cover
Contact Name
Joni Setiawan
Contact Email
setiawanjoni@yahoo.com
Phone
+628151657716
Journal Mail Official
redaksi.dkb@gmail.com
Editorial Address
Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl. Kusumanegara No 7 Yogyakarta
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Dinamika Kerajinan dan Batik : MAJALAH ILMIAH
ISSN : 20874294     EISSN : 25286196     DOI : http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v37i1
Majalah Ilmiah : Dinamika Kerajinan dan Batik (DKB) adalah jurnal ilmiah untuk mempublikasikan hasil riset dan inovasi di bidang kerajinan dan batik. Ruang lingkup DKB adalah meliputi aspek bahan baku perekayasaan teknologi, proses produksi, penanganan limbah dan desain kerajinan dan batik. Jurnal ini diperuntukkan bagi para peneliti, akademisi, dan praktisi industri kerajinan dan batik. Majalah Ilmiah : Dinamika Kerajinan dan Batik (DKB) is a scientific journal publishing research and innovation in field of handicrafts and batik. The scope of DKB is include raw materials, production processes, waste treatment and designs in handicrafts and batik sector. The journal is intended for researchers, scholars and practitioners from handicraft and batik.
Articles 295 Documents
Penelitian Rekayasa Pembuatan Alat Celup Benang Tenun Bentuk Hank Hasanudin Hasanudin; Djumala Machmud
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah No 16 (1997): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v0i16.1073

Abstract

Proses pengerjaan benang tenun bentuk hank dengan alat celup tradisional (bak) dapat ditingkatkan efisiensi dan kualitas hasilnya apabila ditambah peralatan yang lebih efektif dan mempunyai kestabilan yang mantap. Teknologi penggulungan benang, pencelupan dan pengerjaan bahan logam dan pengetahuan tentang elemen mesin merupakan landasan yang dipergunakan dalam perencanaan rekayasa peralatan. Kegiatan penelitian meliputi pembuatan desain, bagian peralatan, suku cadang, perakitan dan uji coba. Kemudian dilakukan pengujian ketidakrataan warna serta pengamatan jalannya proses.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peralatan dapat berfungsi dengan baik dan selama uji coba terjadi kekusutan benang sebanyak satu kali untuk warna biru dan dua kali pada warna merah dengan hasil kerataan kedua warna mempunyai koefisien variasi dibawah satu persen.Proses pengerjaan benang tenun bentuk hank dengan alat celup tradisional (bak) dapat ditingkatkan efisiensi dan kualitas hasilnya apabila ditambah peralatan yang lebih efektif dan mempunyai kestabilan yang mantap. Teknologi penggulungan benang, pencelupan dan pengerjaan bahan logam dan pengetahuan tentang elemen mesin merupakan landasan yang dipergunakan dalam perencanaan rekayasa peralatan. Kegiatan penelitian meliputi pembuatan desain, bagian peralatan, suku cadang, perakitan dan uji coba. Kemudian dilakukan pengujian ketidakrataan warna serta pengamatan jalannya proses.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peralatan dapat berfungsi dengan baik dan selama uji coba terjadi kekusutan benang sebanyak satu kali untuk warna biru dan dua kali pada warna merah dengan hasil kerataan kedua warna mempunyai koefisien variasi dibawah satu persen.
SII Kursi Dan Meja Untuk Siswa Sekolah Lanjutan Siti Utami
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah No 9 (1991): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v0i9.980

Abstract

     Dalam usaha menciptakan suasana nyaman dan sehat selama proses belajar mengajar di sekolah lanjutan, maka diperlukan sarana antara lain kursi dan meja. Kursi meja tersebut hendaknya sesuai dengan porsi tubuh siswa dan dapat berfungsi sebagai penyangga tubuh dalam posisi duduk dan menulis, sehingga tidak menimbulkan gangguan perkembangan tubuh siswa.     Penyusunan SII kursi meja sekolah lanjutan dilakukan melalui pendekatan antropometri dan ergonomi yang meliputi pengelompokan tinggi tubuh dan penentuan syarat ukuran, penjajagan/uji lapangan untuk kesesuaian dalam pemakaian, kemudian disusun konsep sii.     Pembahasan konsep sii menghasilkan 4 (empat) buah dokumen sii kursi dan meja belajar untuk smtp dan smta dari bahan kayu.
PEMANFAATAN PATI GANYONG (CANNA EDULIS) SEBAGAI BAHAN BAKU PERINTANG WARNA PADA KAIN Inva Sariyati; Prastiyo Utami
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 35, No 2 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v35i2.4149

Abstract

Ganyong merupakan jenis umbi-umbian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Olahan ganyong berupa pati digunakan sebagai bahan alternatif pengganti terigu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat lain dari pati ganyong dalam pembuatan ragam hias pada kain. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimentatif yakni dengan melakukan eksperimen secara langsung pada olahan pati ganyong yang dibuat pasta untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan perintang warna pada kain.  Hasil penelitian menujukan bahwa pati ganyong dapat menahan warna masuk ke dalam serat kain. 
Kajian Produksi Bersih Untuk Industri Batik Sulaeman Sulaeman
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah No 21 (2004): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v0i21.1109

Abstract

Telah dilakukan penelitian penerapan Produksi Bersih pada 20 IKM batik di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kegiatan penerapan Produksi Bersih pada industri batik diperoleh antara lain dengan cara: merubah input bahan yang diproses, merubah produk yang dibuat, merubah teknologi dan menata kerumahtanggaan serta memperbaiki praktek operasinal. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semua IKM sudah menerapkan strategi Produksi Bersih hanya belum menyeluruh. Pada masing-masing IKM masih banyak peluang Produksi Bersih yang harus digali. Dengan menerapkan Produksi Bersih dapat diperoleh keuntungan lingkungan seperti pengurangan limbah dan keuntungan finansial serta meningkatkan citra perusahaan menjadi lebih baik.Telah dilakukan penelitian penerapan Produksi Bersih pada 20 IKM batik di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kegiatan penerapan Produksi Bersih pada industri batik diperoleh antara lain dengan cara: merubah input bahan yang diproses, merubah produk yang dibuat, merubah teknologi dan menata kerumahtanggaan serta memperbaiki praktek operasinal. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semua IKM sudah menerapkan strategi Produksi Bersih hanya belum menyeluruh. Pada masing-masing IKM masih banyak peluang Produksi Bersih yang harus digali. Dengan menerapkan Produksi Bersih dapat diperoleh keuntungan lingkungan seperti pengurangan limbah dan keuntungan finansial serta meningkatkan citra perusahaan menjadi lebih baik.
Pengolahan Kulit Kerang untuk Bahan Baku Kerajinan Endang Pristiwati; Subagjo Subagjo
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 26 (2009): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v26i1.1033

Abstract

Kulit kerang (cangkang) untuk dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan perlu diolah terlebih dahulu. Pengolahan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran, bau dan menghilangkan lapisan kulit luar agar supaya lapisan kulit mutiara (kulit dalam) bisa nampak. Pengolahan kulit kerang dapat dilakukan dengan cara kimia dan mekanik. Pengolahan kulit kerang cara kimia dilakukan dengan merendam didalam larutan asam klorida atau cuka. Sedangkan cara mekanik dilakukan dengan menggunakan gerinda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan dengan cara kimia mudah dilaksanakan, waktu lebih singkat (247 menit/4 kg/orang), tidak memerlukan ketrampilan namun menimbulkan limbah cair. Pengolahan dengan cara mekanik memerlukan ketrampilan, waktu lebih lama (425 menit/4 kg/orang), tidak menimbulkan limbah cair tetapi menimbulkan limbah padat.
Analisis Resiko pada Industri Batik Melalui Pendekatan ISO 31000 dan House of Risk (HOR) : Studi Kasus di CV. Akasia Euis Laela; Agus Haerudin; Agus Mansur; Isnaini Isnaini
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 37, No 1 (2020): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v37i1.6136

Abstract

Kebanyakan batik dikerjakan oleh industri kecil menengah, yang dikerjakan secara tradisional, baik proses pembuatan maupun manajemennya. Manajemen perusahaan tradisional belum menerapkan sistem manajemen risiko dalam pengelolaannya. Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi melalui wawancara untuk menemukan kejadian risiko dan dampaknya, agen risiko dan probabilitasnya serta hubungan antara kejadian risiko dan agen risiko. Dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan ISO 31000. Selanjutnya dilakukan analisa mendalam menggunakan model House of Risk (HOR) yang terdiri dari 2 tahap. Tahap ke satu merupakan identifikasi risk event serta risk agent. Langkah selanjutnya dilakukan penilaian tingkat severity dan occurance serta penilaian Aggregate Risk Priority (ARP). Tahap kedua merupakan proses menangani risiko. Dari identifikasi dan analisis ditemukan 25 kejadian risiko dari 20 agen risiko. Sepuluh agen risiko diantaranya menjadi prioritas untuk ditangani. Setelah dilakukan risk mapping, disepakati 8 strategi mitigasi risiko untuk menangani agen–agen risiko prioritas yaitu (1) Pengarahan untuk memotivasi pekerja, (2) menerapkan system reward and punishmen dengan jelas (3), menerapkan customer relationship system management, (4), merekrut karyawan administrasi dan marketing yang paham IT, (5) membuat standard layanan (6) , melakukan training, (7) membuat akun media sosial, dan (8) merekrut admin media sosial
KERTAS SENI BERBAHAN LIMBAH PEWARNA ALAM RUMPUT LAUT JENIS SARGASSUM, ULVA DAN PELEPAH PISANG ABAKA Guring Briegel Mandegani; Hadi Sumarto; Arif Perdana
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 33, No 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v33i1.1114

Abstract

ABSTRAKKertas seni merupakan kerajinan tangan dengan bahan dasar berbagai macam tanaman berserat. Serat pisang abaka, serat jerami dan serat padi telah mampu diolah menjadi kertas seni secara mandiri tanpa bahan perekat tambahan. Selama ini industri kertas seni yang ada sebagian besar menggunakan bahan baku pelepah pisang raja, pisang abaka, jerami, serat padi dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keanekaragaman bahan baku, di antaranya dengan memanfaatkan material dari rumput laut maupun limbah rumput laut limbah pewarna alam tekstil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter kertas seni yang terbuat dari limbah pewarna alam dari rumput laut Sargassum sp. dan Ulva serta kombinasinya dengan material serat pisang abaka. Bahan baku pelepah pisang abaka dan limbah rumput laut diolah dengan cara pencacahan dengan ukuran 2-3 cm, direbus dengan soda api selama 2 jam, kemudian disaring dan didinginkan. Bahan kemudian saling dikombinasi dan dijadikan pulp menggunakan mesin blender. Pulp kemudian dicetak dan dianalisis secara fisik. Limbah rumput laut jenis Sargassum sp. dan Ulva dalam keadaan murni (100%) tidak dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk kertas seni, dikarenakan kandungan selulosa yang masih di bawah 40% sehingga kertas yang dihasilkan dari proses pencetakan bersifat rapuh, mudah sobek dan tidak rekat antara satu dengan yang lain. Sedangkan kertas dengan campuran serat pisang abaka, menghasilkan kualitas kertas seni dengan kekuatan fisik yang lebih baik daripada kertas seni murni dari rumput laut Sargassum sp. dan Ulva. Kata Kunci: kertas seni, rumput laut, Sargassum sp., Ulva, pisang abaka  ABSTRACTPaper art is a craft that uses a wide variety of fibrous plants. Abaca, straw and rice fibers can be processed into paper art independently without additional adhesive material. During this time, the existing art paper industries use many raw materials such as banana, abaca, etc., Therefore, it is necessary to conduct research and development in exploring new raw materials such as seaweed and waste of natural dyes from seaweed. The purpose of this study is to determine the character of art paper made from waste of natural dyes from Sargassum sp. and Ulva and its combination with abaca fiber. Abacá and waste materials from the seaweed are processed by being cut into 2-3 cm of length, boiled with caustic soda for 2 hours, then filtered and cooled. The materials are combined with each other and converted into pulp using a blender. The pulp is then printed and analyzed physically. Waste of seaweed Sargassum sp. and Ulva in a pure state (100%) cannot be used as materials for art paper products because the content of cellulose is still below 40% so that the paper produced from the printing process are fragile, easily brittle and  no adhesion between one another. Meanwhile, the paper art that uses abaca fibers produces paper art with better physical quality than paper art with 100% seaweed Sargassum sp. and Ulva. Keywords: Paper art, seaweed, Sargassum sp., Ulva
Pemanfaatan Limbah Ranting Kayu Manis (Cinnamomun Burmanii) untuk Penciptaan Seni Kerajinan dengan Teknik Laminasi Edi Eskak
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i2.1068

Abstract

ABSTRAKLimbah ranting kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan sisa kayu yang tidak ikut dikupas untuk diambil kulitnya sebagai bahan rempah-rempah. Limbah ranting ini jumlahnya cukup banyak pada saat panen kulit kayu manis. Pada saat ini limbah tersebut hanya dibuang ataupun dibakar. Penciptaan seni ini bertujuan untuk memanfaatan limbah ranting kayu manis tersebut menjadi aneka produk seni kerajinan. Metode yang digunakan yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan karya. Hasilnya berupa prototip produk kerajinan dengan teknik laminasi yaitu berupa: tatakan saji (tatakan gelas, mangkuk, dan piring), pigura foto, dan aneka wadah. Metode dan prototip produknya dapat dijadikan model untuk pemberdayaan industri kreatif masyarakat daerah penghasil kayu manis. Dari penciptaan seni ini dapat disimpulkan bahwa limbah ranting kayu manis bisa ditingkatkan kemanfaatan dan nilai ekonomisnya menjadi lebih tinggi dengan mengreasikannya menjadi aneka produk seni kerajinan dengan aplikasi teknik laminasi. Teknik laminasi dipilih untuk mengolah limbah ranting yang berukuran kecil agar dapat menjadi aneka produk dengan ukuran variatif yang lebih besar. Keunggulan kerajinan limbah ranting kayu manis ini adalah memiliki aroma harum alami kayu manis yang khas. Kata kunci: limbah ranting, kayu manis, seni kerajinan, teknik laminasiABSTRACTWaste of cinnamon twig (Cinnamomum burmanii) is the rest of the wood unpeeled for its pelt as a spice. These twigswaste are quite a lot at the time of harvesting cinnamon bark. At this time the waste is simply dumped or burned as trash. The creation of art aims to utilize waste into cinnamon twig art craft products. The method used is the exploration, design, and realization of the work. The result is a prototype craft products with lamination techniques those are: food placemat (coasters, bowls, and plates), picture frames, and various containers. Method and prototype products can be used as a model for community empowerment creative industries producing regions cinnamon. From this creation of art can be concluded that the waste of cinnamon twigs can be improved from their sefulness and economic values to become higher than before by creating them into some varieties of craft products applied with lamination technique. Lamination technique chosen to treat small twigs waste to make into some product varieties with the larger varied sizes. The eminence of the waste of cinnamon twigs are those have sweet natural  distinctive aroma of cinnamon twigs theirselves.Keywords: waste twigs, cinnamon, arts crafts, lamination techniques
Pengaruh Konsentrasi Tawas terhadap Ketuaan dan Ketahanan Luntur Warna pada Pencelupan Kain Sutera dengan Zat Warna Gambir Dwi Suheryanto; Tri Haryanto
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 25 (2008): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v25i1.1023

Abstract

Zar warna gambir diperoleh dari hasil ekstrak tanaman gambir yang merupakan saah satu tanaman komoditi ekspor unggulan Sumatera Barat yang memberikan devisa cukup besar dengan prospek pengembangan yang cukup baik. Zat warna gambir adalah zat wama alam jenis mordan-dye dan  tidak tahan terhadap garam yang dipakai dalam pencucian. Ketahanan luntur warna terhadap pencucian memegang peranan penting dan sebagai penentu kualitas produk batik. Untuk meningkatkan kualitas hasil celupan zat warna gambir pada kain sutera, maka perlu dilakukan penelitian penggunaan tawas sebagai zat fiksator pada proses pencelupan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan tawas terhadap ketuaan dan ketahanan luntur warna pencelupan kain sutera dengan zat warna gambir. Konsentrasi tawas yang digunakan adalah 30 gram/I, 50 gram/I dan 70 gram/I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada pengaruh yang nyata pada penggunaan tawas 30 gram/I, 50 gram/I dan 70 gram/I terhadap ketuaan warna kain sutera yang dicelup dengan zat warna gambir menghasilkan ketuaan warna yang berbeda dengan kain sutera yang tidak difiksasi. Tidak ada pengaruh yang nyata pada penggunaan konsentrasi tawas 30 gram/I, 50 gram/I dan 70 gram/l terhadap ketahanan luntur warna ditinjau dari perubahan warna pada kain sutera yang dicelup dengan zat warna gambir. Kain sutera yang difiksasi dengan tawas 70 gram/l menghasilkan warna yang lebih tua bila dibandingkan dengan kain sutera yang difiksasi dengan tawas 30 gram/l dan 50 gram/l.Kata kunci : fiksator, konsentrasi tawas, ketuaan warna, ketahanan luntur warna, zat warna gambir.
IKAT BANAWI: MENENUN RIWAYAT SUNGAI BENGAWAN SOLO DARI CARIYOSIPUN BANAWI SALA Hadi Kurniawan; Dharsono Sony Kartika; Dana Kurnia Syabana
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 36, No 2 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v36i2.5622

Abstract

Sungai Bengawan Solo memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat sejak dulu hingga saat ini. Kondisi sungai tersebut dalam keadaan tercemar limbah yang berbahaya bagi makhluk hidup. Carisyosipun Banawi Sala merupakan karya sastra kuno warisan budaya Nusantara yang mengandung nilai sejarah yang berharga, pengetahuan, dan seni yang dapat menambah kecerdasan ekologi bagi masyarakat. Penciptaan karya seni merupakan bentuk ekspresi pengalaman jiwa terhadap kelestarian karya sastra Cariyosipun Banawi Sala dan alam sungai Bengawan Solo. Tujuan Penciptaan ini adalah menghasilkan kain tenun ikat pakan yang motif-motifnya bersumber ide dari Cariyosipun Banawi Sala. Metode penciptaan yang digunakan adalah pemanfaatan sumber data dan proses kreasi artistik yaitu eksperimen, perenungan, dan pembentukan. Penciptaan ini menghasilkan dua karya seni kain tenun ikat pakan yaitu Ikat Banawi motif Baita dan Ikat Banawi motif ulam.

Filter by Year

1987 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 41, No 1 (2024): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 40, No 2 (2023): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 40, No 1 (2023): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 39, No 2 (2022): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 39, No 1 (2022): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 38, No 2 (2021): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 38, No 1 (2021): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 37, No 2 (2020): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 37, No 1 (2020): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 36, No 2 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 36, No 1 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 35, No 2 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 35, No 1 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 34, No 2 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 34, No 1 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 33, No 2 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 33, No 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 2 (2015): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 1 (2015): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 1 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 30, No 2 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 30, No 1 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 2 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 1 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 28, No 1 (2011): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 27, No 1 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 28 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 26 (2009): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 25 (2008): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 24 (2007): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 23 (2006): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 22 (2005): Dinamika Kerajinan dan Batik No 21 (2004): Dinamika Kerajinan dan Batik No 19 (2001): Dinamika Kerajinan dan Batik No 18 (2001): Dinamika Kerajinan dan Batik No 16 (1997): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 15 (1996): Dinamika Kerajinan dan Batik No 10 (1992): Dinamika Kerajinan dan Batik No 9 (1991): Dinamika Kerajinan dan Batik No 8 (1988): Dinamika Kerajinan dan Batik No 7 (1987): Dinamika Kerajinan dan Batik More Issue