Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan			
            
            
            
            
            
            
            
            Tujuan Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan yaitu menyebarluaskan informasi ilmiah tentang perkembangan teknologi perikanan dan kelautan antara lain: teknologi perikanan tangkap, teknologi kelautan, inderaja kelautan, akustik dan instrumentasi, teknologi kapal perikanan, teknologi pengolahan hasil perikanan, teknologi budidaya perikanan, bioteknologi kelautan, teknik manajemen pesisir dan kelautan, teknik manajemen lingkungan perairan, dan sosial ekonomi perikanan dan kelautan.
            
            
         
        
            Articles 
                320 Documents
            
            
                        
            
                                                        
                        
                            KAJIAN STOK IKAN PEPEREK (Leiognathus equulus) BERDASARKAN ALAT TANGKAP JARING RAMPUS DI PERAIRAN SELAT SUNDA 
                        
                        Anandinta permatachani; 
Mennofatria Boer; 
Mohammad Muhklis Kamal                        
                         Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016 
                        
                        Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                            |
                                
                                
                                    Full PDF (636.896 KB)
                                
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24319/jtpk.7.107-116                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Ikan peperek (Leiognathus equulus) merupakan salah satu ikan demersal yang memiliki nilai ekonomis penting dan merupakan salah satu tangkapan dominan di perairan Selat Sunda yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Banten. Ikan peperek ditangkap dengan beberapa alat tangkap, yaitu payang, dogol, pukat pantai, purse seine, jaring rampus, bagan tancap, dan bagan rakit. Tujuan penelitian ini ialah mengkaji dinamika populasi ikan peperek (Leiognathus equulus) di perairan Selat Sunda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus 2015 di PPP Labuan, Banten. Data yang diambil pada penelitian ini berupa data biologi seperti pengukuran panjang total dan tinggi ikan, bobot basah, dan jenis kelamin. Total ikan yang diambil selama penelitan ini mencapai 1895 ekor. Hasil menunjukkan bahwa nilai koefisien pertumbuhan (K) ikan betina dan jantan berturut-turut 0.47 per tahun-1 dan 0.79 per tahun-1 dengan panjang asimptotik (L∞) sebesar 258 mm untuk betina dan 210 mm untuk jantan. Nilai panjang pertama kali tertangkap (Lc) ikan peperek betina (147.57 mm) maupun jantan (142.92 mm) lebih besar dibandingkan dengan nilai pertama kali matang gonad (Lm), yaitu untuk betina dan jantan berturut-turut 116.54 mm dan 146.162 mm. Tingkat eksploitasi mencapai tingkat optimal antara 0.53-0.74. Laju eksploitasi ikan peperek telah melebihi laju eksploitasi optimum, sehingga diduga ikan peperek di perairan Selat Sunda telah tangkap lebih.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            PENERAPAN METODE MOVING AVERAGE DAN DIGITAL TERRAIN MODEL (DTM) UNTUK VISUALISASI BATIMETRI 3 DIMENSI DATA MULTIBEAM ECHOSOUNDER 
                        
                        Fahrulian Fahrulian; 
Henry M Manik; 
Indra Jaya                        
                         Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016 
                        
                        Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                            |
                                
                                
                                    Full PDF (759.257 KB)
                                
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24319/jtpk.7.117-124                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Data dan informasi mengenai bentuk topografi dasar laut sangat penting, antara lain untuk kepentingan kemanan pelayaran dan juga penting untuk kajian strategis lainnya. Makalah ini menjelaskan tentang kombinasi data multibeam echosoder dan metode Digital Terrain Model (DTM) untuk melihat kenampakan dasar laut. Metode moving average dipilih karena sangat cocok untuk diterapkan pada data multibeam yang berjumlah banyak. Hasil akhir dari kombinasi dua metode tersebut adalah visualisasi 3 dimensi. Metode ini menggunakan data multibeam echosounder yang telah dikoreksi dan diawali proses pembentukan gridding yang mewakili nilai-nilai yang ada disepanjang lajur survei. Nilai dari masing-masing gridding akan membentuk sebaran nilai seluruh data sounding. shadding relief dan visualisasi wireframe sheet menjadi kunci untuk membangun sebuah DTM. Proses penggabungan layer yang ada digunakan untuk melihat kenampakan secara halus melalui penerapan pengaturan pencahayaan sehingga akan menghasilkan citra yang lebih halus. Analisis sederhana mengenai kemiringan (slope) dapat terlihat dengan adanya hasil DTM ini.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            PRODUKTIVITAS UMPAN TIRUAN DARI KAYU BERLAPIS ALUMUNIUM FOIL PADA PANCING ULUR 
                        
                        Rachmad Caesario; 
Roza Yusfiandayani; 
Diniah Diniah                        
                         Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016 
                        
                        Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                            |
                                
                                
                                    Full PDF (693.51 KB)
                                
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24319/jtpk.7.125-136                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesuksesan operasi penangkapan pancing ulur adalah umpan. Nelayan biasanya menggunakan umpan alami, tembang dan kembung, untuk menangkap layur. Namun, ikan tersebut memiliki harga yang cukup tinggi dan ketersediaannya tidak kontinyu. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis komposisi hasil tangkapan pancing ulur, 2) menganalisis sebaran panjang-berat, 3) mengukur produktivitas hasil tangkapan pancing ulur berdasarkan jenis umpan yang digunakan. Penelitian dilakukan dengan metode experimental fishing di perairan Teluk Palabuhanratu pada bulan Desember 2015 – Januari 2016. Hasil tangkapan yang diperoleh adalah layur sirip kuning (Lepturacanthus savala) sebanyak 1.148 ekor, dengan berat 235,58 kg. Persamaan hubungan panjang – berat layur (Lepturacanthus savala) adalah y=0.0008x3.0113 yang berarti allometrik positif. Produktivitas pancing ulur menggunakan umpan alami sebesar 5,95 kg/trip, lebih besar dibandingkan produktivitas umpan tiruan sebesar 5.26 kg/trip, namun umpan tiruan dapat digunakan sebagai alternatif substitusi umpan alami untuk menangkap layur ketika umpan alami sedang tidak tersedia atau saat musim paceklik.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            PENGARUH FASE BULAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus homarus) di TELUK PELABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI 
                        
                        Arik Permana; 
Ronny I Wahju; 
Deni Achmad Soeboer                        
                         Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016 
                        
                        Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                            |
                                
                                
                                    Full PDF (498.305 KB)
                                
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24319/jtpk.7.137-144                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah potensial penghasil lobster di Indonesia, khususnya di wilayah Teluk Palabuhanratu, lobster yang banyak tertangkap di daerahh ini adalah jenis lobster panulirus homarus dikenal dengan nama lobster Hijau pasir dalam bahasa Indonesia, banyak penelitian yang di lakukan ditempat lain menyatakan bahwa fase bulan memberikan pengaruh dan tidak pengaruh terhadap hasil tangkapan lobster. Maka penelitian ini mengamati pengaruh fase bulan terhadap hasil tangkapan lobster dan pengaruh fase bulan terhadap ukuran, yang berada di wilayah teluk Palabuhanratu. Data yang di kumpulkan merupakan data dari hasil tangkapan yang di kumpulkan pada pengumpul lobster dari mulai bulan Agustus sampai bulan Desember 2015. Fase bulan di bagi kedalam 4 kwadran, fase bulan semi terang (Kwadran I), fase bulan purnama (Kwadran II), fase bulan semi gelap (Kwadran III) dan fase bulan gelap (Kwadran IV) data fase bulan di ambil dari daftar almanak nautika. Ukran lobster yang tertangkap di bagi kedalam 3 ukuran yaitu KK (0.30-0.99 gram/ekor), SPK (100-200 gram/ekor) dan SPB ( 200-up gram/ekor). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil tangkapan lobster P. homarus di teluk Palabuhanratu tidak memberikan pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap fase bulan, ini berdasarkan hasil uji statistik dimana nilai P = 0.8917 (P > 0.05). Lobster tertangkap di semua fase bulan dan terbanyak di fase bulan semi terang (kwadran I) sebesar 41.90±11.7 (SE) kg. dimana lobster tersebut banyak tertangkap pada ukuran KK (0.30-0.99 gram/ekor) dan SPK (100-200 gram/ekor), berdasarkan trand hasil tangkapan selama setahun menggambarkan terjadi peningkatan produksi hasil tangkapan lobster pada bulan September sampai bulan Desember, hal ini bersamaan pula dengan di mulainya musim penghujan/musim barat.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            PENATAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI AWAK KAPAL PENANGKAP IKAN DI INDONESIA 
                        
                        Muhammad Syarif Budiman; 
Budi Hascaryo Iskandar; 
Deni Achmad Soeboer                        
                         Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016 
                        
                        Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                            |
                                
                                
                                    Full PDF (526.327 KB)
                                
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24319/jtpk.7.145-152                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Competence crew of fishing vessels is one of the main factors supporting the success of fishing operations. Mastery of crew competence evidenced by a certificate of competence gained through education and training as well as certification testing crew of the fishing vessel by the competent authority. Crew competency standards fishing vessels must conform to the size of the vessel (ship’s length and gross tonnage) and area fishing operations. This study aims to assess the gap that occurs between the crew competency certificates fishing vessels with provisions of existing law in Indonesia as well as a contributing factor. Research has been done on the ship measuring more than 30 GT in Pelabuhanratu Nusantara Fishery Port and Fishing Port Ocean Nijam Zachman Muara Baru Jakarta. Primary data obtained from the evidence documents crew (BST, seaman books, Ankapin, Atkapin, SKK) who were on board. Secondary data were obtained from the Sijil Crew, SPB, vessel size (length and GT), the area of fishing operations as well as legislation on the manning of fishing vessels that apply in Indonesia. Data processing was performed using descriptive analysis with qualitative approach. The results showed the majority of the crew of the fishing vessel Indonesia does not have a certificate of competence in accordance with applicable regulations. This is caused by the publication dispensation SPB and certification test execution time constraints. The authorities should make clear deadline for publishing the dispensation of SPB and multiply the time and place of the certification test that is easily accessible by the crew.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            PENERAPAN DEKONVOLUSI SPIKING DAN DEKONVOLUSI PREDIKTIF PADA DATA SEISMIK MULTICHANNEL 2D DI LAUT FLORES 
                        
                        Alfrida Romauli; 
Henry M Manik; 
Subarsyah Subarsyah                        
                         Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016 
                        
                        Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                            |
                                
                                
                                    Full PDF (1083.828 KB)
                                
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24319/jtpk.7.153-162                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Tujuan dasar dari pengolahan data seismik yaitu untuk mengkonversikan informasi yang terekam dari lapang menjadi data yang dapat diinterpretasikan. Salah satu tujuan prosesing data seismik adalah untuk menghilangkan atau mengurangi noise dari reverberasi dan multiples serta mempertinggi rasio sinyal terhadap noise. Penelitian ini menggunakan data lintasan 16 di Laut Flores yang berekstensi SEG-Y. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2015 di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL), Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekonvolusi spiking dan dekonvolusi prediktif. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan penampang seismik hasil poststack migration dengan menggunakan dekonvolusi prediktif dan dekonvolusi spiking. Hasil yang didapat yaitu kedua dekonvolusi dapat meningkatkan rasio sinyal terhadap noise pada data namun dekonvolusi prediktif dapat memberikan hasil lebih baik dalam meningkatkan rasio sinyal terhadap noise. Penampang migrasi dengan menggunakan dekonvolusi baik spiking maupun prediktif memberikan hasil yang tidak jauh berbeda, namun multiple tidak dapat dihilangkan dengan menggunakan dekonvolusi prediktif disebabkan karena pengaruh ekor signature yang tidak teratur akibat sinkronisasi airgun kurang efektif.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            INTENSITAS KERJA PENGAWAS PERIKANAN PADA AKTIVITAS PATROLI LAUT PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN DI JAKARTA 
                        
                        Singgih Prihadi Aji; 
Budi Hascaryo Iskandar; 
Fis Purwangka                        
                         Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016 
                        
                        Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                            |
                                
                                
                                    Full PDF (635.353 KB)
                                
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24319/jtpk.7.163-178                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
FAO (2010) mentioned that fishing is one of the most dangerous jobs in the world. Surveillance against fishing in the sea is part of the management of fisheries is also the one job that has the potential of high danger. The number of accidents was compiled by the National Disaster Mitigation Agency (BNPB) of Indonesia between the years 2011- 2014 i.e. 80 events that comprise the crash land, sea and air. Than 80 accidents, as many as 55 events is an accident at sea involving ship of various types which include commerce ship, cargo ship, fishing boats, ship/boat belonging to the government and other vessels. It is important to study the safety of the ship’s crew to know the hazard and risk in each element involved in the surveillance patrol SDKP at sea. The purpose of this research is to identify activities and know the intensity of the fisheries inspector work on marine and fisheries patrols by using speedboat which can potentially cause the occurrence of accidents at sea. The method of this research is a descriptive numeric. Data analyzed by identifying the activity with the Hierarchical Task Analysis (HTA). The result showed that the sea surveillance patrol SDKP activity at sea is 5 stages with a total of 84 activities. The number of the crew of the patrol ship as many as 12 people with the biggest responsibility is fisheries surveillance. The intensity of the total work on sea surveillance patrol SDKP namely 244 OA (people activity), which mean that in carrying out supervisory patrol SDKP from the early stages up to the end of the work requires effort of cruise activity and surveillance at sea is a sea patrol sub goal of the SDKP supervision has the potential risk of an accident the greatest work due to the high work intensity.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            KARAKTERISTIK BIOAKUSTIK DAN TINGKAH LAKU LUMBA-LUMBA JANTAN HIDUNG BOTOL (Tursiops aduncus) 
                        
                        Muhammad Zainuddin Lubis; 
Pratiwi Dwi Wulandari; 
Totok Hestrianoto                        
                         Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016 
                        
                        Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                            |
                                
                                
                                    Full PDF (1069.663 KB)
                                
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24319/jtpk.7.179-190                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Bioacoustic is the science that combines biology and acoustics are usually refers to research on sound production, dispersion through elastic media, and reception in animals, including humans .This study observed the behavior male dolphins by doing science approach bioakustik who viewed the characteristics of these dolphins. Male dolphins (Tursiops aduncus) that maintained at Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor has the lowest intensity value amounting to 28.03 dB and the highest amounted to 32.01 dB. Average parameters is measurable salinity of 30 ppm and a temperature of 23 °C with the depth of the pool is 4.5 meter. Range frequency clicking sound with the highest intensity value that is equal to 32 dB with a clicking sound 3 after dinner on day 2 contained in the frequency range ie 1400-1600 Hz. Click sound frequency range of male dolphins (Tursiop aduncus) in Taman Safari have frequency 1400- 1500 Hz.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            PERAN APPROACHING TIME DALAM PENINGKATAN PELAYANAN JASA PEMANDUAN KAPAL DI PELABUHAN UTAMA TANJUNG PRIOK 
                        
                        Ika Citra Sari; 
Ruddy Suwandi; 
Arif Satria; 
Deni Achmad Soeboer                        
                         Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016 
                        
                        Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                            |
                                
                                
                                    Full PDF (470.818 KB)
                                
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24319/jtpk.7.191-198                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Approaching time is usually used as one of indicator on evaluating the successful of piloting’sservice level of ship in main port in Indonesia. However, in many main ports in some countries, this method is no longer used. This study is aimed to determine the significancy of approaching time as a standard in evaluating the piloting’s service in Indonesia.The research has been conducted in the Port of Tanjung Priok, where involved the respondents of pilotage personnels, ship captains, helmsman, and also some retired pilotage personnels which formerly have worked as pilotage. The data were analized using AHP (Analytical Hierarchy Process), AHP will describe the problem as multi-factor complex into a structured and systematic so easy to understand. The results showedthat 56.59% of respondences agree the approaching time is still important as an indicator on evaluating the service of pilotage, while 43.41% of them thought that it needs more considerations to use the approaching time as an evaluation indicator. It is important to note approaching time since it is a measurable workface in a shipping port in conducting the piloting service. This is caused that the pilotages still depend on the availabilities of all tools such astug boat in which the quantity and its capacity must still be raised again.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA TEKNOLOGI PENDEDERAN IKAN LELE (Clarias sp) SANGKURIANG 
                        
                        Ristina Siti Sundari; 
Yudhi Arie Priyanto                        
                         Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016 
                        
                        Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                            |
                                
                                
                                    Full PDF (598.966 KB)
                                
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24319/jtpk.7.199-206                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Catfish is now the rising favorite fish to consumpt. This research was conducted to know the influence of application of production factors either simultaneously or partially and also their efficiency hatchery maintenance of Catfish varr Sangkuriang (Clarias sp). The dependent variable was product of benih (Y) and the independent variable were the area of pool (X1), benih (X2), feed (X3) and labour (X4). The other variables descriptively tested were the price of baby catfish (Py) and production factors (Px). The method of research used case study and data gathered purposively from the group of hatchery maintence of catfish varr. Sangkuriang at Sukaratu Village, Sukaratu – Tasikmalaya. The Data were analyzed by using Cobb Douglas production function whereas MPV and Px ratio was counted to find out the level of efficiency within each production factors. The result showed that the analysis of production factors was significant simultaneously. Whereas the analysis of each production factor indicated that either area or labour production factors were non significant partially. But the production factors of benih and feed partially were significant toward production of baby catfish on the hatchery maintenance catfish varr Sangkuriang. The value of Production Elasticity was less than one. It showed that hatchery is in decreasing return to scale. The result of analysis of production factors’s efficiency indicated that area and benih have not already been efficient. So, they were necessary to increase the amount of those production factors. Whereas, production factors of feed and labour were not efficient. So, reducing the amount of application of production factors was necessary to reduce the amount.