cover
Contact Name
Mukhamad Faeshol Umam
Contact Email
mukhamad.umam@esdm.go.id
Phone
+62296421888
Journal Mail Official
jurnal.ppsdmmigas@esdm.go.id
Editorial Address
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Jl. Sorogo No.1 Cepu Blora Jawa Tengah 58315
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
ISSN : 20899572     EISSN : 26555859     DOI : https://doi.org/10.37525/sp
Majalah Ilmiah Swara Patra merupakan publikasi ilmiah berkala yang diperuntukkan bagi Widyaiswara, Instruktur, Dosen, Peneliti dan civitas academika yang hendak mempublikasikan hasil penelitiannya dalam bentuk studi literatur, latihan penelitian, dan pengembangan teknologi sebagai bentuk penerapan metode, algoritma, maupun kerangka kerja. Scope Majalah Ilmiah Swara Patra meliputi energi terbarukan, minyak dan gas bumi, konservasi energi dan ekonomi energi.
Articles 241 Documents
ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B Ikhsan Kholis
Swara Patra Vol 2 No 1 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jaringan perpipaan banyak digunakan dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi. Dalam pemasangannya tidak terlepas dari proses pengelasan. Dimana proses pengelasan merupakan salah satu proses yang dapat mempengaruhi umur material pipa. Masalah yang timbul adalah besarnya laju korosi yang timbul. Berdasarkan kenyataan tersebut, tulisan ini bertujuan mencari cara untuk memperpanjang umur (life time) jaringan pipa di daerah sambungan akibat proses pengelasan.Pengujian perlakuan panas PWHT pada material pipa API 5L PSL 1 Grade B menggunakan variasi temperatur 200°C, 250°C, 300°C, 350°C dan 400°C dengan holding time 30 menit serta dengan pendinginan udara. Untuk melengkapi data pengujian juga dilakukan pengujian foto mikro, pengujian laju korosi dan pengujian foto makro. Sel tiga elektroda dengan larutan elektrolit NaCl digunakan dalam pengujian laju korosi.Hasil pengujian foto mikro menunjukkan bahwa kandungan pearlite di daerah HAZ, base metal dan weld metal di setiap specimen uji mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan temperatur PWHT. Nilai laju korosi pada spesimen tanpa perlakuan panas (28 ºC) sebesar 0,091703 mmpy, perlakuan panas 200ºC sebesar 0,088025 mmpy, perlakuan panas 250ºC sebesar 0,087290 mmpy, perlakuan panas 300ºC sebesar 0,086589 mmpy, perlakuan panas 350°C sebesar 0,085802 mmpy dan perlakuan panas 400°C sebesar 0,084979 mmpy. Penambahan umur pada material pipa mulai terjadi pada spesimen dengan temperatur diatas 200 ºC. Temperatur 400ºC merupakan nilai yang paling ekonomis dari proses perlakuan panas. Hasil ini diperoleh berdasarkan jumlah kandungan pearlite, nilai laju korosi, serta perhitungan penambahan umur pipa sebesar 1 tahun 3 bulan.
DESAIN ENGINEERING SAFETY INSTRUMENTED SYSTEM (SIS) PADA FURNACE 5 (F05) KILANG PUSDIKLAT MIGAS Supriyanto Sikumbang
Swara Patra Vol 3 No 1 (2013): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SIS (Safety Instrumented System) berfungsi untuk mengamankan manusia, plant (furnace) dan lingkungan dari kemungkinan kejadian bahaya. Furnace memiliki beberapa potensi bahaya seperti low low pressure dan high high temperature. SIS mengamankan furnace dengan cara menghentikan proses yang sedang berlangsung pada furnace. SIS pada furnace membutuhkan tingkatan SIL tertentu yang dapat diperoleh melalui assesmen sistem. Assesmen sistem dilakukan melalui penentuan target SIL dan verifikasi SIL. Sedangkan perancangan SIS dilakukan melalui peningkatan frekwensi Tes Interval (TI) dan penerapan konfigurasi redundant.
POLICY REFORMS IN ENERGY SECTOR RETHINKING NEOLIBERALISM IN A WELFARE STATE
Swara Patra Vol 3 No 1 (2013): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper is intended on searching of liberalization development process particularly in the energy sector reflected by policy changes in Indonesia. It examines and investigates to what extend policy changes in Indonesia coherent with neo-liberalism characters particularly after Asian Crisis in 1997 which followed by Suharto’s regime resignation, when liberalization process was heavily accelerated by reformed government. The problem that rose next was how neoliberalism thoughts may convergence into welfare state ideology as the founding fathers ideas accordingly. The conclusion part clearly discusses about the pros and cons of neo-liberalism characters in policy changes in Indonesia.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 4 No 2 (2014): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang terampil dalam melalukan pekerjaannya diperlukan peningkatan kemampuannya yang salah satunya melalui pendidikan non formal atau sering disebut dengan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidang kerjanya. Dalam perencanaannya program pelatihan harus dapat mencapai tujuan dan manfaat yang dapat dirasakan secara langsung bagi pegawai maupun organisasi/unit kerja serta lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian sumber daya manusia organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (current job oriented).Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini. Yang isinya berupa serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap dari inidividu tersebut.
PENDEKATAN PRINSIP ADULT LEARNING DALAM UPAYA MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN DIKLAT APARATUR Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 2 No 2 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberhasilan program pelatihan ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya : materi pelatihan yang sesuai dan usable bagi peserta, kemampuan peserta dalam menyerap materi pelatihan, waktu dan fasilitas yang mendukung kegiatan proses pelatihan dan kemampuan Widyaiswara dalam penyampaian materi. Widyaiswara sebagai komunikator dan fasilitator dalam proses pembelajaran merupakan komponen terpenting diantara berbagai kombinasi yang menentukan keberhasilan pelatihan tersebut, karena Widyaiswara adalah salah satu faktor (selain partisipan) yang menjalankan sebuah program pelatihan.Peningkatan performance Widyaiswara seringkali hanya diarahkan pada pelatihan untuk meningkatkan kemampuan Widyaiswara itu sendiri dalam menyerap bahan pelatihan dan keterampilan mereka dalam mempraktekkannya. Sedangkan kemampuan dalam lingkup komunikasi serta bagaimana Widyaiswara memahami peserta dan upaya mereka agar materi diterima dengan sempurna oleh peserta terkadang terlupakan. Padahal sangatlah penting bagi Widyaiswara untuk ‘mengenali’ klien mereka dalam arti mengerti karakteristik peserta pelatihan dan untuk mampu memberikan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran.
STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG Dwi Heri Sudaryanto
Swara Patra Vol 3 No 1 (2013): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transmitter adalah salah satu instrument yang fungsinya untuk merubah besaran phisis yang dihasilkan oleh sensor (sensing element) menjadi suatu sinyal standar yang besarnya tergantung dari besarnya variable proses yang dirasakan oleh sensing element tersebut. Pada pengukuran level, Transmitter adalah merupakan instrument yang digunakan untuk mengukur level fluida cair dengan metode tidak langsung karena hasil pengukuran dari sensor dirubah menjadi sinyal standar untuk ditransmisikan ke alat display/indicator hasil pengukuran. Untuk mendapatkan hasil pengukuran level sesuai dengan yang diharapkan (akurat), maka range transmitter harus dihitung terlebih dahulu sebelum dipasang pada sebuah sistem pengukuran di lapangan. Dimana cara perhitungan range transmitter untuk pengukuran level ada dua metode yaitu Dry Outside Leg dan Wet Outside Leg. Perbedaan metode Dry Outside Leg dengan Wet Outside Leg adalah tergantung bagaimana cara instalasinya.
PENENTUAN SEBARAN ASPAL MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI LOKASI WKP PT. “X” KABUPATEN BUTON FX Yudi Tryono
Swara Patra Vol 2 No 2 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal adalah cairan yang sangat kental berwarna coklat sampai kehitaman yang hampir seluruhnya tersusun dari unsur karbon dan hydrogen. Aspal alam terbentuk di dalam batuan pembawa minyak yang terjadi sebagai akibat perubahan minyak bumi karena tidak adanya batuan penutup (Cap rocks). Pulau Buton adalah salah satu penghasil aspal alam di dunia yang berkualitas tinggi. Batuan reservoir dari larutan aspal di Buton berasal dari Formasi Tondo dan Formasi Sampolakosa. Metode geolistrik tahanan jenis terbukti cukup mampu untuk memetakan sebaran kandungan aspal yang ada di bawah permukaan bumi.
MENGGUNAKAN GOOGLE DRIVE Gunawan Hendro Cahyono
Swara Patra Vol 3 No 1 (2013): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya kemajuan Teknologi Informasi dan layanan internet di Indonesia dan khususnya pelayanan internet mobile menjadikan handphone atau tablet pc menjadi semakin powerfull. Sedangkan mobilitas pemakai internet sudah tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu. Mengingat mobilitas yang tinggi tersebut tentunya mengandung resiko akan kehilangan data yang penting yang tersimpan pada perangkat yang digunakan seperti handphone ataupun tablet tersebut, karena itu diperlukan tempat penyimpanan yang cukup “aman”, sehingga kalaupun perangkat tersebut hilang atau ketinggalan, kita masih bisa mendapatkan file-file tersebut karena tersimpan secara online di internet. Media penyimpanan yang ada di internet tersebut biasa disebut dengan penyimpanan Cloud yang saat ini banyak didominasi oleh Dropbox, Box, SkyDrive dan GoogleDrive yang akan kita bahas nanti.
PROGRAM DIVERSIFIKASI ENERGI MELALUI KONVERSI BBM KE BBG DAN KENDALA PERKEMBANGANNYA Sulistyono Sulistyono
Swara Patra Vol 4 No 2 (2014): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini sektor transportasi merupakan sektor pengguna energi terbesar dari minyak dan gas bumi (56%), disusul pembangkit listrik (18%), industri (13,5%) dan rumah tangga (12,5%). Sementara itu pemanfaatan energi nasional saat ini masih didominasi oleh minyak bumi sebesar 51,66%, disusul bahan bakar lain seperti gas bumi 28,57%, batubara 15,34%, tenaga air 3,11% dan panas bumi 1,32%. Sementara itu cadangan gas bumi Indonesia cukup besar yaitu sekitar 170 TSCF, dengan produksi gas bumi rata-rata pada tahun 2013 sebesar 8.195 MMSCFD atau setara dengan 1,411 juta BOEPD. Pada era sebelum tahun 2006 pemanfaatan gas bumi didalam negeri masih belum optimal sehingga kontrak pengelolaan gas bumi banyak yang diekspor. Sesuai Peraturan Presiden No.5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dan dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan strategi energi nasional khususnya kebijakan diversifikasi energ, dalam rangka mengurangi penggunaan dan subsidi BBM yang jumlahnya cukup besar pemerintah mempunyai program konversi dari BBM ke BBG. Namun program tersebut sepertinya mati suri, jalan ditempat dan sudah tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga. Diperlukan keseriusan pemerintah dan dukungan yang kuat dari pemerintah yaitu berupa pemberian subsidi dan pemberian kredit lunak untuk pembelian BBG kepada dunia usaha yang turut berperan serta dalam mendukung program konversi BBM ke BBG. Selain itu juga diperlukan pembangunan SPBG sampai ke pelosok-pelosok desa.
HYDRATE GAS ALAM: PREDIKSI DAN PENCEGAHANNYA Hasan Syukur
Swara Patra Vol 2 No 2 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap perusahaan yang memproduksi gas alam pasti sangat menginginkan agar dalam produksinya berjalan lancar tanpa menemui masalah dalam proses produksi yang mereka jalankan. Namun pada kenyataannya dalam proses produksi Gas alam masih ada beberapa masalah yang sering terjadi pada proses tersebut. Salah satunya ialah Gas Hydrate. Pembentukan Gas Hydrate sering kali ditemukan pada produksi gas alam dengan temperature yang rendah. Karena itu prosentase potensi terbentuknya hydrate pada lapangan produksi dengan temperature ataupun iklim yang dingin kemungkinan lebih besar jika dibandingkan dengan lapangan produksi yang berada pada iklim dengan temperature yang lebih tinggi. Perlu kita ketahui Gas Hydrate merupakan persoalan tersendiri dan perlu mendapatkan perhatian khusus dalam menangani gas alam. Banyak operasi terganggu bahkan harus berhenti hanya karena hydrate. Oleh karena itu di dalam pembahasan ini akan diketengahkan bagaimana pressure dan temperature sangat mempengaruhi proses terbentuknya hydrate dan metode-metode apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah proses pembentukan hydrate.

Page 5 of 25 | Total Record : 241


Filter by Year

2011 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 15 No 2 (2025): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 15 No 1 (2025): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 14 No 2 (2024): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 14 No 1 (2024): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 13 No 2 (2023): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 13 No 1 (2023): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 12 No 2 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 12 No 1 (2022): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 11 No 2 (2021): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas Vol 11 No 1 (2021): Perbaikan Berkelanjutan untuk Konservasi Energi Vol 10 No 2 (2020): Pendekatan Baru untuk Konservasi Energi Vol 10 No 1 (2020): Kebangkitan Energi Terbarukan Vol 9 No 2 (2019): Inovasi untuk Nilai Tambah Energi Vol 9 No 1 (2019): Konservasi Energi Tak Sekedar Hemat Energi Vol 8 No 4 (2018): Swara Patra Vol 8 No 3 (2018): Swara Patra Vol 8 No 2 (2018): Swara Patra Vol 8 No 1 (2018): Swara Patra Vol 7 No 1 (2017): Swara Patra Vol 6 No 4 (2016): Swara Patra Vol 6 No 3 (2016): Swara Patra Vol 6 No 2 (2016): Swara Patra Vol 6 No 1 (2016): Swara Patra Vol 5 No 4 (2015): Swara Patra Vol 5 No 3 (2015): Swara Patra Vol 5 No 2 (2015): Swara Patra Vol 5 No 1 (2015): Swara Patra Vol 4 No 4 (2014): Swara Patra Vol 4 No 3 (2014): Swara Patra Vol 4 No 2 (2014): Swara Patra Vol 3 No 4 (2013): Swara Patra Vol 3 No 3 (2013): Swara Patra Vol 3 No 1 (2013): Swara Patra Vol 2 No 3 (2012): Swara Patra Vol 2 No 2 (2012): Swara Patra Vol 2 No 1 (2012): Swara Patra Vol 1 No 2 (2011): Swara Patra More Issue