cover
Contact Name
Farisa Luthfiana
Contact Email
lppmuta45@uta45jakarta.ac.id
Phone
+6282218999015
Journal Mail Official
lppmuta45@uta45jakarta.ac.id
Editorial Address
Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Jl. Sunter Permai Raya, Sunter Podomoro, Jakarta 14350
Location
Kota adm. jakarta utara,
Dki jakarta
INDONESIA
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL
ISSN : -     EISSN : 25028413     DOI : https://doi.org/10.52447/scpij.v7i1
Core Subject : Health, Social,
Social Clinical Pharmacy Indonesia Journal (SCPIJ) is a scientific journal managed by the Faculty of Pharmacy Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, which is published twice a year (April and October). SCPIJ is a scientific research journal in the field of community service with articles that have never been published online or in print before. SCPIJ aims to disseminate conceptual thoughts or ideas and research results that have been achieved in the fields of pharmacy and health, Regulatory Affairs and Pharmaceutical Marketing Research, Pharmaceutical Care,Pharmacotheraphy, Pharmacoepydemology, Pharmacogenetic, Rational Therapeutics, Evidence-Based Practice, Health Services Research, Medication Management, Drug Interactions, Drug Utilization, Drug Prescribing, Drug Information. The results of the service published in this journal are in the form of experimental and non-experimental service.
Articles 107 Documents
EVALUASI PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN KOLESISTITIS, CORONARY ARTERY DISEASE (CAD), CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD), DIABETES MELLITUS (DM), HIPOKALEMIA, DAN HIPONATREMIA DI RUMAH SAKIT “X” melasari, wulan panduwi
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v10i1.8635

Abstract

Pemantauan terapi obat (PTO) berperan penting dalam memastikan keamanan dan efektivitas penggunaan obat pada pasien dengan penyakit kronis dan akut. Studi ini mengevaluasi terapi obat pada pasien perempuan usia 59 tahun dengan diagnosis kolesistitis, Coronary Artery Disease (CAD), Chronic Kidney Disease (CKD), Diabetes Mellitus (DM), hipokalemia, dan hiponatremia di Rumah Sakit “X”. Data dikaji melalui rekam medis, hasil laboratorium, serta analisis interaksi obat. Ditemukan satu interaksi mayor antara candesartan dan suplemen kalium yang berpotensi meningkatkan risiko hiperkalemia. Terapi secara umum sesuai indikasi tetapi ditemukan ada interaksi obat. Hasil ini menekankan pentingnya pemantauan terapi serta edukasi pasien, terutama pada terapi jangka panjang.
EVALUASI PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI RUMAH SAKIT “Y” Lee, linawaty; Yehezkiel, Marthius Putra
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v10i1.8682

Abstract

Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling sering dijumpai di negara manapun. Gambaran klinis didominasi oleh waham-waham yang secara relatif stabil, sering bersifat paranoid, biasanya disertai oleh halusinasi-halusinasi terutama halusinasi pendengaran dan gangguan persepsi (gejala positif). Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan analisa profil pengobatan pasien dengan metode Subject, Object, Assesment, and Plan (SOAP). Pasien Tn. P umur 41 tahun didiagnosa skizofrenia paranoid dengan gejala gelisah, sering mengganggu warga, sering berbicara sendiri. Pasien memiliki riwayat gangguan jiwa sejak 5 tahun lalu dan putus obat, dan didiagnosa DHF (demam berdarah). Dari hasil Analisa yang dilakukan Tn. P masih mendapatkan pengobatan yang tidak rasional.
EVALUATION OF DRUG INTERACTION RISK AND PATTERNS IN HYPERTENSIVE PATIENTS WITH COMORBIDITIES IN A HOSPITAL SETTING Putri Nurhidayah, Eka
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 10, No 2 (2025)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v10i2.9038

Abstract

hhhhHypertension is a chronic condition with a high prevalence and is frequently accompanied by comorbidities that require polypharmacy, thereby increasing the risk of drug–drug interactions (DDIs). This study aimed to evaluate the risk and patterns of DDIs among hypertensive inpatients with comorbidities using a retrospective observational design based on medical record data from 2023–2024. Descriptive analysis was performed on patient characteristics, antihypertensive regimens, and potential DDIs using scientific literature and standardized interaction-checking tools (Medscape, DrugBank, Drugs.com). Validation was conducted independently by a clinical pharmacy practitioner and a clinical pharmacy researcher. Of the 182 medical records reviewed, 65 met the inclusion criteria. Most patients were aged ≥60 years (56.9%) and female (55.4%). A total of 56.9% of patients experienced potential DDIs. Moderate-risk interactions most frequently involved pharmacodynamic mechanisms, particularly aspirin–furosemide, nifedipine–alprazolam, valsartan–insulin glargine, and candesartan–meloxicam. Major interactions were identified in combinations such as valsartan–spironolactone and ramipril–spironolactone, which may increase the risk of hyperkalemia, as well as diltiazem–bisoprolol, which has an additive effect on SA/AV nodal conduction.These findings highlight that hypertensive patients with comorbidities are at high risk for DDIs. Regular clinical monitoring and systematic medication review by clinical pharmacists are essential to enhance therapeutic safety and effectiveness in hospital settings.
ROLE OF ANTIBIOTIC STEWARDSHIP PROGRAM IN IMPROVING RATIONAL THIRD-LINE ANTIBIOTIC USE IN TYPE-2 DM INPATIENTS AT FATMAWATI HOSPITAL Budiastuti, Rizky Farmasita
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 10, No 2 (2025)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v10i2.8397

Abstract

Type-2 diabetes mellitus (T2DM) is the most common metabolic disorders, caused by a combination of two factors: damaged insulin secretion by pancreatic β-cell and the inability of insulin-sensitive tissues to respond appropriately to insulin. Epidemiological data reveal alarming values that predict a concerning future for T2DM. According to the International Diabetes Federation (IDF), in 2019, diabetes caused 4.2 million deaths, and 463 million adults aged between 20-79 years old were living with diabetes, a number that is projected to increase up to 700 million by 2045. Based on data from RISKESDAS in 2018, the prevalence of DM in Indonesia has increased from 6.9% in 2013 to 8.5% in 2018. The Antimicrobial Resistance Control Program (PPRA) team is essential in the development and implementation of evidence-based guidelines and policies. The purpose of this study was to determine the profile of patients receiving antibiotic therapy and the use of third-line antibiotics in T2DM patients at Fatmawati Hospital during the July-December 2021 period. This research used a retrospective descriptive design with a non-experimental approach. The sample size consisted of 52 medical records that met the inclusion criteria. The results showed that patients receiving the most antibiotic treatment were between the ages of 55-64 years (38.5%), women (52%), and those with diabetic foot complications (51.8%). The single and most used combination antibiotics were ampicillin-sulbactam (34.7%) and ampicillin-sulbactam+metronidazole (29.2%). 28.8% of the patients were recommended to receive third-line antibiotics and received considerations from the PPRA team, of which 73.33% obtained approval.
PENGARUH KONDISI KELEMBABAN LEMBAB DAN KERING TERHADAP JUMLAH DAN VIABILITAS SEL PUNCA MESENKIMAL PADA PASASE 6-9 Budiastuti, Rizky Farmasita
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 10, No 2 (2025)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v10i2.8960

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh kondisi kelembaban inkubator terhadap jumlah dan viabilitas sel punca mesenkimal (Mesenchymal Stem Cell, MSC) pada pasase 6 hingga 9. Dua kondisi fisiologis diuji, yaitu kultur dalam inkubator dengan kelembaban tinggi (RH ±95%) dan kelembaban rendah (RH <80%) pada kondisi normoksia (37°C, 5% CO₂). Sel yang digunakan merupakan MSC manusia yang diperoleh dari jaringan lemak donor dewasa dan telah dikarakterisasi positif terhadap penanda CD73, CD90, dan CD105. Proses kultur dilakukan secara aseptis dengan media a-MEM yang diperkaya Human Platelet Lysate (HPL) serta antibiotik 1% penicillin-streptomycin. Parameter yang diukur meliputi jumlah total sel, viabilitas sel menggunakan pewarnaan Trypan Blue, dan Population Doubling Time (PDT). Hasil menunjukkan bahwa kelembaban tinggi memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan jumlah sel dan viabilitas (p<0,05). Rata-rata jumlah sel akhir pada kondisi lembab mencapai 23,36×10⁶ dengan viabilitas 90,23%, sedangkan pada kondisi kering hanya 5,56×10⁶ dengan viabilitas 81,13%. Perbedaan kelembaban juga memengaruhi PDT, di mana kondisi lembab menghasilkan pertumbuhan lebih cepat (0,33 hari⁻¹) dibandingkan kondisi kering (0,54 hari⁻¹). Dengan demikian, kelembaban tinggi berperan penting dalam menjaga stabilitas fisiologis dan mempercepat proliferasi MSC in vitro.
Hubungan Antara Rasionalitas dengan Efektivitas Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Dewasa di RSUP Dr. R. Soetijono Blora PRESTICASARI, HARDIYANI
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 10, No 2 (2025)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v10i2.8987

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit dengan prevalensi tinggi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Blora. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara rasionalitas terapi antihipertensi dengan efektivitasnya pada pasien hipertensi dewasa di RSUD Dr. R. Soetijono Blora. Metode penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari rekam medis pasien periode 1 Mei 2023–30 April 2024. Sampel terdiri dari 75 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Rasionalitas terapi dinilai berdasarkan terpenuhinya kriteria tepat obat, dosis, dan pasien sedangkan efektivitas terapi dilihat dari penurunan tekanan darah setelah satu bulan pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36% pasien termasuk dalam kategori rasional efektif. Analisis statistik dengan uji Chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara rasionalitas dengan efektivitas antihipertensi pada pasien hipertensi dewasa (p>0,05).
PROFIL DRUG UTILIZATION (DU) 90% DAN KESESUAIAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RS X KABUPATEN WONOGIRI Kusumaningrum, Yunita Dyah; Rachmawati, Ema; Firandi, Adelia; Norcahyanti, Ika
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 10, No 2 (2025)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v10i2.8821

Abstract

Demam Tifoid merupakan infeksi bakteri Salmonella thypi yang memerlukan terapi dengan antibiotik. Penggunaan antibiotik perlu dilakukan dengan bijak supaya efektif untuk penyembuhan infeksi dan mencegah terjadinya resistensi. World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) untuk menilai kuantitas penggunaan antibiotik dan dapat dikombinasikan dengan metode Drug utilization (DU) 90% untuk menilai segmen obat dengan penggunaan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan antibiotik dengan metode DU 90% pada pasien demam tifoid pada tahun 2020-2022 di RS X Wonogiri dan menganalisis kesesuaian pemilihan antibiotik berdasarkan panduan klinik rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian observasional menggunakan metode cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif. Data penggunaan antibiotik dianalisis dengan menghitung nilai DDD/100 patient-days dan dilanjutkan menghitung segmen DU 90%. Untuk analisis kesesuaian pemilihan antibiotik dihitung dalam persentase kesesuaian terhadap panduan praktik klinik RS X Wonogiri. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan antibiotik untuk demam tifoid paling tinggi yaitu tiamfenikol dan seftriakson. Antibiotik dengan nilai DDD/100 patient-days tertinggi tahun 2020-2022 adalah tiamfenikol, berturut-turut sebesar 50,80; 56,63; dan 50,95 DDD/100 patient-days. Antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU 90% pada tahun 2020-2022 yaitu tiamfenikol, sefriakson, kloramfenikol, sefoperazon, sefotaksim, levofloksasin, dan seftazidim. Kesesuaian penggunaan antibiotik berdasarkan panduan praktik klinik rumah sakit yaitu 76,39% pada tahun 2020, 58,73% pada tahun 2021, dan 71,28% pada tahun 2022

Page 11 of 11 | Total Record : 107