cover
Contact Name
Januar Arif Fatkhurrahman
Contact Email
januarfa@gmail.com
Phone
+62816655080
Journal Mail Official
jurnalrisettppi@gmail.com
Editorial Address
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Bagian Penelitian dan Pengembangan Jl. Kimangunsarkoro No 6 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia 50136
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
ISSN : 20870965     EISSN : 25035010     DOI : https://doi.org/10.21771
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri is published biannualy by the Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, this is Research and Development Institution under Badan Penelitian dan Pengembangan Industri of Ministry of Industry Republic Indonesia. The Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri covers a broad spectrum of the science and technology of air, soil, and water pollution management and control while emphasizing scientific and engineering solutions to environmental issues encountered in industrialization. Particularly, interdisciplinary topics and multi-regional/global impacts of environmental pollution, advance material, and energy as well as scientific and engineering aspects of novel technologies are considered favorably. The scope of the Journal includes the following areas, but is not limited to: 1. Environmental Technology, within the area of air pollution technology, wastewater treatment technology, and management of solid waste and harzardous toxic substance 2. Process technology and simulation, technology and/or simulation in industrial production process aims to minimize waste and environmental degradation 3. Design Engineering, device engineering to improve process efficiency, measurement accuracy and to detect pollutant 4. Material fabrication, environmental friendly material fabrication as subtitution material for industry 5. Energy Conservation, process engineering / technology / conservation of resources for energy generation.
Articles 132 Documents
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR GARAM BAHAN BAKU 30˚ Be UNTUK PENGASINAN IKAN GABUS RENDAH NACl DAN MENGANDUNG Mg Nilawati Nilawati
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 5 No. 2 (2014)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2014.v5.no2.p67-73

Abstract

Pengasinan merupakan metode pengawetan yang sudah lama dengan menggunakan garam krosok namun pengasinan dengan limbah cair garam 30˚ Be belum banyak dilakukan. Keuntungan dengan metode ini akan menghasilkan produk ikan asin yang rendah NaCl dan tinggi kandungan Mg. Penelitian ini menggunakan 1 variabel yaitu konsentrasi limbah cair garam 30˚ Be yaitu B0 (0 persen- kontrol), B10 (10 persen). B20 (20 persen), B30 (30 persen), B40(40 persen), B50 (50 persen) dan kontrol B100 (100 persen) serta kontrol pembanding penggaraman kering dengan garam bahan baku G100 (100 persen) atau dikenal garam krosok. Hasil penelitian diperoleh kandungan NaCl murni pada pemakaian larutan 30˚ Be sebanyak 10 persen sebesar 6,952 persen. Dan pada konsentrasi limbah cair garam 30˚ Be dengan konsentrasi 50 persen diperoleh kndungan NaCl murni sebesar 15,478 persen, namun untuk kontrol yang menggunakan garam krosok maka NaCl nya paling tinggi, sedangkan kontrol dengan 100 persen larutan 30˚ Be kandungan NaCl murninya sampai 25,134 persen, yang menggunakan garam bahan baku kandungan NaCl sebesar 43,864 persen. Perlakuan yang terbaik diperoleh pada pemakaian larutan garam 30˚ Be pada konsentrasi 40 persen. Kandungan Magnesium pada penelitian ini berkisar antara 0,387 Sampai 3,444 persen. Perlakuan mulai konsentrasi 30 persen keatas penampakan ikan asin putih kecoklatan , empuk, bersih, namun kalau dibawah 30 persen penampakannya kecoklatan muda, daging liat agak keras namun NaCl nya rendah.
Adsorption And Regeneration Of Sungai Pasak Pumice As An Adsorbent For Ammonium Removal In Water Ningsih Ika Pratiwi; Annisa Huwaida; Shinta Indah; Denny Helard
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 10 No. 1 (2019)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2019.v10.no1.p38-46

Abstract

Pumice is known as a low-cost material with a porous structure, has the potential as an adsorbent to remove various kinds of pollutant compounds. The abundance of pumice is found in Sungai Pasak area and it never been utilized. This study was performed to see the ability of Sungai Pasak pumice as an adsorbent for ammonium removal in water along with its ability to be regenerated. The study was carried out triplo in batches to obtain optimum adsorption conditions which were then used in desorption experiments using HCl 0.1 M agent for regeneration process. The optimum conditions obtained: adsorbate pH 6, adsorbent dose 0.3 g/l, contact time 30 minutes, adsorbent diameter <63 µm and adsorbate concentration 4 mg/l. The results showed that pumice has ability to remove ammonium with adsorption capacity at optimum conditions were 47.06% and 6.27 mg/g with Freundlich's isotherm equation (R2=0.997). Acid agents are able to adsorb ammonium from pumice with an average desorption percentage 88.89% after 2 times of reuse, proving that acidic agents are able to regenerate pumice adsorbents so they can be reused. The potential for adsorption and regeneration of the Sungai Pasak pumice can be utilized to treat water with ammonium such as groundwater and waste water.
Pengolahan Air Permukaan di Banyuasin Menggunakan Membran Keramik Berbahan Batubara dan Nano Clay Tri Susanto; Chasri Nurhayati
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no1.p1-12

Abstract

Pemenuhan air bersih di sekitar kawasan industri, tambang dan perkebunan di daerah berbasis rawa seperti Banyuasin, Sumatera Selatan merupakan permasalahan yang serius. Saat ini diperlukan teknik purifikasi air dengan kandungan logam tinggi dan asam menjadi air bersih dengan memanfaatkan teknologi membran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi optimum penggunaan fly ash (FA) dan nano clay (NC) batu bara serta suhu pembakaran terhadap karakteristik kinerja membrane keramik tubular pada unit pengolahan air di wilayah Banyuasin. Unjuk kerja membrane keramik dinyatakan dalam penurunan kadar Fe, Mn dan kesadahan (CaCO3). Komposisi FA: NC divariasikan 2:3, 1:1, 3:2, 7:3 (berat), sedangkan suhu pembakaran divariasikan 700; 800 dan 900oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi FA:NC 1:1 dengan suhu pembakaran 800 oC mampu menurunkan kadar Fe sekitar 90-93%, kadar Mn 62-71% dan kadar CaCO3 75-82%. Berdasarkan fotograf XRD dan SEM, tingkat permeabilitas, kekuatan retak dan efisiensi, maka membrane keramik dengan komposisi tersebut direkomendasikan untuk digunakan pada unit pengolahan air di Banyuasin.
Integrasi Teknologi Koagulasi-Flokulasi dengan Filter Silika-Karbon Aktif Up Flow Sebagai Unit Pengolah Air Limbah Industri Karpet Aris Mukimin; Agus Purwanto; Cholid Syahroni; Misbachul Moenir; Rame; Agung Budiarto
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no1.p13-22

Abstract

Latek, kapur dan air merupakan bahan utama dalam proses produksi industri karpet. Komposisi dari ketiga bahan tersebut secara berurutan 30%, 50% dan 20% sehingga karakteristik air limbahnya dominan mengandung COD dan TDS. Integrasi koagulasi-flokuasi dengan filter silika-karbon aktif menjadi pilihan yang tepat sebagai unit pengolah polutan tersebut. Unit koagulasi dibuat dalam bentuk tabung silinder dengan kapasitas 2,5 m3, adapun filter silika-karbon aktif ditempatkan dalam dua tabung vertikal dengan kapasitas masing-masing 50 L . Proses koagulasi-fllokulasi dilakukan dengan sistem bacth menggunakan tawas dan anion yang dilanjutkan dengan sedimentasi dan aerasi. Filter vertikal silika-karbon aktif dioperasikan dengan sistem alir kontinyu secara up flow sebagai tahap akhir dari unit pengolahan. Reduksi COD dan DHL telah mampu mencapai 92% dan 74% dengan dosis tawas 1,96 Kg, kapur 0,857 Kg dan anion 1 g untuk volume limbah 2,45 m3 serta laju alir 6 L/menit di filter silika-karbon aktif.
Metode Permukaan Respon dan Aplikasinya pada Pengolahan Air Limbah Lindi Hitam dengan Menggunakan Reaksi Fenton Ajeng Arum Sari; Muryanto; Hasbi Yasin
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no1.p23-34

Abstract

Pembuatan bioetanol dari tandan kosong kelapa sawit menghasilkan lindi hitam dengan karakteristik nilai COD tinggi dan nilai oksigen terlarut rendah. Lignin sebagai senyawa utama dalam lindi hitam dapat didegradasi dengan menggunakan oksidasi tinggi dari sistem radikal OH seperti metode Fenton. Setelah itu, lindi hitam tersebut dapat didekolorisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum variabel pH, konsentrasi FeSO4, dan konsentrasi H2O2 untuk mendekolorisasi lindi hitam dengan menggunakan metode desain komposit pusat. FeSO4 dan H2O2 digunakan untuk reagen Fenton. Proses pengadukan dilakukan di jar test dengan kecepatan 200 rpm selama 10 menit, kemudian kecepatan pengadukan diturunkan hingga 50 rpm selama 2 jam, dan disedimentasi 24 jam. Dekolorisasi tertinggi lindi hitam diperoleh sebesar 53% pada pH 13 dengan perbandingan volume H2O2 dan FeSO4 1: 1. Metode Fenton mampu mendekolorisasi air limbah lindi hitam dari proses bioetanol sebesar 52% pada pH 13 dengan rasio volume Metode permukaan respon merupakan metode yang baik untuk mengoptimasi variabel-variabel sehingga mampu meningkatkan efisiensi dekolorisasi air limbah lindi hitam. Dekolorisasi air limbah lindi hitam dapat ditingkatkan hingga mencapai 73% apabila pH, konsentrasi FeSO4, dan konsentrasi H2O2 yang digunakan masing-masing sebesar 6,64; 0,1 mM, dan 3,68 mM. Hal ini menunjukkan bahwa metode Fenton mempunyai potensi dalam mengatasi permasalahan air limbah lindi hitam pada proses pembuatan bioetanol.
Low Cost Particulate Sensor Sebagai Unit Kontrol untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Air Proses Wet Scrubber Januar Arif Fatkhurrahman; Ikha Rasti Julia Sari; Nur Zen
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no1.p35-42

Abstract

Teknologi wetscrubber sebagai pengendali cemaran udara terutama partikulat telah banyak digunakan pada berbagai peralatan proses di industri. Umumnya, kondisi wetscrubber pada industri kecil dan menengah tidak dilengkapi dengan unit kontrol air proses, sehingga terjadi in-efisiensi penggunaan air proses yang berakibat pada cemaran air yang dibuang ke badan lingkungan. Dirancang sebuah kegiatan penelitian dengan mengacu pada; modifikasi mekanisme penyerapan cemaran partikulat emisi, dengan mereview data analisis cemaran partikulat di industri pada pengendalian partikulat tanpa kontrol penggunaan air proses; penerapan kontrol proses berbasis mikrokontroller pada operasional penggunaan air proses digunakan untuk mengetahui kinerja penghematan air proses sebagai spray water. Beban partikulat divariasi sebagai tiga tingkatan beban partikulat dan digunakan sebagai penentu efisiensi pengikatan terhadap beban partikulat. Hasil ujicoba peralatan dengan perangkat kontrol yang dilakukan dalam dua variasi formulasi proses yaitu 100-300-600 dan 200-400-600, meskipun tidak menunjukkan perbedaan nyata efisiensi antar kedua formulasi tersebut mampu meningkatkan efisiensi penghematan air proses rata - rata sebesar 59,8% dengan kata lain, mampu mengurangi cemaran ke badan lingkungan sebesar 32,3 liter/jam. Simulasi pembebanan partikulat dilakukan dengan wetscrubber dengan sampel partikel berdiameter < 2,5 µm dan laju partikulat 1 m/detik.
Stimulasi Fitostabilisasi Logam Berat Pb dan Cd Menggunakan Inokulan Kapang Terpapar Radiasi Gamma Dosis 250 Gy Nana Mulyana; Tri Retno Dyah Larasati; Srikandi
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no1.p43-54

Abstract

Fitostabilisasi merupakan bagian dari proses fitoremediasi pada tanah tercemar logam berat.menggunakan kombinasi antara tanaman dan inokulan kapang. Pemanfaatan radiasi sinar Gamma dosis rendah bersifat stimulus terhadap kapang dapat meningkatkan kemampuan beberapa strain kapang dalam mengakumulasikan logam berat. Inokulan kapang Trichoderma viridie, Trichoderma harzianum dan Aspergillus niger diinkubasi pada 28 ºC selama 7 hari, kemudian dilakukan iradiasi gamma pada dosis 0 dan 250 Gray. Inokulan konsorsia kapang tersebut digunakan sebagai stimulan dalam fitostabilisasi cemaran Pb dan Cd. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) dan kedelai (Glycine max L.) digunakan sebagai akumulator logam Pb dan Cd. Inokulasi konsorsia kapang yang diiradiasi gamma berpengaruh nyata terhadap peningkatan bobot kering biomassa tanaman sorgum dan kedelai masing-masing sekitar 42 dan 31%. Inokulan konsorsia kapang ini juga dapat meningkatkan serapan Pb dan Cd oleh akar tanaman sorgum sekitar 44 dan 31%, serapan Pb dan Cd oleh akar tanaman kedelai sekitar 58 dan 27%. Penggunaan inokulan kapang yang diiradiasi gamma sebagai stimulan fitostabilisasi Cd dengan tanaman kedelai selama 35 hari dapat meningkatkan indek faktor bio-konsentrasi Cd dari 8,166 menjadi 8,907. Inokulan konsorsia kapang ini dapat menurunkan indek faktor transfer Cd dari 0,158 menjadi 0,131 dan konsentrasi Cd di dalam lindi tanah dari 0,274 menjadi 0,190 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa inokulan konsorsia kapang yang diiradiasi gamma 250 Gray sesuai dan berpotensi untuk digunakan sebagai stimulan fitostabilisasi Cd dengan tanaman kedelai.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI KARTON BOX DENGAN METODE INTEGRASI UPFLOW ANAEROBIC SLUDGE BED REACTOR (UASB) DAN ELEKTROKOAGULASI-FLOTASI Hanny Vistanty; Aris Mukimin; Novarina Irnaning Handayani
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 6 No. 1 (2015)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2015.v6.no1.p1-8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi kinerja teknologi integrasi Upflow Anaerobic Sludge Bed Reactor (UASB) dengan elektrokoagulasi-flotasi (ECF) sebagai unit pengolah air limbah industri karton box dalam berbagai kondisi operasi. Sebelum diaplikasikan, unit UASB diawali dengan proses aklimatisasi selama 7 hari menggunakan dua jenis substrat, yaitu gula dan pati. Operasional UASB secara kontinyu dilakukan pada berbagai OLR dan HRT konstan (24 jam). Air limbah terproses UASB kemudian dielektroflotasi menggunakan anoda alumunium (Al) dan besi (Fe). Optimalisasi proses ECF dikaji pada berbagai variabel pH dan waktu elektrolisis. Proses UASB dengan susbtrat pati menunjukkan efektivitas aklimatasi yang tinggi dibanding subtrat gula. Kondisi steady-state akan tercapai setelah 6 hari operasional dengan efisiensi penurunan COD 91% dan OLR 25 kg COD/m3 hari. Aplikasi UASB secara kontinyu telah mampu menurunkan COD 94% dengan waktu tinggal 24 jam. Proses ECF mampu menurunkan COD air limbah terolah UASB sekitar 70-81%. Kondisi optimum penurunan COD tercapai pada pH 7,5 untuk anoda Al dan pH 6 atau 9 untuk anoda Fe. Penambahan waktu elektrolisis di atas 10 menit sangat mempengaruhi efektivitas penurunan COD untuk anoda Fe sedangkan anoda Al tidak terjadi penurunan yang signifikan. Jumlah sludge yang dihasilkan oleh proses ECFsebanyak 4 kg/m3 untuk anoda Al dan 5 kg/m3 untuk anoda Fe. Biaya kebutuhan energi berkisar antara 4,5 hingga 18 kWh/m3dan konsumsi elektroda sebanyak 0,17 kg Al/m3 atau 0,515 kg Fe/m3. Integrasi UASB dan ECF berpotensi untuk diaplikasikan sebagai sistem pengolahan air limbah industri karton box yang efektif.
PEMISAHAN TANIN DAN HCN SECARA EKSTRAKSI DINGIN PADA PENGOLAHAN TEPUNG BUAH MANGROVE UNTUK SUBSTITUSI INDUSTRI PANGAN Muryati Muryati; Nelfiyanti Nelfiyanti
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 6 No. 1 (2015)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2015.v6.no1.p9-16

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimal dalam pemisahan tanin dan HCN pada pengolahan tepung buah tancang (Bruguiera gymnorhiza) sehingga dihasilkan tepung tancang yang aman digunakan untuk substitusi bahan baku industri pangan. Penelitian ini dilakukan dengan perlakuan pendahuluan yaitu diblansing dengan cara direndam dalam air panas suhu 95-100 0C dengan variabel waktu perendaman 5menit(mnt); 7,5 mnt; 10 mnt dan 15 mnt. Dari masing-masing waktu blansing dilanjutkan dengan pengupasan dan tanpa pengupasan (sebagai pembanding) serta perendaman dan tanpa perendaman (pembanding). Ekstraksi dilakukan dengan perendaman dalam air selama 2 hari. Kondisi penghilangan tanin dan HCN yang optimal dilakukan pada blansing 7,5 menit dilanjutkan pengupasan dan perendaman; dihasilkan pengujian kadar tanin 287,43 mg/kg; HCN 8,05 mg/kg dan karbohidrat 79,57 %. Hasil pengujian tanin, HCN, cemaran logam dan cemaran mikroba, memenuhi persyaratan mutu tepung singkong sehingga aman untuk bahan makanan.
PEMANFAATAN KONSORSIUM MIKROBIA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SISTEM LUMPUR AKTIF Novarina Irnaning Handayani
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 6 No. 1 (2015)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2015.v6.no1.p17-22

Abstract

Industri tekstil sebagian besar menggunakan mengolah limbah cair pada instalasi pengolahan air limbah dengan menggunakan sistem fisika, kimia, dan biologi. Sistem biologi yang digunakan biasanya adalah lumpur aktif yang terkadang mengalami gangguan. Tujuan penelitian ini adalah membuat konsorsium mikrobia terpilih yang dapat menaikkan kinerja lumpur aktif yang sedang terganggu, diindikasikan dengan turunnya nilai sludge volume dalam reaktor lumpur aktif serta menurunkan COD air limbah terolah. Terpilih 6 (enam) jenis bakteri non patogen yaitu Bacillus macerans, Bacillus subtilis, Bacillus thuringiensis, Bacillus sp, Kurthia zopfii,dan Pseudomonas stutzeri untuk digabungkan dalam satu konsorsium. Hasil uji antagonisme antar species terpilih menunjukkan tidak munculnya zone penghambatan, sehingga 6 (enam) jenis bakteri tersebut dapat digabungkan menjadi satu kesatuan.Hasil uji coba laboratorium menunjukkan konsorsium yang ditambahkan nutrien berupa 25 gr bekatul dan 50 gram gula per liter air dengan pencapaian sludge volume 30 menit 85% dan setelah diendapkan 24 jam adalah 35% denganpenurunan COD 82% Uji coba lanjutan menunjukkan bahwa konsorsium dalam 6 jenis bakteri ditambah Nitrobacter dan yeast sludge volume 30 menit terbaik mencapai 73% setelah diendapkan 24 jam menjadi 32% dengan penurunan COD mencapai 81%.

Page 4 of 14 | Total Record : 132