cover
Contact Name
Sovi Septania
Contact Email
sovi.septania@gmail.com
Phone
+628117205670
Journal Mail Official
jurnalpsikologipsyche@gmail.com
Editorial Address
Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No. 14 Kedaton Labuhan Ratu Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Psyche: Jurnal Psikologi
ISSN : 26860430     EISSN : 26556936     DOI : https://doi.org/10.36269/psyche.v2i2.171
PSYCHE: Jurnal Psikologi published by Psychology Faculty Universitas Muhammadiyah Lampung. Psyche aims to facilitate the process of interaction, discussion, and further discussion of the development of psychology in Indonesian society. Psyche consist topics related to clinical psychology, industry and organization, education, development, social and islamic psychology. Psyche accepts various research methods, both quantitative and qualitative methods. Psyche will be published bi-annually every February and August and consist of 8 selected articles.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2024)" : 8 Documents clear
PENGEMBANGAN ALAT UKUR PSIKOLOGI KEMATANGAN KARIR: CAREER MATURITY ATTITUDES COMPETENCIES TEST (CMAC) Distina, Primalita Putri; Pratama, Dinar; Pebriyanti, Melinda; Hanipah, Mia
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v6i2.2507

Abstract

ABSTRAKKematangan karir merupakan sebuah proses yang penting dalam pemilihan karir siswa. Adanya sebuah alat ukur yang mampu mengukur kematangan karir siswa tentunya berdampak baik bagi kegiatan bimbingan dan konseling karir siswa di sekolah untuk pemilihan karir dan jurusan kuliah. Penelitian ini bertujuan membuat alat ukur kematangan karir yang bernama Career Maturity Attitudes Competencies (CMAC) yang terdiri dari subtest attitude dan competencies. Tujuan dari pembuatan alat ukur CMAC ini untuk melihat properti psikometri yang terdiri dari person reliability dan item reliability, koefiesien alpha cronbach, person and item separation index, construct validity (unidimensionalitas), dan item-person variable map. Responden penelitian merupakan siswa SMA dan SMK di Bangka Belitung sebanyak 464 orang. Analisis psikometri penelitian ini menggunakan item response theory dengan pemodelan Rasch. Hasil analisis psikometri menyatakan bahwa alat ukur CMAC memenuhi kriteria psikometri yang baik pada masing-masing subtes. Alat ukur CMAC dapat digunakan sebagai landasan bagi guru Bimbingan Konseling maupun guru lain untuk mengetahui kematangan karir siswa, yang hasilnya dapat dimanfaatkan dalam program intervensi pengembangan karir siswanya di sekolah.ABSTRACTCareer maturity is an essential process in choosing a student's career. The existence of a measuring instrument that is able to measure the career maturity of students certainly has a good impact on the career guidance and counseling activities of students in schools for career selection and college majors. This study constructs a career maturity measurement tool for Career Maturity Attitudes Competencies (CMAC) which consists of attitude and competencies subtests. The purpose of constructing CMAC is to see psychometric properties consisting of person reliability and item reliability, Cronbach's alpha coefficient, person and item separation index, construct validity (unidimensionality), and item-person variable map. Research respondents are high school and vocational students in Bangka Belitung as many as 464 people. The psychometric analysis of this study uses item response theory with the Rasch Model. The results of the psychometric analysis state that the CMAC measurement tool meets good psychometric criteria in each subtest. The CMAC measurement tool can be used as a basis for Guidance and Counseling teachers and other teachers to determine the career maturity of students, the results of which can be used in career development intervention programs for students at school.
KELEKATAN IBU MEMBENTUK KEYAKINAN YANG KUAT TERHADAP ATURAN: ANALISIS MODEL KONTROL SOSIAL PERILAKU REMAJA BERISIKO PENYALAHGUNA NAPZA Purwandari, Eny; Lestari, Rini
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v6i2.2431

Abstract

ABSTRAKPerilaku penyalahgunaan NAPZA sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang harus dikontrol agar tidak terjadi peningkatan penyalahgunaan dan kerugian di berbagai sektor kehidupan, baik ekonomi, kesehatan, sosial, maupun individu yang bersangkutan. Keluarga sebagai salah satu lembaga kontrol sosial mempunyai pengaruh yang kuat terhadap munculnya perilaku penyalahgunaan NAPZA. Teori kontrol sosial akan mengkaji fungsi keluarga, khususnya ibu dalam membentuk keyakinan terhadap aturan pada kasus penyalahgunaan NAPZA. Subjek penelitian ini adalah remaja yang menunjukkan risiko penyalahgunaan NAPZA sebanyak 241 remaja (usia 15-17 tahun)  dengan cluster random sampling dengan kriteria inklusif harus tinggal Bersama kedua orang tua. Data dianalisis dengan menggunakan structural equation model (SEM) dengan indikator indeks kecocokan model GFI = 0,925; CFI=908; AGFI=0,879; TLI=0,874; estimasi kelekatan ibu-anak terhadap keyakinan aturan sebesar 0,41, dan estasi keyakinan aturan terhadap risiko penyalahgunaan napza sebesar -0,35. Hasil menunjukkan bahwa kelekatan ibu-anak lebih berperan dibandingkan kelekatan ayah dalam membentuk keyakinan terhadap aturan seorang remaja sehingga mampu mengurangi risiko penyalahgunaan NAPZA. Implikasinya peran ibu dapat lebih ditingkatkan dalam pengasuhan agar mampu memberikan rasa nyaman pada anak dengan pengetahuan dan ketrampilannya, sehingga transmisi nilai, aturan terinternalisasi pada diri anak.ABSTRACTDrug abuse behavior is a kind of behavioral deviance that needs to be managed in order to prevent abuse and losses in the social, health, economic, and individual domains of life from increasing. The establishment of drug misuse behavior is significantly influenced by the family as a social control institution. According to social control theory, the role of the mother in particular in setting family norms about drug misuse will be investigated. Cluster random selection was used to choose 241 teens (15–17 years old) who met the inclusionary criterion of having to live with both parents and shown a risk of drug misuse. A structural equation model (SEM) was used to evaluate the data. The model fit index indicator was GFI = 0.925; CFI = 908; AGFI = 0.879; TLI = 0.874. The estimate of rule beliefs' relationship to the likelihood of drug abuse was -0.35, and the estimate of mother-child attachment to rule beliefs was 0.41. The findings indicate that, in order to lower the likelihood of drug usage, a teen's attitudes about regulations are formed more by their mother and child than by their father. The inference is that the mother's role in raising her child can be further developed so that she can use her knowledge and abilities to comfort the child and help the youngster internalize the rules and values that have been imparted to them.
PENERAPAN MODUL LITERASI DASAR KESEHATAN MENTAL REMAJA Novianty, Anita; Sokang, Yasinta Astin; Paramita, Widia; Angela, Vivian; Bertrand, Jonathan; Rachel, Kathleen
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v6i2.2567

Abstract

ABSTRAKPrevalensi kasus gangguan mental pada remaja terus meningkat tiap tahunnya, akan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan akses ke penanganan profesional. Remaja justru seringkali mencari bantuan ke pertolongan informal seperti keluarga / teman sebaya, bahkan beberapa dari mereka menyembunyikannya karena takut dengan stigma publik. Hal ini menandai rendahnya literasi kesehatan mental pada remaja dan perlu ada intervensi untuk meningkatkannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan dan menguji efektivitas modul literasi dasar kesehatan mental remaja pada siswa/i di sekolah. Kerangka kerja yang digunakan adalah penelitian tindakan berbasis partisipasi masyarakat dalam mengembangkan tiap modul. Partisipan studi ini terdiri dari siswa/i SMP dan SMA di sekolah swasta yang sukarela untuk berpartisipasi. Teknik sampling yang digunakan dalam studi ini adalah convenience sampling. Desain dari penelitian ini menggunakan one group pretest–posttest without controlled group design. Partisipan penelitian ini adalah siswa/i SMP dan SMA yang sukarela terlibat aktif. Analisis data dilakukan dengan paired sample t-test. Hasil menunjukkan ada perbedaan signifikan hasil sebelum dan sesudah intervensi pada modul fisik, emosi dengan jumlah partisipan kecil, kognitif, dan literasi kesehatan mental. Sementara itu, tidak ditemukan perbedaan signifikan hasil sebelum dan sesudah intervensi pada modul sosial. Dengan demikian, dapat disimpulkan modul literasi dasar kesehatan mental dapat diterapkan pada siswa/i SMP dan SMA di setting sekolah. Secara teoritis, studi ini menerapkan konsep literasi kesehatan mental positif untuk meningkatkan pengetahuan remaja dalam mempromosikan kesehatan mental. Studi ini juga merekomendasikan pentingnya pertimbangan jumlah audiens, durasi waktu, cara penyampaian, serta model intervensi yang tepat sasaran untuk mengubah pengetahuan dan sikap.ABSTRACTThe prevalence of mental disorders among adolescents is increasing annually, yet access to professional treatment is not keeping pace. Instead, adolescents frequently turn to informal sources of support, such as family and peers, and some even conceal their struggles due to the fear of public stigma. This underscores the inadequate level of mental health literacy among adolescents and the necessity for interventions to enhance it. This study aimed to implement and evaluate the effectiveness of a basic adolescent mental health literacy module toward high school students at school. Community participatory action research was used as the framework in developing the module. The participants consisted of junior and senior high school students in private schools who voluntarily participated in this study. Convenience sampling was employed in this study. The study design was a one-group pretest-posttest with no controlled group design. Data instruments were developed by researchers for each module. Data analysis was conducted using paired sample t-tests. The results indicate significant differences between pre- and post-test mean scores in physical, emotional (with small sample size), cognitive, and mental health literacy modules. However, there was no significant difference in the social module. It can be concluded these basic mental health literacy modules can be implemented among junior and senior high school students in school setting. Theoretically, this study applied positive mental health literacy concept to improve adolescent’s knowledge regarding promoting mental health. This study also recommended to consider the capacity of participants, duration, the content delivery, as well as the best intervention model to change the knowledge and attitude.
ANALISIS DUKUNGAN DAN PERAN KELUARGA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN KETERLAMBATAN BICARA Novianti, Lutfi; Haryono, Elok Angga Dewi; Farih, Yusrina Naily; Burhanuddin, Arinil Hidayah; Al Qodri, Andi Ramdan; Hendriana, Wiwin; Yoenanto, Nono H
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v6i2.2490

Abstract

ABSTRAKPerkembangan merupakan hal yang penting bagi anak-anak, terutama pada usia 0-6 tahun, anak usia ini biasanya disebut dengan golden age. Gangguan keterlambatan bicara (Speech Delay) yaitu suatu keadaan anak yang mengalami memiliki kesulitan dalam pengungkapan rasa dan keinginan kepada orang lain (Oktary et al., 2023). Dukungan orang tua adalah cara orang tua untuk mempelihatkan sebuah rasa sayang, kepedulian, perhatian, penghargaan dan suatu upaya moral ataupun material untuk anaknya. Peran orang tua memiliki pengaruh penting dalam pendidikan anak, maka dari itu perlu kontak secara langsung dalam bentuk dukungan orang tua terhadap anaknya. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan tinjauan sistematis menggunakan aplikasi Publish or Perish dengan source google schoolar dengan kata kunci dalam pencarian studi literatur “Dukungan Keluarga pada Pendidikan Anak Usia Dini dengan Speechdelay”. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tinjauan pustaka yang sistematis untuk melihat dukungan, peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini, beserta aspek-aspek yang mempengaruhi keterlambatan bicara pada anak usia dini. Berdasarkan tinjauan literatur dengan metode scoping review ini dengan tema dukungan dan peran orang tua bahwsannya lingkungan keluarga dapat mencegah dan menangani keterlambatan berbicara pada anak usia dini yang dapat memiliki pengaruh didalam pendidikan anak usia dini. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain adalah faktor internal (kecacatan fisik dan jenis kelamin), Faktor eksternal (urutan/jumlah anak, pendidikan ibu, teknologi (gadget), dan fungsi keluarga. Manfaat dalam penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan kepada khalayak umum terkait dukungan dan peran orang tua untuk mengatasi keterlambatan bicara pada pendidikan anak usia dini.ABSTRACTDevelopment is important for children, especially at the age of 0-6 years, children at this age are usually called the golden age. Speech Delay Disorder is a condition where children experience difficulties in expressing their feelings and desires to other people (Oktary et al., 2023). Parental support is a way for parents to show affection, concern, attention, appreciation and moral or material efforts for their children. The role of parents has an important influence on children's education, therefore direct contact is needed in the form of parental support for their children. The method in this research uses a literature study method with a systematic review using the Publish or Perish application with the source Google Schoolar with the keywords in the literature study search "Family Support in Early Childhood Education with Speechdelay". This research aims to conduct a systematic literature review to look at support, the role of parents in early childhood education, along with aspects that influence speech delays in early childhood. Based on a literature review using the scoping review method with the theme of support and the role of parents, the family environment can prevent and handle speech delays in early childhood which can have an influence on early childhood education. Influencing factors include internal factors (physical disabilities and gender), external factors (order/number of children, mother's education, technology (gadgets), and family function. The benefit of this research is to provide insight to the general public regarding support and role of parents to overcome speech delays in early childhood education. 
EFEKTIVITAS OLAHRAGA PADA PENINGKATAN EXECUTIVE FUNCTION PADA LANSIA: SYSTEMATIC REVIEW Afifah, Sabrina Puti; Faizah, Niswatul; Hanggoro, Debora Debby; Savitri, Rizki Indriana Wulan; Wimbarti, Supra; Kusrohmaniah, Sri
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v6i2.2608

Abstract

ABSTRAKJumlah populasi lansia secara global tumbuh lebih cepat dibandingkan populasi usia muda, menghadirkan tantangan kesehatan seperti penurunan fungsi eksekutif yang penting untuk kemampuan kognitif seperti perencanaan dan pengambilan keputusan. Olahraga potensial sebagai intervensi untuk meningkatkan fungsi eksekutif pada lansia. Penelitian ini adalah systematic literature review yang menganalisis efektivitas olahraga terhadap fungsi eksekutif pada lansia. Analisis ini melibatkan 12 artikel penelitian eksperimen yang menyajikan hubungan objektif latihan olahraga terhadap setidaknya satu fungsi eksekutif, melibatkan partisipan berusia di atas 55 tahun, menggambarkan jenis latihan yang dilakukan, menjelaskan apakah latihan tersebut dikombinasikan dengan latihan lain, menggambarkan partisipan sebagai populasi sehat atau klinis, serta menyediakan pengukuran kuantitatif yang didukung metodologi statistik. Penelitian yang dikecualikan adalah yang tidak menggunakan kontrol, menggunakan laporan kualitatif atau spekulatif, latihan yang dilakukan tidak termasuk jenis olahraga, serta penelitian review dan meta-analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan fungsi eksekutif pada lansia. Jenis olahraga seperti Baduanjin, mild exercise, square dance, HIIT, aerobik kontinu, latihan kekuatan, Otago, exergame, bersepeda, kardio, stretching toning, Tai Chi, latihan fisik dan kognitif, mind-body exercise, serta olahraga beregu dan sendiri memberikan hasil signifikan. Program olahraga yang terstruktur dan teratur direkomendasikan untuk menjaga serta meningkatkan kemampuan perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol diri pada lansia.ABSTRACTThe global population of older adults is growing faster than the younger population, presenting health challenges such as declines in executive function, which is crucial for cognitive abilities like planning and decision-making. Exercise is a potential intervention for improving executive function in older adults. This study is a systematic literature review analyzing the effectiveness of exercise on executive function in older adults. The review includes 12 experimental research articles that objectively present the relationship between various forms of exercise and at least one executive function, involving participants over the age of 55, clearly describing the types of exercise performed, indicating whether exercises were combined with other activities, characterizing participants as either healthy or clinical populations, and providing quantitative measurements supported by statistical methodologies. Excluded studies were those lacking control, using qualitative or speculative reports, including activities not categorized as exercise, and review or meta-analysis studies. The analysis indicates that exercise improves executive function in older adults. Types of exercise such as Baduanjin, mild exercise, square dance, HIIT, continuous aerobics, strength training, Otago, exergame, cycling, cardio, stretching toning, Tai Chi, physical and cognitive exercises, mind-body exercise, and both individual and group activities show significant results. Structured and regular exercise programs are recommended to maintain and enhance planning, decision-making, and self-control abilities in older adults.
PROGRAM “MAP OUT YOUR CAREER: GRAB THE BRIGHTER FUTURE” SEBAGAI INTERVENSI UNTUK MENGATASI KESULITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MASA DEWASA Nusantari, Krysna Yudy
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v6i2.2501

Abstract

ABSTRAKBerdasarkan teori perkembangan manusia, mahasiswa merupakan individu yang mengalami transisi dari masa perkembangan remaja akhir menuju dewasa awal. Dalam masa transisi tersebut tentu saja mahasiswa mengalami berbagai macam tantangan perubahan dan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah terkait dengan karir di masa depan. Namun, fakta menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2023 telah mencapai 146,62 juta orang dengan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,45 persen (Badan Pusat Statistik, 2023).  Salah satu penyebabnya adalah kurangnya persiapan karir bagi angkatan kerja terutama saat masih berada di bangku perkuliahan. Dengan demikian, mahasiswa dan juga lulusan perguruan tinggi masih banyak yang mengalami kesulitan dalam melakukan pengambilan keputusan karir. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian program pelatihan “Map Out Your Career: Grab the Brighter Future” terhadap pengambilan keputusan karir. Pengujian dilakukan melalui metode eksperimen kuasi, yaitu desain Untreated Control Group Design with Dependent pre-test and post-test samples. Sejumlah 60 mahasiswa dan alumni dilibatkan dalam penelitian ini. Partisipan penelitian dibagi menjadi dua, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program pelatihan “Map Out Your Career: Grab the Brighter Future” terbukti memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan karir partisipan penelitian dan hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor kesulitan pengambilan keputusan di kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah pemberian program pelatihan (p< 0,01) dengan nilai effect size yang diperoleh juga menunjukkan nilai tinggi yaitu 0,929. Dengan demikian, program pelatihan “Map Out Your Career: Grab the Brighter Future” dapat digunakan sebagai salah satu intervensi untuk mengatasi kesulitan pengambilan keputusan yang dialami oleh individu dewasa.ABSTRACTBased on human development theory, students are individuals who experience a transition from the developmental period of late adolescence to early adulthood. During this transition period, of course, students experience various kinds of challenges of change and are required to be able to adapt. One of the challenges faced is related to future careers. However, the facts show that Indonesia still has a high unemployment rate. One of the causes is the lack of career preparation for the workforce, especially while still in college. Thus, many students and college graduates still need help in making career decisions. This research examines the effect of providing the "Map Out Your Career: Grab the Brighter Future" training program on career decision making. Testing was conducted using a quasi-experimental method, namely the Untreated Control Group Design with Dependent pre-test and post-test samples. A total of 60 students and alumni were involved in this research. Research participants were divided into two, namely the control group and the experimental group. The results of this research show that the "Map Out Your Career: Grab the Brighter Future" training program is proven to have an influence on the career decision-making of research participants and the results of statistical tests show that there is a significant difference between the decision making difficulty scores in the experimental group between before and after providing the training program (p<0.01) the effect size value obtained also showed a high value, namely 0.929. Thus, Map Out Your Career: Grab the Brighter Future” training programs can be used as an intervention to overcome decision-making difficulties experienced by young adult.
PENGALAMAN PENGUNGKAPAN DIRI DI AKUN KEDUA INSTAGRAM Burhanuddin, Arinil Hidayah; Suryanto, Suryanto; Alqadri, Andi Ramdan; Novianti, Lutfi
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v6i2.2579

Abstract

ABSTRAKPengungkapan diri di akun kedua Instagram menjadi cara yang instan bagi individu dalam membagikan informasi diri yang sebenarnya berdasar pada pengalaman dan aktivitas sehari-hari. Akun kedua instagram sebagai wadah mengungkapkan idenitas diri yang tidak ingin ditunjukkan pada akun pertama, dalam hal ini sebagai wujud mengekspresikan diri dalam bentuk positif bahkan negatif. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan alasan pengungkapan diri, bentuk-bentuk pengungkapan diri dan faktor penguat pengungkapan diri di akun kedua Instagram yang dilakukan oleh pada individu dengan rentan usia 18-24 tahun. Penelitian ini menggunakan metode penelitiaan kualitatif pendekatan fenomenologi dengan analisis data interpretative phenomenological analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan pengalaman pengungkapan diri di akun kedua dilakukan untuk menunjukkan informasi diri secara jujur agar mencapai aktualisasi diri dengan pengungkapan diri apa adanya sesuai dengan perasaan, pikiran dan pengalaman yang dialami dalam aktivitas sehari-hari yang lebih intim. Bentuk pengungkapan diri yang dilakukan dengan berbagi informasi secara terbuka tentang pengalaman yang dialami. Bentuk positif ditunjukkan dengan kemampuan yang dimiliki sebagai bentuk penghargaan diri dan afiliasi diri, selain itu bentuk negatif dilakukan dengan bentuk agresi relasional yang ditunjukkan atas keresahan yang dirasakan. Hasil penelitian ini dapat berimplikasi pada individu sebagai pengguna akun kedua untuk melakukan pengungkapan diri dengan perasaan aman dan nyaman dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan batasan diri terkait informasi pribadi yang jika ditunjukkan akan merugikan diri sendiri kedepannya.ABSTRACTSelf disclosure on the second Instagram account becomes an instant way for individuals to share their true self information according to their experiences and daily activities. The second Instagram account is a place to express one's identity that one does not want to show on the first account, in this case as a form of expressing oneself in a positive or even negative form. The aim of this research is to describe the reasons for self-disclosure, forms of self-disclosure and reinforcing factors for self-disclosure on second Instagram accounts carried out by vulnerable individuals aged 18-24 years. This research uses a qualitative research method with a phenomenological approach with interpretative phenomenological analysis (IPA) data analysis. The results showed that the self-disclosure experience on the second account was carried out to show honest self-information in order to achieve self-actualization by self-disclosing what it is in accordance with the feelings, thoughts and experiences experienced in more intimate daily activities. The form of self-disclosure is done by sharing information openly about the experiences experienced. Positive forms are shown with the abilities possessed as a form of self-esteem and self-affiliation, besides that negative forms are carried out with a form of relational aggression shown for the anxiety felt. The results of this study can have implications for individuals as second account users to self-disclose with feelings of safety while being mindful of and considering own boundaries regarding personal information that if shown would be detrimental to oneself in the future.
“PLAYING WITH THE MASK”: STUDI PHOTOVOICE ONLINE PERSONA GENERASI Z Syah, Tansri Adzlan; Septania, Sovi
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v6i2.2502

Abstract

ABSTRAKGenerasi Z sebagai generasi digital menjadikan media sosial sebagai ruang untuk terus mendapatkan pengakuan, melalui jumlah followers, like, share dan comment. Apa yang ditampilkan melalui media sosial menjadi sangat penting bagi mereka. Hal ini disebabkan karena generasi Z tidak memiliki pengalaman persimpangan antara dunia analog dan digital (Podara et al., 2021). Menciptakan online persona yang mengagumkan di media sosial adalah sesuatu yang wajar karena karakter mereka sebagai generasi figital menjadikan ruang maya menjadi suatu realitas (Stillman & Stillman, 2019). Online persona dibentuk tanpa menghadirkan impresi yang secara nyata kita miliki, seperti senyuman asli, bahasa tubuh hingga petunjuk non-verbal lain yang menyebabkan identitas diri yang tidak otentik bahkan manipulatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana pengalaman pembentukan online persona pada generasi Z dengan menggunakan pendekatan photovoice. Partisipan penelitian adalah generasi Z yang memiliki rentang usia 18-27 tahun, memiliki jumlah pengikut media sosial diatas 1.000 orang serta aktif menampilkan diri di media sosial. Partisipan mengikuti pelatihan smart photography kemudian secara mandiri mengambil foto selama 7 hari dengan smartphone lalu di unggah di media sosial masing-masing. Penggalian pengalaman dan permaknaan foto oleh partisipan menggunakan wawancara mendalam yang kemudian dianalisis secara tematik. Hasil analisis tematik dengan menggunakan program Nvivo 12 menunjukan pengalaman pembentukan online persona sebagai strategi presentasi diri yang melibatkan pemilihan foto sebagai cues (isyarat/sinyal), kekuatan captions (keterangan gambar), keterampilan sunting foto dan ketepatan pemilihan waktu unggah di media sosial. Selain itu, pembentukan online persona terkait dengan tiga tujuan yaitu untuk disukai (ingratiation), promosi diri (self-promotion) dan agar menjadi inspirasi/contoh (exemplification). ABSTRACTGeneration Z, being a digital cohort, utilizes social media platforms as a way to consistently acquire acknowledgment by increasing the quantity of followers, likes, shares, and comments. The content exhibited on social media platforms assumes significant importance for individuals. This is due to the fact that Generation Z lacks exposure to the convergence of the physical and digital realms [1]. Developing exceptional online personas on social media is an inherent phenomenon, since their persona as a fictional generation materializes in the virtual realm. The formation of an online persona occurs without the deliberate presentation of true impressions, such as a genuine smile, body language, and other non-verbal clues. This process results in the creation of an authentic self-identity that is free from manipulation. The objective of this study is to investigate the process of online persona construction among individuals belonging to Generation Z through the utilization of photovoice methodologies. The research participants consisted of individuals from generation Z, specifically between the ages of 18 and 27, possessed a social media followed by over 1,000 followers and actively engaged in self-presentation on social media platforms. Participants engage in a comprehensive training program on smart photography techniques. Subsequently, they are required to capture photographs using a smartphone camera for a duration of 7 days and subsequently share them on their own social media platforms. The process of data extraction will involve conducting in-depth interviews to gather a comprehensive understanding of their online persona’s building experience. This information will then be examined thematically, taking into account the participants' descriptions of the images they captured. The results of the thematic analysis conducted using the Nvivo 12 software revealed that the online persona is associated with a self-presentation strategy that encompasses the deliberate selection of photo displays as cues, the effectiveness of captions, proficiency in capturing displays (photos or videos), and the precision in choosing upload times. The self-presentation strategy is implemented with three primary goals: to cultivate favor and approval (ingratiation), to promote oneself, and to serve as a source of inspiration or example (exemplification).

Page 1 of 1 | Total Record : 8