Claim Missing Document
Check
Articles

ISLAM DAN PRAKTIK PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: STUDI TERHADAP IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN OLEH YAYASAN SAHABAT IBU DI YOGYAKARTA) Widianto, Ahmad Arif
ASKETIK Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : P3M IAIN KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The emergence of non-governmental organizations (NGOs) were actively empowering women can supplement the lack of implementation of the programme of empowerment from the Government. In spite of all its shortcomings, a previous Study demonstrated that NGOs are more effective in carrying out the empowerment programs with a variety of models and strategies. Mother’s best friend Foundation (YSI) undertook to actively empower women in Yogyakarta and mengooptasi way to implement Islamic values not only in theoretical level but also practical. This paper discusses how YSI implement Islamic values and the implications for how the process of empowerment. This research uses qualitative approach method of verstehen to interpret the subject’s understanding of research on Islamic-based empowerment. Data collection techniques using participatory observation and indepth interview against informants chosen by purposive. The results showed that the application of the values of Islam is more of an approach at once an instrument of women’s empowerment. Islamic practices are applied in the empowerment of such a contract, pledge, pengajian, infaq is able to push the lancarnya the process of empowerment. The subject of research looked at that program of empowerment is the obligation to family and God. Nevertheless there are several members resigned because the program prove incriminating. On the one handthe implementation of Islamic values become the driving force of empowerment, on the other hand give rise to a difference of views among the participants and facilitator so that it becomes counterproductive. Keywords: NGOs, empowerment of women, the empowerment Strategy, values of Islam,
MERUNTUHKAN STATUS QUO: PARTISIPASI POLITIK DAN KEKERASAN DALAM GERAKAN MAHASISWA DI INDONESIA (TINJAUAN SOSIO-HISTORIS) Lutfiana, Rose Fitria; Widianto, Ahmad Arif
Jurnal Civic Hukum Vol 3, No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Civic Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, University of Muham

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jch.v3i1.7731

Abstract

ABSTRAKGerakan mahasiswa turut mewarnai perkembangan demokrasi pada lintas orde kekuasaan di Indonesia. Dinamika demokrasi di Indonesia tidak lepas dari beragam aksi gerakan mahasiswa sebagai bentuk aksi moral dan politis untuk memperjuangkan masyarakat dari ketidakadilan dan penindasan. Gerakan mahasiswa merepresentasikan partisipasi politik dalam bentuk konvensional maupun non-konvensional dan sekaligus menyemai praktik demokrasi di Indonesia. Namun dinamika gerakan mahasiswa diwarnai beragam aksi represiberupa kekerasan oleh aparat pemerintah dan oleh mahasiswa sendiri sebagai respon terhadap penindasan. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan secara sosio-historis bentukbentuk gerakan mahasiswa sebagai manifestasi partisipasi politik dan kekerasan-kekerasan yang menyertainya. Artikel ini merupakan refleksi kritis terhadap dinamika perjuangan gerakan mahasiswa dalam kancah demokrasi nasional. Gerakan Mahasiswa dalam hal ini merupakan praksis sosial yang berlandaskan pada nilai-nilai moral untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang ideal. Untuk mewujudkan tujuan itu, Mahasiswa melakukankajian ilmiah, membentuk lembaga swadaya masyarakat, mobilisasi massa, demonstrasi atau protes, advokasi sosial dan intervensi kebijakan politis pemerintah. Kekerasan terhadap gerakan mahasiswa merupakan konsekuensi perjuangan mereka yang terkadang menentang kekuasaan dan status quo pemerintah. Perubahan sosial yang diperjuangkan mahasiswa butuh perjuangan dan pengorbanan. Kasus kerusuhan, penculikan dan pembunuhan mahasiwa setidaknya menggambarkan parade kekerasan yang dialami oleh gerakanmahasiswa.Kata Kunci: Demokrasi, partisipasi politik, kekerasan, gerakan mahasiswaABSTRACTThe student movement colored the development of democracy across the order of power in Indonesia. The dynamics of democracy in Indonesia cannot be separated from the various actions of the student movement as a form of moral and political action to fight for society from injustice and oppression. The student movement represents political participation in conventional and non-conventional forms and at the same time sowing the practice of democracy in Indonesia. But the dynamics of the student movement are colored by various acts of repression in the form of violence by government officials and by students themselves in response to oppression. This article aims to explainNomor 1, Meisocio-historically the forms of student movements as manifestations of political participation and the accompanying violence. This article is a critical reflection on the dynamics of the struggle of the student movement in the arena of national democracy. TheStudent Movement in this case is a social praxis based on moral values ?? to realize the ideal community life. To realize this goal, students conduct scientific studies, establish non-governmental organizations, mass mobilization, demonstrations or protests, social advocacy and government policy intervention. Violence against the student movement is a consequence of the struggle of those who sometimes oppose the power and status quo  of the government. The social change fought for by students needs struggle and sacrifice. Cases of riots, kidnappings and student killings at least illustrate the violent parade experienced by the student movementKeywords: Democracy, Political Participation, Violence, Students Movement
PEMUDA NU DALAM PUSARAN WACANA ANTI KOMUNISME: Sebuah Pergolakan Ideologi Siddiq, Imamul Huda Al; Widianto, Ahmad Arif
Jurnal Sosiologi Reflektif Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsr.v13i12.1528

Abstract

The role of the NU youth as an extension of the NU kyai was so great in eradicating parties and forbidden ideologies such as the PKI. Based on the basic principles of NahdlatulUlama such as tawasuth, tawazun, i’tidal, and tasamuh, plus a platform for thinking and acting based on the principles of the ushulfiqh and guidance from kyai, NU youths steadfastly declared war with communism. Similarly, when they defend the rights of former Communist activists or those who are considered Communists and their families, they are also based on these principles. For this reason, this paper aims to examine the idealized upheaval of NU youth in addressing the anti-communism discourse.This article was written by critically examining pre-existing scientific texts to expose ideological upheaval among NU youth sociologically. In simple terms, through this article it can be concluded that NU youth based on existing principles have a big contribution in maintaining the integrity of the Republic of Indonesia, starting from the eradication of the PKI, as well as other efforts to defend Indonesia. On the other hand, they also have concern for oppressed groups including former 1965 political prisoners and their families. They were so diligent in fighting for the rights of former political prisoners in 1965 even though in the past they had also suppressed the PKI to its roots. One of the discourses that arose relating to the anti-communism discourse was the discourse of reconciliation between the NU group and Communism. The discourse was responded to differently by NU youth. Some consider it a form of humanism, and there are those who see it as a bad idea, and some even consider it as an extreme step.Peran pemuda NU sebagai kepanjangan tangan dari para kyai NU begitu besar dalam pemberantasan partai dan ideologi terlarang seperti PKI. Dengan berpijak pada prinsip dasar Nahdlatul Ulama seperti tawasuth, tawazun, i’tidal, dan tasamuh, ditambah pijakan berpikir dan bertindak yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang ada pada ushul fiqh serta petunjuk dari para kyai, pemuda NU dengan mantap menyatakan perang dengan komunisme. Begitu pula ketika mereka membela hak-hak dari mantan aktivis Komunis atau yang dianggap Komunis dan keluarganya, mereka pun juga berdasar pada prinsip-prinsip tersebut. Untuk itu tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pergolakan idelogi di kalangan pemuda NU dalam menyikapi wacana anti-komunisme.Artikel ini ditulis dengan menelaah secara kritis teks-teks ilmiah yang telah ada sebelumnya untuk menelanjangi pergolakan ideologi di kalangan pemuda NU secara sosiologis. Secara sederhana, melalui artikel ini dapat disimpulkan bahwa pemuda NU dengan berdasar prinsip yang ada memiliki andil besar dalam mempertahankan keutuhan NKRI, mulai dari pemberantasan PKI, serta upaya-upaya lain dalam mempertahankan Indonesia. Di sisi lain, mereka juga memiliki perhatian terhadap kelompok tertindas termasuk mantan tahanan politik 1965 dan keluarganya. Mereka begitu gigih memperjuangkan hak-hak mantan tahanan politik 1965 meski di masa lalu mereka pula yang memberangus PKI sampai ke akarnya. Salah satu wacana yang mengemuka berkaitan dengan wacana anti-komunisme adalah wacana rekonsiliasi antara golongan NU dan Komunisme. Wacana tersebut ditanggapi berbeda-beda oleh pemuda NU. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk sifat humanis, adapula yang melihatnya sebagai gagasan buruk, bahkan ada yang memandang rekonsiliasi tersebut sebagai langkah ekstrim.
MENGKOMPROMIKAN YANG FORMAL DAN MORAL:RASIONALITAS TINDAKAN EKONOMI PENGUSAHA HOME INDUSTRY DI SRIHARJO, BANTUL, YOGYAKARTA Ahmad Arif Widianto; Lia Hilyatul Masrifah
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.46 KB)

Abstract

Beralihnya kecenderungan masyarakat pedesaan dari sektor agraris ke non agraris mendorong pertumbuhan home industry di pedesaan. Salah satunya adalah home industry rempeyek di Pelemmadu, Sriharjo, Bantul, Yogyakarta. Namun, pesatnya pertumbuhan industri kemudian membawa konsekuensi-konsekuensi di antaranya adalah persaingan dan permainan pasar. Kondisi demikian menjadikan para pengusaha rempeyek dilematis. Sebagai homo economicus mereka tentu ingin mendulang keuntungan semaksimal mungkin (rasional). Tulisan ini membahas bagaimana rasionalitas tindakan ekonomi pengusaha home industry dalam menghadapi transformasi corak produksi beserta konsekuensi-konsekuensinya. Pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam terhadap 11 Informan. Penentuan informan dipilih secara purposive .Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pengusaha rempeyek mengembangkan mekanisme alternatif dalam menghadapi persaingan dan permainan pasar dengan mengompromikan rasionalitas formal dan moral dalam tindakan ekonomi mereka. Selain berdasarkan pada rasionalitas formal yakni dengan quality control dan perluasan jaringan bisnis, para pengusaha juga didorong oleh nilai-nilai moral seperti “tuna sathak bathi sanak” sehingga mampu memperjuangkan kepentingan individual tanpa harus mengabaikan kepentingan sosial. Nilai-nilai tersebut lantas dilembagakan dalam kelompok pengusaha sebagai sarana untuk mengembangkan usaha bersama-bersama. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v1i22016p087
Kearifan Lokal Kabumi: Media Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Masyarakat Tuban Jawa Timur Ahmad Arif Widianto; Rose Fitria Lutfiana
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 5 No. 1 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v5i1.15929

Abstract

Kearifan lokal berperan penting dalam kehidupan masyarakat, utamanya di tengah gencarnya arus modernisasi. Hal ini berdampak terhadap perubahan sosial di masyarakat. Kabumi sebagai salah satu kearifan lokal menjadi media penting bagi internalisasi nilai-nilai karakter masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kearifan lokal kabumi sebagai media internalisasi pendidikan karakter bagi masyarakat di Desa Bader, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Bader, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Subjek penelitian ini adalah kepala desa, sesepuh desa, dan masyarakat Desa Bader. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Hubberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses internalisasi nilai-nilai karakter dilakukan melalui lima tahapan, yaitu penerimaan nilai, respon, seleksi nilai, internalisasi, dan aktualisasi. Di sisi lain, nilai-nilai karakter yang muncul sebagai bentuk internalisasi kearifan lokal kabumi antara lain nilai religius, gotong royong, toleransi, dan peduli lingkungan.   Local wisdom plays an important role in people's lives, especially in the midst of modernization. This phenomenon has an impact on social change in society. Kabumi as one of the local wisdoms is an important medium for internalizing character values ​​in society. This study aims to describe the local wisdom of Kabumi as a medium for internalizing character education for the community in Bader Village, Jatirogo District, Tuban Regency. The research method used is descriptive qualitative. This research was conducted in Bader village, Jatirogo district, Tuban district. The subjects in this study were the village head, village elders and the Bader village community. Data collection was carried out by interview, observation, and documentation. The data analysis technique used the Miles and Hubberman technique. The data validity test used source triangulation. The results showed that the process of internalizing character values ​​was carried out in five stages, namely acceptance of value, providing response, value selection, internalization and actualization. On the other hand, the character values that appear as a form of internalization through local Kabumi wisdom include religious values, mutual cooperation, tolerance, and environmental care.
Ketidakstabilan pariwisata pantai selatan Jawa Timur di kala pandemi (Studi komparasi daerah pariwisata Pantai Watu Ulo Jember dan Pantai Gemah Tulungagung) Nanda Harda Pratama Meiji; Deny Wahyu Apriyadi; Ahmad Arif Widianto; Ridwan Tajul Fahmi
Gulawentah:Jurnal Studi Sosial Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/gulawentah.v6i2.11017

Abstract

Tidak dapat dipungkiri adanya pandemi covid-19 di hampir seluruh pelosok Negeri, membuat kegamangan serta ketidakpastian pada segala lini kehidupan di masyarakat. Pariwisata Indonesia pun merasakan dampak dari adanya pandemi yang berkepanjangan sejak awal tahun 2020. Sejumlah industri pariwisata bahari seperti pantai di wilayah Jawa Timur merasakan dampak yang berkelanjutan, utamanya bagi masyarakat yang menggantungkan hidup mereka pada sektor tersebut. Beberapa wilayah wisata yang mengalami dampaknya seperti pantai Watu Ulo di Jember dan pantai Gemah di Tulungagung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan melakukan observasi dan wawancara mendalam pada beberapa pemangku kepentingan dan pengelola wisata pantai di dua wilayah di Jember dan Tulungagung. Proses penelitian yang dilakukan sejak akhir tahun 2020 hingga pertengahan 2021 mendapatkan temuan adanya pandemi yang berkepanjangan menyebabkan wisata pantai yang mulai berkembang kembali mati suri. Hal ini membuktikan dampak nyata dan berkepanjangan akibat adanya pandemi terkait sektor ekonomi masyarakat pelaku pariwisata bahari di pantai selatan Jawa Timur. Perlu adanya sikap dan tindak lanjut yang dilakukan oleh pemerintah dan juga masyarakat guna masa depan pariwisata Jawa Timur.
ISLAM DAN PRAKTIK PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: STUDI TERHADAP IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN OLEH YAYASAN SAHABAT IBU DI YOGYAKARTA) Ahmad Arif Widianto
Asketik : Jurnal Agama dan Perubahan Sosial Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/ask.v1i2.519

Abstract

The emergence of non-governmental organizations (NGOs) were actively empowering women can supplement the lack of implementation of the programme of empowerment from the Government. In spite of all its shortcomings, a previous Study demonstrated that NGOs are more effective in carrying out the empowerment programs with a variety of models and strategies. Mother’s best friend Foundation (YSI) undertook to actively empower women in Yogyakarta and mengooptasi way to implement Islamic values not only in theoretical level but also practical. This paper discusses how YSI implement Islamic values and the implications for how the process of empowerment. This research uses qualitative approach method of verstehen to interpret the subject’s understanding of research on Islamic-based empowerment. Data collection techniques using participatory observation and indepth interview against informants chosen by purposive. The results showed that the application of the values of Islam is more of an approach at once an instrument of women’s empowerment. Islamic practices are applied in the empowerment of such a contract, pledge, pengajian, infaq is able to push the lancarnya the process of empowerment. The subject of research looked at that program of empowerment is the obligation to family and God. Nevertheless there are several members resigned because the program prove incriminating. On the one handthe implementation of Islamic values become the driving force of empowerment, on the other hand give rise to a difference of views among the participants and facilitator so that it becomes counterproductive. Keywords: NGOs, empowerment of women, the empowerment Strategy, values of Islam,
MENEGUHKAN SPIRIT KEMASLAHATAN: MASJID, PEMBERDAYAAN DAN TRANSFORMASI SOSIAL Ahmad Arif Widianto; Rose Fitria Lutfiana
Asketik : Jurnal Agama dan Perubahan Sosial Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/ask.v5i1.3834

Abstract

Government development programs often encounter obstacles, creating new problems in society. In this context, community empowerment initiatives emerged that took advantage of local institutions that were considered to have bargaining power and were effective in society. Mosques as part of social institutions are also proven capable of carrying out their social functions as facilitators of empowerment. This article aims to map how mosque-based empowerment models and their achievements so far. Through a literature review, this article sorts data from various articles published in 2010-2020 that discuss the topic of mosques and empowerment. This article shows that mosques have various social functions that can fill the void in the role of government in serving the needs of the community. Through their bargaining position, the mosque becomes an effective media or facilitator created social transformation. The models of empowerment by mosques are chosen based on the types of needs and conditions of the community including developing potential, strengthening and protecting the community. This strengthens the social function of mosques which are adaptive and responsive to social needs when government efforts are ineffective.
PENGEMBANGAN ASPEK PARIWISATA SUMBEREJO MELALUI PEMBUATAN DAN PELATIHAN VIDEO PROFIL Nanda Harda Pratama Meiji; Ridwan Tajul Fahmi; Joan Hesti Gita Purwasih; Ahmad Arif Widianto
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol. 4, No. 1, April 2021
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v4i1p30-35

Abstract

Pengabdian ini dilakukan di Desa Sumberejo yang terletak di ujung selatan Jember. Dua pantai indah berpasir hitam yang diapit 3 bukit menjadi daya Tarik utama Desa Sumberejo. Memiliki daerah persawahan yang luas dan hasil laut yang besar menjadi penambah potensi desa tersebut. Namun potensi yang ada belum dirasakan secara maksimal oleh masyarakat Desa Sumberejo. Tidak tereskposnya keindahan pantai dan bukit membuat pengunjung yang datang hanya dari kawasan Jember sendiri. Diperlukan penyelesaian masalah berupa pemanfaatan media promosi dan branding desa. Pengabdian masyarakat ini berfokus pada pengembangan potensi yang dimiliki Desa Sumberejo melalui video profil desa dan pelatihan masyarakat pada pembuatan video profil desa. Media video dipilih karena mudah dipublikasikan di berbagai macam platform dan mudah menarik minat masyakat. Media video saat ini tengah mengalami tren yang besar di masyarakat, oleh sebab itu video dipilih menjadi media yang tepat untuk mengenalkan potensi yang dimiliki Desa Sumberejo pada khalayak umum. Keterlibatan masyarakat dalam setiap prosesnya sangat diperhatikan dan dimaksimalkan agar masyarakat tidak teraleniasi dengan perkembangan teknologi media yang hendak digunakan. Tidak hanya membuat, dalam pengabdian ini pemuda desa juga diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan video. Hal ini dilakukan agar kedepannya mereka mampu membuat video yang menarik untuk mengembangkan potensi desanya.
MERUNTUHKAN STATUS QUO: PARTISIPASI POLITIK DAN KEKERASAN DALAM GERAKAN MAHASISWA DI INDONESIA (TINJAUAN SOSIO-HISTORIS) Rose Fitria Lutfiana; Ahmad Arif Widianto
Jurnal Civic Hukum Vol. 3 No. 1 (2018): Mei 2018
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jch.v3i1.7731

Abstract

ABSTRAKGerakan mahasiswa turut mewarnai perkembangan demokrasi pada lintas orde kekuasaan di Indonesia. Dinamika demokrasi di Indonesia tidak lepas dari beragam aksi gerakan mahasiswa sebagai bentuk aksi moral dan politis untuk memperjuangkan masyarakat dari ketidakadilan dan penindasan. Gerakan mahasiswa merepresentasikan partisipasi politik dalam bentuk konvensional maupun non-konvensional dan sekaligus menyemai praktik demokrasi di Indonesia. Namun dinamika gerakan mahasiswa diwarnai beragam aksi represiberupa kekerasan oleh aparat pemerintah dan oleh mahasiswa sendiri sebagai respon terhadap penindasan. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan secara sosio-historis bentukbentuk gerakan mahasiswa sebagai manifestasi partisipasi politik dan kekerasan-kekerasan yang menyertainya. Artikel ini merupakan refleksi kritis terhadap dinamika perjuangan gerakan mahasiswa dalam kancah demokrasi nasional. Gerakan Mahasiswa dalam hal ini merupakan praksis sosial yang berlandaskan pada nilai-nilai moral untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang ideal. Untuk mewujudkan tujuan itu, Mahasiswa melakukankajian ilmiah, membentuk lembaga swadaya masyarakat, mobilisasi massa, demonstrasi atau protes, advokasi sosial dan intervensi kebijakan politis pemerintah. Kekerasan terhadap gerakan mahasiswa merupakan konsekuensi perjuangan mereka yang terkadang menentang kekuasaan dan status quo pemerintah. Perubahan sosial yang diperjuangkan mahasiswa butuh perjuangan dan pengorbanan. Kasus kerusuhan, penculikan dan pembunuhan mahasiwa setidaknya menggambarkan parade kekerasan yang dialami oleh gerakanmahasiswa.Kata Kunci: Demokrasi, partisipasi politik, kekerasan, gerakan mahasiswaABSTRACTThe student movement colored the development of democracy across the order of power in Indonesia. The dynamics of democracy in Indonesia cannot be separated from the various actions of the student movement as a form of moral and political action to fight for society from injustice and oppression. The student movement represents political participation in conventional and non-conventional forms and at the same time sowing the practice of democracy in Indonesia. But the dynamics of the student movement are colored by various acts of repression in the form of violence by government officials and by students themselves in response to oppression. This article aims to explainNomor 1, Meisocio-historically the forms of student movements as manifestations of political participation and the accompanying violence. This article is a critical reflection on the dynamics of the struggle of the student movement in the arena of national democracy. TheStudent Movement in this case is a social praxis based on moral values ?? to realize the ideal community life. To realize this goal, students conduct scientific studies, establish non-governmental organizations, mass mobilization, demonstrations or protests, social advocacy and government policy intervention. Violence against the student movement is a consequence of the struggle of those who sometimes oppose the power and status quo  of the government. The social change fought for by students needs struggle and sacrifice. Cases of riots, kidnappings and student killings at least illustrate the violent parade experienced by the student movementKeywords: Democracy, Political Participation, Violence, Students Movement