cover
Contact Name
HENDRIK LEGI
Contact Email
hendriklegi83@gmail.com
Phone
+62811484408
Journal Mail Official
jurnal.stakdw@gmail.com
Editorial Address
Jalan Patimura Kel. Wamena Kota Kec. Wamena Papua 99511
Location
Kab. jayawijaya,
P a p u a
INDONESIA
Jurnal DIDASKO
ISSN : 27765407     EISSN : 27765415     DOI : 10.52879/didasko
DIDASKO merupakan wadah untuk memublikasi hasil penelitian ilmiah para dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora, Wamena - Papua dan institusi lain yang memiliki kajian ilmiah sebidang. Fokus dan Scope pada jurnal Didasko adalah: Pendidikan Agama Kristen Teologi Biblika Teologi Sistematika Teologi Praktis
Articles 65 Documents
Studi Mazmur 1:1-2: Dan Implementasinya Dalam Pergaulan Kristen Suyadi, Suyadi; Sarjani, Sarjani; Sumarno, Andreas Marhain; Hutabarat, Manahan
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.19 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.47

Abstract

Psalm 1:1-2 teaches a way of life that leads people to experience the best life, namely a happy life. This study aims to encourage Christians to experience happiness as written in these verses, by staying away from groups that keep away from happiness and building an environment that is in accordance with what is recommended in the word of God. The research uses qualitative methods, where all data is presented in the form of a description. From this research, it was found that there are community groups that every Christian should avoid in building their relationships, namely the ungodly, the sinner, and the ridicule group. These three groups do not bring people to happiness, and therefore it is necessary to build a new environment that can bring people to experience a happy life.AbstrakMazmur 1:1-2 mengajarkan cara hidup yang membawa orang untuk mengalami kehidupan yang terbaik, yaitu kehidupan yang berbahagia. Penelitian ini bertujuan mendorong orang kristen untuk mengalami kebahagiaan sebagaimana yang tertulis di dalam ayat-ayat tersebut, dengan cara menjauhi kelompok-kelompok yang menjauhkan dari kebahagiaan dan membangun lingkungan yang sesuai dengan yang dianjurkan dalam firman Tuhan tersebut. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dimana semua data disampaikan dalam bentuk diskripsi. Dari penelitian ini ditemukan adanya kelompok komunitas yang harus dihindari oleh setiap orang kristen dalam membangun pergaulannya, yakni orang fasik, orang berdosa, dan kelompok pencemooh. Ketiga kelompok tersebut tidak membawa orang kepada kebahagiaan, dan karenanya perlu membangun lingkungan baru yang dapat membawa orang mengalami kehidupan bahagia.  
Pemberdayaan Kaum Awam dalam Pengembangan Pelayanan Gereja untuk Mewartakan Kabar Keselamatan Rusmanto, Ayub; Dewandaru, Bambang
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.434 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.50

Abstract

This article presents facts about the dichotomy of ecclesiastical ministry perspective between the ordained (Pastors, Bible teachers and those with theological education background) and the laity (ordinary church members). The church is present in the midst of the world as an announcer of salvation and must convey references and attributes in its mission so that it can organize and help humans to experience the existence and existence of God in an ever-changing world. The church must be responsive and capable of responding to the challenges that become obstacles in carrying out missions in this world. In significance, the dichotomy between the ordained and the laity (ordinary church members) continues to be pursued and fought for in the ministry of the church to proclaim salvation. The method used in this paper is a qualitative descriptive analysis method with a library approach, related literature, journals as the basis for a descriptive discussion to examine the empowerment of the laity in the development of church services to proclaim the message of salvation. The results of this paper prove that the involvement of the laity is very effective and relevant in the vocation and struggle of the ministry in proclaiming the message of salvation in the midst of the congregation and in the field of work. Thus, empowering the laity becomes a call and a continuous struggle that continues to process and can be implemented in real life in the midst of the development of ministry in the church and has an impact in the field of work.AbstrakArtikel ini menyajikan fakta dikotomi cara pandang pelayanan gerejawi antara kaum tertahbis (Pendeta, Guru Injil dan mereka yang berlatar belakang pendidikan teologi) dan kaum awam (anggota-anggota gereja biasa). Gereja hadir ditengah-tengah dunia sebagai pewarta keselamatan harus menyampaikan referensi dan atribut di dalam misinya sehingga dapat menyelenggarakan dan menolong manusia untuk mengalami eksistensi dan keberadaan Allah di dunia yang selalu berubah. Gereja harus tanggap dan cakap menjawab tantangan yang menjadi kendala dalam menjalani misi di dunia ini. Dalam signifikansi dikotomi antara kaum tertahbis dan kaum awam (anggota-anggota gereja biasa) terus diupayakan dan diperjuangkan dalam pelayanan gereja untuk mewartakan keselamatan. Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode kualitatif deskriptif analisis dengan pendekatan kepustakaan, literature, jurnal yang berhubungan sebagai landasan pembahasan secara deskriptif menelisik tentang pemberdayaan kaum awam dalam perkembangan pelayanan gereja untuk mewartakan kabar keselamatan. Hasil karya tulis ini membuktikan keterlibatan kaum awam sangat efektif dan relevan dalam panggilan dan perjuangan pelayanan dalam mewartakan kabar keselamatan di tengah-tengah jemaat dan di lapangan pekerjaan. Dengan demikian, pemberdayaan kaum awam menjadi panggilan dan perjuangan yang berkesinambungan terus berproses dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata di tengah-tengah perkembangan pelayanan dalam gereja dan berdampak di lapangan pekerjaan. 
Prinsip Penginjilan Berdasarkan 1 Korintus 9:16 dan Relevansinya bagi Tugas Guru PAK Simarangkir, Sunggul; Angkouw, Semuel Ruddy; Kuntari J, Valentina Dwi
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.055 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.49

Abstract

This paper specifically describes the Principles of Evangelism Based on I Cor. 9:16 and Its Relevance for Teachers of Christian Religious Education. This topic is discussed to explain factually the principles of evangelism for teachers. Christian religious education has not been fully implemented in the classroom, in the field and to people who do not believe in Jesus Christ. This topic is discussed considering that there are still many unreached tribes in the ministry of evangelism. Of course, this responsibility is not only borne by the mission agency, the church. However, religious institutions include Christian religious education teachers to reach tribes that have not yet perfected the Bible. In describing this topic, the researcher uses a qualitative method with an exegesis approach. The results of this study describe that the principle of evangelism is expressed in an attitude of not being arrogant, then evangelism as a duty and responsibility of believers and evangelism should be used as a lifestyle. To PAK teachers, it is hoped that there will be efforts to increase understanding of evangelism and be responsible for directing students to manifest this attitude in community, church and school life as mandated by Jesus Christ, as the Great Teacher.AbstrakTulisan ini secara spesifik menguraikan perihal Prinsip Penginjilan Berdasarkan I Kor. 9:16 dan Relevansinya bagi Pengajar Pendidikan agama kristen. Topik ini dibahas untuk menjelaskan secara faktual dalam prinsip penginjilan bagi pengajar Pendidikan agama kristen belum sepenuhnya di terapkan di dalam kelas, dilapangan dan kepada orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Topik ini dibahas mengigat masih banyak ditemukan berbagai suku belum terjangkau dalam pelayanan penginjilan. Tentunya tugas tanggung jawab ini bukan hanya dibebankan kepada lembaga misi, gereja. Namun lembaga keagamaan termasuk pengajar pendidikan agama kristen untuk menjangkau suku yang masih belum sempurnakan Injil. Di dalam menguraikan topik ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Eksegese. Hasil penelitian ini menguraikan bahwa prinsip penginjilan yaitu dinyatakan pada sikap tidak sombong, kemudian penginjilan sebagai tugas dan tanggung jawab orang percaya dan penginjilan hendaknya dijadikan sebagai gaya hidup. Kepada guru PAK, diharapkan adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang penginjilan serta bertanggung jawab dalam mengarahkan anak didik untuk mewujudkan sikap tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, gereja dan sekolah sebagaimana dimanatkan oleh Yesus Kristus, sebagai Guru Agung.
Memahami Penderitaan Ayub Di Masa Pandemi Covid-19: Tafsir Ayub 42:7-17 Rori, Hana
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.477 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.34

Abstract

The Covid-19 pandemic crisis in various areas of life cannot be denied. Various ways by the government and community organization to remain resistant continue to be implemented. This paper aims to interpret the book of Job 4:7-17 using the method of narrative criticism. Explore the meaning in it and integrate it during a pandemic. The result found is that recovery is a part of life after experiencing suffering. The attitude of helping each other during a pandemic is needed for recovery-restoration, like the story of Job who was helped by the surrounding environment. Recovery cannot be separated from acceptance as well as release. Accepting the understanding that suffering is not only a bad part of life but has an overall positive impact on life. This study also discusses the importance of respecting nature as part of God's creation, so that nature does not fight back, because nature and humans are equal according to God's wisdom. This study suggests further research, especially the study of reader responses regarding the story of Job during the pandemic.AbstrakKrisis pandemi Covid-19 terhadap berbagai bidang kehidupan tidak dapat disangkal. Berbagai cara pemerintah maupun organisasi masyarakat untuk tetap resistan terus dilaksanakan. Tulisan ini bertujuan untuk menafsir kitab Ayub 4:7-17 menggunakan metode kritik naratif. Menggali makna di dalamnya serta memadukannya di masa pandemi. Hasil yang ditemui adalah pemulihan merupakan bagian kehidupan setelah mengalami penderitaan. Sikap saling tolong menolong di masa pandemi diperlukan untuk pemulihan seperti kisah Ayub yang dibantu oleh lingkungan sekitarnya. Pemulihan tidak lepas dari penerimaan juga pelepasan. Menerima pemahaman derita bukan hanya bagian buruk kehidupan tapi memberikan dampak positif secara keseluruhan di dalam kehidupan. Penelitian ini juga membahas pentingnya menghargai alam sebagai bagian ciptaan Tuhan, agar alam tidak melawan balik, karena alam dan manusia setara menurut hikmat Tuhan. Penelitian ini menyarankan penelitian lanjutan khususnya kajian respon pembaca mengenai kisah Ayub di masa pandemi. 
Kajian Kepemimpinan Gaya Yesus Menjadi Pola Kepemimpinan Kristen Like, Like
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.37

Abstract

Jesus' style of leadership is very different from the leadership styles that this world teaches. Jesus' leadership style is one that can be found in the New Testament. To apply Jesus' leadership style to a Christian leadership pattern is not only proficient in theory and academically but requires an action and paradigm that is correct and a heart that is focused on God the Father and has an intimate relationship with God the Father. The purpose of this study was to describe the leadership style of Jesus in the form of servant leadership, pastor leadership, and management leadership. Studying the three styles (models) of Jesus' leadership styles will help Christian leaders to apply them to the correct Christian leadership pattern. The approach used in this research is the literature method with a descriptive qualitative approach.AbstrakKepemimpinan gaya Yesus sangat berbeda dengan gaya kepemimpinan yang dunia ini ajarkan. Gaya kepemimpinan Yesus adalah gaya yang dapat dijumpai di dalam Perjanjian Baru. Untuk menerapkan gaya kepemimpinan Yesus menjadi pola kepemimpinan Kristen bukan hanya mahir secara teori dan akademik namun membutuhkansuatu tindakan dan paradigma yang benar serta hati yang tertuju kepada Allah Bapa dan memiliki hubungan intim dengan Allah Bapa. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kepemimpinan gaya Yesus berupa kepemimpinan hamba, kepemimpinan gembala, kepemimpinan pengurus. Mempelajari ketiga gaya (model) kepemimpinan gaya Yesus akan menolong pemimpin Kristen untuk menerapkannya menjadi pola kepemimpinan Kristen yang benar. Pendekatan yang digunakan
Studi Teologis Kepemimpinan Nehemia Berdasarkan Kitab Nehemia Perangin Angin, Yakub Hendrawan; Arifianto, Yonatan Alex; Yeniretnowati, Tri Astuti
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.383 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.48

Abstract

This research shows leadership practices that have been thousands of years old and have succeeded brilliantly, but the principles contained in them still apply today and even in the era of the future. The uniqueness and richness of the leadership performed by Nehemiah as recorded in the Old Testament proves that the principles of reliable leadership not only in the world of religious service but also in the world of work are applied. The method used in this article is a qualitative method of library research. The results of this study show that Nehemiah's excellent leadership principles and become a role model for Christian leadership in any field can be applied, at least there are eight leadership principles, namely: First, Leadership that focuses on God. Second, leadership that understands the organizational context. Third, leadership based on risk and information thinking. Fourth, leadership that implements a comprehensive strategy. Fifth, servant leadership. Sixth, Empowering leadership with love and example. Seventh, effective and efficient leadership in managing resources. Eighth, leadership that conducts audits and complies with regulations and makes corrections.Abstrak Penelitian ini menunjukkan praktik kepemimpinan yang sudah berusia ribuan tahun dan berhasil dengan gemilang namun prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya masih terus berlaku di zaman ini bahkan zaman era ke depan. Keunikan dan kekayaan kepemimpinan yang dilakukan oleh Nehemia yang tercatat dalam Kitab Perjanjian Lama membuktikan kaidah-kaidah kepemimpinan yang handal bukan saja di dunia pelayanan keagamaan namun juga di dunia kerja diterapkan. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif riset pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan prinsip-prinsip kepemimpinan Nehemia yang prima dan menjadi role model kepemimpinan Kristen di area bidang apapun dapat diterapkan, paling tidak ada delapan prinsip kepemimpinan, yaitu: Pertama, Kepemimpinan yang fokus pada Allah. Kedua, Kepemimpinan yang memahami konteks organisasi. Ketiga, Kepemimpinan yang berbasis berpikir risiko dan informasi. Keempat, Kepemimpinan yang menerapkan strategi komprehensif. Kelima, Kepemimpinan yang melayani. Keenam, Kepemimpinan yang memberdayaan dengan kasih dan teladan. Ketujuh, Kepemimpinan yang efektif dan efisien mengelola sumber daya. Kedelapan, Kepemimpinan yang melakukan audit dan patuh peraturan serta melakukan korektif.
Mengukir Peran Ayah Dalam Menumbuhkan Budaya Baca Anak Di Keluarga Kristen Manurung, Kosma
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2023): Pendidikan Agama Kristen dan Teologi - April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/didasko.v3i1.80

Abstract

Budaya baca penting ditumbuhkan dalam diri seorang anak karena hal itu akan membantunya untuk melihat dunia luar dengan lebih baik dan terarah. Selain itu, membaca sejatinya merupakan salah satu dari jalan utama masuknya pengetahuan pada anak, yang apabila diterapkan dengan baik oleh seorang anak akan berdampak juga pada keunggulan di aspek ademiknya, serta berelasi pada masa depannya yang cemerlang. Adapun maksud dari penelitian ini ingin berupaya menjelaskan peran yang seorang ayah bisa ukir untuk menumbuhkan budaya baca pada anaknya. Penggunaan metode deskriptif kualitatif serta sokongan dari kajian literatur diharapkan mampu mendalami secara teliti dan cermat perihal sudut pandang Alkitab maupun media terkait dunia anak masa kini, urgensitas membaca bagi seorang anak, dan peran yang bisa seorang ayah lakukan untuk menumbuhkan budaya baca anak. Disimpulkan bahwa seorang ayah bisa menumbuhkan budaya baca pada anaknya ketika ayah mengenalkannya sedari anak kecil, menjadikan dirinya teman baca anaknya, mengajarkan anak membaca dengan kesabaran, dan berperan sebagai evaluator. 
Peranan “Bible People” Dalam Pembentukan Karakter Remaja Kristen Milenial Gea, Ondrasi
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2023): Pendidikan Agama Kristen dan Teologi - April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/didasko.v3i1.52

Abstract

The lifestyle of millennial teenagers today, both among Christians and teenagers, are generally influenced by the rapidly changing globalization movement, one of which is digital technology. So teenagers are increasingly addicted to the internet, absorb something new through certain sites and concentrate attention on their own will. This situation also affects the youth's interest in worship and church activities to be inconsistent, because they focus more on things that are considered more enjoyable. In addition to a dynamic lifestyle, adolescents in dealing with their problems often experience protracted confusion or stress. Some cases of suicide also occur due to problems that can be solved. Besides being unstable, these things are caused by bad associations and various forms of juvenile delinquency. For the church, the life of millennial youth is a formidable challenge as well as a great opportunity because they are the church of the future. To build the character of millennial youth in facing challenges in this dynamic era, the term bible people can be a solution for strengthening self-identity. Faith growth is very necessary for forming a healthy character by getting used to reading the Bible. Because a person who is built based on God's Word does not only gain knowledge and verbal advice but has a root of faith as a guide to the mindset, attitudes, actions, and decisions taken.AbstrakPola hidup remaja milenial saat ini baik di kalangan kristen maupun remaja pada umumnya dipengaruhi oleh gerak globalisasi yang cepat berubah, salah satunya ialah teknologi digital. Sehingga kaum remaja semakin kecanduan terhadap internet, menyerap sesuatu yang baru melalui situs tertentu serta perhatian terkonsentrasi pada kemauan diri sendiri. Keadaan ini juga mempengaruhi daya minat remaja terhadap ibadah dan kegiatan gereja menjadi tidak konsisten, sebab mereka lebih memusatkan diri kepada hal yang dianggap lebih menyenangkan. Selain gaya hidup yang dinamis, remaja dalam menghadapi masalahnya sering mengalami kegalauan atau stress yang berlarut-larut. Beberapa kasus bunuh diri juga terjadi akibat persoalan yang sebenarnya dapat diatasi. Selain masih labil, hal-hal tersebut disebabkan oleh pergaulan buruk dan berbagai bentuk kenakalan remaja. Bagi gereja, kehidupan remaja milenial merupakan tantangan berat sekaligus peluang besar karena mereka adalah gereja masa depan. Untuk membangun karakter remaja milenial dalam menghadapi tantangan di zaman yang dinamis ini, maka istilah bible people dapat menjadi solusi bagi penguatan identitas diri. Pertumbuhan iman sangat diperlukan dalam membentuk watak yang sehat dengan membiasakan diri membaca Alkitab. Sebab pribadi yang dibangun atas dasar Firman Tuhan tidak hanya memperoleh pengetahuan dan nasehat verbal tetapi memiliki akar keimanan sebagai panduan terhadap pola pikir, sikap, tindakan serta keputusan yang diambil.
Ibadah Rumah Tangga dan Komitmen Presbiter Suatu Studi di Jemaat Gereja Pniel Koka Klasis Amarasi Timur Neno, Yoksan Edison; Tari, Ezra; Pairikas, Fenetson
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2023): Pendidikan Agama Kristen dan Teologi - April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/didasko.v3i1.85

Abstract

This research is the absence of the congregation in household worship and the presbyter does not give attention or motivation to the congregation to attend household worship. The purpose of this study was to determine the presbyter's commitment to household worship, the presbyter's performance in household worship services. The method used in this research is descriptive qualitative. The sample data sources for this research were 14 presbyters, 1 pastor and 7 congregations as subjects. The results of the study show that the presbyter is often late in carrying out household worship and often postpones the worship schedule. The presbyter at the Pniel Koka Church congregation did not carry out their commitment properly in accepting the duties and responsibilities as presbyter. Suggestions to the presbyter should build a new commitment within, encourage the congregation, summarize, and guide the congregation to be faithful in worship. This is because in this study household worship was not active in terms of the presence of the congregation and presbyter.AbstrakPenelitian ini adalah tidak hadirnya jemaat dalam ibadah rumah tangga dan presbiter tidak memberikan perhatian  atau motivasi kepada jemaat untuk hadir dalam ibadah rumah tangga. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui komitmen presbiter dalam ibadah rumah tangga, kinerja presbiter dalam pelayanan ibadah rumah tangga. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sampel sumber data penelitian ini adalah subyek 14 orang presbiter, subyek 1 orang pendeta dan subyek 7 orang jemaat. Hasil penelitian menunjukan bahwa presbiter sering terlambat dalam melaksanakan ibadah rumah tangga dan sering menundakan jadwal ibadah. Presbiter di jemaat Gereja Pniel Koka tidak menjalankan komitmen dengan baik dalam menerima tugas dan tanggung jawab sebagai presbiter. Saran kepada presbiter hendaknya membangun komitmen yang baru dalam diri, memberi semangat kepada jemaat, merangkum, dan membimbing jemaat untuk setia dalam beribadah. Sebab dalam penelitian ini ibadah rumah tangga berjalan secara kurang aktif dilihat dari kehadiran jemaat maupun presbiter.
Konseling Pastoral Bagi Pelayanan Kesehatan Rohani Orang Sakit Purba, Rosdiana
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2023): Pendidikan Agama Kristen dan Teologi - April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/didasko.v3i1.76

Abstract

Having a completely healthy life, namely mental health, mental health, emotional health and spiritual health is a gift from God that must be maintained every day. Before man fell into sin, sickness and suffering did not exist. However, it should be known that the root of all life crises and human illnesses is sin. As a result of sin all relationships in his life have been broken, to God, to himself, to others. Healing services to patients require synergy, between the medical team, patients, spiritual counselors. The author finds that counseling services at the hospital are very good, where counsele are more open to receiving spiritual services when they are sick, under pressure, or are experiencing a severe crisis. The author's goal in researching patient care is to fulfill God's design for humans so that humans return to the original design, namely the image and likeness of God who is perfect or whole. The method that the authors used in this study was a qualitative research method by conducting interviews (private counseling) to three patients who were hospitalized. In the third conversation, the patients were very open and willing to receive personal counseling services and lead them to the grace of Christ and complete healing. In conclusion, God is faithful and gracious to grant complete healing to everyone who wants to come to Him.AbstrakMemiliki hidup sehat seutuhnya yakni sehat mental, sehat jiwa, sehat emosi dan sehat rohani adalah anugrah Tuhan yang harus dipelihara setiap hari.  Sebelum manusia jatuh kedalam dosa sakit penyakit dan penderitaan belum ada. Namun perlu diketahui bahwa akar semua krisis kehidupan maupun sakit penyakit manusia adalah dosa. Akibat dosa semua relasi kehidupannya sudah rusak, kepada Tuhan, kepada diri sendiri, kepada orang lain.  Pelayanan penyembuhan kepada pasien membutuhkan sinergi, antara tim medis, pasien, konselor rohani. Penulis menemukan bahwa pelayanan konseling di Rumah Sakit sangat baik, dimana konseli lebih terbuka menerima pelayanan rohani ketika dalam kondisi sakit, dalam tekanan, atau sedang mengalami krisis yang berat. Adapun tujuan penulis untuk meneliti pelayanan kepada pasien adalah agar kegenapan rancangan Allah kepada manusia supaya manusia kembali kepada desain awal yakni gambar dan rupa Allah yang sempurna atau menjadi utuh yakni tubuh roh dan jiwanya sehat. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara (konseling pribadi) kepada tiga orang pasien yang sedang opname, Dalam percakapan ketiga pasien sangat terbuka dan bersedia menerima pelayanan konseling pribadi dan menuntun mereka kepada kasih karunia Kristus dan kesembuhan seutuhnya. Kesimpulan, Allah setia dan murah hati mengaruniakan kesembuhan seutuhnya (tubuh, roh dan jiwa) kepada setiap orang yang mau datang kepada-Nya.