Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan
Tujuan Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan yaitu menyebarluaskan informasi ilmiah tentang perkembangan teknologi perikanan dan kelautan antara lain: teknologi perikanan tangkap, teknologi kelautan, inderaja kelautan, akustik dan instrumentasi, teknologi kapal perikanan, teknologi pengolahan hasil perikanan, teknologi budidaya perikanan, bioteknologi kelautan, teknik manajemen pesisir dan kelautan, teknik manajemen lingkungan perairan, dan sosial ekonomi perikanan dan kelautan.
Articles
320 Documents
BIOACOUSTIC SOUND STRIDULATORY MOVEMENT OF GUPPY FISH (Poecilia reticulata) AT SALINE WATER
Muhammad Zainuddin Lubis;
Pratiwi Dwi Wulandari;
Sri Pujiyati
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3638.388 KB)
|
DOI: 10.24319/jtpk.6.119-127
Study on bioacoustic learns about sound production, dispersion through elastic media, and reception in animals, including humans, intensity of sound amplitude, sound fluctuation, and sound patterns of fish. Bioacoustic is a multidiscipline science that combine biology and acoustic science that usually refer to sound production research, sound dispersion through the elastic medium, and sound reception in animal including guppy fish (Poecilia reticulata). In this research, salt level about 2 g/mol was added in the water/medium until the salinity was 30 ppm. The result indicated that the sound intensity of guppy fish on days 3 and 7 after the addition of salt reaches the highest value of -44 dB with interval time of 40-50 seconds. This research showed that guppy fish can survive in salinity 30 ppm with sound intensity -48 dB and the frequency of flapping fins or guppy fish stridulatory was 0-19.60 kHz.
ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN PARI TOTOL (Neotrygon kuhlii) DI PERAIRAN SELAT SUNDA
Salma Abubakar;
Mennofatria Boer;
Sulistiono Sulistiono
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3476.15 KB)
|
DOI: 10.24319/jtpk.6.129-138
Ikan pari totol (Neotrygon kuhlii) merupakan salah satu sumberdaya ikan ekonomis penting dan sebagai hasil penangkapan di Selat Sunda. Penangkapan yang intensif dapat mengakibatkan penurunan stok ikan pari totol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui panjang bobot, dan karakteristik reproduksi. Karaktersitik reproduksi itu sendiri meliputi ukaran pertama kali matang gonad, tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonad ikan pari totol (Neotrygon kuhlii) di perairan Selat Sunda yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hubungan panjang bobot ikan pari totol betina. Berdasarkan hubungan panjang bobot ikan pari betina diperoleh persamaan hubungan panjang dan bobot untuk ikan pari totol betina : W = 0.0007 L2.1496.Sedangkan untuk pari totol jantan persamaan hubungan panjang bobot : W = 0.0000L2.251. Ikan pari totol jantan mempunyai faktor kondisi yang relatif lebih besar daripada ikan pari betina. Penurunan nilai faktor kondisi disebabkan bagian terbesar dari makanan yang dikonsumsi digunakan untuk perkembangan sel-sel reproduksinya). Kisaran ukuran pertama kali matang gonad ikan pari totol betina dengan kisaran panajng total tubuh 700-771, sedangkan untuk ikan pari jantan dengan kisaran panjang total tubuh 690-771. Tingkat kematangan gonad terbanyak betina dan jantan (TKG III) pada bulan Juni dan Juli 2013. Indeks kematangan gonad (IKG) ikan pari semakin meningkat seiring dengan meningkatnya TKG.
PEMETAAN BATIMETRI DI PERAIRAN DANGKAL PULAU TUNDA, SERANG, BANTEN MENGGUNAKAN SINGLEBEAM ECHOSOUNDER
Try Febrianto;
Totok Hestirianoto;
Syamsul B. Agus
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3738.044 KB)
|
DOI: 10.24319/jtpk.6.139-147
Batimetri adalah pengukuran dasar laut. Data batimetri yang rinci di perairan dangkal pulau kecil belum memadai sehingga tidak bisa memberikan informasi bagi aktivitas di sekitar perairan dangkal tersebut seperti aktivitas pelayaran oleh kapal-kapal rakyat. Nilai kedalaman dapat ditentukan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh yang menggunakan teknologi akustik dengan sistem propagasi suara. Tujuan penelitian adalah mendapatkan nilai batimetri secara rinci, menampilkan dalam bentuk 3D serta mendapatkan nilai slope dan melihat perbedaan terhadap koreksi pasang surut. Pemetaan batimetri dilakukan di perairan dangkal pulau Tunda, Serang, Banten pada 21 sampai 24 Agustus 2014. Data Akustik dikumpulkan menggunakan GPS map echosounder 585 Singlebeam. Data pasang surut diterapkan untuk koreksi. Data itu pasca diproses menggunakan Surfer software 11, Global Mapper v8 dan ArcGIS 10.1. Berdasarkan penelitian ini, kedalaman maksimal yang didapat adalah 52 m dan bentuk dasar laut yang termasuk landai dengan kondisi tubir yang mengelilingi pulau.
POLA PEMANFAATAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN UNTUK MEREDUKSI KONFLIK PERIKANAN TANGKAP DI PERAIRAN UTARA ACEH
Nanda Rizki Purnama;
Domu Simbolon;
Mustaruddin Mustaruddin
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3504.827 KB)
|
DOI: 10.24319/jtpk.6.149-158
Konflik perikanan tangkap di perairan Utara Aceh merupakan persoalan konflik yang sedang terjadi sejak tahun 2005 sampai 2015. Konflik perikanan tangkap secara umum terjadi akibat sumberdaya ikan yang semakin berkurang sehingga terjadi persaingan yang tidak sehat dalam memperebutkan sumberdaya pada daerah penangkapan ikan yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor penyebab dan dampak konflik perikanan tangkap serta menentukan pola pemanfaatan daerah penangkapan ikan untuk mereduksi konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan AHP (Analitycal Hierarchy Process). Hasil analisis menunjukan bahwa faktor-faktor penyebab konflik perikanan tangkapan di perairan Utara Aceh adalah penggunaan cahaya lampu pada purse seine, perebutan daerah penangkapan ikan, penggunaan bom ikan, penggunaan trawl, pemutusan rumpon, dan illegal fishing. Dampak yang dihasilkan dari konflik perikanan tangkap adalah tergganggunya habitat sumberdaya ikan, menurunnyan hasil tangkapan dan pendapatan nelayan tradisional serta pertikaian antar nelayan di daerah penangkapan ikan yang diperebutkan. Pola pemanfaatan yang dapat dikembangkan adalah (1) memberi perhatian dominan terhadap aspek biologi/SDI dalam setiap tindakan pemanfaatan, (2) meminimalisir terjadinya pemutusan rumpon (konflik utama), (3) menerapkan strategi penggelolaan dengan urutan prioritas: mediasi, arbitrase, negosiasi dan ganti rugi.
POTENSI LESTARI IKAN LAYANG (Decapterus spp) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA
Amir Mahmud;
Rita L. Bubun
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3539.629 KB)
|
DOI: 10.24319/jtpk.6.159-168
Decapterus spp is one of small pelagic fish species having potential and high economic value in Southeast Sulawesi. The utilization of resources activities in East Southeast Sulawesi is using the purse seine units. Study aim was to determine of the maximum sustainable yield (MSY) and catches of the Decapterus spp allowed (JTB) in the East Southeast Sulawesi waters. This research was using survey method to get a represented potential of Decapterus spp in the East Southeast Sulawesi waters. The approach done by means of analyzed data efforts and the catch data of Decapterus spp by using the purse seine unit in Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. The results about the potential fish a sustainable (Decapterus spp) were : the maximum sustainable yield (MSY) of Decapterus spp : 5.747.61 tonnes/years and catches of Decapterus spp allowed (JTB) 4.598 tonnes/ year.
PROSES PENANGKAPAN DAN TINGKAH LAKU IKAN BAGAN PETEPETE MENGGUNAKAN LAMPU LED
Salman Salman;
Muhammad Sulaiman;
Sultan Alam;
Anwar Anwar;
Syarifuddin Syarifuddin
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3662.789 KB)
|
DOI: 10.24319/jtpk.6.169-178
Konsep aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi penangkapan ikan pada masa yang akan datang tidak hanya ditujukan meningkatkan hasil tangkapan tetapi juga ditujukan untuk memperbaiki proses penangkapan (capture process), mengurangi fishing impact terhadap lingkungan dan bio-diversity. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis tahapan pengoperasian dan permasalahan dalam mengoperasikan liftnet (bagan petepete) khas masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Barru dan masukan terhadap taktik dan metode penangkapan ikan, melalui: analisis tahap proses pengoperasian dan analisis tingkah laku ikan di sekitar pencahayaan pada bagan petepete (boat lift net) yang menggunakan lampu LED. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Kabupaten Barru-Selat Makassar, Sulawesi Selatan. Pengamatan lapang dilakukan dari bulan Juni sampai Agustus 2014 (20 trip). Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat tahapan operasi penangkapan, sedangkan pengamatan tingkah laku ikan diamati dengan menggunakan fish finder. Tahapan pengoperasian bagan petepete adalah: persiapan operasi, menuju fishing ground, proses penyalaan lampu, proses penurunan waring (setting), proses menunggu kawanan ikan (soaking), proses pemadaman lampu, proses pengangkatan waring (hauling), pengambilan hasil tangkapan, dan proses pengangkatan waring ke atas bagan. Analisis tingkah laku ikan memperlihatkan pola pergerakan kawanan ikan mendatangi pencahayaan berada pada kedalaman 5-10 m dan 20-40 m dari segala arah pada saat semua lampu dinyalakan. Pola Kawanan ikan terkonsentrasi di sekitar catchable area pada saat hanya satu lampu yang dinyalakan disetiap sisi dengan jumlah kawanan semakin sedikit tetapi kepadatan kawanan yang besar disebabkan bergabungnya beberapa kawanan ikan sehingga kawanan ikan semakin membesar.
PRODUKSI BIOGAS DARI MAKROALGA MERAH (Gracilaria verrucossa) PADA SISTEM BATCH
Dea Fauzia Lestari;
Mujizat Kawaroe;
Salundik Salundik
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3457.377 KB)
|
DOI: 10.24319/jtpk.6.179-186
Marine macroalgae become one of biomass resource to be converted into energy using anaerobic degradation. This process requires bacteria agent contained in cattle rumen or manure. Availability of residual Gracilaria verrucosa (rejected) on fishpond macroalgae cultivation support for biogas energy development. The aims of this research were analyzing biogas production from red macroalgae Gracilaria verrucosa and applying the gas to biogas lamp and stove. The method in this research was batch system, used 1500 L capacity digester with 1200 L working volume. Methane production average volume was 72 L/day during 31 days of observation. The trials were carried out to operate lamp and stove, biogas lamp require 1.80 L/min and biogas stoves require 6.00 L/min gas from digester. This research may be applied and developed when supported by availability of macroalgae biomass as the prime substrate.
EFEKTIVITAS SIRIP PEREDAM DALAM MEREDAM EFEK FREE SURFACE YANG MEMPENGARUHI GERAKAN ROLLING KAPAL MODEL
Dwi Putra Yuwandana;
Yopi Novita;
Budhi Hascaryo Iskandar
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3558.211 KB)
|
DOI: 10.24319/jtpk.6.187-197
Ships carrying liquid cargo will experience free surface effects. It is a free movement of liquid cargo in the hold, especially during rolling motions. The use of absorber fins in hold is an alternative to reduce the free surface effect. This study aimed to determine the minimum size of absorber fins that were still effective to reduce the effect of free surface affecting the rolling motion of ship. The experimental method was applied by using a model ship with hold. Four size of absorber fins were used as treatments in this experiment. Data were analyzed by comparative numerical and statistical tests using a completely randomized design. During the experimental, four variable that were observed such as angle of rolling ship model, rolling duration, rolling frequency and rolling period. The result showed that the use of absorber fins with the size of (10%) of the free surface area was effective to reduce the free surface effect toward the rolling motion of ship models.
ANALISIS REFLEKTANSI SPEKTRAL LAMUN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER DI PULAU TUNDA SERANG, BANTEN
Nunung Noer Aziizah;
Vincentius P Siregar;
Syamsul Bahri Agus
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3585.397 KB)
|
DOI: 10.24319/jtpk.6.199-208
Analisis reflektansi spektral suatu objek mulai banyak berkembang dan memberikan data atau informasi tentang pola spektral. Objek dalam penelitian ini adalah lamun, yang merupakan tanaman memiliki kemampuan untuk beradaptasi hidup di perairan dengan salinitas tinggi. Permasalahan yang muncul adalah sejauh mana pola spektral objek mampu memberikan gambaran yang sesuai dengan karakteristik objek di lapangan. Penelitian dilaksanakan di ekosistem lamun Pulau Tunda Kabupaten Serang pada bulan Agustus 2014 dan dilanjutkan bulan Maret 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kurva reflektansi spektral lamun, karakteristik spektral, dan identifikasi panjang gelombang yang memberikan karakteristik berbeda dari setiap jenis lamun. Pengukuran reflektansi insitu menggunakan spektrometer USB4000 menghasilkan nilai intensitas dan dianalisis menggunakan algoritma reflektansi untuk menghasilkan kurva. Kurva reflektansi memiliki dua puncak pada panjang gelombang 500-650 nm dan 700-750 nm dengan nilai tertinggi adalah 22% dipuncak pertama dan 14% dipuncak kedua. Hasil dari analisis statistik menunjukkan nilai reflektansi dari lima spesies lamun di Pulau Tunda berbeda signifikan. Berdasarkan nilai reflektansi dari lima jenis lamun dan uji Tukey yang telah dilakukan, dapat diketahui panjang gelombang penciri karena lima jenis lamun memiliki perbedaan signifikan yaitu dipanjang gelombang hijau, kuning, merah tepi, dan NIR-2.
PENERAPAN METODE COMMON REFLECTION SURFACE (CRS) PADA DATA SEISMIK LAUT 2D DI LAUT FLORES
Ita Wulandari;
Henry M. manik;
Subarsyah Subarsyah
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (4145.437 KB)
|
DOI: 10.24319/jtpk.6.209-217
Penelitian bertujuan untuk membandingkan penampang hasil pengolahan data seismik menggunakan stack konvensional dan metode Common Reflection Surface (CRS), dan membuktikan bahwa metode CRS mampu memberikan pencitraan yang lebih baik dibandingkan dengan metode stack konvensional. Penelitian menggunakan satu lintasan data seismik hasil akusisi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) pada Juni 2012 di Laut Flores. Penelitian mengolah data seismik mulai dari input data sampai stack, kemudian dilanjutkan dengan metode CRS. Metode CRS menggunakan beberapa penyesuaian pada aperture. Penampang yang optimal menggunakan dip aperture 300 m dan stack aperture 100 m. Hasil menunjukkan penampang data seismik menggunakan metode CRS mampu memberikan pencitraan yang lebih baik dibandingkan dengan metode stack konvensional. Metode CRS dapat meningkatkan kualitas penampang karena reflektor yang terlihat jelas dan kontinu.