cover
Contact Name
Made Gautama Jayadiningrat
Contact Email
jurnaladatdanbudayaindonesia@gmail.com
Phone
+6287762961886
Journal Mail Official
jurnaladatdanbudayaindonesia@gmail.com
Editorial Address
Jl. Udayana Kampus Tengah Singaraja, Bali, Indonesia 81116
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia
ISSN : 26156113     EISSN : 26156156     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jabi.v1i1
Jurnal ini memuat hasil penelitian dan pemikiran tentang adat istiadat dan budaya. Jurnal ini bertujuan untuk mewadahi artikel-artikel hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat dibidang adat dan kajian budaya.
Articles 145 Documents
Upacara Adat Pemakaman Mengenang Leluhur (Ma’ Nene) di Toraja, Lembang Bululangkan Kecamatan Rinding Allo Toraja Utara Rismayanti, Rismayanti; Nusarastriya, Yosaphat Haris
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v2i2.30410

Abstract

This research has been conducted in Lembang Bululangkan Rinding Allo District. The purpose of this research is to find out and understand the perception of the Lembang Bululangkan community about the symbols used in the Ma 'nene ritual; to describe the ceremony process of the Ma'nene ritual in Lembang Bululangkan; to illustrate the influence of Christianity in ceremony process of the ritual Ma 'nene; to find out the values and norms are contained in ceremony process of Ma' nene rituals. The research method uses a qualitative descriptive. Data is collected by observation, interviews and documentation. From the results of the research, the people's perceptions about Ma'nene in have similarity, but the procedures for implementation are different. The goal of the Ma'nene by Aluk Todolo is to ask for blessings to the ancestors, while the goal of the Christians who do Ma'nene is to do / follow a custom that must be performed at a certain time. The meaning of Ma'nene for Aluk Todolo and the Christians have similarity, both of them have an affection for their relative that has passed away. The influence of Ma'nene on Christianity is actually not too conspicuous for Christians, however it bring a great influence  for Aluk Todolo people, there is a change in applied regulations and ceremony process. Ma’ene contains value and norms, they are social values, religious values, cultural values, deliberation values, values of responsibility. In addition, the norm of decency, the religious, and norm of family are still maintained.This research has been conducted in Lembang Bululangkan Rinding Allo District. The purpose of this research is to find out and understand the perception of the Lembang Bululangkan community about the symbols used in the Ma 'nene ritual; to describe the ceremony process of the Ma'nene ritual in Lembang Bululangkan; to illustrate the influence of Christianity in ceremony process of the ritual Ma 'nene; to find out the values and norms are contained in ceremony process of Ma' nene rituals. The research method uses a qualitative descriptive. Data is collected by observation, interviews and documentation. From the results of the research, the people's perceptions about Ma'nene in have similarity, but the procedures for implementation are different. The goal of the Ma'nene by Aluk Todolo is to ask for blessings to the ancestors, while the goal of the Christians who do Ma'nene is to do / follow a custom that must be performed at a certain time. The meaning of Ma'nene for Aluk Todolo and the Christians have similarity, both of them have an affection for their relative that has passed away. The influence of Ma'nene on Christianity is actually not too conspicuous for Christians, however it bring a great influence  for Aluk Todolo people, there is a change in applied regulations and ceremony process. Ma’ene contains value and norms, they are social values, religious values, cultural values, deliberation values, values of responsibility. In addition, the norm of decency, the religious, and norm of family are still maintained.Keywords: Ma 'Nene Traditional Ceremony, at Lembang BuluLangkan
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER BERWAWASAN TRI HITA KARANA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA Lestari, Kadek Diah; Sumantri, Made; Japa, I Gusti Ngurah
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v1i1.29019

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berwawasan Tri Hita Karana dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan The Post Test Only Control Group Design. sampel pada penelitian ini berjumlah 57 siswa dari kelas eksperimen 35 siswa dan kelas kontrol 22 siswa yang diambil dengan sistem undian. Instrument yang digunakan yaitu kuisioner dan tes uraian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistic deskriptif dan inferensial yaitu uji anava. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berwawasan Tri Hita Karana dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional yang dibuktikan dengan nilai thitung sebesar2,27 dan nilai ttabel sebesar 2,004 pada taraf signifikansi 5%, ini berarti thitung > ttabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran NHT berwawasan Trii Hita Karana berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD di Gugus IV Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2018/2019. 
KEARIFAN LOKAL KASEPUHAN CIPTAGELAR: PERTANIAN SEBAGAI SIMBOL BUDAYA & KESELARASAN ALAM Prabowo, Yayan Bagus; Sudrajat, Sudrajat
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v3i1.31102

Abstract

Adat kasepuhan Ciptagelar merupakan salah satu komunitas masyarakat yang berada di tanah Sunda. Secara wilayah adminisratif, desa adat ini terletak di daerah kampung Sukamulya, Desa Sinarresmi, kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Kelompok komunitas tersebut masih memegang teguh kebudayaan dan tradisi dari peninggalan leluhur yang diwariskan sejak 6 abad silam. Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar mendiami wilayah yang berada di dalam hutan dengan ketinggian 800-1200 mdpl, terletak dibawah Gunung Halimun yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Abah sebagai posisi kepala atau pemangku dari struktur kelembagaan adat, posisinya bisa didapat berdasarkan keturunan dan bukan dipilih serta ditetapkan oleh masyarakat Kasepuhan. Tradisi yang masih terus tetap terjaga, semua kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas oleh kepercayaan atau budaya yang ada di desa ini, terutama dalam bidang atau sektor Pertanian dan bercocok tanam. Istilah ‘Mupusti pare, lain migusti’ yang artinya memuliakan padi tapi bukan menuhankan, Pertanian menjadi sebuah ritual adat yang sangat penting dan sakral, sehingga dalam proses pertanian terdapat aturan-aturan adat yang memiliki kearifan lokal di dalamnya. Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar juga memegang teguh tradisi untuk senantiasa melestarikan alam yakni Hutan, komunitas adat ini memiliki sistem hukum adat dalam hal memanfaatkan dan mengelola hutan. Terdapat 3 pembagian zona atau wilayah hutan (Hutan Titipan, Tutupan, dan Garapan) dalam ruang lingkup adat Kasepuhan, adanya pembagian tersebut bertujuan agar kelestarian hutan tetap terjaga karena masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar menyakini bahwa hutan merupakan unsur yang paling penting bagi keberlangsungan hidup manusia.Kata kunci: Local Wisdom, Kasepuhan Ciptagelar, Sunda, Alam.
MUATAN NILAI DALAM TRADISI PELA GANDONG DI MALUKU TENGAH Pesurnay, Althien John
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v3i1.35003

Abstract

Artikel ini mendiskusikan muatan nilai dalam tradisi pela gandong di Maluku Tengah.  Apa saja nilai yang terkandung dalam tradisi Pela Gandong? Bagaimana perkembangannya secara sosio-historis? Apa relevansi  dari muatan nilai-nilai Pela Gandong terhadap konteks masyarakat Maluku Tengah kontemporer. Penulis berusaha menjawab pertanyaan tersebut menggunakan perspektif Filsafat Nilai dan Filsafat Kebudayaan. Penulisan ini merujuk kepada sumber kepustakaan (bibliography research) dengan mengacu pada sumber kepustakaan ilmu antropologi budaya dan sejarah yang mendeskripsikan tradisi Pela Gandong. Artikel ini mencakup tiga bagian: bagian pertama berusaha mengurai konteks sosio-kultural masyarakat Maluku Tengah. Konteks masyarakat Maluku tengah yang dilanda konflik identitas pada tahun 1999 yang resolusinya bersumber dari nilai-nilai luhur dalam tradisi Pela Gandong. Bagian kedua meninjau Pela Gandong dari objek formal filsafat nilai. Dimensi nilai dalam hirarki nilai tradisi Pela Gandong ada pada nilai spiritual dan nilai vital. Bagian terakhir merupakan kontekstualisasi konsepsi Pela Gandong sebagai pegangan nilai sekaligus carra pandanga dunia yang menentukan praktik kehidupan masyarakat Maluku.
FOLKLOR LISAN TOTOKKENGAN DI PULAU SAPEKEN, KABUPATEN SUMENEP Vagori, Vigor; Darmayanti, Ida Ayu Made; Dewantara, Putu Mas
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v3i1.38223

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk, kategori, dan fungsi Totokkengan di Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep. Penelitian ini dianalisis menggunakan bentuk deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini, yakni informan di Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian Totokkengan di Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep dapat disimpulkan sebagai berikut: pertama, bentuk Totokkengan dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu: (1) pertanyaan yang bersifat teka-teki atau disebut juga pertanyaan yang cerdik, ditemukan 3 dari 42 Totokkengan; (2) pertanyaan yang bersifat permainan kata-kata, ditemukan 6 dari 42 Totokkengan; (3) pertanyaan yang bersifat permasalahan, ditemukan 5 dari 42 Totokkengan; (4) pertanyaan perangkap, ditemukan 2 dari 42 Totokkengan; dan (5) pertanyaan yang bernada lelucon, ditemukan 4 dari 42 Totokkengan. Kedua, kategori Totokkengan dapat dikelompokkan menjadi sebelas, yaitu: (1) persamaan dengan makhluk hidup, ditemukan 10 dari 42 Totokkengan; (2) persamaan dengan binatang, ditemukan 2 dari 42 Totokkengan; (3) persamaan dengan manusia, ditemukan 3 dari 42 Totokkengan; (4) persamaan dengan beberapa binatang, ditemukan 1 dari 42 Totokkengan; (5) persamaan dengan beberapa orang, ditemukan 3 dari 42 Totokkengan; (6) persamaan dengan benda, ditemukan 6 dari 42 Totokkengan; (7) persamaan dengan tanaman, ditemukan 1 dari 42 Totokkengan; (8) penambahan keterangan perumpamaan, ditemukan 6 dari 42 Totokkengan; (9) penambahan keterangan pada bentuk dan fungsi, ditemukan 1 dari 42 Totokkengan; (10) penambahan keterangan pada warna ditemukan 2 dari 42 Totokkengan; dan (11) penambahan dalam tindakan ditemukan 11 dari 42 Totokkengan. Ketiga, fungsi Totokkengan memiliki delapan fungsi, yaitu (1) untuk menguji kepandaian orang lain, (2) untuk meramal, (3) sebagai sebagian upacara perkawinan, (4) untuk mengisi waktu saat begadang menunggu jenazah dimakamkan, (5) untuk melebihi orang lain, (6) sebagai pengantar tidur, (7) hiburan, dan (8) pendidikan.
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Riyanti, Asih; Novitasari, Neni
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v3i1.37780

Abstract

AbstrakIndonesia menjadi negara yang multikultural sebagai kekayaan suatu bangsa harus dilestarikan. Salah satu solusi yang dapat ditempuh ialah menanamkan pendidikan yang dapat dilakukan melalui multikultural berbasis kearifan lokal. Pengenalan multikultural  berbasis kearifan diharapkan mampu membangun karakter anak bangsa yang memahami, menerima dan menghargai orang lain yang berbeda suku, adat istiadat, agama, dan nilai kepribadian. Penanaman semangat multikultural di Sekolah Dasar (SD), akan menjadi sarana pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda untuk menerima dan menghargai semua perbedaan yang multikultural. Artikel ini ditulis guna memberikan gambaran mengenai pentingnya multikultural dan implikasinya pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal bagi siswa SD. Guna memperoleh data tentang konsep multikultural, penulis melakukan kajian kepustakaan dengan teknik analisis data yaitu analisis konten.  Begitu pentingnya pendidikan multikultural maka guru SD harus mendesain proses pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal yang menjadi bagian dari kontribusi positif untuk membina sikap nasionalisme dan sikap multikultural para siswa sejak dini.Kata Kunci: pendidikan multikultural; kearifan lokal; siswa SD.
TINJAUAN PENYEBARAN TRADISI LISAN DI SUMATERA BARAT Gusti, Utari Akhir; Islami, Audy; Ardi, Ardi; Almardiyah, Aina; Rahayu, Ranti Gusti; Tananda, Opi
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v3i1.39261

Abstract

Budaya adalah bagian terpenting dalam kehidupan yang dilestarikan dan dijaga dengan baik. Salah satu dari 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang harus dilestarikan yaitu tradisi lisan. Tradisi lisan adalah suatu informasi atau pesan yang disampaikan secara turun-temurun dalam suatu daerah atau kelompok. Berdasarkan PPKD Sumatera Barat kondisi tradisi lisan saat ini diperlukan usaha untuk mengumpulkan tradisi lisan yang ada untuk dikembangkan, sehingga dapat dilakukan invetarisasi tradisi lisan Sumatera Barat. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai tinjuaun penyebaran tradisi lisan di Sumatera Barat. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu pengamatan dan dokumentasi, observasi, study literature serta wawancara. Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu mendapatkan database tradisi lisan yang tersebar pada 19 Kabupaten/Kota Sumatera Barat. Tradisi Lisan tersebut memiliki perbedaan dan keunikan masing-masing yang harus dijaga dan dilestarikan agar dapat berkembang dikalangan masyarakat.  
Analisis dan Perancangan Asset Game Rumah dan Pakaian Adat Bali Berbasis Pixel Art 2D jasson Prestiliano; Debora Puspita Sarisih; Birmanti Setia Utami
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v2i2.26458

Abstract

Abstrak Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki khasanah budaya yang sangat luas dan kaya. Kebudayaan Bali memiliki filosofi yang mendalam, khususnya dalam pakaian adat dan rumah adatnya. Namun belum banyak pelaku seni modern, khususnya perancang seni game yang mengetahui makna dan filosofi setiap bentuk dan warna tersebut. Hal ini membuat mereka merancang sejauh yang mereka lihat saja. Penelitian ini membahas tentang perancangan asset game berbasis pixel art 2D dengan ciri khas Bali. Tujuan penelitian ini adalah membuat asset pixel art 2D dengan menggunakan ciri khas Jawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan strategi linear. Didapatkan hasil bahwa Pakaian dan Rumah adat Jawa memiliki ciri khas yang berbeda-beda serta memiliki berbagai filosofi yang berbeda dalam setiap bentuknya, sehingga hasil perancangan ini dapat menjadi panduan desain pixel art 2D bagi para pengembang game dan perancang seni game agar tidak menghilangkan filosofinya. Manfaat untuk para pemain game hasil perancangan ini dapat memberikan ilmu budaya tentang pakaian adat dan rumah adat Bali.Kata Kunci: Kebudayaan Bali, Pakaian Adat Bali, Rumah Adat Bali, Aset game, pixel art 2D AbstractBali is one of the islands in Indonesia that has a rich and wide culture. Balinese culture has deep philosophy, especially in its traditional clothes and traditional houses. However, not many modern artist, especially game artist that know know the meaning and the philosophy of each form and color. This  reason made them design the art related to Bali only as far as they see. This study discusses the design of 2D pixel art based game assets with Balinese characteristics. This study uses qualitative methods and linear strategies. The result is that the clothes and traditional houses of Bali have different characteristics and have different philosophies in each form, so the results of this design can be a 2D pixel art design guide for game developers and game artist so they will not to eliminate the philosophy. The advantage for the game players will give them the cultural knowledge about Balinese traditional clothes and traditional houses.Keywords: Balinese culture, Balinese Traditional Clothes, Balinese Traditional House, Game Asset, Pixel Art 2D
REPRESENTASI FEMINIS LAKI-LAKI DALAM FILM DOKUMENTER “SURGA KECIL DI BONDOWOSO” Olga Feby Prasetya; Deddy Suprapto
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v2i2.28828

Abstract

Film sebagai salah satu media komunikasi massa sekaligus produk budaya populerdipercaya mempunyai andil besar dalam mengkonstruksi berbagai realitas. Nia Dinata merupakan salah satu Sutradara yang sering mengangkat realitas-realitas sosial dalam memproduksi sebuah film. Salah satu realitas sosial yang sering dijadikan tema dalam film yang diproduksi Nia Dinata adalah tentang kesenjangan gender, diskriminasi perempuan, dan tema-tema yang mengisahkan perempuan. Salah satu film Dokumenter pendek karya Nia Dinata berjudul ”Surga Kecil di Bondowoso”. Film ini menceritakantentang seorang ustadz yang tanpa malumelakukan pekerjaan domestik.Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana representasi Feminis laki-laki dalam film “Surga Kecil di Bondowoso”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis wacana kritis. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis model Sara Mills. Hasil penelitian  ini menyimpulkan bahwa subjek yang menjadi pencerita dalam film Surga Kecil di Bondowoso yang merupakan seorang pemuka agama di lingkungan tempat tinggalnya ternyata seorang feminis laki-laki. Representasi feminis laki-laki dalam film ini dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu pola pikir dan perilaku yang ditampilkan oleh subjek.Kata Kunci: Representasi, Film, Feminis, Feminis Laki-laki,
MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BERBASIS TRI KAYA PARISUDHA TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS V Anak Agung Istri Mira Utari Dewi; Ida Bagus Surya Manuaba; M.G Rini Kristiantari
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v2i2.28894

Abstract

Hal yang melatarbelakangi penelitian ini muatan materi IPA sulit dipahami, siswa tidak mau bertanya saat mengalami kesulitan belajar mengakibatkan rendahnya Kompetensi Pengetahuan IPA sehingga KKM tidak tercapai secara optimal. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh model Contextual Teaching and Learning Berbasis Tri Kaya Parisudha terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA siswa kelas V SDN Gugus VIII Kecamatan Gianyar. Jenis penelitian ini yaitu Quasi Eksperimen (eksperimen semu), serta untuk mengetahui kesetaraan kelompok dalam Pretest digunakan rancangan desain Non Equivalen Control Group Design. Sebelum melakukan kesetaraan kelompok terlebih dahulu diketahui populasi yang dgunakan yaitu keseluruh siswa kelas V SD Gugus VIII Kecamatan Gianyar yang berjumlah 152 siswa. Sampel penelitian ini ditentukan dengan cara teknik random sampling. Dalam sampel penelitian ini kelompok eksperimen ialah SDN 1 Siangan yang berjumlah 38 orang siswa dan sebagai kelompok kontrol yaitu SDN 3 Siangan yang berjumlah 36 orang siswa. Metode tes yang digunakan sebagai pengumpulan data siswa yaitu tes objektif. Data yang dianalisis yaitu Kompetensi Pengetahuan IPA. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis uji-t dengan rumus pollend varians. Pada kelompok eksperimen rerata kompetensi pengetahuan IPA yaitu  = 83,97 dan kelompok kontrol = 76,91. Analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa thitung  = 3,922 > ttabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5%, dk = 38 + 36 – 2 = 72, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model Contextual Teaching and Learning berbasis Tri Kaya Parisudha dengan kelompok siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada siswa kelas V SDN gugus VIII Tahun Ajaran 2019/2020. Berdasarkan pemerolehan analisis data Kompetensi Pengetahuan IPA rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol sehingga penerapan model Contextual Teaching and Learning Berbasis Tri Kaya Parisudha dapat meningkatkan hasil Kompetensi Pengetahuan IPA siswa kelas V, sehingga model Contextual Teaching and Learning Berbasis Tri Kaya Parisudha berpengaruh terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA siswa kelas V SDN Gugus VIII Tahun Ajaran 2019/2020. 

Page 3 of 15 | Total Record : 145