cover
Contact Name
Natalia Olivia Kusuma Dewi Lahamendu
Contact Email
ejurnalputewaya@gmail.com
Phone
+6282188294546
Journal Mail Official
ejurnalputewaya@gmail.com
Editorial Address
Jalan Bougenville, Tateli Satu, Pineleng, Tateli Satu, Mandolang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara 95661
Location
Kab. minahasa,
Sulawesi utara
INDONESIA
Pute Waya Sociology of Religion Jornal
ISSN : -     EISSN : 27471179     DOI : https://doi.org/10.51667/pwjsa.v1i01.229
Pute Waya merupakan jurnal Sosiologi Agama. Portal ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan, memfasilitasi digitalisasi dan indeksasi jurnal akademik yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga di bawah koordinasi Kementerian Agama Indonesia. Jurnal-jurnal ini berfokus tidak hanya pada studi Kristen atau studi agama saja, namun juga pada ilmu atau disiplin lain yang terkait dengan bidang Sosiologi Agama. Pute Waya memiliki misi penting untuk menyebarluaskan pengetahuan di antara para sarjana, membantu mereka membangun jaringan, dan mengembangkan penelitian mereka baik dalam konteks dalam negeri maupun luar negeri. Dengan melakukan hal itu, Pute Waya membantu menciptakan lingkungan penelitian yang dinamis, kerjasama di antara para peneliti, dan kualitas akademik yang lebih baik, dan portal dapat berfungsi sebagai standar untuk kemajuan penelitian dan tulisan akademis dalam pendidikan tinggi di bawah kementerian Agama.
Articles 47 Documents
IMPLEMENTASI TEOLOGI KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI UPAYA TRANSFORMASI SOSIAL DI JEMAAT GKI TP BANJAR AUSOY Andre Sengkey
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 5 No. 1 (2024): JUNI
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemiskinan merupakan tantangan global yang kompleks sehingga harus ditangani dengan serius. Dalam upaya mengatasi masalah ini, pendekatan kewirausahaan menjadi suatu jalan yang mampu memberikan solusi yang inovatif dan memberdayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana penerapan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam permasalahan sosial yang ada di gereja secara khusus dilihat pada konteks kemiskinan. Konsep teologi kewirausahaan menjadi pendekatan dalam mengeksplorasi permasalahan sosial terkait dengan kemiskinan dalam ruang lingkup gereja. Oleh karena itu, transformasi sosial diperlukan dalam mengamati permasalahan tersebut. Pada dimensi sosiologi hal ini menjadi penting agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Pendekatan atau metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini berlokasi di GKI Tanah Papua Pniel Banjar Ausoy yang terletak di klasis Teluk Bintuni Papua Barat. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa gereja telah mengimplementasikan kewirausahaan namun minim dalam mengedepankan aspek-aspek sosiologisnya. Pada akhirnya penelitian ini memberikan sumbangsih dalam studi teologi terkhususnya pada bidang teologi kewirausahaan.
TINDAKAN SOSIAL PEREMPUAN GEREJA TERHADAP KETIDAKADILAN RELASI GENDER DALAM RITUAL RAMBU SOLO’ DI JEMAAT BORI’ Patresia Rante Tumba; Lidya Kandowangko; Natalia Olivia Kusuma Dewi Lahamendu
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 5 No. 1 (2024): JUNI
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam masyarakat Toraja, budaya patriarki masih sangat kuat terutama dalam pelaksanaan Rambu Solo’. Perempuan sering dianggap lebih lemah dibandingkan laki-laki, yang menyebabkan ketidakadilan relasi gender dalam ritual ini. Penelitian ini bertujuan 1. Untuk menganalisis mengenai masalah ketidakadilan relasi gender dalam ritual Rambu Solo’ di jemaat Bori dengan kajian Sosiologi Agama. 2.Untuk menganalisis tindakan sosial perempuan gereja terhadap ketidakadilan relasi gender dalam ritual Rambu Solo’ di jemaat Bori. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma transformatif dan pendekatan feminisme eksistensial. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari April sampai Juni dengan teknik pengumpulan data triangulasi. Hasil analisis data mengungkapkan bahwa 1. Ketidakadilan gender masih terlihat dalam ritual Rambu Solo’, yang disebabkan oleh kontruksi pemikiran masyarakat yang masih dipengaruhi oleh budaya patriarki. 2. Tindakan perempuan gereja dalam mengatasi ketidakadilan gender dalam ritual Rambu Solo’ dilakukan melalui pendidikan dan penyuluhan-penyuluhan kepada keluarga-keluarga melalui seminar atau program pembinaan yang diadakan oleh gereja. Kesimpulannya, ketidakadilan gender dalam ritual Rambu Solo’ disebabkan oleh pengaruh budaya patriarki dan konstruksi pemikiran yang masih dihidupi oleh masyarakat, di mana laki-laki dianggap lebih unggul daripada perempuan. Gereja memiliki peran penting dalam mengedukasi keluarga-keluarga tentang pentingnya kesetaraan gender. Kesetaraan gender dapat dicapai melalui pendidikan dan keterbukaan masyarakat terhadap perubahan.
GENERASI Z GMIM DAN DEMOKRASI : SEBUAH TELAAH ETIKA PROTESTAN DAN TEOLOGI PUBLIK Pinontoan, Denni H.R.; Sulu, Nedine H
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 5 No. 2 (2024): DESEMBER
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v5i2.2243

Abstract

Artikel ini mengkaji bagaimana nilai-nilai etika Protestan, khususnya Calvinisme, membentuk pemahaman anggota Generasi Z Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) tentang demokrasi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengungkapkan bahwa anggota Generasi Z GMIM mengintegrasikan iman mereka dengan cita-cita demokrasi seperti partisipasi, keadilan, dan hak asasi manusia. Namun, mereka juga secara kritis mengevaluasi praktik kepemimpinan gereja yang hierarkis dan terpusat yang dianggap tidak demokratis.
ADAT DAN PERBUDAKAN DALAM MASYARAKAT SUMBA: SEBUAH RITUAL OF HUMILIATION Bolodadi, Paulus Ngongo; Lattu, Izak Y.M.
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 5 No. 2 (2024): DESEMBER
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v5i2.2245

Abstract

Tulisan ini mengkaji fenomena perbudakan berbasis adat di masyarakat Sumba, dengan fokus pada hubungan antara kelas sosial Maramba (bangsawan) dan Ata (hamba). Penelitian bertujuan untuk memahami bagaimana adat memperkuat sistem perbudakan serta praktik sehari-hari menjadi bagian dari "ritual of humiliation" terhadap Ata. Menggunakan pendekatan etnografi kritis dan kerangka teori ritual penghinaan dari Sunder John Boopalan dan teori ideologi Antonio Gramsci, tulisan ini mengungkap pola diskriminasi yang dilegitimasi adat sebagai narasi dominan dalam masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adat berperan signifikan sebagai legitimasi atas logika diskriminatif dalam melanggengkan struktur sosial yang timpang, dengan implikasi dehumanisasi, alienasi, dan eksploitasi terhadap Ata. Bahkan, dapat dikatakan bahwa adat adalah logika diskriminatif itu sendiri.
KONSTRUKSI SOSIAL PEMUDA TERHADAP MITOS LARANGAN PERNIKAHAN ANTAR SEBRANG SUNGAI BRANTAS Mutiara Anintya Permata Putri; Widianto, Ahmad Arif
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 5 No. 2 (2024): DESEMBER
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v5i2.2247

Abstract

Mitos masih kental di Indonesia terutama di wilayah Jawa yang masih dipercaya oleh masyarakat, salah satunya di Kediri. Pada kajian ini berfokus pada perspektif pemuda di atas usia 19 tahun hingga 27 tahun terhadap mitos larangan pernikahan sebrang sungai Brantas. Dengan ini peneliti dapat mengetahui pendapat pemuda terhadap mitos larangan pernikahan sebrang sungai Brantas dan bagaimana konstruksi sosial pemuda mengenai mitos tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan tentang budaya yang berkembang dalam kehidupan masyarakat, khususnya terkait dengan konstruksi tradisi pernikahan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan manfaat bagi masyarakat setempat khususnya pemuda, serta dapat menjadi informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini menggunakan teori Pter L. Berger dan Thomas Luckman. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di Kecamatan Pesantren dan Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2024 hingga Juni 2024. Subjek pada penelitian yaitu pasangan pemuda yang berencana menikah. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa banyak generasi muda di Kediri yang masih mempercayai mitos larangan pernikahan sebrang sungai Brantas, namun ada juga pemuda yang tidak mempercayai mitos tersebut karena menurut mereka hal ini sudah tidak diperlukan lagi di zaman modern ini, dan mereka percaya bahwa jodoh dan takdir sudah ditentukan oleh Tuhan. Pada akhirnya keputusan untuk mempercayai mitos dan mengikuti tradisi sesuai adat istiadat tersebut merupakan keputusan pribadi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk latar belakang budaya, keyakinan pribadi, dan keadaan individu.
ANOMALI-KOLONIAL DI PAPUA SEBAGAI LEGITIMASI IDENTITAS DAN NASIONALISME PAPUA Apituley, Yohanes Obed; Lattu, Izak Y.M.
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 5 No. 2 (2024): DESEMBER
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v5i2.2248

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh dari Kekristenan terhadap legitimasi identitas dan Nasionalisme Papua serta menemukan dimensi baru. Dalam konteks Papua, orang-orang Papua selalu menjadi sang liyan di NKRI. Papua hanya mengacu pada kekayaan alam yang ada. Hal ini tercermin dalam eksistensi Freeport pasca-New York Agreement pada tahun 1962. Bahkan dalam berbagai catatan historis, dapat dilihat bahwa Sumber Daya Alam di Papua selalu lebih menjadi sorotan ketimbang Sumber Daya Manusianya. Bahkan stigma separatis, perilaku rasialis dan diskriminatif terhadap orang Papua masih eksis hingga saat ini. Melalui metode penelitian literatur dan meminjam perspektif poskolonial dari Frantz Fanon, orientalisme Edward Said, konsep identitas hibrid dan mimikri Homi Bhabha, teori identitas Manuel Castells, dan konsep mitos Karen Armstrong, penelitian ini menemukan dua pokok penting dalam pembahasan mengenai pengaruh Kekristenan terhadap legitimasi identitas dan Nasionalisme Papua. Pertama, orang Papua telah terjebak dalam kepentingan politik global. Kedua, kolonialisme barat di Papua memiliki karakteristik tersendiri. Berdasarkan penggunaan teori dan konsep-konsep tersebut, tulisan ini telah menunjukkan temuan yang baru. Konsep “Anomali-Kolonial di Papua” merupakan temuan utama dalam tulisan ini yang belum pernah dibahas pada tulisan-tulisan lain. Konsep ini juga dapat digunakan sebagai perspektif untuk memahami korelasi antara Kekristenan terhadap legitimasi identitas dan Nasionalisme Papua.
MENGGALI FENOMENA MAJORITARIANISME DALAM LAYANAN PENDIDIKAN MENENGAH ATAS DI KABUPATEN BEKASI Sihombing, Benni Hasiholan; Lattu, Izak Y.M.
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 5 No. 2 (2024): DESEMBER
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v5i2.2249

Abstract

ulisan ini membahas tentang fenomena majority turn dalam pelayanan pendidikan agama di SMA Negeri TS, kabupaten Bekasi. Fenomena majoritarian tidak hanya menguat dalam konteks politik dan demokrasi saja, tetapi juga telah mengakar dalam Lembaga pendidikan menegah atas di Indonesia, khususnya di kabupaten Bekasi. Fenomena ini terlihat dalam pelayanan pendidikan agama di SMA Negeri TS yang mengutamakan kepentingan agama mayoritas. Dalam tulisan ini, penulis menilai bahwa kebijakan pelayanan pendidikan harus diletakan kembali pada Pancasila sebagai kesepakatan bersama penyelenggaraan negara Indonesia. Oleh karenanya, dengan meminjam teori ruang sipil Jeffrey Alexander penulis akan menegaskan bahwa ruang pendidikan adalah ruang sipil berbasis Pancasila yang menjamin hak-hak setiap warga negara tanpa memandang identitasnya. Dengan demikian, pendidikan agama dapat menjadi wahana yang memperkuat keberagaman dan toleransi antar umat beragama dalam masyarakat setempat.