cover
Contact Name
Marchelia Gupita Sari
Contact Email
marchelia.gupita@pradita.ac.id
Phone
+6281226503586
Journal Mail Official
redaksijurnaltendes@pradita.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.pradita.ac.id/index.php/jtd/about/editorialTeam
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Teknologi dan Desain
Published by Universitas Pradita
ISSN : 26850222     EISSN : 27981975     DOI : https://doi.org/10.51170/jtd.v2i2.136
Jurnal Teknologi dan Desain (JTD) published twice in a year. The articles can be product of researches, scientific thoughts or case study, in engineering scope and design scope. The articles do not representate politics, commercialism, and subjectivity unsure. This journal contains articles of thought and research results in Engineering and Design scope which never been published in scientific journals or other media. 1. Architecture 2. Civil Engineering 3. Visual Communication Design with technology approach 4. Interior Design 5. Urban Planning and Urban Design Any matters relating to the use of the softwares used, citations, quotations, and copyright permissions made by the author of the article, and the legal consequences it causes, are the responsibility of the article author. The format of writing scientific articles for publication in scientific journals should follow the guidelines of scientific article writing, which is informed on the website or back of scientific journal.
Articles 25 Documents
Faktor Penentu Seting Fisik Ruang Jalan di Koridor Jalan Jenderal Sudirman Kabupaten Bantul Marcelina Dwi Setyowati; Widi Cahya Yudhanta
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v1i2.3

Abstract

Seting fisik sangat berpengaruh pada konsep penataan ruang jalan untuk menciptakan ruang jalan yang nyaman dan ramah pejalan kaki. Koridor Jalan Jenderal Sudirman mengalami revitalisasi jalan yang signifikan dari kondisi eksisting jalan sebelumnya, dengan tujuan agar nyaman bagi penggunanya terutama pejalan kaki. Proyek revitalisasi tersebut terdiri dari perubahan ruas jalan dari empat lajur menjadi dua lajur. Kondisi eksisting pada tahun 2019 terdapat median jalan berupa taman linear yang membagi jalan menjadi dua lajur dan jalur pejalan kaki di kedua sisinya. Revitalisasi tersebut menimbulkan dominasi ruang jalan oleh kendaraan bermotor, dapat ditemukan pada area plaza jalan di depan Pasar Bantul yang juga dilewati oleh kendaraan bermotor. Plaza yang terbentang lebar justru membuat pejalan kaki mulai tersisihkan, seperti semakin mengalami kesulitan dalam menyeberang jalan akibat kencangnya laju kendaraan yang melintas. Akibatnya aktivitas dan interaksi sosial antar pejalan kaki mengalami penurunan terutama pada siang hari. Seting fisik ruang jalan yang sesuai tentunya harus dapat memprioritaskan kepentingan pejalan kaki di atas kepentingan para pengendara bermotor. Tujuan penelitian adalah mencari faktor-faktor seting fisik ruang jalan yang berpengaruh di koridor Jalan Jenderal Sudirman agar dapat memaksimalkan pemanfaatan ruang jalan di koridor tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan simulasi dan permodelan space syntax untuk proses analisis. Hasil penelitian menunjukkan semakin terhubung sebuah jaringan jalan maka semakin tinggi nilai konektivitasnya, semakin banyak alternatif jalan yang tersedia maka nilai choice semakin tinggi. Selain itu semakin banyak ruang komunal tersedia maka nilai integrasinya semakin tinggi, dan semakin mudah pengguna mengidentifikasi sebuah ruang maka nilai intelligibility akan semakin tinggi.
Pola Invasi Ruang sebagai Penentu Hierarki Kegiatan di Masjid Pathok Negara Babadan, Bantul, D. I. Yogyakarta Denny Huldiansyah; T. Yoyok Wahyu Subroto
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v1i2.5

Abstract

Masjid Pathok Negara Babadan merupakan salah satu dari empat masjid pathok negara di wilayah Kasultanan Yogyakarta. Masjid merupakan bentuk representatif dari masjid tradisional Jawa dan difungsikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan yang bersifat keagamaan. Meningkatnya jumlah jamaah yang menggunakan masjid tidak sebanding dengan dimensi ruang yang dimiliki oleh masjid. Hal ini memunculkan fenomena adanya kegiatan-kegiatanyang menggunakan lebih dari satu ruang sebagai area perluasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang terindikasi melakukan proses invasi ruang, serta pola spasial yang tercipta dari invasi ruang tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan paradigma rasionalistik. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi lapangan, wawancara, serta dokumentasi. Analisis menggunakan abstraksi morfologi guna melihat proses arah invasi ruang secara spasial. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa proses invasi ruang ditemukan pada delapan kasus kegiatan di dalam Masjid Pathok Negara Babadan dengan pola invasi ruang yang beragam. Berdasarkan pola-pola tersebut ditemukan tiga pola dominan yang masing-masing mewakili kegiatan ritual, kegiatan seremonial, dan kegiatan sosial. Ketiga pola ini membentuk suatu hierarki kegiatan yang mengatur batasan arah invasi serta penggunaan ruang. Kegiatan ritual memiliki arah invasi ke segala arah (tanpa batas) dan kegiatan seremonial dan sosial memiliki arah invasi yang terbatas.
Transformasi Kawasan Hunian Menjadi Kawasan Komersil Studi Kasus Kawasan kemang Hendi Anwar
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v1i2.6

Abstract

Secara administratif, kawasan Kemang berada dalam wilayah Kecamatan Mampang Prapatan, Kota Administratif Jakarta Selatan. Pada awalnya berdasarkan Rencana Induk Kota (RIK) Tahun 1965 – 1985 kawasan Kemang memuat peruntukan lahan perkotaan (urban type) dan peruntukan lahan pedesaan. Kemang merupakan salah satu bagian tertentu Kota Jakarta yang tergolong sebagai tipe kampung, dengan penggunaan untuk bangunan 5% hingga 20%. Pada saat ini perkembangan kawasan Kemang dan hunian baru tidak lagi seperti kampung Kemang lama. Secara bertahap terjadi pergeseran fungsi yang awalnya merupakan Kawasan permukiman menjadi Kawasan komersial. Hal tersebut semakin berkembang dengan jalan atau gang atau taman, maupun ruang terbuka hijau berganti menjadi jalur – jalur komersial dan plaza, tidak lagi diperhatikan aspek tempat tinggal, pergerakan dan aktivitas antar rumah sehingga berkurangnya kesempatan terjadinya kontak sosial dan komunikasi antar warga. Pada penelitian ini proses observasi menggunakan metode wawancara serta observasi lapangan dengan metode kualitatif. Penelitian ini berupa usulan teknis dalam pengembangan Kawasan yang telah terjadi transformasi dalam hal ini menggunakan studi kasus kawasan Kemang Jakarta, usulan teknis tersebut dapat digunakan menjadi salah satu pertimbangan dalam pengembangan Kawasan Kemang yang menurun kualitas ruang akibat transformasi kawasan.
Arsitektur Vernakular Perkotaan sebagai Dasar Perancangan Pusat Rehabilitasi Penyandang Disabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta Bagus Prasetyo Adi; Endah Tisnawati
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v2i1.17

Abstract

Arsitektur vernakular dibangun untuk memenuhi kebutuhan spesifik, mengakomodasi nilai-nilai budaya, ekonomi, dan cara hidup masyarakat setempat. Tatanan lingkungan kota dan permukiman di Yogyakarta berangkat dari akar sejarah yang mengacu pada perkembangan Kerajaam Mataram Islam dan hingga saat ini telah berkembang menjadi perkotaan modern berbasis pendidikan dan wisata. Kampung perkotaan di Kota Yogyakarta mencitrakan ciri vernakular perkotaan yang kuat (Setiawan, dkk 2010 dalam Hutama, 2016). Saat ini tercatat di Daerah Istimewa Yogyakarta dari data kependudukan provinsi Yogyakarta, dalam 5 (lima) tahun terakhir total tercatat 43.880 penyandang disabilitas. Para penyandang disabilitas tubuh yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat pun tetap harus diperhatikan dan diberi bimbingan. Saat ini di Daerah Istimewa Yogyakarta hanya memiliki 2 (dua) fasilitas yang memberi layanan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas. Namun dari segi layanan dan kapasitas masih kurang memenuhi kebutuhan. Tujuan dari penulisan naskah ilmiah ini adalah untuk merancang pusat rehabilitasi sebagai fasilitas terpadu yang mampu mencakup segala aspek rehabilitasi medis, pendidikan, sosial dan vokasional bagi penyandang disabilitas yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan menerapkan konsep arsitektur vernakular perkotaan. Penulisan naskah ilmiah ini diawali dengan pembahasan pustaka mengenai, pustaka mengenai konsep arsitektur vernakular di perkotaan, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan kebutuhan dalam fungsi pusat rehabilitasi penyandang disabilitas (data sekunder dan primer). Tahapan selanjutnya adalah analisis yang dilakukan untuk merumuskan aspek arsitektur vernakular perkotaan di wilayah Yogyakarta kemudian diterapkan pada perancangan pusat rehabilitasi penyandang disabilitas. Pendekatan arsitektur vernakular perkotaan diimplementasikan dalam perancangan bentuk bangunan, penggunaan struktur dan material, perancangan fasad bangunan dan pola pola zonasi dalam bangunan serta desain ruang (interior).
Tinjauan Rumah Tinggal Berdasarkan Konsep Rumah Sehat Menurut Regulasi Pemerintah Nadia Diandra; Muhammad Nurul Afla; Muhammad Oky Saputra
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v1i2.20

Abstract

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Konstruksi dan lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat merupakan salah satu faktor penyebab sumber penyakit dan ketidaknyamanan penghuni rumah. Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan pada sebuah rumah yang berada di wilayah Perumahan Dasana Indah, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten. Hasil pengamatan rumah tersebut kemudian dibandingkan dengan syarat dan peraturan rumah sehat yang berlaku di Indonesia, khususnya di Kabupaten Tangerang khususnya Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 09 Tahun 2006. Berdasarkan hasil analisis, rumah tersebut tidak memiliki sumur resapan air hujan sehingga mengakibatkan rumah tersebut rawan terhadap ancaman banjir akibat aliran air di permukaan air tanah (runoff). Genangan air yang timbul akibat minimalnya daya serap tanah terhadap air hujan juga dapat meningkatkan risiko akan penyakit Demam Berdarah Dengue akibat nyamuk Aedes Aegypti. Kurangnya ruangan yang ada pada rumah hunian tersebut mengakibatkan perubahan fungsi utama dari setiap ruangan yang ada. Sebagai contoh, Ruang keluarga yang seharusnya menjadi pusat aktivitas keluarga juga difungsikan sebagai ruang tidur. Dari segi tata ruang koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal yang diizinkan untuk rumah adalah 60%, sedangkan untuk Koefisien Dasar Hijau (KDH) nilai minimalnya adalah 40%. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa rumah yang ditinjau memiliki KDB sebesar 100%, di mana seluruh lahan digunakan sebagai bangunan dan tidak ada ruang terbuka hijau (RTH) sehingga KDH rumah tersebut menjadi 0%. Dari segi pencahayaan dan ventilasi, hanya tiga dari lima ruangan yang memiliki lubang penghawaan yaitu ruang tidur pasutri, kamar mandi dan ruang serba guna.
Strategi Perancangan Pusat Pengolahan Teh Terpadu di Kabupaten Kepahiang Bengkulu dengan Pendekatan Arsitektur Organik Aditya Ariantama Putra; Endah Tisnawati
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v1i2.25

Abstract

Tersedianya sumber daya alam pertanian yang melimpah membuat pemerintah harus memikirkan cara mengelolah dan pemanfaatan sumber daya alam tersebut agar mampu menolong ekonomi, sosial dan alam daerah Kabupaten Kepahiang. Potensi yang paling menonjol yang ada di Provinsi Bengkulu selain pertambangan adalah perkebunan dan pertanian khususnya pertanian teh, pertanian teh yang tersedia sangat melimpah dan saat ini juga sangat di minati oleh masyarakat seiring dengan kesadaran masyarakat akan teh yang bisa di bermanfaat menjadi minuman yang menyehatkan dan juga permintaan pasar internasional pada teh dari indonesia yang semakin tinggi.Meskipun begitu, potensi ini tidak diimbangi dengan penyediaan sarana dan fasilitas yang mendukung potensi pengolahan teh di daerah Kabupaten Kepahiang. Permasalahan tersebut menjadi dasar dalam membuat konsep, dari masalah yang ada maka konsep pusat pengolahan teh terpadu menggunakan pendekatan arsitektur organik. Pendekatan tersebut menjawab masalah yang ada. Arsitektur organik memiliki karakter yang harmonis dengan alam sehingga dalam mendesain pusat pengolahan teh, alam menjadi fokus utama. Oleh karena itu perencanaan Pusat Pengolahan Teh Terpadu di Kabupaten Kepahiang diharapkankan dapat menjadi penyedia fasilitas yang mampu mengembangkan potensi yang ada serta menjadi ikon baru dari daerah Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Menilik Metode Pembelajaran Daring dari Hungaria yang Menghasilkan Karya Poster Karakter Augmented James Darmawan; Irwan Harnoko; Mario Alvine
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v1i2.27

Abstract

Terlepas dari kekhawatiran mengenai distrupsi berkembangnya Internet of Things (IoT) dalam metode pembelajaran milenial, justru momen semacam ini menjadi kesempatan bagi tim penulis untuk belajar, mengupas dan menggunakan sistem pembelajaran baru dengan media lintas ruang dan waktu dengan berkembangnya teknologi online. Untuk itu metode pembelajaran ini menjadi tanpa batas ruang dan waktu. Dalam pengaplikasiannya, tim penulis mengacu pada program pembelajaran program studi Desain Komunikasi Visual (DKV), Institut Sains dan Teknologi Pradita yang melakukan pembelajaran daring dengan Profesor Istvan Horkay dari Hungaria. Proses pemberian materi cara membuat sebuah karakter dan briefing workshop untuk membuat sebuah karakter dilakukan dengan sistem online. Sedangkan untuk proses pembuatannya, dilakukan dengan asistensi dengan internal dosen program studi. Baik secara konsep maupun secara presentasi, hasil karya workshop ini juga diberikan animasinya, namun agar poster dapat dalam bentuk media print; animasi berupa quotes dari karakter atau tokoh yang diangkat, barulah dapat dinikmati secara augmented setelah dilihat melalui sebuah aplikasi. Untuk itu kembali lagi, semua hasil workshop ini kembali dikurasi oleh profesor secara online dari Hungaria, untuk kembali mendapatkan pembelajaran, dan barulah kemudian dipamerkan dalam sebuah pusat pembelanjaan di area Serpong.
Kajian Penilaian Greenship GBCI dalam Menunjang Pembelajaran Arsitektur Hijau Alifiano Rezka Adi; Ernawati Ernawati
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v2i1.41

Abstract

Isu pemanasan global akhir-akhir ini telah memberikan dampak yang besar seperti perubahan pola iklim, krisis sumber daya alam, dan pencemaran limbah. Konsep arsitektur hijau menjadi salah satu konsep yang diharapkan mampu menjadi solusi atas isu-isu lingkungan. Di Indonesia, terdapat lembaga Green Building Council Indonesia atau GBCI sebagai lembaga mandiri yang berkomitmen dalam mengawal perencanaan dan perancangan pembangunan berbasis arsitektur hijau. Untuk perangkat tolok ukur bangunan hijau di Indonesia, GBCI mengeluarkan sistem rating yang dikenal dengan nama Greenship. Greenship ini disusun dengan mempertimbangkan kondisi, karakter alam, peraturan, dan standar yang berlaku di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada pengkajian parameter arsitektur hijau berdasarkan rumusan yang terdapat dalam dokumen Greenship terhadap kasus-kasus bangunan gedung yang disiapkan setiap mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan strategi eksperimental dan simulasi menggunakan beberapa software simulasi. Evaluasi pemahaman mahasiswa terhadap setiap kategori pada Greenship dilakukan dengan menggunakan teknik kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kategori yang ada pada greenship dapat membantu dalam mengidentifikasi berbagai macam faktor dalam bangunan yang menunjang konsep arsitektur hijau. Melalui kuisioner yang dibagikan, mahasiswa secara umum merasa terbantu dalam memahami konsep arsitektur hijau melalui praktek penilaian Greenship pada kasus suatu bangunan.  
Putar Balik Plot Eksperimental Tipologi Morfologi dari Rob Carter Irwan Harnoko
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v2i1.44

Abstract

Tipografi Eksperimental adalah suatu cara untuk memperluas kemungkinan bermain dengan tipografi. Hal ini tertuang dalam buku Rob Carter. Pada penelitian ini, penulis mencoba melakukan plot terbalik dari metode faktor morfologi yang diberikan oleh Rob Carter. Pada buku tersebut mahasiswa diminta untuk berangkat dari memilih faktor morfologi, lalu mencoba berbagai kemungkinan, sedangkan yang penulis lakukan adalah berangkat dari mencontoh hasil jadinya lalu mulai diubah tahap demi tahap untuk mencari kebaruan. Metode ini terinspirasi dari konsep yang tertulis pada buku Steal Like an Artist – Austin Kleon. Berbagai eksperimen yang dilakukan bersama mahasiswa kemudian diulas dengan beberapa desainer grafis internasional yang merupakan anggota World Graphic Designer. Hasil karya didiskusikan dan di-review untuk mengetahui sejauh mana keefektifan metode ini dalam perancangan Tipografi Eksperimental.
Karakter Visual Kawasan Lapangan Merdeka Kota Medan Ditinjau dari Elemen Fisik Peninggalan Pemerintahan Kolonial Belanda Yohannes Putra Perkasa Sinambela; Ardhya Nareswari
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v2i1.47

Abstract

Kawasan Lapangan Merdeka Kota Medan merupakan salah satu kawasan peninggalan Pemerintahan Kolonial Belanda di Provinsi Sumatera Utara. Kontinuitas dan eksistensi bangunan – bangunan lama masih terlihat sampai saat ini dan masuk ke dalam bangunan cagar budaya Kota Medan yang harus dilindungi sebagai saksi monumental dari sejarah kawasan bekas pusat Pemerintahan Kolonial Belanda. Seiring berjalannya waktu, kawasan yang awalnya merupakan pusat pemerintahan berkembang menjadi kawasan komersil. Perkembangan kawasan cenderung memperlemah karakter visual Kawasan Lapangan Merdeka, perkembangan tersebut meliputi bangunan – bangunan lama yang berubah secara fisik maupun fungsi dan adanya bangunan baru yang tidak mengikuti citra kolonial kawasan. Perkembangan dan proses modernisasi Kawasan Lapangan Merdeka menjadi dasar persoalan pelestarian dalam mempertahankan karakter visual Kawasan Lapangan Merdeka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen – elemen apa saja yang membentuk karakter visual Kawasan Lapangan Merdeka sebagai kawasan peninggalan Kolonial Belanda. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif – kualitatif dengan landasan teori dan permodelan elemen fisik untuk proses analisis. Berdasarkan hasil dan pembahasan, kesimpulan yang diperoleh adalah Berdasarkan analisis dari teori dan temuan di lapangan, dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter visual Kawasan Lapangan Merdeka Kota Medan sangat kuat dipengaruhi oleh Elemen Fisik kawasan. Bangunan lama peninggalan Pemerintahan Kolonial Belanda yang cukup banyak secara visual sangat menonjol sehingga menjadi kesan utama yang ditangkap oleh pengamat. Faktor penentu karakter visual Kawasan Lapangan Merdeka yaitu pola karakter visual kawasan melalui prinsip ketinggian antar deret bangunan, alignment (kesegarisan) antar deret bangunan, shape (bentuk) fasad berupa pelubang bidang dinding, bentuk atap antar deret bangunan dan ruang antar bangunan (jarak) dari deret bangunan.

Page 1 of 3 | Total Record : 25