cover
Contact Name
R Adi Deswijaya
Contact Email
adides2016@gmail.com
Phone
+6281215802433
Journal Mail Official
adides2016@gmail.com
Editorial Address
Jl. Letjend. S. Humardani No. 1 Sukoharjo
Location
Kab. sukoharjo,
Jawa tengah
INDONESIA
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture
ISSN : 2657134X     EISSN : 26571625     DOI : https://doi.org/10.32585/kawruh.v2i1.652
Core Subject : Education,
Kawruh Journal publishes all articles related to ideas or ideas, and research results in the fields of language education, literature and local culture.
Articles 129 Documents
MORALITAS PEMIMPIN DALAM CARIYOS RAJA SIYEM Dwinda Ayu Kusumawardhini; Darmoko Darmoko
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i1.655

Abstract

Dunia kesusasteraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang lain. Untuk mempertegas pengertian dan keberadaan genre prosa, sering dipertentangkan dengan genre lainhya. Karya sastra itu sendiri mencakup berbagai karya tulis  dalam bentuk prosa, puisi, dan drama. Karya sastra prosa dalam bentuk naskah dapat dipandang sebagai benda konkrit yang dapat dilihat atau dipegang. Dalam pengertian ini naskah mencakup alat tulis, sampul, aksara, beserta sistem ejaannya, tinta, rubrikasi, iluminasi, hiasan-hiasan yang muncul pada lembar-lembar alat tulis. Naskah prosa yang telah dialihaksarakan menjadi sebuah suntingan teks dapat dijadikan bahan diskusi dari berbagai perspektif.  Penelitian ini menggunakan bahan naskah Cariyos Raja Siyem yang telah dialihaksaranakn dari aksara Jawa ke aksara Latin. Penelitian ini menganalisis unsur-unsur yang turut membentuk keseluruhan karya sastra sehingga diperoleh makna nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.  Nilai-nilai tersebut terumuskan di dalam sebuah moralitas kepemimpinan yang dikemas berdasarkan latar belakang budaya Jawa. Hasil kajian menunjukkan bahwa teks Cariyos Raja Siyem mengandung nilai-nilai moralitas keutamaan dan ekspresi simbolik, yaitu bijaksana dalam sikap dan tindakan, pandai berpidato dan berdiplomasi, rendah hati, ekspresi simbolik kepemimpinan Jawa, dan busana ekspresi simbolik keagungan raja. Kata kunci: sastra, struktur, moral, pemimpin, Jawa.
SERAT WEDDHAKARANA: PANDUAN MERAIH KEINGINAN DALAM BUDAYA JAWA Rahma Qori Fadzilah; Venny Indria Ekowati
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.404

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan naskah, membuat transkripsi¸ membuat transliterasidan menyajikan suntingan teks, serta membuat terjemahan teks. Selain itu, juga mendeskripsikan ilmu firasat yang terkandung dalam teks Sêrat Weddhakarånå. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan filologi modern. Sumber data penelitian ini adalah naskah Sêrat Weddhakarånå yang disimpan di perpustakaan Balai Bahasa Yogyakarta, dengan nomor koleksi R00762. Teknik pengumpulan data dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu 1) inventarisasi naskah, 2) deskripsi naskah, 3) transkripsi teks, 4) transliterasi, 5) suntingan, 6) terjemahan, dan 7) pemaknaan teks. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Validitas data dilakukan dengan menggunakan validitas semantik. Reliabilitas yang digunakan, yaitu interatter dan intraratter.Namun pada artikel ini hasil penelitian filologi tidak disampaikan secara lengkap karena keterbatasan halaman. Hasil penelitian terhadap naskah Sêrat Weddhakarånåmenunjukkan bahwa kondisi naskah Sêrat Weddhakarånå keadaannya masihterawat, tulisannya jelas, dan mudah dibaca. Isi Sêrat Wéddhåkarånåberdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: terdapat sebab-sebab tercapainya keinginan yaitu diinginkan¸ difikirkan dan dilaksanakan. Selain itu agar keinginan itu terwujud¸ ada beberapa hal yang harus dijaga dan diusahakan menurut Sêrat Wéddhåkarånå yaitu kesehatan¸ ilmu pengetahuan dan ketrampilan¸ dan watak kelakuan baik. Beberapa hal tersebut harus dilakukan bersama-sama agar keinginan yang diharapkan dapat terwujud. Yang terakhir adalah cara-cara meraih kemuliaan dan keberuntungan menurut Sêrat Wéddhåkarånå itu ada dua. Yang pertama menurut hal gaib atau samar yaitu sebab kemuliaan dan keberuntungan adalah hasil dari perbuatan yang sudah dilalui sebelumnya, yang dinamakan beruntung itu merupakan mendapatkan sesuatu yang bukan dari hasil perbuatan yang dilaluinya¸ itu merupakan hadiah yang tidak disangka-sangka. Jadi jika manusia tidak mendaptkan keberuntungan dan kemuliaan tidak boleh mengeluh. Yang terakhir adalah sebab kemuliaan dan keberuntungan yang bisa dinalar yaitu berasal dari watak yang baik. Watak baik seperti rajin¸ berhati-hati dalam bertindak¸ pintar¸ serta bisa baik dalam pergaulan terhadap sesama.Keenam, membahas sebab-sebab tercapainya keinginan¸ bagaimana terwujudnya keinginan serta tata cara meraih keberuntungan dan kemuliaan. Kata kunci : Sêrat Wéddhåkarånå¸ keinginan, naskah, Jawa
KEARIFAN LOKAL BAHASA JAWA DALAM TRADISI TINGKEBAN DI KELURAHAN LAWEYAN KOTAMADYA SURAKARTA (SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK) Nurnaningsih Nurnaningsih
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i1.241

Abstract

Kearifan lokal di balik bahasa Jawa dalam tradisi tingkeban di Kelurahan Laweyan Kecamatan Laweyan Surakarta menarik dikaji secara Etnolinguistik. Ada sistem pengetahuan lokal di balik bahasa Jawa dalam tradisi tingkeban masyarakat Kelurahan Laweyan Surakarta. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Lokasi di Kelurahan Laweyan Kecamatan Surakarta. Sumber data yaitu tradisi tingkeban dan masyarakat Laweyan. Teknik pengumpulan data dengan tenik rekam, catat, serta wawancara mendalam. Teknik analisis data yaitu reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan. Penelitian ini berhasil menemukan pola-pikir, pandangan dunia, pandangan hidup dan sistem pengetahuan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Laweyan Surakarta dalam tradisi tingkeban dalam rangka  sebagai ucapan terima kasih kepada Sang Pencipta atas anugerah kehamilan yang telah mencapai usia tujuh bulan serta sebuah permohonan agar kebahagiaan yang telah diberikan dapat terjaga dengan baik, jauh dari gangguan hal-hal yang tidak baik. Kata-kata Kunci: tingkeban, etnolinguistik, kearifan lokal, Laweyan.
KAIDAH PENANDAAN DALAM WANGSALAN TEMBANG Darmoko Darmoko
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i1.650

Abstract

Wangsalan merupakan konstruksi bahasa Jawa  yang mengandung unsur teka-teki dan jawabannya (tebakannya) secara tersembunyi di dalam konstruksi bahasa tersebut. Ekspresi wangsalan dapat dipandang sebagai upaya penempaan orang Jawa dalam memahami relasi kehidupan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Upaya untuk memahami relasi kehidupan sebagai pencerdasan manusia Jawa untuk senantiasa mencari eksistensi dari kehidupan itu sendiri. Bentuk wangsalan bermetrum Pangkur di dalam Serat Rerepen karya KGPAA Mangkunagara IV di Surakarta sebagai data kajian. Persoalan yang muncul bagaimana orang Jawa melatih kecerdasan berfikir melalui wangsalan dalam bentuk tembang sehingga mendapatkan pemaknaan yang utuh dan padu. Pendekatan objektif dari Abram, metode deskriptif kualitatif dari Creswell, konsep etika dari Franz Magnis Suseno, dan Teori tentang tanda dari Chrales Sanders Pierce dipergunakan untuk menjawab persoalan penandaan konstruksi wangsalan tembang ini. Hasil kajian ini mengasumsikan bahwa wangsalan sebagai produk bahasa dan kebudayaan Jawa mengandung strategi pendidikan dan pemelajaran agar masyarakat menjadi cerdas dalam memaknai tanda-tanda simbolik yang terdapat di dalamnya. Kata-kata Kunci: kaidah, tanda, wangsalan, bahasa, Jawa.
Transformasi Nilai dan Pelestarian Budaya Melalui Filmsasi Cerita Anak Indonesia Karkono Karkono
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i1.236

Abstract

Usaha untuk mempertahankan eksistensi cerita-cerita asli Indonesia  agar tidak kalah dengan cerita-cerita dari luar sangat perlu dilakukan. Di samping usaha dari sisi peningkatan kualitas isi dan format penyajian, usaha lain yang bisa dilakukan adalah mengangkat cerita-cerita tersebut ke film. Dengan media film, masyarakat beragam usia dan status sosial akan lebih dekat dengan cerita-cerita asli Indonesia tersebut karena bentuk penikmatannya berbeda. Menuangkan cerita tulisan ataupun lisan ke dalam film berarti melakukan inovasi agar transformasi nilai positif yang terdapat di dalam cerita tersebut dapat tersampaikan dengan efektif. Selain itu, alih wahana ini ikut serta memberi warna dalam dunia industri kreatif di Indonesia yang selama ini bisa dikatakan belum menjadikan cerita-cerita asli Indonesia sebagai materi utama cerita. Indonesia memiliki banyak cerita asli yang mengandung nilai-nilai edukatif yang mendesak untuk dikenalkan kepada pembaca kekinian, terutama anak-anak. Melesterikan cerita asli Indonesia berarti ikut dalam upaya pelestarian budaya. Kata-kata Kunci: Transformasi nilai, filmsasi, cerita anak, pelestarian budaya
NASKAH SERAT DONGENG ASMADAYA SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Pradnya Paramita Hapsari
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i1.656

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) struktur apa saja yang terkandung dalam naskah Sêrat Dongèng Asmadaya dan (2) id, ego, superego dalam naskah Sêrat Dongèng Asmadaya dari perspektif psikologi sastra. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah Sêrat Dongèng Asmadaya. Data dalam penelitian ini meliputi struktur, psikologi. Teknik pengumpulan data dengan analisis isi. Validitas data penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber data. Teknik analisis data dalam penelitian ini diawali dengan pemahaman makna yang dilakukan secara heuristik dan hermeneutik. Penelitian ini menghasilkan (1) struktur dalam naskah Sêrat Dongèng Asmadaya yang terdiri dari fakta-fakta cerita penokohan, alur, latar kemudian tema dan dari sarana-sarana sastra berupa simbolisme,dan (2) id, ego, superego dalam naskah Sêrat Dongèng Asmadaya dari perspektif psikologi sastra. Kata-kata kunci: Naskah Jawa, Psikologi Sastra, Bahasa Jawa
LAKU DAN PENGETAHUAN SPIRITUAL KI AGENG PANDHANARAN DALAM LAKON WEDHARE SADAT TEMBAYAT Nada Qonita Mahdiyah; Darmoko Darmoko
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.405

Abstract

Salah satu jenis wayang yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah Wayang Tauhid. Pergelaran Wayang Tauhid yang didasarkan pada tujuan mensyiarkan agama Islam telah diciptakan oleh seorang dalang bernama Ki Sunardi Wiro Carito. Salah satu lakon yang sarat nilai agama, pengetahuan, dan pesan moral berjudul Wedhare Sadat Tembayat. Untuk mendapatkan pengetahuan keagamaan diperlukan tindakan spiritual dengan laku pengendalian hawa nafsu dan menjauhkan diri dari keramaian duniawi. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan laku di dalam lakon sebagai nilai spiritual keagamaan seperti yang dijalankan oleh Ki Ageng Pandhanaran. Kajian terhadap data menggunakan pendekatan objektif dan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan perspektif religi yang ditunjang studi kepustakaan serta kerangka konseptual teoritis Etika Jawa dari Franz Magnis Suseno. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa laku yang dijalankan Ki Ageng Pandhanaran menghasilkan pengetahuan keagaman yang diperoleh berdasarkan upaya melalui jalan yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga dengan ujian-ujian yang berhasil dikalahkan untuk mencapai tujuan keimanan dan keislaman. Kata kunci : laku, pengetahuan, magi, Wayang Tauhid, Islam
PEMBELAJARAN PUISI JAWA DI SMP NEGERI 3 SUKOHARJO Sri Harjono Basuki
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i1.240

Abstract

Tujuan penelitian ini ada dua (1) Untuk mendeskripsikan karakteristik pengelolaan pembelajaran apresiasi puisi jawa di SMP Negeri 3 Sukoharjo. (2) Untuk mendeskripsikan karakteristik interaksi pembelajaran apresiasi puisi jawa di SMP Negeri 3 Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Sukoharjo. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan tiga komponen utama yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan serta verifikasinya. Hasil penelitian ini adalah (1) Pengelolaan pembelajaran apresiasi geguritan di SMP Negeri 3 Sukoharjo dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Perencanaan pembelajaran apresiasi Geguritan disusun oleh guru bahasa Jawa berdasarkan rencana atau RPP yang telah dibuat menurut jadwal semester atau alokasi waktu yang ada. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam tiga tahap pembelajaran yaitu  kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan inti guru melakukan kegiatan elaborasi eksplorasi dan konfirmasi dalam pembelajaran apresiasi Geguritan, dengan metode unjuk kerja, ceramah, demonstrasi, penugasan kelompok dan tanya jawab. Sedangkan evaluasi berbentuk uji petik kerja atau bisa juga test tertulis. (2) Interaksi antara guru dan peserta didik terjalin dengan baik dan akrab baik itu sebelum pembelajaran maupun pada saat pembelajaran di kelas, yang ditandai dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sampai akhir kegiatan proses belajar mengajar dengan memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang diberikan oleh guru. Bentuk interaksi antara guru dan peserta didik terjadi secara dua arah sehingga menimbulkan timbal balik yang baik antara guru dan peserta didik. Kata-kata kunci: pengelolaan pembelajaran, interaksi pembelajaran, geguritan.
NEBUS KEMBAR MAYANG : RITUAL DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA YANG MASIH BERTAHAN Harsono Harsono
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i1.652

Abstract

Nebus kembar mayang merupakan bagian dari rangkaian ritual pernikahan adat Jawa.pernikahan adat Jawa dapat ditemukan sitem nilai masyarakat Jawa yang didalamnya berisi konsepsi-konsepsi yang hidup di alam pemikiran sebagaian besar warga masyarakat Jawa, mengenai hal – hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ‘konsepsi’ hidup dari simbolisasi-simbolisasi dalam ritual yang masih bertahan dalam upacara pernikahan Jawa.Data diolah dengan menggunakan metode kontekstual dan metode pemahaman. Kedua metode ini digunakan sebagai upaya menemukan kaidah dalam tahap analisa data. Dalam analisis mengenai ritual ini, ditemukan konsepsi-konsepsi simbolisme dalam Nebus Kembar Mayangyang memberikan kekuatan pada masyarakat pelakuuntuk mengukuhkan eksistensi ritual ini sehingga masih dapat bertahan sampai sekarang. Kata-kata kunci: ritual, nebus kembar mayang, pernikahan jawa.
WAYANG DAN BATIK SEBAGAI WAHANA PRAKTEK DIPLOMASI KEBUDAYAAN Andrik Purwasito; Erwin Kartinawati
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.401

Abstract

Diplomasi budaya adalah bentuk diplomasi yang mengangkat materi seni-budaya, baik berupa seni pertunjukan, seni tari, seni pedalangan, seni suara atau seni bela diri, termasuk kuliner, sebagai bahan atau materi untuk diplomasi. Diplomasi budaya, merupakan bentuk halus dari hubungan antar negara, dan  memiliki peran penting dalam ikut menyumbangkan perannya bagi perdamaian dunia. Oleh sebab itu, diplomasi budaya digunakan sebagai upaya untuk mencapai tujuan nasional melalui cara-cara yang lebih lunak. Oleh karena itu, diplomasi budaya juga disebut sebagai soft power diplomacy. Tulisan ini untuk menjelaskan salah satu praktik soft power diplomacy yang dilakukan oleh aktor non-negara, yaitu pengalaman individu penulis sendiri, utamanya menggunakan wayang kulit, kuliner dan batik. Penggunaan ketiga produk budaya Indonesia ini didasarkan pada hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai pentingnya diplomasi berbasis kearifan lokal, antara lain berjudul "Diplomasi Multi-jalur Berbasis Genius Lokal. ". Isinya antara lain adalah wayang kulit dan jenis seni-budaya lainnya, seperti kuliner dan seni sastra, dapat diangkat sebagai metode pembelajaran dalam domain hubungan internasional. Selain sebagai alat diplomasi, penggunaan wayang, kuliner dan batik juga diimplementasikan sebagai wahana praktik diplomasi kebudayaan, sekaligus sebagai upaya pelestarian seni dan budaya khas bangsa Indonesia. Kata kunci : seni, batik, budaya, diplomasi, wayang kulit , soft power.

Page 2 of 13 | Total Record : 129