1.1707

Abstract

Abstrak: Tradisi Sedekah Bumi merupakan salah satu tradisi yang dilaksanakan oleh Suku Jawa sebagai wujud rasa syukur atas limpahan rezeki yang diberikan Allah SWT. Sebagai warisan budaya Jawa, tradisi ini harus dipertahankan agar tetap eksis dengan memperhatikan nilai lubur bangsa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk: Pertama, mengetahui pelaksanaan tradisi sedekah bumi di Dusun Melati, Desa Olak-Olak Kubu, Kabupaten Kubu Raya dan Kedua, menemukan nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam tradisi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menemukan fakta empiris tentang pelaksanaan tradisi sedekah bumi di Dusun Melati yang mungkin berbeda dengan daerah lainnya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tradisi sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur pada Allah SWT dilaksanakan dengan rangkaian berupa: bersih kampung; selamatan; dan kegiatan sosial. Adapun nilai pendidikan Islam yang ditemukan dalam tradisi sedekah bumi di Dusun Melati, Desa Olak-Olak Kubu, Kabupaten Kubu Raya adalah nilai syukur, silaturahmi, al-Ukhuwah, Insyirah dan Al-Munfiqun, sedekah, dan gotong royong. Kata Kunci: Tradisi, Sedekah Bumi, Nilai Pendidikan Islam