cover
Contact Name
HENDRIK LEGI
Contact Email
hendriklegi83@gmail.com
Phone
+62811484408
Journal Mail Official
jurnal.stakdw@gmail.com
Editorial Address
Jalan Patimura Kel. Wamena Kota Kec. Wamena Papua 99511
Location
Kab. jayawijaya,
P a p u a
INDONESIA
Jurnal DIDASKO
ISSN : 27765407     EISSN : 27765415     DOI : 10.52879/didasko
DIDASKO merupakan wadah untuk memublikasi hasil penelitian ilmiah para dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora, Wamena - Papua dan institusi lain yang memiliki kajian ilmiah sebidang. Fokus dan Scope pada jurnal Didasko adalah: Pendidikan Agama Kristen Teologi Biblika Teologi Sistematika Teologi Praktis
Articles 65 Documents
Peran Pemimpin Gereja dalam Membangun Evektifitas Pelayanan dan Pertumbuhan Gereja di Tengah Fenomena Era Disrupsi Sugiono, Sugiono; Waruwu, Mesirawati
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (Oktober 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.824 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v1i2.25

Abstract

Several studies concerning the issue of the role of Church leaders in dealing with the era of disruption are needed in this era. There needs to be readiness for a church leader in Indonesia to build effectiveness and church growth amid the issue of the phenomenon of technological disruption. The movement of this phenomenon is enough to give a very big impact in the environment and the life of the church. Therefore, it is hoped that Church leaders can provide new breakthroughs to answer challenges in an era marked by everything that is conventional starting to erode. The method that will be used in writing this paper is a qualitative research method, with descriptive research stages through a library approach or literature study. Based on the results of the analysis of the findings as follows: First, building digital leadership by innovating to bring about relevant and significant changes, implementing a managerial system based on technology and being an example in utilizing technology. Second, building Christian communicators by paying attention to the context and needs of the times, building a technology-based Christian mission and maximizing technology for ecclesiastical services.AbstrakBeberapa penelitian yang menyangkut isu peran pemimpin Gereja dalam menghadapi era disrupsi sangat diperlukan pada era ini.  Perlu adanya kesiapan bagi seorang pemimpin Gereja di Indonesia untuk membangun efektivitas serta pertumbuhan gereja di tengah isu fenomena disrupsi teknologi.  Pergerakan fenomena ini cukup memberi dampak yang sangat besar di dalam lingkungan dan kehidupan bergereja.  Oleh sebab itu diharapkan pemimpin Gereja dapat memberi terobosan baru guna menjawab tantangan dalam era yang ditandai dengan segala sesuatu yang bersifat konvensional mulai tergerus.  Metode yang akan dipakai dalam penulisan karya tulis ini ialah metode penelitian kualitatif, dengan tahapan penelitian deskriptif melalui pendekatan pustaka atau studi literatur. Berdasarkan hasil analisa terhadap hasil temuan sebagai berikut: Pertama, membangun kepemimpinan digital dengan berinovasi membawa perubahan yang relevan dan signifikan, menerapkan sistem manajerial dengan basis teknologi dan menjadi teladan dalam memanfaatkan teknologi. Kedua, membangun komunikator Kristen dengan memperhatikan konteks dan kebutuhan zaman, membangun misi Kristen yang berbasis teknologi serta memaksimalkan teknologi untuk pelayanan Gerejawi.
Efisiensi Kepemimpinan Gembala Sidang Bagi Pertumbuhan Gereja Angkouw, Semuel Rudy; Simon, Simon
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (April 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.884 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v1i1.8

Abstract

This paper describes the efficiency of field-response leadership for church growth. The method used in the writing of this article is a qualitative method with a literature. The main idea was topic because it was found that there were shepherds who did not carry out their leadership duties as an efficient return. The impact on the growth of the church is minimal because there is no quantity increase. The growth of the church is due to being encouraged to be rewarded efficiently in shepherding the church. From the aspect of the reciprocal field manager, it can empower quickly, measurably and structurally what time, energy, and money has.Keywords: Efficiency, Pastor, Church Growth ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang efisiensi kepemimpinan gembala sidang bagi pertumbuhan gereja. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Gagasan pokok lahirnya topik ini karena ditemukan fakta, adanya gembala-gembala yang tidak melakukan tugas kepemimpinanya sebagai gembala secara efisien. Dampaknya pertumbuhan gereja minim karena tidak tercipta pertambahan secara kuantitas. Pertumbuhan gereja terjadi karena didorong bila gembala efisien dalam menggembalakan jemaat. K-efisien kepempinan gembala sidang dapat dilakukan dengan memberdayakan memberdayakan secara tepat, terukur, dan terstruktur apa yang dimiliki baik waktu, tenaga, uang. Kata-kunci: Efisiensi, Gembala, Pertumbuhan Gereja
Peran Gembala Terhadap Manajemen Pola Pemuridan Kristen dalam 2 Timotius 2:2 di Era Disrupsi Purba, Jhon Leonardo Presley; Saptorini, Sari
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (Oktober 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/didasko.v1i2.28

Abstract

Advances in technological innovation and various changes that occur cause an era of disruption that cannot be avoided. This disruption needs to be addressed in an adaptive manner so that it can be utilized for the advancement of Christian discipleship ministry as the pattern in 2 Timothy 2:2. The role of the Shepherd is very significant here, which requires good management skills. Using a descriptive qualitative approach with literature study and hermeneutic-exegesis methods, this paper aims to answer the research question, namely what and how is the role of the shepherd in the management of Christian discipleship patterns in 2 Timothy 2:2 in the era of disruption. This study concludes that a shepherd must play a role and function as a catalyst in discipleship services, which also has implications for the need for humanistic integrity to utilize technology-digitalization in the era of disruption for discipleship services through a benefit principle approach in order to be able to face and adapt to the era of disruption. As a catalyst, the shepherd plays a role in selecting and involving faithful believers, as well as the Church as an organization in the ministry of discipleship. the shepherd plays a role in managing discipleship services like the pattern in 2 Timothy 2:2 well through systematic efforts in planning, organizing, directing, coordinating, and controlling or systematically planning, implementing, controlling, and following up by analyzing the composition of skills , the strengths and personality of each member of the service team, conduct periodic evaluations individually and in teams, and perform synergies between human resources and non-human resources as ministry support so that the vision and goals of Christian discipleship are in the Great Commission of the Lord Jesus (Matt. 28:18-20) can be achieved.AbstrakKemajuan inovasi teknologi dan berbagai perubahan yang terjadi menyebabkan terjadinya era disrupsi yang tidak dapat dihindari. Disrupsi ini perlu disikapi dengan adaptif agar dapat dimanfaatkan untuk kemajuan pelayanan pemuridan Kristen seperti pola dalam 2 Timotius 2:2. Peran gembala sangat signifikan disini, yang menuntut kemampuan manajemen yang baik. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi literature dan hermeneutik-eksegesis, paper ini bertujuan menjawab pertanyaan penelitian yaitu apa dan bagaimana peran gembala terhadap manajemen pola pemuridan Kristen dalam 2 Timotius 2:2 di era disrupsi. Kajian ini menyimpulkan bahwa seorang gembala harus berperan dan berfungsi sebagai katalisator dalam pelayanan pemuridan, yang juga berimplikasi pada dibutuhkannya integritas yang humanistik untuk memanfaatkan teknologi-digitalisasi di era disrupsi bagi pelayanan pemuridan melalui pendekatan azas manfaat agar mampu menghadapi dan beradaptasi dengan era disrupsi. Sebagai katalisator, gembala berperan memilih dan melibatkan orang-orang percaya yang setia, juga Gereja sebagai organisasi dalam pelayanan pemuridan. gembala berperan melakukan manajemen pelayanan pemuridan seperti pola dalam 2 Timotius 2:2 dengan baik melalui upaya yang sistematis dalam membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian atau secara sistematis membuat perencanaan, pelaksanaan, kontrol, dan tindak lanjut dengan melakukan analisis komposisi skill, kelebihan dan kepribadian masing-masing anggota tim pelayanan, melakukan evaluasi berkala secara individu dan tim, dan melakukan integrasi-sinergitas antara sumber daya manusia dan sumber daya non manusia sebagai penunjang pelayanan agar visi dan tujuan pemuridan Kristen dalam Amanat Agung Tuhan Yesus (Mat. 28:18-20) dapat tercapai.
Telaah Peran Orang Tua Dalam Membangun Ekosistem Sukacita Keluarga Pada Masa Kenormalan Baru Dari Sudut Pandang Teologi Pentakosta Manurung, Kosma
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (April 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.471 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v1i1.5

Abstract

The purpose of this article's research is to examine the role of Christian parents in building the sacred ecosystem in the family during the new normal from the perspective of Pentecostal theology. The method used is descriptive and literature review. This article discusses how the Bible views joy, the importance of joy to believers in particular in the new normal, and the role of parents in building a joyful ecosystem in the Christian family. Through the research results of this article, there are six practical ways that parents can apply in building an ecosystem of joy in the family of believers, namely through behavior that does not like anger, avoiding fighting with partners, building a culture of joking, living by the moral standards that the Bible teaches, develop love language communication, and be role models.Maksud dari penelitian artikel ini ingin menelaah peran orang tua Kristen dalam membangun ekosistem sucakita di keluarga pada masa kenormalan baru dari sudut pandang teologi Pentakosta. Metode yang digunakan adalan deskriptif dan kajian literatur. Artikel ini membahas bagaimana pandangan Alkitab tentang sukacita, arti penting sukacita bagi orang percaya secara khusus dimasa kenormalan baru, dan peran orang tua dalam membangun ekosistem sukacita di keluarga Kristen. Lewat hasil penelitian artikel ini ada enam cara praktis yang orang tua bisa terapkan dalam membangun ekosistem sukacita di keluarga orang percaya yaitu melalui perilaku yang tidak suka marah-marah, menghindari bertengkar dengan pasangan, membangun budaya senda gurau, hidup dalam standar moral yang Alkitab ajarkan, mengembangkan komunikasi bahasa cinta, dan jadi teladan.
Kajian Teologi Tentang Peranan Kepala Keluarga Kristen dalam Usaha Menciptakan Kebahagiaan Sinaga, Hendry
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (April 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.37 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i1.44

Abstract

Family happiness is something that every married couple looks for, hopes for, and looks forward to. But the reality is completely different, how many Christian married couples are far from happy. This of course raises the question of why many Christian families do not experience happiness. So many Christian husbands do not understand their role as head of the family so that their wives and children do not enjoy family happiness. It is God who established the family institution, and God has also established the functions and roles of husband and wife. Every husband and wife who carries out their respective roles in the family, the family will be happy. On the other hand, if the husband and wife do not fulfill their role, this family will suffer. The purpose of this paper is for every head of a Christian family to understand his role based on what is written in the Bible so that a happy family is created. Because God established the family institution so that humans enjoy happiness. In this article, the author uses references research methods by taking data from books, journal and article related to the topics discussed. The conclusion of this paper is: The role of the head of the family greatly determines the happiness of a family. The more maximally a family head plays a role as instructed by God's word, the greater the level of family happiness. Wives and children will also carry out their roles according to God's word if the head of the family performs their roles according to God's command.AbstrakKebahagiaan keluarga adalah hal yang sangat dicari, diharapkan, dan dinanti nantikan oleh setiap pasangan suami istri, dan anak anak. Namun kenyataannya sama sekali berbeda, betapa banyaknya pasangan pernikahan Kristen jauh dari kebahagiaan. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan mengapa banyak keluarga Kristen tidak mengalami kebahagiaan. Begitu banyaknya para suami Kristen tidak memahami peranannya sebagai kepala keluarga, sehingga istri dan anak tidak menikmati kebahagiaan keluarga. Tuhanlah yang mendirikan lembaga keluarga, dan Tuhan juga yang telah menetapkan fungsi dan peranan suami dan istri. Setiap suami istri yang melakukakan perannya masing masing dalam keluarga, maka keluarga itu akan bahagia. Sebaliknya jika pasangan suami istri tidak melakukan peranannya, keluarga ini akan menderita. Adapun yang menjadi tujuan tulisan ini adalah agar setiap kepala keluarga Kristen mengerti peranannya berdasarkan apa yang tertulis dalam alkitab, sehingga terciptalah keluarga bahagia. Sebab sebenarnya Allah mendirikan lembaga keluarga agar manusia menikmati kebahagiaan. Dalam artikel ini penulis menggunakan metode penelitian riset pustaka dengan mengambil data data dari buku buku, jurnal, juga dari artikel artikel yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Kesimpulan dari tulisan ini adalah Apabila suami sebagai kepala keluarga berperan aktif sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, maka akan tercipta keluarga yang bahagia. Semakin maksimal seorang kepala keluarga berperan seperti yang diperintahkan firman Tuhan, maka semakin besarlah tingkat kebahagiaan keluarga. Istri dan anak akan melakukan juga peranan mereka sesuai firman Tuhan apabila kepala keluarga melakukan peranannya sesuai perintah Tuhan.
Desain-Gambar Besar Allah Atas Alur Kehidupan dan Supremasi Kasih Setianya “Diskursus Tafsir Naratif Rut 2-4” Mawikere, Marde Christian Stenly; Hura, Sudiria
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (April 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.346 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i1.45

Abstract

This study explores the design or big picture of God of the flow of life and the Supremacy of His grace and faithfullness as expressed in the narrative of the book of Ruth, especially in chapters 2-4.The research was carried out using a narrative form criticism method approach which was supported by studies and analysis of various literatures relevant to the research problem, namely narrative components, namely storylines and scenes, story time, storytelling techniques, figures, characters, narrator, motives, climax and goals. and storytelling themes. Through the use and application of narrative form criticism, discourses on the design or the big picture of God are found in the story plot and the big theme regarding the supremacy of God's steadfast love in fulfilling His covenant in the figures/actors, characters, situations, events and messages in Ruth chapters 2-4. Thus, after understanding its meaning, it will be possible to believe, do and preach as the work of God's grace in redeeming and saving personally as well as restoring and transforming the whole creation.AbstrakStudi ini menelusuri desain atau gambar besar Allah atas alur kehidupan dan Supremasi Kasih Setia-Nya sebagaimana yang diungkapkan dalam narasi kitab Rut, khususnya dalam pasal 2-4. Penelitian dilaksamakan dengan menggunakan pendekatan metode kritik naratif yang didukung dengan kajian dan analisis kepada beragam literatur yang relevan dengan masalah penelitian yaitu komponen-komponen narasi yakni alur cerita dan adegan, waktu cerita, teknik penceritaan, karakter/tokoh, narator, motif, klimaks serta tujuan dan tema penceritaan.  Melalui pemanfaatan dan penerapan kritik narasi tersebut ditemukanlah diskursus mengenai desain atau gambar besar Allah dalam plot cerita dan tema besar mengenai supremasi kasih setia Allah dalam menggenapi perjanjian-Nya dalam sosok/pelakon, karakter, situasi, peristiwa dan pesan dalam Rut pasal 2-4 tersebut. Dengan demikian setelah memahami maknanya akan memungkinkan untuk dipercaya, dilakukan dan diberitakan sebagai karya anugerah Allah dalam menebus dan menyelamatkan secara pribadi maupun memulihkan dan transformasi segenap ciptaan.
Memahami Konsep Dua Kodrat Yesus: Sebuah Tinjauan Teologis Menurut Injil Yohanes 1 Lawolo, Aprianus
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (April 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.271 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i1.42

Abstract

This study tries to answer the theological concept of the two unmixed natures of Jesus based on the Gospel of John 1. Where the two natures in the person of Jesus become one of the most important doctrines in Christianity. Through His incarnation of the virgin Mary, Jesus Christ obtained His humanity through His eternally possessed divinity. However, there have been various accounts of the second, such as the nature of Jesus. Arianism believes that the divinity of Jesus was imperfect. Apart from Arianism, adoptionism is an understanding that believes that Jesus was only a creation of God who was "raised" to be the Son of God and then he was given power. Thus, if Jesus was not fully God and not fully human, how did he provide man for God's salvation and unification (theosis)? To answer this, the writer uses the method of studying literature or literature by interacting with other texts such as the Bible and the writings of the Church Fathers. The results of the author's research conclude that Jesus still has a divine nature and a human nature, and that the two natures above Jesus are not mixed, cannot be separated, and do not change. In the end, these two natures guide humans to unite with God (theosis).AbstrakPenelitian ini mencoba untuk menjawab tentang Konsep Teologis dua Kodrat Yesus yang tidak saling bercampur aduk berdasarkan Injil Yohanes 1. Dimana kedua kodrat yang ada di dalam pribadi Yesus menjadi salah satu doktrin dalam Kekristenan yang sangat penting. Yesus Kristus mendapatkan kemanusiaan-Nya melalui inkarnasi-Nya dari perawan Maria, sedangkan keilahian-Nya sudah sejak kekal Ia miliki. Akan tetapi, muncul berbagai pertentangan tentang kedua kodrat Yesus seperti Arianisme yang percaya bahwa keilahian Yesus tidak sempurna. Selain Arianisme, Adopsionisme adalah paham yang mempercayai bahwa Yesus hanyalah ciptaan Allah yang “diangkat” menjadi Putra Allah lalu Ia diberikan kuasa. Dengan begitu, jika Yesus tidak sepenuhnya Allah dan tidak sepenuhnya manusia bagaimana Yesus membawa manusia kepada keselamatan dan penyatuan akan Allah (theosis)? Untuk menjawab hal tersebut penulis menggunakan metode studi literatur atau pustaka dengan berintraksi pada teks teks lain seperti Alkitab, dan tulisan dari Bapa-bapa Gereja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa Yesus tetaplah memiliki kodrat ilahi dan kodrat manusia dimana kedua kodrat tersebut satu di dalam pribadi Yesus namun tidak bercampur aduk, tidak dapat dipisahkan, tidak terbagi, dan tidak berubah hingga pada akhirnya kedua kodrat Yesus inilah yang menuntun manusia kepada penyatuan akan Allah (theosis).
Suku Kombai: Tradisi Lisan dan Tinjauan Teologis Giban, Yoel; Djoweni, Isak Sonherip
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (April 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.705 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i1.39

Abstract

Suku Kombai adalah salah satu suku yang berada di Kabupaten Bovendigul. Masyarakat suku kombai sampai saat ini masih berada di bawah garis kemiskinan. Mereka masih mempertahakan tradisi lisannya dalam mewariskan nilai-nilai budaya suku Kombai kepada penerusnya secara lisan. Tradisi lisan dalam Suku Kombai terjaga secara terukur dan sistematis sebagaimana yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.Sejak tahun 1958 banyak penginjil dan pendidik telah diutus ke suku Kombai namun fakta menjelaskan bahwa sejarah tradisi lisan mereka jauh lebih kuat di banding dengan semua ajaran yang masuk ke suku Kombai. Oleh sebab itu penulis merasa penting untuk menjelaskan kekuatan tradisi lisan suku kombai dari sudut pandang teologis.
Tinjauan Ekesegesis-Biblikal Terhadap 2 Timotius 3:15-16 Tentang Manfaat Pembelajaran Kitab Suci Dalam Membentuk Kepribadian dan Karakter Kristen Benyamin, Yoel
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (April 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.907 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i1.38

Abstract

 The teaching of the Word is very important in the life of a believer. By studying God's Word, the Bible becomes the standard for believers to live in God's righteousness. By making God's Word as a guide for living in God's truths. The Bible assures us of salvation in Jesus Christ. The Bible is the source of joy and comfort and the Bible is the source of true knowledge about God that makes humans grow up as it is ordained by God. So that in 2 Timothy 3: 15-16 it can become a standard of living for believers that when we know the Scriptures well we believers get wisdom. It is the benefits of studying God's word that give wisdom to those who do study it.AbstrakPengajaran Firman sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Dengan pembelajaran akan Firman Tuhan, Alkitab menjadi tolak ukur orang percaya untuk hidup dalam kebenaran Allah. Dengan menjadikan Firman Tuhan sebagai pedoman untuk hidup dalam kebenaran-kebenaran Allah, Alkitab meyakinkan kita akan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Alkitab adalah sumber sukacita dan penghiburan dan Alkitab adalah sebagai sumber pengetahuan yang benar tentang Allah yang membuat manusia bertumbuh dewasa sebagaimana difirmankan oleh Allah. Kitab 2Timotius 3:15-16 dapat menjadi suatu standar hidup orang percaya, dan dengan mengenal Kitab Suci dengan baik kita orang percaya memperoleh hikmat bagi orang-orang yang sungguh-sungguh mempelajarinya.
Tinjauan Teologis Saksi Iman Berdasarkan Ibrani 11:1-40 dan Implementasi Logis Bagi Orang Percaya Masa Kini Baskoro, Paulus Kunto
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.44 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.46

Abstract

Faith is the basis of all that we hope for and the evidence of all that we do not see (Hebrews 11:1). Faith plays a very important role in the journey of a believer’s life. Faith is an important faoundation for every believer to live strong and strong in Christ. There are three important parts in the faith of believers in Jesus, namely faith in believing that Jesus is Lord and Savior, faith that whoever believes in Jesus will enjoy eternal life and faith triumphs over all processes of lifet while on earth. On this basis, the author tries to present the theological concept of the principle of faith according to Hebrews 11:1-40 which is based on the study of each faith figure as a part that can be applied to every believer. This writing uses a descriptive literature method. The goal is that through writing, namely : First, every believer understands the principle of faith in the lives of faith figures according to Hebrews 11:1-40. Second, every believer correctly understands the principle of about the faith that makes every believer strong in Christ. Third, every believer can follow the example of the faith figures in Hebrews 11:1-40 and become a strong person in facing life’s struggles.Abstrak“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr. 11:1). Dan memegang peran yang sangat penting dalam sepanjang perjalanan kehidupan orang percaya. Iman merupakan pondasi penting bagi setiap orang percaya untuk hidup tetap kokoh dan kuat di dalam Kristus. Ada tiga bagian penting dalam iman orang percaya kepada Yesus, yaitu iman percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, iman bahwa siapa yang percaya Yesus akan menikmati hidup yang kekal dan iman menang atas seluruh proses kehidupan selama di dunia. Atas dasar inilah, penulis berusaha untuk menyajikan konsep teologis prinsip iman menurut Ibrani 11:1-40 yang berdasarkan kajian setiap tokoh-tokoh iman sebagai bagian yang dapat diaplikasikan bagi setiap orang percaya. Penulisan ini menggunakan metode deskriptif literatur. Tujuannya supaya lewat penulisan yaitu Pertama, setiap orang percaya mengerti prinsip iman dalam hidup tokoh-tokoh iman menurut Ibrani 11:1-40. Kedua, setiap orang percaya mengerti dengan benar prinsip hidup dalam iman yang membuat setiap orang percaya kuat dalam Kristus. Ketiga, setiap orang percaya dapat mengikuti teladan tokoh-tokoh iman dalam Ibrani 11:1-40 dan menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi pergumulan hidup.