cover
Contact Name
Asriadi
Contact Email
asriadiaccy92@gmail.com
Phone
+6285342827447
Journal Mail Official
almubarakj1@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sultan Hasanuddin No. 20, Balangnipa, Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai 92612
Location
Kab. sinjai,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir
ISSN : 25487248     EISSN : 27155692     DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak
Core Subject : Religion,
Jurnal Al-Mubarak adalah jurnal dua tahunan dan peer review yang terbawa untuk menerbitkan kajian keilmuan Al quran dari berbagai perspektif. Perhatian khusus diberikan pada pekerjaan yang berhubungan dengan (Studi Alquran, Ilmu Alquran, Alquran hidup, Metodologi studi Alquran dan Tafsir).
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 53 Documents
KORELASI HASIL BELAJAR ILMU TAJWID DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MAHASISWA PRODI IAT IAI MUHAMMADIYAH SINJAI Siar Nimah; Firdaus; Amir Hamzah
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v6i1.491

Abstract

Pembelajaran ilmu tajwid penting dilakukan sebagai dasar mengukur kemampuan membaca Al-Qur’an. Idealnya, seorang yang mahir dalam ilmu tajwid, maka kemampuan membaca Al-Qur’annya pun baik, begitu sebaliknya. Penelitian ini mengambil populasi pada mahasiswa prodi IAT IAIM Sinjai dengan 38 sampel dari angkatan 2017, 2018, dan 2019. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan perspektif korelasional. Pengumpulan datanya dengan teknik dokumentasi, observasi, dan tes. Data yang ada kemudian dianalisa dengan menggunakan alat bantu aplikasi SPSS 21. Hasilnya, terdapat korelasi yang signifikan antara variabel independen (pemahamn ilmu tajwid) dan variabel dependen (kemampuan membaca Al-Qur’an), dengan tingkat korelasi sedang atau cukup. Kesimpulan ini sesungguhnya memberikan alarm bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik selalu berbanding lurus dengan penguasaan keilmuan tajwid.
MU‘ĀRAḌAH SEBAGAI METODE MEMAHAMI ‘ILLAH PADA MATAN HADIS H Rajab
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v6i1.539

Abstract

Abstract One of the conditions for the validity of a hadith is that it is protected from 'illah. However, what is meant by 'illah in the hadiths and how to know if a hadith contains' illah or not, does not seem to have received much attention from hadith scholars, so the issue of' illah is still being debated among scholars and hadith researchers. This study intends to explain this problem. The research method is literature study using descriptive analysis. From the research conducted, it is known that 'illah does not get as much attention from the scholars of hadith, as it does for the validity of other hadiths. It is also known that the scholars use the word ‘illah’ in the sense of the language, namely something that enters something else, then causes what it enters to change. 'Illah is usually interpreted as a disease, because if the disease enters the body, the body will become weak, the same as' illah if it is entered into a hadith, it will change the quality of the hadith to become weak. The way to find out the existence of 'illah in this hadith is by doing mu'āraḍah, which is the matching of the concepts that are the main content of every hadith object so that the interconnection and harmony between the concepts and other shari'a arguments are maintained, namely with the explicit instructions of the Koran, other traditions, historical knowledge and common sense reasoning. Abstrak salah satu syarat kesahihan suatu hadis adalah bahwa hadis itu terhindar dari ‘illah. Namun apakah yang dimaksud dengan ‘illah pada hadis dan bagiamana cara mengetahui suatu hadis mengandung ‘illah atau tidak, tampaknya belum mendapat perhatian yang besar dari ulama hadis, sehingga masalah ‘illah ini masih terus diperdebatkan di kalangan ulama dan peneliti hadis. Penelitian ini bermaksud menjelaskan masalah tersebut. Metode penelitian bersifat studi kepustakaan dengan menggunakan analisis deskriptif. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ‘illah tidak mendapatkan perhatian yang besar dari para ulama hadis, seperti perhatian pada syarat-syarat kesahihan hadis lainnya. Juga diketahui bahwa para ulama menggunakan kata ‘illah pada pengertian bahasanya, yaitu sesuatu yang masuk kepada sesuatu yang lain, lalu menyebabkan yang dimasukinya itu menjadi berubah. ‘Illah biasa dimaknai sebagai penyakit, karena jika penyakit masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan berubah menjadi lemah sama dengan ‘illah jika masuk ke dalam suatu hadis, maka akan mengubah kualitas dari hadis itu menjadi lemah. Cara untuk mengetahui adanya ‘illah dalam hadis ini adalah dengan melakukan mu‘āraḍah, yaitu pencocokan konsep yang menjadi muatan pokok setiap matan hadis agar tetap terpelihara kebertautan dan keselarasan antarkonsep dengan dalil syariat yang lain, yaitu dengan petunjuk eksplisit al-Quran, hadis yang lain, pengetahuan kesejarahan dan penalaran akal sehat.
PENAFSIRAN BISRI MUSTHOFA TERHADAP SURAH AL-IKHLAS DALAM KITAB AL-IBRIZ Maula Sari; Dwi Elok Fardah
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v6i1.564

Abstract

Indonesia sebagai negara penganut agama Islam terbanyak juga banyak melahirkan para penafsir al-Qur’an. terhitung ada puluhan penafsir al-Qur’an yang karyanya sudah ditemukan, bahkan sudah lama dipelajari di bumi Nusantara. Keistimewaan dari tafsir karya ulama Nusantara adalah salah satunya ditulis dengan bahasa di mana mufasir itu hidup. Salah satu ulama Nusantara yang ikut andil dalam menafsirkan al-Qur’an adalah KH. Bisri Musthofa dengan karyanya Tafsir Al-Ibriz. Tulisan ini akan mengambil surah Al-Ikhlas dalam kitab Al-Ibriz. Kitab tafsir ini tidak mempunyai kecenderungan dalam corak adab ijtima’i, ilmi dan mistis. Meskipun kemungkinan besar corak-corak lain juga terdapat dalam tafsir ini, namun ketiga corak ini yang mempunyai keunikan tersendiri dalam menggambarkan kitab tafsir tersebut. Dalam menafsirkan surah al-Ikhlas, Bisri Musthofa tidak mencantumkan sumber rujukan, bisa disimpulkan bahwasanya dalam menjelaskan surah al-Ikhlas Bisri Musthofa berpendapat dengan pemikirannya atau mungkin penjelasannya dari gurunya.
MEMBEDAH KONSEP BID’AH Ruslan; Rasyidah Zainuddin
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v6i1.611

Abstract

Keragaman pemahamanan keagamaan merupakan bagian dari realitas sosial yang diakibatkan oleh perbedaan metode dalam menafsirkan teks-teks suci agama. Salah satu konsep dalam Islam yang selalu menuai kontroversi interpretasi adalah istilah ‘Bid’ah” yang kemudian berujung pada lahirnya beragam perilaku beragama di kalangan umat muslim sendiri. Artikel ini mengkaji secara konsepsional mengkaji variasi interpretasi terhadap istilah ‘Bid’ah’ sebagai awal mula munculnya variasi beragama di kalangan umat muslim khususnya di Indonesia. Artikel ini menggunakan kajian literatur teks keagamaan Islam yaitu A-Qur’an dan Hadits terkait konsep Bid’ah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan paradigma berpikir dalam memahami dan menginterpretasi teks-teks suci agama berdampak terhadap perilaku beragama. Unsur-unsur perbedaan paradigma tersebut antara lain: aspek historis ayat dan hadits, aspek sosial dan budaya (lokalitas), aspek linguistik
ULUL ALBAB DALAM AL-QUR’AN Firdaus Firdaus
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v6i2.490

Abstract

Ulul albab dalam Al-Qur’an disebutkan pada banyak tempat, kehadirannya yang banyak itu tentu saja menyiratkan makna mendalam, sehingga dirasa penting melakukan penelitian ini. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode tafsir tematik, yakni menetapkan sebuah tema ulul albab sebagai poros dalam mengupas ayat-ayatNya. Tujuan penelitian ayat-ayat ulul albab ini adalah untuk mengetahui sikap dan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang ulul albab (cendikiawan muslim) menurut Al-Qur’an. Melalui pendekatan tematik ini, sikap dan karakteristik seorang ulul albab akan menjadi jelas. Selanjutnya, kesimpulan dari interpretasi ayat-ayat ulul albab adalah bagaimana pemahaman terhadap sikap dan karakteristik ulul albab, harus dimiliki oleh seorang cendikiawan muslim, agar betul-betul dapat menjadi ulul albab yang sesungguhnya.
LEGALIATAS AZAN DI AL-QURAN (Studi Tafsir Maudhui) Ridho Riyadi; M. Adin Setyawan
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v6i2.621

Abstract

Azan sebagai syiar Islam dengan tujuan untuk mengajak umat muslim melaksanakan ibadah shalat lima waktu sesuai dengan perintah Allah di Al-Quran. Dakwah Islam dalam azan merupakan suatu kegiatan menyampaikan pesan yang terkandung dalam lafaz-lafal azan. Lafal-lafal azan sendiri telah ditetapkan oleh syariat melalui hadits-hadits Nabi, sehingga lafal azan tidak boleh seorangpun di dunia ini menggantinya dengan lafal lain walaupun mengandung makna yang baik. Artinya lafal-lafal azan tidak ada ruang untuk berijtihad di dalamnya. Lafal azan-pun harus dikumandangkan dengan bahasa arab sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh syariat.
REKONSTRUKSI PARADIGMA PENAFSIRAN ERA KONTEMPORER Herdifa Pratama
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v6i2.676

Abstract

AI-Qur’an diturunkan untuk dipahami dan diamalkan, hadirnya merupakan solusi bagi manusia. Sebagian ayatnya cukup terang, tetapi sebagian lagi masih memerlukan penjelasan, baik dengan tafsir, yakni penjelasan makna lafaz dari nash al-Quran, hadits atau ra’yu sesuai arti lahir (yang rajih), maupun dengan ta’wil, yakni memalingkan lafaz kepada makna katanya (marjuh) karena alasan tertentu. Konsep tafsir dan ta’wil merupakan materi diskusi para ahli tafsir yang senantiasa berbeda pendapat dalam menyikapinya. Dalam hal ini penulis mencoba melakukan penelusuran terhadap konsep tafsir dan ta’wil baik secara eksplisit maupun implisit dalam artian luas penafsiran, seiring dengan memaparkan implementasinya dan meluas pada penafsiran kontemporer yang meliputi karakteristik dan paradigama yang melingkupinya. Dengan tujuan untuk menguraikan sebuah ide pembangun atau rekonstruksi terhadap paradigma penafsiran di era kontemporer sekarang ini akibat pergerakan zaman.
BENTUK, KEUTAMAAN, DAN LANGKAH-LANGKAH MENEMUKAN TAFSIR RASULULLAH SAW Irsyad Al Fikri Ys
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v6i2.727

Abstract

Tafsir in the form of the Qur'an and the Sunnah of the Prophet is the interpretation of the highest value because some verses of the Qur'an are marginal (global) so in other parts, there are relatively detailed descriptions. If it is not contained in the Qur'an, then the Sunnah of the Prophet is the explanatory and explanatory of the Qur'an. From this, it can be seen that the Prophet Muhammad was named the first mufassir to interpret the Qur'an. To arrive at knowledge about the steps to find the interpretation of the Prophet Muhammad, it is necessary to have a special study on this matter. In summary, this paper will describe how the motives and forms of interpretation of the Prophet and the approach used by the Prophet in interpreting the Qur'an, both with the Qur'an itself and with al-Hadith. From here it will be known how the characteristics of the Prophet's interpretation itself and the Privileges of the Prophet's Tafsir which became the initial reference for the birth of new interpretations in the next generation.
METODE DAKWAH DALAM AL-QUR’AN Faridah Faridah; Siar Ni'mah; Kusnadi Kusnadi
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v6i2.740

Abstract

The Qur'an explains in full how to preach properly and correctly. It is intended that all aspects can run well too. This research is a literature study using the thematic interpretation method, namely setting a da'wah theme as the axis of the study. Therefore, this research makes QS. An-Nahl verse 125 as a focus in tracing the procedures for carrying out da'wah activities. As a conclusion from this study, it was found that there are three types of da'wah methods or methods of da'wah, namely da'wah bi al-hikmah (wisdom), mau'izah hasanah (good advice), and mujadalah bi allatii hiya ahsan (dialogue in a better way)
KONSEP AL-ḤUBB AL-ILĀHI PERSPEKTIF IBN ‘ARABĪ; TAFSIR ESOTERIS AYAT-AYAT ḤUBB DALAM KITAB AL-FUTŪḤĀT AL-MAKKIYYAH Nihayatul Husna; Aniqoh Aniqoh
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v6i2.743

Abstract

This study focuses on analyzing the term of ḥubb in the Al-Futūḥāt Al-Makkiyyah. This is crucial term because in the perspective of Ibn ‘Arabī, ḥubb is an maqām ilāhi which is not limited material things. According to him, love of God (al-ḥubb al-ilāhī) requires two foundations of love, namely; natural love (al-ḥubb aṭ-ṭabī’ī) and spiritual love (al-ḥubb ar-rūḥānī). The purpose of this study was to find the meaning of al-ḥubb al-ilāhi in the perspective of Ibn ‘Arabī. The research method employs library research by constructing al-Futūḥāt al-Makkiyyah by Ibn ‘Arabī as the object of study. Starting with tracing all the term ḥubb in the Al-Futūḥāt Al-Makkiyyah as seminal concept, conducting language studies, mapping out the interpretations, and reviewing the result of studies, then formulating concept related to the issues being raised. This study reveal four important points of the concept of al-ḥubb al-ilāhi from the perspective of Ibn ‘Arabī, namely ḥubb as the cause of the existence of the universe, māqāmat ḥubb, three forms of ḥubb, conditions of al-ḥubb al-ilāhi. These four points in addition to describing the concept of al-ḥubb al-ilāhi Ibn ‘Arabī also provide a new understanding of the meaning of the word ḥubb which has undergone a change in conceptual meaning. When mentioning the word ḥubb, what appears is an understanding that refers to the form of obedience to Allah and His Messenger.