cover
Contact Name
Mukhamad Faeshol Umam
Contact Email
mukhamad.umam@esdm.go.id
Phone
+62296421888
Journal Mail Official
jurnal.ppsdmmigas@esdm.go.id
Editorial Address
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Jl. Sorogo No.1 Cepu Blora Jawa Tengah 58315
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
ISSN : 20899572     EISSN : 26555859     DOI : https://doi.org/10.37525/sp
Majalah Ilmiah Swara Patra merupakan publikasi ilmiah berkala yang diperuntukkan bagi Widyaiswara, Instruktur, Dosen, Peneliti dan civitas academika yang hendak mempublikasikan hasil penelitiannya dalam bentuk studi literatur, latihan penelitian, dan pengembangan teknologi sebagai bentuk penerapan metode, algoritma, maupun kerangka kerja. Scope Majalah Ilmiah Swara Patra meliputi energi terbarukan, minyak dan gas bumi, konservasi energi dan ekonomi energi.
Articles 241 Documents
Identifikasi Area Prospek Panas Bumi Menggunakan Integrasi Citra Landsat 8 OLI/TIRS dan DEM : Studi Kasus Batu Bini, Kalimantan Selatan Rizki Fadhilah Ramadhan; Rizal Azhari Saputra
Swara Patra Vol 11 No 2 (2021): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2021-2/294

Abstract

Energi terbarukan adalah pilihan yang tepat untuk menggantikan energi fosil dalam pembangunan berkelanjutan seperti energi panas bumi. Menurut data dari Badan Geologi pada tahun 2019 Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23,9 GW. Kegiatan eksplorasi panas bumi di Indonesia telah banyak dilakukan, tetapi eksplorasi tersebut tentunya membutuhkan biaya yang besar, dan memakan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan survei komprehensif menggunakan aplikasi pengindraan jauh untuk memetakan daerah yang memiliki potensi panas bumi, Metode penginderaan jauh menjadi alternatif dalam mempermudah tantangan eksplorasi yakni dari segi efektivitas waktu, keekonomisan dan aksebilitas terhadap lokasi eksplorasi. Salah satu potensi tersebut terletak di Batu Bini, Kalimantan Selatan yang memiliki sistem panas bumi non-vulkanik, ditandai adanya manifestasi berupa mata air panas, keberadaan manifestasi ini dapat berasosiasi dengan struktur geologi yang membentuk zona permeabel. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan area prospek panas bumi dengan menggunakan analisis citra satelit Landsat 8 OLI dan di-integrasikan terhadap data DEM. Pengolahan data citra satelit dilakukan agar dapat menafsirkan pola kelurusan dan unit geomorfologi secara visual. Diperlukan penerapan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk memetakan pola sebaran kerapatan vegetasi dan Land Surface Temperature (LST) untuk mengetahui pola sebaran suhu permukaan, kedua analisis tersebut kemudian di-intergrasikan dengan analisis Fault Fracture Density (FFD). Hasil integrasi tersebut berupa area yang mempunyai prospek panas bumi dengan parameter zona permeabel, manifestastasi panas bumi, kerapatan vegetasi dan suhu permukaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan eksplorasi panas bumi dan menjadi acuan untuk eksplorasi lanjut.
Simulasi Otomasi Process Shut Down Deaerator pada Unit Boiler dengan Parameter Suhu dan Level Berbasis PLC Allen - Bradley Muhammad Daffa Pasha; Desy Kurnia Puspaningrum
Swara Patra Vol 11 No 2 (2021): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2021-2/295

Abstract

Deaerator merupakan salah satu alat penting pada boiler karena berfungsi sebagai alat untuk mensuplai uap bersih. Tujuan dari observasi adalah membuat sistem shutdown deaerator dengan parameter suhu dan level. Bedasarkan peninjauan langsung dilapangan serta informasi yang diberikan langsung oleh pemimpin unit boiler pada PPSDM Migas cepu pada saat ini sistem Deaerator boiler pada PPSDM Migas Cepu belum mengandalkan penggunaan PLC pada proses safety untuk shutdownnya. Otomasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk melaksanakan proses industri dengan meminimalkan campur tangan manusia. Teknologi otomasi telah banyak digunakan di dunia industri untuk meningkatkan produktivitas dan mempermudah operator Program PLC (Programmable Logic Control) merupakan salah satu jenis sistem kontrol yang banyak digunakan pada sistem otomasi. Sistem otomasi pada makalah ini menggunakan PLC Allen Bradley MicroLogic, dengan software RS Logix 5000 dapat mengalihkan proses menjadi terautomasi. Sistem shutdown dibuat untuk mencegah hal buruk yang dapat terjadi pada deaerator seperti meledak karena suhu yang berlebihan. Dari hasil desain program yang dilakukan, Didapatkan simulasi beberapa kondisi antara lain level diatas dan dibawah batas normal serta temperatur diatas dan dibawah batas normal.
Pengisian Residu Ke Tangki Berbasis PLC Pada Unit Kilang Di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi sigit winantyo
Swara Patra Vol 12 No 1 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2022-1/308

Abstract

Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut peralatan yang serba otomatis baik dunia industri, otomatisasi diperlukan untuk mengatur/mengendalikan jalannya produksi agar menghasilkan produk yang berkualitas dalam kuantitas yang besar. Kompleksitas pengolahan dan pengendalian proses–proses industri telah memacu usaha peningkatan dan perbaikan kinerja sistem yang mendukung proses yang ada agar semakin produktif, efektif, dan efisien. Salah satu bagian utama yaitu penggunaan sistem pengendalian (kontrol) proses industri. Umumnya untuk pengendalian proses–proses tersebut dilaksanakan dengan rangkaian relay. Namun sistem kontrol ini mempunyai ukuran yang relatif besar dan harganya cukup mahal. Maka dari itu dalam industri modern sistem kontrol proses industri umumnya merujuk pada otomatisasi sistem kontrol yang digunakan. Salah satu sistem kontrol yang sangat luas pemakaiannya yaitu Programmable Logic Controller, yang kemudian disingkat menjadi PLC. Definisi PLC menurut NEMA (National Electrical Manufacturer Association) pada tahun 1978 adalah “PLC adalah peralatan elektronika yang beroperasi secara digital dalam lingkungan industri menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan intruksi-intruksi yang mewujudkan fungsi khusus seperti logika, sekuensial, pewaktu, pencacah dan aritmatik untuk mengontrol berbagai macam mesin dan proses melalui modul input/output baik digital maupun analog. Program dibuat kemudian dimasukkan ke dalam PLC melalui programmer. Pembuatan program dapat menggunakan komputer sehingga dapat mempercepat hasil pekerjaan. PLC dapat digunakan untuk memantau jalannya proses pengendalian yang sedang berlangsung, sehingga dapat dengan mudah dikenali urutan kerja (work sequence) proses pengendalian yang sedang terjadi saat itu.
Perbandingan Hasil Pengujian Pour Point pada Crude Oil Menggunakan Metode Uji ASTM D 97 dan ASTM D 5853 Nurul Komariyah nurul
Swara Patra Vol 12 No 1 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2022-1/315

Abstract

Pour point (titik tuang) adalah suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak bisa mengalir dan kemudian menjadi beku. Titik tuang adalah sifat yang sangat penting yang dapat menentukan bagaimana minyak akan mengalir pada suhu tertentu. Titik tuang merupakan titik suhu dimana minyak kehilangan karakteristik alirannya, yaitu titik terendah dimana minyak menjadi terlalu kental dan kehilangan aliran. Pengujian titik tuang untuk crude oil dilakukan dengan menggunakan metode ASTM D-5853. Sedangkan pengujian titik tuang untuk produk minyak bumi dapat ditentukan dengan menggunakan metode uji ASTM D-97. Pada proses lifting, pengujian titik tuang crude oil di sebagian besar laboratorium  menggunakan metode ASTM D-97 untuk mempercepat proses pengujian. Jika menggunakan metode ASTM D-5853 membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu lebih dari 24 jam, sedangkan  kapal pengangkut crude oil tidak bisa berlama-lama menunggu karena akan menambah biaya transportasi minyak. Metode ASTM D-97 seharusnya digunakan untuk pengujian produk hasil minyak bumi seperti solar dan minyak bakar, bukan untuk crude oil. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan hasil uji titik tuang crude oil dengan menggunakan metode ASTM D-97 dan ASTM D-5853.Pada penelitian ini disimpulkan bahwa hasil pengujian pour point pada crude oil dengan menggunakan metode uji ASTM D 5853 dan metode uji ASTM D 97 menunjukkan nilai yang berbeda. Hasil uji menggunakan ASTM D 5853 memberikan nilai yang lebih tinggi daripada dengan menggunakan metode uji ASTM 97. Hasil uji yang didapatkan dengan kedua metode tersebut, mempunyai selisih nilai yang kecil. Apabila dibandingkan dengan nilai presisi masing masing metode, hasil pengujian tersebut masih masuk kategori presisi.  
Evaluasi kinerja Heat Exchanger pada Fasilitas Kilang PPSDM Migas dengan Metode Perhitungan Fouling Factor Agus Tri Wahyudi; Fanny Leestiana; Rahmat widodo
Swara Patra Vol 12 No 1 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2022-1/322

Abstract

Dalam proses pengolahan minyak bumi, kilang PPSDM Migas Cepu dilengkapi dengan heat exchanger sebagai utilitas pendukung. Heat exchanger berfungsi untuk menkonversi panas yang dihasilkan selama proses produksi. Dengan prinsip kerja dapat menukar panas tanpa terjadinya perpindahna massa maka heat exchanger ini dapat digunakan sebagai pemanas maupun pendingin sekaligus. Dalam penggunaanya, karena berada di lingkungan kerja extream dan dilalui oleh fluida cair serta gas, maka besar kemungkinan akan terbentuknya deposit atau endapan di permukaan dalam atau luar media, dalam hal ini pipa. Adanya deposit atau pengotor ini dapat mempengaruhi kinerja dari heat exchanger. Perencanaan untuk pembersihan heat exchanger wajib dilakukan untuk menjaga performa dan efisiensi heat exchanger berada pada kondisi optimal. Perencanaan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan sesuai kondisi aktual menggunakan metode perhitungan fouling factor (Rd) dan pressure drop (∆P). Heat exchanger yang akan dievaluasi dalam penelitian ini adalah HE – 3 di kilang PPSDM Migas Cepu. Langkah penelitiannya yang dilakukan yaitu menghitung fouling factor serta pressure drop pada HE – 3 secara aktual dan membandingkan hasil perhitungan tersebut dengan data design. Diperoleh data hasil perhitungan kondisi aktual HE – 3 yaitu Rd sebesar 0,06352 Jam.ft².°F/BTU;∆P shell sebesar 0,00013 psi; ∆P tube sebesar 0,00522 psi. sedangkan perhitungan design He -3 diperoleh hasil Rd 0,0081 Jam.ft².°F/BTU; ∆P shell sebesar 0,00768psi; ∆P tube sebesar 0,0653 psi. Dari perbandingan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa He – 3 masih dapat beroperasi dengan layak hanya saja mulai terdapat deposit. Hal ini didukung juga dengan nilai efisiesi hasil perhitungan kondisi aktual HE - 3 sebesar 81,9%.
Perhitungan Efisiensi Pompa Residu P 100/21 di Kilang PPSDM Migas Putra Ariyanta; Fanny Leestiana; Rahmat Widodo
Swara Patra Vol 12 No 1 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2022-1/323

Abstract

Sebagai fasilitas pengolahan minyak bumi, kilang PPSDM Migas Cepu dilengkapi dengan pompa yang berfungsi untuk membantu mengalirkan bahan baku maupun hasil proses produksi.dari sekian banyak jenis pompa, salah satu yang digunakan di kilang PPSDM Migas Cepu adalah pompa sentrifugal yang diberi kode pompa P.100/21. Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan residu dari kilang pengolahan ke loading penjualan. Seiring berjalannya waktu pemakaian, maka efektifias dan efisiensi pompa akan menurun. Untuk memastikan bahwa pompa yang tersedia masih layak digunakan dan dapat beroperasi sesuai peruntukannya, maka pompa tersebut harus dievaluasi tingkat efisiensinya pada kondisi aktual saat digunakan. Nilai pembanding untuk hasil evaluasi tersebut adalah nilai efisiensi pada desain pompa, dimana merupakan nilai ideal yang dimiliki oleh pompa dengan spesifikasi yang sudah ditentukan pabrikan. Dengan menggunakan persamaan yang ada, maka dilakukan pengolahan data lapangan tentang pompa P.100/21. Perhitungan pada kondisi aktual menghasilkan data diantaranya adalah head total (H) pompa sebesar 21,37 m; daya hidrolis (Pw) 2094,8 Watt; daya poros (Pm) 28421,05 Watt; sehingga efsiensi pompa P.100/21 aktual adalah 7,34%. Jika dibandingan dengan hasil hitungan secara desain dimana efisieni pompa bernilai 38,9% maka dapat dikatakan bahwa pompa P.100/21 belum beroperasi secara optimal dan efisien. Hal ini bisa terjadi karena usia pompa yang suduh cukup tua, oleh karena itu diperlukan tinjauan lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pompa
Sistem Kendali Temperature pada Unit Boiler di Kilang PPSDM Migas Berbasis PLC Jatmiko; Rahmat Widodo; Fanny Leestiana
Swara Patra Vol 12 No 1 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2022-1/324

Abstract

Kilang PPSDM Migas memliki peralatan penunjang dalam proses pengolahan minyak bumi, salah satunya adalah boiler. Boiler digunakan untuk menghasilkan uap air yang digunakan  untuk proses produksi pengolahan minyak bumi. Penggunaan uap air sangat vital pada proses pengolahan, sehingga tingkat kondisi uap air harus terjaga sesuai dengan ketentuan. Salah satu faktor kondisi yang sangat penting adalah temperatur di boiler. Hal ini menyebabkan harus ada sistem kendali yang menjaga supaya temperatur uap air sesuai dengan ketentuan. Penelitian kali  ini memanfaatkan sistem PLC sebagai sistem kendali untuk mengatur temperatur uap air pada unit boiler di kilang PPSDM Migas. Variabel input yang digunakan pada sistem kendali ini adalah sensor suhu maksimum, sensor suhu minimum dan level minimum. Sedangkan variabel output yang digunakan adalah burner dan deaerator. Sistem kendali pada penelitian ini mengacu pada 4 keadaan. Pertama adalah kondisi normal, dimana semua variabel input off  dan semua variabel output on. Kedua adalah temperatur maksimum, kondisi ini terjadi ketika sensor suhu maksimum on memberikan input sehingga variabel output yang menyala hanya deaerator. Kemudian kondisi ketika temperatur sudah mencapai temperatur minimum, sehingga sensor suhu minimum menyala menyebabkan hanya burner yang menyala. Kondisi terakhir adalah ketika level air sudah lebih kecil dari 20%, kondisi ini menyebabkan sensor level minimum menyala memberikan input dan kondisi output yang terjadi sama dengan kondisi ketika mencapai temperatur maksimum.
Perhitungan Kalkulasi Blowdown Pada Boiler Pipa Api PPSDM MIGAS Soegianto Soegianto
Swara Patra Vol 12 No 1 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2022-1/325

Abstract

Proses pengolahan air pada operasi boiler merupakan salah satu hal yang harus benar – benar diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap kualitas uap air yang dihasikan. Apabila dalam air umpan yang diproduksi mengandung gas terlarut terutama oksigen akan menyebabkan kerusakan yang sangat serius pada boiler. Sedangkan secara umum biaya terbesar dalam proses pengolahan air yang menimbulkan persoalan dalam penanganan pada peralatan penukar panas adalah terbentuknya kerak yang menempel pada permukaan logam. Kerak yang menempel pada boiler akan sangat merugikan karena dapat menyebabkan turunnya efisiensi boiler dan dapat menimbulkan kerusakan yang sangat serius. Kerak yang dihasilkan pada boiler dihasilkan dari tingginya jumlah padatan terlarut atau biasa disebut TDS (Total Dissolved Solid) yang berasal dari mineral yang terikut kedalam air umpan boiler. Pada proses pengolahan air umpan boiler di softener maupun demineralisasi dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan mineral agar tidak terikut masuk kedalam boiler, akan tetapi tidak semua mineral tersebut dapat dihilangkan sama sekali dan bahkan tidak jarang masih terikut masuk kedalam steam drum. Untuk mengurangi jumlah mineral yang masih terikut maka perlu dilakukan blow down secara rutin dengan mempertimbangkan kandungan TDS pada air boiler
Analisis Kualitas Air Limbah Kilang Sebelum Dibuang Ke Badan Air Deva Ricky Yudistira
Swara Patra Vol 12 No 1 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2022-1/326

Abstract

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL/ WWTP  (Waste Water Treatment Plant)) adalah  sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.  IPAL yang beroperasi dengan baik akan  menghasilkan  limbah cair  keluaran  (effluent)  yang  sesuai dengan standar baku mutu lingkungan. Penelitian bertujuan untuk menganalisa unsur yang  terkandung di dalam  effluent. Desain penelitian  bersifat  deskriptif  analitik. Sampelnya  adalah air limbah keluaran (effluent) IPAL milik kilang yang  diuji  di  Laboratorium. Hasil  analisa menyatakan bahwa unsur amoniak, COD dan phenol yang masih memenuhi standart baku mutu lingkungan sesuai dengan Permen Lingkungan Hidup. Air limbah aman dibuang ke badan air. Perlunya perusahaan untuk selalu mengawasi Kinerja IPAL pada setiap unit prosesnya agar air limbah aman dialirkan ke badan air, dan pentingnya pemeriksaan secara rutin air limbah keluaran (effluent) sebagai bentuk peduli lingkungan.
KERUGIAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEBAGAI DAMPAK KEMACETAN TRANSPORTASI KENDARAAN BERMOTOR PENGGUNA BBM FOSIL Sulistyono
Swara Patra Vol 12 No 2 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2022-2/274

Abstract

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan transportasi kendaraan bermotor ditengarai berdampak pada kerugian ekonomi dan lingkungan. Kerugian lingkungan yang paling menonjol adalah terjadinya pencemaran udara. Bahwa pencemaran udara menyebabkan kualitas udara semakin menurun sehingga dikhawatirkan menyebabkan berbagai penyakit seperti ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya asma, bronkitis dan gangguan pernapasan lainnya. Kerugian ekonomi (economic loss) yang disebabkan kemacetan transportasi kendaraan bermotor menyebabkan penggunaan jumlah BBM (Bahan Bakar Minyak) menjadi lebih banyak dan waktu tempuh yang semakin lama. Menurut data dari Word Bank (2019), nilai kerugian ekonomi yang diakibatkan kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta mencapai Rp 65 triliun per tahun. kerugian itu diantaranya dihitung dari pemborosan energi yaitu BBM yang digunakan kendaran bermotor menjadi lebih banyak untuk jarak yang tetap. Sementara berdasar kajian Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan bahwa kemacetan yang terjadi di daerah terpadat di Indonesia, Jabodetabek, mengakibatkan kerugian ekonomi senilai Rp71,4 triliun per tahun. Dari kajian tersebut per hari terjadi pemborosan BBM sebanyak 2,2 juta liter di enam kota metropolitan yang menjadi acuan. Strategi yang bisa ditempuh dalam mengatasi kemacetan transportasi kendaraan bermotor diantaranya dengan perencanaan system transportasi, pembatasan kendaraan bermotor, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, penerapan RTH dan penggunaan kendaraan ramah lingkungan

Filter by Year

2011 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 15 No 2 (2025): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 15 No 1 (2025): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 14 No 2 (2024): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 14 No 1 (2024): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 13 No 2 (2023): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 13 No 1 (2023): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 12 No 2 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 12 No 1 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 11 No 2 (2021): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 11 No 1 (2021): Perbaikan Berkelanjutan untuk Konservasi Energi Vol 10 No 2 (2020): Pendekatan Baru untuk Konservasi Energi Vol 10 No 1 (2020): Kebangkitan Energi Terbarukan Vol 9 No 2 (2019): Inovasi untuk Nilai Tambah Energi Vol 9 No 1 (2019): Konservasi Energi Tak Sekedar Hemat Energi Vol 8 No 4 (2018): Swara Patra Vol 8 No 3 (2018): Swara Patra Vol 8 No 2 (2018): Swara Patra Vol 8 No 1 (2018): Swara Patra Vol 7 No 1 (2017): Swara Patra Vol 6 No 4 (2016): Swara Patra Vol 6 No 3 (2016): Swara Patra Vol 6 No 2 (2016): Swara Patra Vol 6 No 1 (2016): Swara Patra Vol 5 No 4 (2015): Swara Patra Vol 5 No 3 (2015): Swara Patra Vol 5 No 2 (2015): Swara Patra Vol 5 No 1 (2015): Swara Patra Vol 4 No 4 (2014): Swara Patra Vol 4 No 3 (2014): Swara Patra Vol 4 No 2 (2014): Swara Patra Vol 3 No 4 (2013): Swara Patra Vol 3 No 3 (2013): Swara Patra Vol 3 No 1 (2013): Swara Patra Vol 2 No 3 (2012): Swara Patra Vol 2 No 2 (2012): Swara Patra Vol 2 No 1 (2012): Swara Patra Vol 1 No 2 (2011): Swara Patra More Issue