cover
Contact Name
Trisno Subekti
Contact Email
lppm@stikesdhb.ac.id
Phone
+6285220045869
Journal Mail Official
lppm@stikesdhb.ac.id
Editorial Address
Jalan Terusan Jakarta No. 75 Antapani Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Sehat Masada
ISSN : 19792344     EISSN : 25025414     DOI : https://doi.org/10.38037
Core Subject : Health,
Sehat Masada adalah sebuah Jurnal untuk menampung hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan, khususnya tentang Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Kebidanan, dan Refraksi Optisi. Jurnal ini terbit dua kali setahun (Januari dan Juli).
Articles 479 Documents
Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Kelainan Refraksi Mata Dede Risma; Heri Hermawan; Trisno Subekti
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 1 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v16i1.294

Abstract

Kelainan refraksi merupakan pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan panjangnya bola mata. Kelainan refraksi biasa disebabkan oleh adanya faktor kebiasaan membaca terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi cahaya yang berlebihan yang diterima mata, di antaranya adalah radiasi cahaya komputer dan televisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Kelainan Refraksi di SMK Negeri 2 Bandung kelas XI jurusan Multimedia di tahun 2021. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif. populasi siswa sebanyak 58 orang dengan Total Sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa tentang kelainan refraksi meliputi pengetahuan Responden dalam kategori kurang berjumlah 41 orang (70.7%), 8 responden cukup (13.8%) dan sebanyak 9 responden baik (15.5%). Tingkat pengetahuan tentang Kelainan Refraksi Miopia menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam kategori kurang berjumlah 34 orang (58.6%), Cukup 11 responden (19.0%) dan Baik 13 responden (22.4%). Tingkat pengetahaun tentang Kelainan Refraksi Astigmatisme menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam kategori kurang berjumlah 33 orang (56.6%), Cukup 13 responden (22.4%) dan Baik 12 responden (20.7%). Tingkat pengetahaun tentang Kelainan Refraksi Hipermetropia menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam kategori kurang berjumlah 43 orang (74.1%), Cukup 9 responden (15.5%) dan Baik 6 responden (10.3%).
Sikap Lansia dalam Pemanfaatan Posbindu di Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Sari Biben Fikriana; Desi Lestari
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Usia lanjut adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif. Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangat cepat menimbulkan berbagai masalah terutama dari segi kesehatan. Sehingga lansia perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektor salah satunya terlaksananya pelayanan pada lanjut usia melalui Posbindu. Lansia akan memutuskan memanfaatkan sarana pelayanna kesehatan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu salah satunya sikap. Tujuan.Untuk mengetahui bagaimana sikap lansia mengenai pemanfaatan posbindu Marganing Rahayu. Metode Penelitian. Jenis penelitian Deskriptif melalui pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampling yaitu Purposive Sampling dengan jumlah 80 responden dari usia 60-59 tahun. Alat ukur penelitian ini menggunakan lembar kuesioner sebanyak 25 pernyataan. Penelitian ini menggunakan uji univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian. Menunjukan komponen kognitif yang mendukung sebanyak 61 responden (76,3%), komponen afektif yang mendukung sebanyak 48 responden (60,0%) dan komponen konatif yang mendukung sebanyak 52 responden (65,0%). Sedangkan sikap lansia yang mendukung mengenai pemanfaatan Posbindu sebanyak 41 responden (51,2%). Hal ini menunjukan bahwa sikap lansia mengenai pemanfaatan Posbindu masih kurang mendukung. Ditunjukan dengan responden belum mampu memanfaatkan atau menggunakan fasilitas kesehatan. Peneliti menyarankan bagi lansia agar dapat memanfaatkan kegiatan Posbindu sebagai salah satu fasilitas kesehatan untuk menunjang kesejahteraan kesehatan lansia.
MANAJEMEN PERSEDIAAN DI OPTIK ROLISTA FIDA CIREBON Anggit Nugroho; Ahmad Marzuki; Trisno Subekti
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v14i1.305

Abstract

Persediaan merupakan asetpenting dari optik, hampir 90% dari total keseluruhan nilai investasi. Manajemen persediaan dilakukan agar dapa tmeminimalkan biaya persediaan. Kapan waktu dan berapa jumlah pemesanan harus diketahui dengan pasti agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan barang. Optik Rolista Fida sebagai usaha dagang dan pelayanan, masih melakukan pemesanan berdasarkan perkiraan atau ramalan (forecast) tidak berdasarkan perhitungan pasti kebutuhan barang yang akan dijual. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat efesiensi pengadaan barang untuk persediaan, di Optik Rolista Fida Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah study kasus dengan deskriptif kuantitatif, data yang terkumpul dari observasi dianalisis dengan menggunakan metode Ekonomic Order Quantity (EOQ). Hasil penelitian didapatkan gambaran pengadaan barang untuk Persediaan lebih efesien dengan menggunakan metode EOQ, berdasarkan perhitungan metode EOQ, jumlah pemesanan Frame : 265, Lensa : 687 dan Kontak Lens : 239. Frekuensi pemesanan Frame : 16, Lensa :13 danKontak Lens : 6 kali. Daur pemesanan Frame : 24, Lensa : 13 dan Kontak Lens : 63 hari.
Profil Tingkat Kecemasan Berdasarkan Karakteristik Lansia Diabetes Melitus di Kelurahan Babakan Sari Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung Erlina Fazriana; Yustiani Nur Afifah
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi penderita Diabetes Melitus di Indonesia yaitu 12 juta orang dan prevalensi tertinggi terdapat pada usia 55-64 tahun. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman dan gelisah disertai dengan respon otonom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia yang mengalami diabtes melitus di Kelurahan Babakansari Wilayah Kerja Puskesmas Babakansari. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian berjumlah 112 dengan sampel 87 lansia. Penelitian ini menggunakan kuisioner dukungan keluarga dan kuisioner HARS. Variabel independen yang diteliti yaitu tingkat kecemasan berdasarkan karakteristik lansia dengan disbetes melitus. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 28 responden (32,2%). Saran bagi pihak puskesmas untuk melibatkan keluarga secara aktif dalam perawatan pasien Diabetes Melitus dirumah dan mengajarkan terapi yang bisa menurunkan kecemasan seperti, relaksasi nafas dalam, distraksi, senam untuk diabetes melitus dan lainnya.
Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup Usia Pertengahan dengan Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Ruang Asnawati RSUP dr Hasan Sadikin Bandung Nia Kurniasih; Sri Yulia Rahayu
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemoterapi merupakan salah satu metode pengobatan kanker payudara. Berdasarkan data yang diperoleh dari Sub Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tanggal 10 Desember 2018 menunjukkan sepanjang tahun 2018 persentase pasien kanker payudara terbesar ada pada kelompok usia pertengahan (40-60 tahun) sebesar 51,27%. Jumlah pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di ruang Asnawati dalam 3 bulan terakhir untuk kelompok usia 40-60 tahun sebanyak 103 pasien, sehingga rata-rata pasien wanita usia pertengahan dengan kanker payudara yang mejalani kemoterapi berjumlah 34 pasien setiap bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kualitas hidup usia pertengahan (40-60 tahun) dengan kanker payudara yang menjalani kemoterapi di ruang Asnawati RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling pada semua wanita usia pertengahan (40-60 tahun) dengan kanker payudara yang menjalani kemoterapi, sebanyak 34 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket berstruktur dengan menggunakan instrument SUPPH (Strategies Used by Patient to Promote Health), dan instrument EORTC C30 (European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnare C30). Analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan kualitas hidup usia pertengahan dengan kanker payudara yang menjalani kemoterapi (P=0,017). Saran bagi pemberi pelayanan keperawatan agar meningkatkan kemampuan dalam memberikan pendidikan kesehatan dan kemampuan sebagai motivator bagi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi khususnya dalam Palliative Care.
Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang Penatalaksanaan Pasien dengan Cedera Kepala Hafsa Hafsa; Mudrikah Yunus
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Cedera kepala adalah kekerasan pada kepala yang dapat menyebabkan kerusakan yang kompleks di kulit kepala, tulang tempurung kepala, selaput otak, dan jaringan otak itu sendiri. Penatalaksanaan cedera kepala di ruang perawatan meliputi : Survey primer, Survey skunder, Stabilisasi dan transport, Penentuan kriteria pasien yang dirawat dan Penentuan kriteria pasien yang di rujuk, Observasi Tanda-Tanda Vital dan Observasi Tanda Neurologis. Sedangkan penatalaksanaan cedera kepala di ruang ICU meliputi : Pencegahan Tekanan tinggi Intra Kranial, Perawatan pasien tidak sadar, Pemberian Antibiotika dan Pemberian Analgetik Metode. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang berjumlah 40 orang. Tehnik Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Pengolahan data menggunakan persentase kualitatif Hasil Penelitian didapatkan pengetahuan perawat tentang penatalaksanaan cedera kepala, termasuk dalam kategori pengetahuan kurang yaitu ada 16 orang (40%). Sikap perawat terhadap penatalaksanaan cedera kepala sebagain besar tidak mendukung yaitu ada 24 orang (60%). Hasil Penelitian. Hasil penelitian Menunjukkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap perawat terhadap penatalaksanaan cedera kepala (p value = 0,01).sikap perawat terhadap penatalaksanaan cedera kepala sebagian besar tidak mendukung dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap perawat, sehingga peneliti menyarankan bagi bidang keperawatan untuk membuat prosedur tetap, melakukan penyegaran dan memberikan pelatihan tentang penatalaksanaan cedera kepala, meliputi konsep dasar cedera kepala serta penatalaksanaannya.
Gambaran Tajam Penglihatan dan Koreksi Kelainan Refraksi pada Pasien Pasca Operasi Katarak di RSUD Arjawinangun Desi Utami Helisarah; Salman Al Farisi
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Katarak merupakan kekeruhan pada lensa mata atau hilangnya transparansi lensa, sehingga terjadi gangguan penglihatan. Katarak merupakan peyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia dan di dunia. Katarak dapat menyebabkan kebutaan bila tidak diterapi. Dalam penelitia ini melakukan observasi hasil pascaoperasi katarak pada pasien di RSUD Arjawinangun pada. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan cross-sectional. Dari 80 pasien pasca operasi katarak dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan dengan koreksi kelainan refraksi pada minggu ke-6. Operasi katarak yang dilakukan di RSUD Arjawinangun pada bulan April sampai bulan Juni tahun 2019 100% berhasil namun dari tujuh diantaranya belum memenuhi standar kriteria keberhasilan WHO, karena ada faktor-faktor penyulit lainnya, contohnya adalah afakia dan sebagainya. Saran dalam penelitian ini adalah Meningkatkan sarana prasarana RSUD Arjawinangun agar menjaga kualitas keberhasilan operasi katarak.
Analisis Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Refraksi Optisi Mengenai Bagian Bagian-Bagian Bingkai Kacamata Jaja Muhammad Jabbar; Lia Rahmawati2
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kacamata adalah perangkat optik yang terdiri dari lensa dan bingkai kacamata, kacamata pada umumnya digunakan untuk membantu penglihatan manusia terhadap kelemahan mata karena rabun atau alasan penglihatan lainya. Seiring perkembangan zaman masyarakat ini lebih menyukai pemakaian terlebih tidak hanya untuk fungsi membantu penglihatan melainkan juga menjadi alesan mode, gaya atau trend. Penelitian dilakukan untuk mengetahui Analisis Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Tingkat II Refraksi Optisi tentang mengenai bagian- bagian bingkai kacamata di STIkes Dharma Husada Bandung Tahun 2020. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis dan rancangan penelitian dengan jenis metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pertanyaan pilihan ganda mengenai bagian-bagian bingkai dan fungsi bingkai kacamata. Menunjukan bahwa dari 12 item bagian-bagian bingkai kacamata kategori pengetahuan responden diantaranya : Rim, Bridge, Nosepad,, Guard Arm, Earpiece, Shaft/ shank, dan Bend Down di kategorikan baik (54,9%), Endpiece, Butt Partion, dan Dowel Hole di kategorikan cukup (23,4%), Hinges, dan Shield dikategorikan kurang (6,3%) dan menunjukan bahwa dari 10 item fungsi bagian-bagian bingkai kacamata kategori pengetahuan responden Nosepad, Guard Arm, Bridge, Earpiece, dan Bend Down di kategorikan baik (41,6%), Hinges, Sheild, dan Dowel Hole di kategorikan cukup (21,0%), Endpiece dan Rim/Eyewear di kategorikan kurang (8,9%).
Hubungan Konsep Diri Dengan Interaksi Sosial Pada Kelompok Lesbian Dan Gay Di Kabupaten Subang Rima Mutiara Putri; Usan Daryaman; Oktarian Pratama
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi lesbian dan gay di Indonesia 1.095.970. tertinggi di Jawa Barat terdapat prevalensi lesbian dan gay di Kabupaten Subang yaitu 3000 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan konsep diri dengan interaksi sosial pada kelompol lesbian dan gay di Kabupaten Subang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif korelasional . munggunakan teknik random sampling dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 500 dengan sampel 83 lesbian dan gay. Penelitian ini menggunakan kuesioner konsep diri dan kuesioner interaksi sosial. Variabel independen yang diteliti yaitu konsep diri dan variabel dependen yaitu interaksi sosial. Analisa data univariat distribusi frekuensi dan bivariat menggunkan chi-square. Hasil penelitian menunjukan responden yang memiliki konsep diri negatif sebanyak 56 (67,47%) dan yang memiliki interaksi sosial rendah sebanyak 69 (83,13%). Terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan konsep diri dengan interaksi sosial P-value 0,01. Saran bagi pemerintahan Kabupaten Subang memberikan memberikan penanggulangan, konseling untuk meningkatkan kepribadian mereka.
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Tingkat Kemandirian Keluarga Pasien TB di Puskesmas Arcamanik Asri Handayani Solihin
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia karena dapat menyebabkan kematian. Pencegahan terhadap peningkatan kasus TB paru tersebut diperlukan adanya keterlibatan keluarga sebagai deteksi dini dan pelaksana perawatan TB Paru di rumah. Melihat hal tersebut diperlukan kemandirian keluarga, karena keluarga mempunyai tugas dalam penanganan masalah kesehatan di rumah (Padila, 2012). Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dengan jenis penelitian korelasional. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Arcamanik Kota Bandung pada bulan Januari 2019. Populasi dalam penelitian ini yaitu keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Arcamanik berjumlah 34 orang. Tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan TB paru sebanyak 34 keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kemandirian keluarga dengan p value 1.000 . Hasil penelitian menunjukan Faktor pengetahuan, sikap, akses pelayanan kesehatan dan perilaku tenaga kesehatan tidak berhubungan dengan tingkat kemandirian keluarga pasien TB Paru, hal tersebut bisa disebabkan karena pengukuran tingkat kemandirian meliputi banyak aspek. Jika dilihat dari tabulasi silang, ada keluarga yang memiliki pengetahuan baik namun tingkat kemandirian di kategori kurang baik, begitupun sebaliknya ada keluarga yang memiliki pengetahuan kurang baik namun memiliki tingkat kemandirian di kategori mandiri, artinya pengetahuan saja tidak cukup untuk menjadikan keluarga mandiri dalam merawat pasien TB Paru.