Articles
479 Documents
Tindakan Bullying dengan Tingkat Kecemasan pada Remaja
Gebi Elmi Nurhayati;
Venta Yolanda Lauren
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Fenomena bullying di Indonesia tahun 2011 hingga tahun 2017 KPAI mencatat 846 pengaduan terkait masalah bullying. Jumlah itu sebagian dari total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 3.023 kasus. Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan individu atau kelompok untuk menyakiti dan dilakukan secara berulang-ulang yang berdampak pada munculnya masalah psikologis remaja yaitu kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan bullying dengan tingkat kecemasan pada remaja. Jenis penelitian berupa deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 193 siswa, dengan teknik pengumpulan data simple random sampling sehingga diperoleh 96 responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar kuesioner bullying yang telah dimodifikasi oleh peneliti dan kuesioner HARS untuk pernyataan kecemasan. Variabel indipenden yang diteliti yaitu bullying dan variabel dependen yaitu tingkat kecemasan. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan remaja yang mengalami bullying sedang sebanyak 60 responden (62,5%), yang mengalami tingkat kecemasan sedang sebanyak 34 responden (35,4%), hubungan antara bullying dengan tingkat kecemasan memiliki p-value 0,001. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara bullying dengan tingkat kecemasan pada remaja di SMP PGRI 1 Bandung. Oleh karena itu pihak sekolah diharapkan dapat mengatasi perilaku bullying disekolah dengan mengadakan program anti bullying serta diharapkan sekolah juga dapat memberikan konseling kepada siswa yang mengalami kecemasan.
Pengetahuan Sopir Angkot Antapani - Ciroyom Tentang Bahaya dan Resiko Paparan Sinar Ultraviolet
Mayarani Mayarani;
Farida Azzahra
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Mata adalah salah satu indera yang penting bagi manusia. melalui mata, manusia menyerap informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Paparan banyak sinar ultra violet (matahari), dapat memberikan kerusakan terbatas pada kornea hingga kerusakan pada lensa dan retina. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan sopir angkot antapani ciroyom tentang bahaya dan resiko paparan sinar ultraviolet. Jenis penelitian ini deskriftif dengan pendekatan survey cross sectional. Jumlah sampel sebayak 30 responden yang diambil secara sistematik random sampling. Data yang digunakan yaitu data primer. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 30 responden yang memiliki pengetahuan baik berdasarkan pendidikan SMP sebanyak 12 responden (40.0%). pengetahuan berdasarkan pengalaman yaitu 30 responden (100%) dengan lama mengemudi lebih dari satu tahun. pengetahuan berdasarkan sumber informasi yaitu tidak mengetahui sebanyak 22 responden (73.3%) tidak mengetahui pengetahuan melalui media radio, internet dan penyuluhan.
Gambaran Hasil Pemeriksaan Tajam Penglihatan Jauh Menggunakan Logmar dan Chart Simbol di Optik Aryati Kabupaten Bekasi
Nuraisah Nuraisah;
Eggi Lukman Hakim
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tajam penglihatan merupakan indikator primer kesehatan mata. Pemeriksaan tajam penglihatan pada orang dewasa sudah biasa dilakukan, untuk pemeriksaan tajam penglihatan pada anak memerlukan teknik, metode, cara untuk memeperoleh kerjasama, diperlukan suatu obyek berupa optotype. Chart symbol adalah suatu Optotype buatan alumni D3 refraksi optisi Nabila Leviana digunakan untuk mengukur tajam penglihatan. Chart symbol merupakan optotype yang didisain mengikuti standar LogMAR untuk pengukuran tajam penglihatan yang baik dengan ketetapan dan rehabilitas yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan tajam penglihatan jauh dengan LogMAR dan Chart simbol. Metode penelitian yang dilakukan merupakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Dari hasil penelitian didapat gambaran hasil pemeriksaan tajam penglihatan jauh menggunakan LogMAR dan Chart simbol 93.3% yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan secara statistik. Dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian anatara hasil pemeriksaan tajam penglihatan jauh dengan menggunakan LogMar dengan menggunakan LogMAR dan Chart simbol pada subjek pasien optik aryati kabupaten bekasi usia 5 tahun sampai dengan 18 tahun.
Perbandingan Pemeriksaan Astigmat Menggunakan Teknik Cross Cylinder dan Clock Dial
Gaos Sarifudin;
Ayuni Sukarman
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kelainan refraksi merupakan gangguan penglihatan yang sering terjadi pada seseorang. Gangguan ini terjadi ketika mata tidak dapat melihat atau fokus dengan jelas pada suatu area terbuka sehinngga pandangan menjadi kabur dan untuk kasus yang parah, gangguan ini dapat menjadikan penglihatan melemah. Kelainan refraksi yang umum terjadi diantara miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatisme. Tujuan penelitian ini yaitu Untuk mengetahui hasil pemeriksaam astigmat dengan menggunakan teknik cross cylinder dan clock dial. Dari hasil penelitian yang sesuai dengan kriteria yang didapatkan dilapangan hanya ada 2 kriteria yang masuk yaitu astigmat rendah dan astigmat tinggi. Dalam proses pemeriksaan menggunakan metode Cross Cylinder, dengan pasien yang mempunyai power astigmat rendah didapatkan hasil mencapai visuus terbaik akurat dan waktu yang cepat dengan begitu hasil dari penelitian sama dengan teori yang didapat bahwa teknik cross cylinder lebih akurat dan cepat untuk pemeriksaan power astigmat kecil sesuai dengan teori menurut Barbara pada tahun 2012. Dalam proses pemeriksaan menggunakan metode fogging clock dial, dengan pasien yang mempunyai power astigmat tinggi didapatkan hasil mencapai visus terbaik akurat dan waktu yang cepat dengan begitu hasil dari penelitian sama dengan materi yang di dapat bahwa teknik fogging clock diall lebih akurat dan cepat untuk pemeriksaan power astigmat tinggi sesuai dengan teori Opthalmology pada tahun 2010.
Pengaruh Tehnik Guide Imagery terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Kepala pada Pasien dengan Cidera Kepala Ringan di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi
Nurlaecci Nurlaecci
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pasien cedera kepala yang mengalami post traumatic akut yang sangat mengganggu bagi aktivitasnya. Nyeri kepala pada pasien dengan cedera kepala berdasarkan Headache Society Classification of Headache Disorders (ICHD) diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu akut dan kronik, Relaksasi dengan teknik guide imagery berguna dalam penanganan nyeri yang akan membuat tubuh lebih rileks dan nyaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh Teknik Guide Imagery terhadap perubahan intensitas nyeri kepala pada pasien dengan cedera kepala ringan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan desain pre eksperimen One Group Pretest-Posttest without control. Populasi penelitian ini diambil berdasarkan data yang didapat dari survei pendahuluan angka kejadian cedera kepala ringan di RS Dustira kota Cimahi tahun 2019 dengan rata-rata perbulan 17 orang. Sample yan digunakaan sebanyak 15. Instrument penelitian adalah dengan menggunakan Numerical Rating Scale. Berdasarkan analisa bivariat pada tabel 4.5 tersebut dapat diketahui juga bahwa nilai p-value sebesar 0,000 atau p-value < α (0,05). Hal ini berarti Ho ditolak atau terdapat nilai perbedaan yang signifikasi antara intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan guide imagery. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa “terdapat pengaruh antara guide imagery dengan perubahan intensitas nyeri pada pasien dengan cedera kepala ringan di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi
Pengaruh Pemberian Latihan Range Of Motion Pasif terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Penderita Stroke dengan Hemiparese
Sri Yulia Rahayu;
Venna Soleha Werkuwulung
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan yang menetap. Penurunan kekuatan otot merupakan salah satu komplikasi dari stroke yang perlu dilakukan terapi untuk menghindari kecacatan permanen. Salah satu terapi yang dapat diterapkan adalah latihan rentang gerak atau Range Of Motion (ROM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan range of motion pasif terhadap penigkatan kekuatan otot penderita stroke dengan hemiparese. Jenis penelitian ini menggunakan quasi experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah 15 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan total sampling berjumlah 15 responden. Hasil penelitian diperoleh Kekuatan otot penderita stroke sebelum dilakukan latihan ROM Pasif hampir setengahnya dari responden dengan nilai 0, yaitu sebanyak 7 responden (46,7%) dengan median 1,00, sesudah dilakukan latihan ROM Pasif hampir setengahnya dari responden dengan nilai 3, yaitu sebanyak 6 responden (40,0%) dengan median 2,00. Hasil uji statistik didapatkan nilai P= 0.001 maka keputusanya Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa latihan ROM pasif berpengeruh terhadap kekuatan otot penderita stroke. Penelitian ini maka disarankan bagi keluarga diharapkan dapat mengetahui dan berperan aktif dalam membantu perawatan pasien stroke yang mengalami penurunan kesadaran dalam rangka mencegah kelainan pasca stroke. Salah satunya dengan cara latihan ROM pasif.
Pengaruh Mobilisasi Epromm (Elevasi Kepala, Passive Rom, Mirror Therapy) Terhadap Status Fungsional Pasien Stroke Infark Di RSUP dr Hasan Sadikin Bandung
Irma Nur Amalia;
Fatimah Yuniasih
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Stroke menjadi penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Penderita stroke memerlukan bantuan orang sekitarnya untuk dapat beraktivitas sehari-hari sehingga dilakukan rehabilitasi salah satunya dengan mobilisasi EPROMM yang terdiri dari elevasi kepala, Range of Motion Pasif, dan Mirror Therapy. Mirror therapy atau terapi cermin merupakan latihan rentang gerak dengan menggunakan media cermin sehingga menimbulkan persepsi ilusi untuk melatih otak ketika anggota tubuh yang lumpuh dapat belajar menghilangkan kelumpuhannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mobilisasi EPROMM terhadap peningkatan status fungsional. Penelitian dilakukan terhadap 34 responden yaitu 17 responden sebagai kelompok eksperimen yang diberikan intervensi mobilisasi EPROMM dan 17 responden sebagai kelompok kontrol diberikan sesuai standar prosedur operasional rumah sakit. Alat ukur yang digunakan adalah Barthel index. Menggunakan analisa univariat dan bivariat yaitu dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan status fungsional pre dan post intervensi, p value 0,003 pada kelompok eksperimen dan p value=0,004 pada kelompok kontrol. Terdapat perbedaan yang bermakna status fungsional antara post intervensi pada kelompok eksperimen (p=0,015) dan kelompok kontrol (p=0,026). Dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pemberian mobilisasi EPROMM pada stroke infark terhadap peningkatan status fungsional. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam perumusan standar prosedur operasional mobilisasi EPROMM pada pasien stroke infark.
Pengalaman Keluarga dalam Memenuhi Kebutuhan Kebersihan Diri pada Lansia Stroke di Kelurahan Gegerkalong Binaan UPT Puskesmas Karangsetra Kota Bandung
Asri Handayani Solihin
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Personal hygine sangatlah penting bagi lansia yang mengalami stroke karena dalam keadaan lumpuh ataupun cacat lansia akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan kebersihan diri (Personal Hygiene) secara mandiri. Maka dari itu keluarga sangatlah penting untuk merawat anggota keluarga yang mengalami stroke khususnya bagian personal hyegiene. Bila terpenuhi dalam kebersihan diri (Personal Hygiene) maka lansia yang mengalami stroke akan menambah kualitas kesehatannya baik segi kebersihan maupun segi kebutuhan dasar manusianya tersendiri, dan bila kebersihan diri (Personal Hygiene) tidak terpenuhi maka lansia yang mengalami stroke akan memperburuk kesehatan baik fisik, psikis, dan kelangsungan hidupnya. Tujuan Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencoba menggali lebih dalam segala informasi mengenai pengalaman keluarga dalam memenuhi kebersihan diri (Personal Hygiene) pada lansia stroke. Dikarenakan bagi setiap keluarga memiliki pengalaman yang berbeda – beda dalam hal merawat lansia yang mengalami stroke, sehingga makna dalam merawat dan memenuhi kebersihan diri akan berbeda bagi setiap keluarga. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang menggunakan pendekatan yang berfokus pada pemahaman suatu fenomena dan lingkungan sosial. Hasil penelitian menunjukan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebersihan diri (Personal Hygiene) pada lansia stroke di Kelurahan Gegerkalong Binaan UPT Puskesmas Karang Setra Kota Bandung di dapatkan bahwa keluarga mengalami kesulitan dalam hal memenuhi kebersihan diri (Personal Hygiene) seperti memandikan, memotong kuku, dan mencuci rambut pada klien yang mengalami stroke.
Hubungan Keberadaan Anggota Keluarga yang Merokok dengan Kejadian Pneumonia pada Balita Usia 1-5 Tahun
Depi Lukitasari
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Latar Belakang. Pneumonia merupakan salah satu penyakit ISPA yang penting diperhatikan terutama pada balita. Keberadaan anggota keluarga yang merokok di dalam rumah juga menjadi faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan di dalam keluarga seperti gangguan pernafasan dan dapat meningkatkan resiko terjadinya ISPA khusunya pada balita. Tujuan. Penelitian untuk mengetahui Hubungan Keberadaan Anggota Keluarga yang Merokok Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Usia 1 – 5 Tahun. Metode. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional, teknik pengambilan sampel dengan cara Purposive Sampling dan analisis data menggunakan uji chi square. Jumlah sampel sebanyak 83 balita. Hasil penelitian. Didapatkan ada hubungan keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian pneumonia pada balita usia 1 – 5 tahun (p-value < 0,05). Disarankan kepada keluarga khususnya orang tua untuk tidak merokok di dalam ruangan atau berdekatan dengan balita serta memperbaiki pola perilaku untuk hidup sehat
Hubungan Derajat Kelainan Hipermetropia dengan Kinerja Akademik Menggunakan Metode Simulasi pada Siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung
Arief Witjaksono;
Dinda Siti Parida
Sehat MasadaJurnal Vol 13 No 2 (2019): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kelainan pada penglihatan akan menjadi suatu hambatan bagi seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan mewujudkan cita-citanya. Diantara kelainan-kelainan pada mata, hipermetropia merupakan kelainan refraksi terbanyak urutan ke-2 setelah kelainan refraksi myopia (rabun jauh) yang datang berobat ke poli klinik mata. Pada anak-anak yang memiliki kelainan refraksi di temukan 25% mereka tidak mampu menunjukan performa yang maksimal dalam bidang akademik di bandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami kelainan refraksi. Tujun dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari Hubungan Derajat Kelainan Hipermetropia dengan Kinerja Akademik Menggunakan Metode Simulasi pada siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriftif analitik dengan sampel sebanyak 30 siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan Derajat Kelainan Hipermetropia dengan Kinerja Akademik (membaca, menulis dan menggambar) Menggunakan Metode Simulasi dengan nilai ρ = 0.000< 0,05. Hipermetropia berat yang dinyatakan tidak bisa dalam kinerja akademik sebanyak 28 responden (93,3%).