cover
Contact Name
Natalia Olivia Kusuma Dewi Lahamendu
Contact Email
ejurnalputewaya@gmail.com
Phone
+6282188294546
Journal Mail Official
ejurnalputewaya@gmail.com
Editorial Address
Jalan Bougenville, Tateli Satu, Pineleng, Tateli Satu, Mandolang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara 95661
Location
Kab. minahasa,
Sulawesi utara
INDONESIA
Pute Waya Sociology of Religion Jornal
ISSN : -     EISSN : 27471179     DOI : https://doi.org/10.51667/pwjsa.v1i01.229
Pute Waya merupakan jurnal Sosiologi Agama. Portal ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan, memfasilitasi digitalisasi dan indeksasi jurnal akademik yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga di bawah koordinasi Kementerian Agama Indonesia. Jurnal-jurnal ini berfokus tidak hanya pada studi Kristen atau studi agama saja, namun juga pada ilmu atau disiplin lain yang terkait dengan bidang Sosiologi Agama. Pute Waya memiliki misi penting untuk menyebarluaskan pengetahuan di antara para sarjana, membantu mereka membangun jaringan, dan mengembangkan penelitian mereka baik dalam konteks dalam negeri maupun luar negeri. Dengan melakukan hal itu, Pute Waya membantu menciptakan lingkungan penelitian yang dinamis, kerjasama di antara para peneliti, dan kualitas akademik yang lebih baik, dan portal dapat berfungsi sebagai standar untuk kemajuan penelitian dan tulisan akademis dalam pendidikan tinggi di bawah kementerian Agama.
Articles 47 Documents
GEREJA RUMAH DI MASA PANDEMI COVID-19: MANAJEMEN RESIKO dan MITIGASI BENCANA NON ALAM Meilita Ering
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 1 No. 01 (2020): Juli
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v1i01.214

Abstract

Gereja punya tanggung jawab dengan soal-soal hidup aktual, termasuk menghadapi pandemi Covid-19. Keterlibatan gereja demi kepentingan dunia dan manusia sebagai perwujudan iman orang Kristen. Dalam manajeman resiko dan mitigasi bencana non alam pandemi Covid-19, Gereja rumah menjadi bagian solusi yang diambil melalui kebijakan pemerintah dan gereja. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akan efektivitas penerapan Gereja rumah di masa pandemi Covid-19 di GMIM Pniel Watulambot Wilayah Tondano Lima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif literatur dan wawancara mendalam terhadap empat representatif anggota jemaat. Hasil dari penelitian ini yaitu gereja rumah telah menjadi bagian manajemen resiko dan mitigasi bencana non alam; telah membantu mengatasi persoalan sosial; telah membawa pertumbuhan iman dalam keluarga. Gereja rumah bukanlah sesuatu yang baru, sebab rumah dari dahulu telah menjadi Mezba pribadi antara Tuhan dan pribadi, kemudian secara alamiah diterima sebagai sarana pembentukkan iman. Pola beribadah melalui gereja rumah tetap akan menjadi identitas yang ingin terus diterapkan, karena sangat efektif menjadi tempat membangun relasi dengan Tuhan dan dengan anggota keluarga. KEPUSTAKAAN Ariono, David, GEREJA RUMAH Mengembalikan Gereja pada Jati Dirinya, Jakarta: Immanuel,2002. Creswell, John W., Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih di antara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015. Crosby, House of Disciples: Church, Economics & Justice in Matthew, Maryknoll: Orbis, 1988. Darmawijaya, Jiwa Dan Semangat Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius, 1991. Douglas, J.D. dkk, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (jilid I), Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2002. Dwiraharjo, Susanto “Konstruksi Teologis Gereja Digital: Sebuah Refleksi Biblis Ibadah Online di Masa Pandemi Covid-19”. Jurnal Epigraphe. Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta. Vol. 4, 2020. Eminyan, Maurice, Teologi Keluarga, Yogyakarta: Kanisius, 2001. GKSBS, Sinode, “Kemandirian Gereja.” Diakses 29 Juni 2020, http://bukuputihsinodegksbs.blogspot.com/2008/04/bab-iii.html Hidajat, Djeffry, “Gereja Di Rumah: Kontekstualisasi Fungsi-Fungsi Rumah Dalam Masa Perjanjian Baru Untuk Pekabaran Injil,” Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan. STT Cipanas, December 2018. Judge, E.A., The Social Pattern of Christian Groups in the First Century, London: Tyndale, 1960. Kieser, Bernhard , Moral Sosial, Yogyakarta:Kanisius, 1987. Kittel, Gerhard, eds., Theological Dictionary of the New Testament. Vol. 5. Tr. Geoffrey W. Bromiley, Grand Rapids: Eerdmans, 1967. Piper, John, Coronavirus and Christ, Wheaton: Crossway, a publishing ministry of Good News Publishers, 2020. Rizky, Purnama Ayu, ed., “Gereja dan Corona: Tradisi Kristen Tangani Wabah Selama Ribuan Tahun.” Diakses 26 Juni 2020 dari https://www.matamatapolitik.com/gereja-dan-corona-tradisi-kristen-tangani-wabah-selama-ribuan-tahun-historical/ Rowley, H. H., Ibadah Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004. Saputra, Eka Yudah, “WHO Tetapkan COVID-19 Sebagai Pandemi, Apa Maksudnya?.” Diakses 26 Juni 2020, dari https://dunia.tempo.co/read/1318511/who-tetapkan-covid-19-sebagai-pandemi-apa-maksudnya Schnabel, Eckhard J., Early Christian Mission: Paul and the Early Church, Downers Grove: IVP, 2004. Silitonga, Roedy, “Respon Gereja atas pandemik Coronavirus Disease 2019 dan Ibadah di Rumah”, Jurnal Manna Refflesia. Sekolah Tinggi Teologi Arastamar, Bengkulu. Vol. 6, 2020. Sumartinigtyas, Holy Kartika Nurwigati, “Apa Itu New Normal? Presiden Jokowi Sebut Hidup Berdamai dengan Covid-19.” Diakses 26 Juni 2020 dari https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/26/163200023/apa-itu-new-normal-presiden-jokowi-sebut-hidup-berdamai-dengan-covid-19?page=all Susilo, Adityo dkk. “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus Disease 2019: Review of Current Literatures.” Diakses 26 Juni 2020 dari https://www.researchgate.net/publication/340380088_Coronavirus_Disease_2019_Tinjauan_Literatur_Terkini Wahono, S. Wismoady, Di Sini Ku Temukan, Jakata: BPK Gunung Mulia, 2001. Widjaja, Holy Kartika Nurwigati dkk., “Menstimulasi Praktik Gereja Rumah di Tengah Pandemi Covid-19, Jurnal Kurios. STT REAL, Batam dan STT Pelita Bangsa, Jakarta. Vol. 6, 2020. Yuliana, “Corona virus diseases (Covid-19), sebuah tinjauan literatur.” Jurnal Wellness and healthy Magazine. Fakultas kedokteran Universitas Lampung. Vol. 2, 2020. Yurianto, Achmad dkk., PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISESASE (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2020.
GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN YANG RENTAN MENJADI TITIK BERANGKAT UNTUK MITIGASI BENCANA NONALAM Vera Loupatty
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 1 No. 01 (2020): Juli
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v1i01.216

Abstract

Mitigasi bencana nonalam (dalam hal ini pandemi COVID-19) membutuhkan keterlibatan semua pihak. Keterlibatan yang bertolak dari kesadaran diri sangat penting dalam rangka memaksimalkan mitigasi bencana. Pemahaman gereja sebagai persekutuan yang rentan dapat membentuk pola pikir orang Kristen/gereja untuk berpartisipasi aktif dalam mitigasi bencana nonalam. Gereja bertumpu pada Allah: Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Allah mengutus Yesus Sang Putera ke dalam dunia; Ia menjadi manusia yang tubuh dan hidup-Nya rentan dengan segala penderitaan. Yesus menerima dan merengkuh semua keberadaan diri-Nya lalu menjalani hidup, pelayanan, dan perjuangan-Nya. Kasih membuat Ia tidak hanya menerima realitas sebagai manusia, tetapi Ia juga bersedia terluka, hancur, dan mati. Ia menderita sebagai wujud kesempurnaan kasih-Nya bagi dunia dan manusia. Sebagai persekutuan yang rentan, gereja (personal dan komunal) menyadari dan menerima bahwa tubuh dan hidupnya rentan oleh berbagai penderitaan. Dalam pemahaman yang demikian, setiap orang akan semakin realistis dan logis dalam memosisikan diri untuk mengantisipasi dan menghadapi bencana. Oleh sebab itu, setiap orang dan persekutuan harus dapat mendisiplinkan diri agar tidak tertular dan menjadi sumber penularan COVID-19. Selain itu, gereja juga bersikap solider-partisipatif dengan penderitaan dunia. Sebagaimana Yesus menubuh dengan penderitaan dunia, maka gereja juga harus menubuh dengan penderitaan dunia ini. KEPUSTAKAAN Chalke, Steve & A. Watkis. 2006. Intelligent church. Grand Rapids, Michigan: Zondervan. Herlianto. 2006. Teologi sukses: antara Allah dan mamon. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Loupatty, Vera. Menggugat sistem hierarkis: sebuah studi kritis-konstruktif terhadap Tata Gereja GMIM 2007 dan Adendum 2012 berdasarkan eklesiologi persahabatan yang misional, relasional, dan inkarnasional yang bertumpuh pada teologi trinitarian dan budaya mapalus. Disertasi di STTJ 2016. MacDougall, Joy Ann. “The Return of Trinitarian Praxis? Motlmann on the Trinity and the Christian Life.” The Journal of Religion, vol. 83 no. 2 (April 2003): 188. Reynolds, E. Thomas, 2008. Vulnarable communion: a theology of disability and hospitality. Grand Rapids, Michigan: Brazos Press. Sweet, Leonard. 2009. So beautiful: divine design for life the church. Canada: David C. Cook. Tulisan dari internet Rentan. https://kbbi.kemendikbud.go.id (diakses 28 Juni 2020). Bencana. bnpb.co.id (diakses 28 Juni 2020).
ALIENASI ISRAEL UTARA: : Dinamika Sosial Israel di Utara dan Yehuda di Selatan Ditinjau dari Perspektif Teori Alienasi-Karl Marx
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 1 No. 01 (2020): Juli
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v1i01.217

Abstract

Masyarakat sebagai elemen dasar dari peradaban manusia, sejatinya terbentuk dalam berbagai upaya dan interaksi sosial. Interaksi yang terjalin disebabkan oleh berbagai aspek, hubungan biologis, lokasi tempat tinggal, suku, pemahaman ideologi yang sama termasuk usaha untuk mencapai tujuan bersama melalui kesepakatan-kesepakatan sosial tertentu yang mengikat. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji fenomena ini dengan teori Karl Marx sebagai acuan dari munculnya konflik dalam kehidupan Bangsa Israel, lebih lanjut didukung oleh beberapa teori sosial lainnya. Adapun tulisan ini menggunakan metode hermeneutik untuk memahami situasi sosio-historis dari keberadaan Israel dan menganalisanya sesuai dengan teori-teori sosial. Dinamika sosial kehidupan bangsa Israel menunjukkan bahwa sebagai komunitas,yaitu komunitas yang bersatu pada masa kepemimpinan Daud (Israel Bersatu) dan terpecah pada masa pemerintahan Salomo menjadi Israel Selatan dan Israel Utara. KEPUSTAKAAN Bernhard W. Anderson. The Books of the Bible. New York: CSS, 1991. Elly M. Setiadi & Usman Kolip. Pengantar Sosiologi: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. George Ritzer & Douglas J.Goodman. Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klask sampai perkembangan terakhir teori sosial postmodern. Bantul: Kreasi Wacana, 2016. Heine Andersen & Lars Bo Kaspersen. Classical and Modern Social Theory. Malden: Blackwell Publishers, 2000. John A. Titaley. Persepuluhan dalam Alkitab Ibrani Israel Alkitab. Salatiga: Satya Wacana Press, 2016. Norman K. Gottwald. The Hebrew Bible: A Socio-Literary Introduction. Philadelphia: Fortress Press, 1985. Norman K. Gottwald. The Tribes of YHWH: A Sosiology of The Religion of Liberated Israel. New York: Orbis Book, 1979. Norman K. Gottwald. The Politics of Ancient Israel. Louisville Kentucky:Westminster John Knox Press, 2001. Robert B. Coote & David Robert Ord. Sejarah Pertama Alkitab: Dari Eden hingga Kerajaan Daud berdasarkan Sumber Y. BPK Gunung Mulia; Satya Wacana Press, 2015. Robert B. Coote. Demi Membela Revolusi: Sejarah Elohist. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011. Soerjono Soekanto. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1982. Samuel Koenig. Mand and Society, the basic teaching of sociology. New York: Barners & Noble Inc, 1957
MODEL DIAKONIA GEREJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 : Sebuah Upaya Mitigasi Bencana Nonalam Alon Mandimpu Nainggolan
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 1 No. 01 (2020): Juli
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v1i01.229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan model diakonia gereja yang relevan dengan situasi ketika mengalami bencana nonalam, khususnya pandemi Covid-19 dan sebagai wujud mitigasi bencana nonalam di masa kini dan mendatang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa gereja dari tingkat nasional, wilayah dan lokal telah berperan aktif dalam upaya mitigasi risiko bencana nonalam, pandemi Covid-19. Fondasi Alkitab bagi model diakonia karitatif dan transformatif secara integratif adalah karakteristik pelayanan Tuhan Yesus yang dicatat dalam Lukas 4:18-19, Matius 14:13-21 dan Matius 25:31-36. Integrasi model diakonia gereja karitatif dan transformatif adalah solusi bagi warga gereja dan masyarakat yang mengalami penderitaan akibat bencana nonalam pandemi Covid-19.
“SANIRI NEGERI: KEARIFAN LOKAL PEMERSATU KONFLIK ANTAR AGAMA DI TAWIRI-LAHA, AMBON” Usmany, Ria M.; Labobar, Yuni
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 1 No. 01 (2020): Juli
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v1i01.230

Abstract

Kearifan lokal yaitu usaha manusia dengan menggunakan akal budi (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu, dan dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, obyek, atau peristiwa yang terjadi sehingga seringkali diartikan sebagai kearifan atau kebijaksanaan. Saniri Negeri adalah salah satu dari kearifan lokal yang dimiliki oleh orang Maluku. Salah satu fungsinya adalah menjembatani konflik yang terjadi dalam masyarakat Maluku.
MEMBANGUN TEOLOGI PENGAMPUNAN DALAM KONTEKS PERDAGANGAN MANUSIA DI NUSA TENGGARA TIMUR Nenohai, Jear
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v1i2.350

Abstract

Kasus perdagangan manusia di Nusa Tenggara Timur tidak hanya menghadirkan pergumulan sukar bagi Gereja Masehi Injili di Timor namun juga rasa bersalah yang hebat pada diri korban dan orang-orang dekat korban. Rasa bersalah tersebut mengakibatkan para korban menciptakan sebuah penderitaan yang baru yakni sikap menghakimi diri sendiri. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan menkonstruksi makna teologi pengampunan dengan dilandaskan rasa keadilan dan kasih sekaligus bagi korban dan juga pengampunan bagi warga GMIT sebagai sebuah persekutuan iman. Lebih lanjut, konstruksi tersebut penulis hasilkan melalui dialog antara ide tradisi mengingat dalam Perjanjian Lama dan juga melalui teologi pengampunan. Melalui studi pustaka ini, penulis berkeyakinan bahwa pengampunan dari para korban tidak hanya akan membawa pembebasan bagi para korban dari rasa bersalah namun juga memiliki dampak transformasi bagi kehidupan bagi para korban dan komunitas iman Gereja Masehi Injili di Timor.
HARMONISASI CIPTAAN DALAM AL-QURAN, ALKITAB SERTA ABHIDAMMA Limbu, Anggun Permata Indah
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v1i2.351

Abstract

Tulisan ini hendak untuk mengelaborasikan tiga pandangan kitab-kitab keagamaan yakni Al-Quran, Alkitab serta Abdhidamma dalam menanggapi fenomena dalam masyarakat yang urgent belakangan ini. Fenomena tersebut ialah keberlangsungan hidup manusia dan alam yang senantiasa berdampingan. Di samping itu kitab-kitab keagamaan digunakan sebagai acuan bagi umat beragama dalam merealisasikan hidupnya. Dalam penulisannya, kitab-kitab keagamaan sedikit banyak memuat dikotomi terhadap perkembangan dan keutuhan lingkungan hidup dari cara pandang antroposentrisme sekaligus ekosentrisme. Hal tersebut menjadi stimulan dan rangsangan bagi setiap umat untuk bertindak terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Tindakan tersebut dapat direalisasikan dalam wujud menguasi alam secara antrophos atau bertindak secara ekosentris. Berdasarkan sikap manusia terhadap alam, maka deep ecology hadir sebagai suatu paradigma yang muncul juga dalam pandangan Ekoteologi maupun Ekosufisme dalam rangka mewujudkan harmonisasi seluruh ciptaan melalui stimulan dilandaskan pada kitab keagamaan. Di samping itu juga, deep ecology nampak dalam dari perspektif Buddha melalui Abhidamma. Data-data yang didapatkan dalam penulisan ini berdasarkan studi literatur dari berbagai penulis yang membahas tentang hubungan manusia dan alamnya. Oleh sebab itu, melalui kitab keagamaan, wacana-wacana tentang lingkungan hidup semakin hari dikabarkan bagi setiap pendengarnya. Dari kitab keagamaan, muncul gerakan cinta lingkungan yang terus diwartakan dalam setiap peribadahan agar tercapainya harmonisasi tersebut. Akan tetapi, wacana tersebut nyatanya belum dihayati secara benar dalam setiap lapisan masyarakat. Kitab keagamaan sebagai Power of Religion dengan pemahaman yang keliru dapat membangun paradigma-paradigma baru menuju kepada kehancuran lingkungan hidup. Disharmonisasi seluruh ciptaan dapat terjadi jikalau kata “menguasai” dan cara pandang manusia sebagai makhluk super power di salah tafsirkan dalam kehidupan seharinya. Oleh sebab itu, melalui tulisan ini menawarkan beberapa sudut pandang yang dapat dibangun dalam mencapai harmonisasi seluruh ciptaan.
TANGGAPAN TEOLOGIS TERHADAP PEMILIHAN KEPALA DAERAH DKI JAKARTA 2017-2022: SEBUAH REFLEKSI Aritonang, Arthur
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v1i2.352

Abstract

Artikel ini merefeksikan kembali peristiwa ketika Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maju kembali dalam kontestasi pada Pilkada DKI Jakarta beberapa tahun yang lalu. Persoalan Pilkada DKI Jakarta ini menjadi semakin sukar bermula ketika Pidato Ahok di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016 diedit dan diunggah oleh Buni Yani ke media sosial. Pidato Ahok kemudian mengundang reaksi dari kalangan masyarakat Islam di Indonesia menuntut akan keadilan hukum di Indonesia. Ahok dianggap sebagai penista agama meskipun di kalangan Islam ada yang berpendapat berbeda bahwa ucapan Ahok tidak ada unsur menistakan agama Islam. Isu penistaan agama ini kemudian dipolitisasi oleh pihak lawan Ahok-Djarot baik melalui media sosial, ceramah yang dilakukan di masjid-masjid maupun dengan melakukan mobilisasi massa yang dengan tujuan yang sama yaitu membangun narasi politik untuk tidak memilih Ahok yang adalah orang ‘kafir’ (Kristen) dan juga keturunan etnis Tionghoa yang dianggap non-pribumi. Keberadaan Ahok ini merepresentasikan dari identitas pluralisme di Indonesia. Maka serangan politik identitas ini bertujuan untuk mengalahkan lawan politiknya tetapi secara langsung merupakan gerakan anti pluralisme. Melalui artikel ini penulis hendak menganalisis, memberikan tanggapan teologis dengan mengunakan pendekatan literatur kepustakaan maupun hasil wawancara. Temuan dari penelitian ini ialah, agar di masa mendatang jalannya pesta demokrasi dapat lebih beradab dan menempatkan agama pada porsi yang tepat yaitu membina karakter dan membangun spritualitas anak bangsa bukan malah sebaliknya masuk ke dalam ruang politik praktis yang nantinya dapat merusak martabat dari agama itu sendiri sekaligus menumpulkan kepekaan hati nurani anak bangsa dalam memilih calon pemimpin politik yang ingin mengabadikan dirinya bagi kepentingan orang banyak.
SOLIDARITAS SOSIAL DAN AGAMA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI MANADO Wolter Weol; Alon Mandimpu Nainggolan; Nency Aprilia Heydemans
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v1i2.353

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan mengenai solidaritas sosial dan agama pada masa pandemi Covid-19 di Manado, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa solidaritas sosial agama, masyarakat Kristen dan Islam di manado telah terlaksana dengan baik sehingga menjadi solusi bagi mereka yang sedang terdampak Covid-19. Agama telah berperan sebagai agen perubahan, agen pemersatu dan agen pembangkit solidaritas sosial di tengah masyarakat. Solidaritas sosial di Manado terbentuk atas agama yang kuat, diwariskan secara berkelanjutan sepanjang sejarah hadirnya gereja dan mesjid di Manado sampai sekarang. Penelitian ini memanfaatkan pemikiran Emile Durkheim tentang solidaritas sosial, khususnya tipe mekanik dan organik dan gambaran agama di Manado yang memiliki solidaritas sosial yang sehat. Hasil penelitian dalam artikel ini adalah bahwa solidaritas sosial yang dikemukakan oleh Emile Durkheim bermanfaat untuk memahami solidaritas sosial pada masa pandemi covid-19, agama berkaitan dengan sikap, motivasi dan tindakan masyarakat dalam mendemonstrasikan solidaritas sosial bagi sesamanya, solidaritas sosial adalah solusi bagi masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya ketika menghadapi bencana nonalam pandemi Covid-19.
ANALISIS SOSIOLOGI TERHADAP KEBERADAAN ANAK-ANAK AIBON DI MERAUKE Hallatu, Trinovianto; Palittin, I.D.
Pute Waya : Sociology of Religion Journal Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pwjsa.v1i2.354

Abstract

Fenomena anak jalanan adalah salah satu permasalahan sosial yang dapat ditemukan di mana saja, termasuk di Merauke, Papua. Anak jalanan di Merauke, dikenal dengan istilah anak aibon, karena kebiasaan mereka dalam menghirup lem aibon. Permasalahan anak aibon ini dapat dianalisis menggunakan teori sosiologi, khususnya teori Fungsionalisme oleh Parsonn dan juga teori tindakan sosial oleh Weber. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pengambilan data melalui observasi dan juga wawancara. Penelitian dilakukan di Pokja SD Ermasu Merauke dengan mewawancarai 10 anak aibon. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dideskripsikan. Keberadaan anak aibon di Merauke menunjukkan permasalahan sosial yaitu tidak berjalannya fungsi lembaga keluarga, masyarakat, dan juga pemerintah (disfungsional sistem). Akibatnya adalah terjadinya perubahan sosial dalam sistem masyarakat itu sendiri. Tindakan anak aibon merupakan tindakan sosial murni (zwerk rational), karena mereka menghirup lem aibon secara sadar untuk mendapatkan ketenangan dan kenyamanan dari permasalahan hidup. Penyelesaian masalah ini harus melibatkan keluarga, pemerintah Merauke dan juga masyarakat Merauke.