cover
Contact Name
Munirah Tuli
Contact Email
munirahtuli@ung.ac.id
Phone
+62251-8622935
Journal Mail Official
marfish.journal@gmail.com
Editorial Address
Department of Fisheries Resources Utilization Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Bogor Agricultural University.
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
ISSN : 20874235     EISSN : -     DOI : https://doi.org/10.29244/jmf.6.2.109-117
Core Subject : Social,
Aims: MARINE FISHERIES aims to publish an original research focused on technology and management of capture fisheries, such as fishing equipment, management and transportation of fishing vessel, port management, and technology of capture fisheries.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut" : 10 Documents clear
PENGELOLAAN PERIKANAN CAKALANG BERKELANJUTAN DENGAN PENDEKATAN BIOEKONOMI DI KABUPATEN FLORES TIMUR (Sustainable Fisheries Management of Skipjack Tuna with Bioeconomic Approach in East Flores District) Pratita Budi Utami; Tridoyo Kusumastanto; Nimmi Zulbainarni
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.533 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.1-11

Abstract

ABSTRACTTerritorial waters of East Flores has the large potential of fish resources. One of them is skipjack tuna, where the utilization of these resources are used to meet the needs of the national and International market. This resulted in considerable pressure on resources, so it requires a calculation based on the optimization of the utilization of biological factors. This research was conducted to analyze the status of utilization of resources and looking for the best management regime in achieving sustainable fisheries. This research was conducted in the Larantuka, East Flores District, NTT Province in March to April 2014. This study uses a bioeconomic analysis which is accompanied by some estimate of the social discount rate. In this study, bioeconomic analysis using two approaches, namely input and output. The analytical method used is the CPUE (Cacth Per Unit Effort) analysis, biological and economic parameters, optimization of estimation static and dynamic. Dynamic optimization in this analysis, conducted with estimated level of the sensitivity social discount rate value to resource extraction. The results in this study shows that in the period 2003-2012, the skipjack tuna resource utilization efforts have not experienced symptoms of overfishing, so the chance in an effort to utilize the resource is still wide open.Keywords: bioeconomic, skipjack tuna , sosial discount rate-------ABSTRAKWilayah perairan Flores Timur memiliki potensi sumber daya ikan yang sangat besar. Salah satunya adalah ikan cakalang, dimana pemanfaatan sumber daya tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional dan internasional. Hal tersebut mengakibatkan tekanan yang cukup kuat terhadap sumber daya, sehingga diperlukan sebuah perhitungan optimasi pemanfaatan berdasarkan pada faktor biologi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis status pemanfaatan yang dilakukan terhadap sumber daya dan mencari rezim pengelolaan terbaik dalam mewujudkan perikanan berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Maret sampai April 2014. Penelitian ini menggunakan analisis bioekonomi yang disertai dengan beberapa estimasi social discount rate. Analisis bioekonomi dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan input dan output. Metode analisis yang digunakan dalam analisis bioekonomi adalah analisis CPUE (cacth per unit effort), parameter biologi dan ekonomi, estimasi optimasi statik dan dinamik. Optimasi dinamik pada analisis ini, dilakukan dengan estimasi tingkat sensitivitas nilai social discount rate terhadap ekstraksi sumber daya. Hasil yang diperoleh pada panelitian ini adalah, dalam kurun waktu 2003-2012 upaya pemanfaatan sumber daya cakalang belum mengalami gejala overfishing, sehingga kesempatan dalam upaya pemanfaatan sumber daya masih terbuka.Kata kunci: bioekonomi, cakalang, social discount rate
ANALISIS BIOEKONOMI DAN OPTIMASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN LAYANG DI PERAIRAN KABUPATEN MUNA SULAWESI TENGGARA (Bioeconomic Analysis and Resource Management Optimization of Mackerel Scad in Muna District, South East Sulawesi) Wa Ode Piliana; Tridoyo Kusumastanto; . Diniah
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.811 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.13-22

Abstract

ABSTRACTThe resource utilization of mackerel scad (Decapterus spp.) has been increasing in Muna waters which will be able to reduce the fish stock and if it exceeds the carrying capacity, it will lead to "overfishing". This study aims to determine the level of production, fishing effort and the optimal economic chain, both biologically and economically, so that the management of fish resources in Muna waters can be carried out in a sustainable way. The study was conducted by the case study method. The analysis method used in this research is biotechnic; bioeconomy; static and dynamic optimization apprOAch of Walter-Hilbon (WH) estimation model. The results of the study provide an indicator that the mackerel scad in Muna waters has not experienced "overfishing" both biological and economic. MEY condition that is optimal for economic management will be achieved when the maximum effort as many as 213.734 trips, production amounted to 3.117,61 tons and maximum economic chain at IDR 33.434,41 billion. The amount of fishing effort in MSY condition within the model is 248.342 trips whereas the production amounted to 3.179,35 tons with the economic chain of IDR 32.557,81 billion. Results of biotechnic, bioeconomy, static and dynamic optimization showed that actual production is still below the sustainable production indicated by high production, effort and economic chain. Based on this analysis, the business effort of mackerel scad can be increased from the current fishing effort of 128.496 trips to 213.734 trips that will give the maximum economic chain and management of fish resources sustainably.Keywords: bioeconomic, economic optimization, mackerel scad, resource management-------ABSTRAKPemanfaatan sumber daya ikan layang (Decapterus spp.) yang meningkat di perairan Kabupaten Muna dapat menurunkan stok ikan layang dan apabila melebihi daya dukung, maka akan menyebabkan terjadinya “overfishing”. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat produksi, upaya tangkap dan rantai ekonomi yang optimal, baik secara biologi dan ekonomi, sehingga pengelolaan sumber daya ikan layang di perairan Kabupaten Muna dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bioteknis, bioekonomi, optimasi statik dan dinamik menggunakan pendekatan model estimasi Walter-Hilbon (W-H). Hasil penelitian memberikan indikator bahwa ikan layang di perairan Kabupaten Muna belum mengalami “overfishing” baik secara biologi (biological overfishing) dan ekonomi (economic overfishing). Dalam kondisi MEY yang merupakan pengelolaan ekonomi optimal, terestimasi effort sebanyak 213.734 trip, produksi sebesar 3.117,61 ton dan rantai ekonomi maksimum yakni Rp 33.434.410.000. Jumlah effort dalam kondisi MSY adalah 248.342 trip, produksi sebesar 3.179,35 ton dan rantai ekonomi sebesar Rp 32.557.810.000. Hasil analisis bioteknis, bioekonomi, optimasi statik dan dinamik menunjukkan produksi aktual masih berada di bawah nilai produksi lestari baik dari produksi, effort dan rantai ekonomi. Berdasarkan analisis tersebut, effort usaha ikan layang dapat ditingkatkan dari upaya aktual sebesar 128.496 trip menjadi 213.734 trip yang akan memberikan rantai ekonomi maksimum dan pengelolaan sumber daya ikan layang secara lestari.Kata kunci: bioekonomi, optimasi ekonomi, pengelolaan sumber daya, ikan layang
CAPAIAN PERKEMBANGAN PROGRAM PEMANTAU PADA PERIKANAN RAWAI TUNA DI INDONESIA (Achievement of the Development of Observer Program on Tuna Longline Fishery in Indonesia) Irwan Jatmiko; Budi Nugraha; Fayakun Satria
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.027 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.23-31

Abstract

ABSTRACTFisheries data is one of the important aspects to understand the basic biology, species distributions and population dynamics of fish stock. One of the efforts to collect data is conducting observer program on tuna longline to improve the understanding of all aspects on fishing operation at the sea. The objectives of this study are to describethe historical development of observers, composition and conservation status of tuna longline vessels catch in Indonesia. Data collection was conducted by observer from August 2005 to November 2013. The method used in this research is descriptive method in which this study aimed to describe the phenomenon that occurs in the tuna longline fishery and catch composition. Tuna longline catches can be categorized into fivegroups, namely, tunas, billfishes, sharks and rays, birds and turtles and other fish. The results showed that the composition of longline tuna catches was dominated by other fish groups with 48.10% followed by tunas 33.85%. Other fish group was dominated by bycatch that have economic value (by product). Data and information gained from observer are very important, so its activity should be perceived as necessity for better fisheries management, rather than as mandatory from Regional Fisheries Management Organization (RFMO) regulations.Keywords: catch composition, fisheries management, observer, tuna longline-------ABSTRAKData perikanan merupakan salah satu aspek penting untuk memahami biologi dasar, distribusi spesies dan dinamika populasi stok ikan. Salah satu upaya untuk memperoleh data secara tepat adalah dengan melaksanakan program pemantau di atas kapal rawai tuna untuk meningkatkan pemahaman tentang semua aspek pada operasi penangkapan di laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan pemantau, mengetahui komposisi dan status konservasi hasil tangkapan pada kapal rawai tuna di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan mulai bulan Agustus 2005 hingga November 2013 di kapal rawai tuna yang sebagian besar berbasis di Pelabuhan Benoa, Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang terjadi pada perikanan rawai tuna dan komposisi hasil tangkapan. Hasil tangkapan rawai tuna dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok yaitu: tuna, ikan berparuh, hiu dan pari, burung dan penyu serta ikan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi hasil tangkapan kapal rawai tuna didominasi oleh kelompok ikan lainnya, yaitu sebesar 48,10%, diikuti oleh kelompok tuna 33,85%. Kelompok ikan lainnya ini kebanyakan hasil tangkapan sampingan yang mempunyai nilai ekonomis. Data dan informasi yang diperoleh dari program pemantau ini sangat penting sehingga pelaksanaannya harus dilihat sebagai kebutuhan untuk pengelolaan perikanan yang lebih baik, bukan hanya atas dasar kepatuhan terhadap peraturan dari Regional Fisheries Management Organization (RFMO).Kata kunci: komposisi hasil tangkapan, pengelolaan perikanan, pemantau, rawai tuna
KEBUTUHAN FASILITAS POKOK PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LAMPULO 15 TAHUN MENDATANG (Main Facility Necessity of Lampulo Coastal Fishing Port for 15 Years for the Future) Fauzi Syahputra; Anwar B. Pane; Ernani Lubis; Budhi H. Iskandar
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.691 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.33-43

Abstract

ABSTRACTLampulo fishing port located in Banda Aceh. This port categorized as type C. The activity in Lampulo very dense, it is suspected due to inadequate of facilities available at the port. The aims of this study is to determine the projected increase in the production volume of the catch; determine the projected increase in the number of fishing boats; determine the needs of the dock, and harbor, for the current and future needs of 15 years. This research was conducted at the Lampulo fishing port in Banda Aceh by using a case study method. Calculation of the dock and harbour needs presently and in the next 15 years by using statistical data, namely the catch production (1), the number and size of vessel (2), direct measurement of results data objects i.e. jetty length (1), pond depth (2), ships length (3), direct observations data of the research object, namely dock facilities condition (1) port (2), the maximum draft of vessels (3) and the distance between the ship while tethered in the harbour. Based on projections of production, the total production volume in Lampulo reached 14,096 tons in 2027 or increased by 114%, but became decreased in 2028-2029 by 3,6% when compared with the production volume in 2027. The projected number of vessel fleet reached 822 units or an increase of 112% in 2029. Projected increase the size of the dock and the depth of the pool is needed for the next 15 years in the amount of 831m for landing docks and 757m for loading docks. It also required the addition of the port into a vast pool of 224.497 m2 and the depth of the pool minus 3,4 m.Keywords: development, main port facilities, vessel-------ABSTRAKPelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo terletak di kota banda Aceh. Pelabuhan ini adalah pelabuhan perikanan tipe C. Aktivitas di Pelabuhan Lampulo sangat padat, hal ini diduga akibat kurang memadainya fasilitas yang tersedia di pelabuhan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan proyeksi peningkatan volume produksi hasil tangkapan; menentukan proyeksi peningkatan jumlah kapal perikanan; menentukan kebutuhan dermaga, dan kolam pelabuhan, untuk saat ini dan kebutuhan 15 tahun kedepan. Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo Banda Aceh. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Perhitungan kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan saat ini dan 15 tahun kedepan menggunakan data statistik yaitu produksi hasil tangkapan (1), jumlah dan ukuran kapal (2), data hasil pengukuran langsung objek penelitian yaitu panjang dermaga (1), kedalaman kolam (2), panjang kapal (3); data hasil pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu keadaan fasilitas dermaga (1), kolam pelabuhan (2), draft maksimum kapal yang paling besar (3) dan jarak antar kapal saat bertambat di pelabuhan. Berdasarkan proyeksi produksi, total volume produksi di PPP Lampulo mencapai 14,096 ton pada tahun 2027 atau meningkat sebesar 114%, namun mengalami penurunan pada tahun 2028-2029 sebesar 3,6% jika dibandingkan dengan volume produksi tahun 2027. Adapun proyeksi jumlah armada kapal penangkapan terjadi peningkatan mencapai 822 unit atau sebesar 112 % pada tahun 2029. Proyeksi penambahan ukuran dermaga dan kedalaman kolam yang dibutuhkan untuk 15 tahun mendatang yaitu sebesar 831 m untuk dermaga pendaratan dan 757 m untuk dermaga muat. Selain itu juga diperlukan penambahan luas kolam pelabuhan menjadi 224,497 m2 dan kedalaman kolam minus 3,4 m.Kata kunci: pengembangan, fasilitas pokok pelabuhan, kapal
POTENSI IKAN UNGGULAN SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN DI PPN KARANGANTU (Superior fish potential as Raw Materials of Processing Industry in Karangantu Archipelagic Fishing Port) Asep Hamzah; Anwar Bey Pane; Ernani Lubis; Iin Solihin
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.913 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.45-58

Abstract

ABSTRACTKarangantu Archipelagic Fishing Port (Karangantu AFP/PPN Karangantu) has been appointed as regional fisheries industry (formerly minapolitan), sub-sector of catch fisheries since 2010. Today, the development of the fisheries industry one of them is processing industry still undeveloped as the result of lack of area / specific industrial land in PPN Karangantu. In addition, there is no information about the superior fish landed in PPN Karangantu as raw material. This study aims to: (1) Determine the potential of fish catches landed in PPN Karangantu as raw material processing industry; (2) Obtain production alternatives for raw material surrounding fishing port that supports processing industry in PPN Karangantu. The results of this research indicated that there were 7 types of fish that had a positive value of LQ growth with a score is 3 there are squid, mackerel, kuniran, kurisi, sardine, tuna and sea-catfish. LQ score of 3 indicates that the types of fish are concentrated relatively in PPN Karangantu and can be developed in the future become a raw material for processing industry at PPN Karangantu. Alternative production of raw material can be obtained from PPI Kepuh PPI Wadas, PPI Terale, and PPI Lontarby the type of fish that are depend to the needs of processors in PPN Karangantu and brought by the sea or via land transportation.Keywords: Karangantu archipelagic fishing port, processing fish, raw materials, superior potential,--------ABSTRAKPelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu telah ditunjuk sebagai kawasan industri perikanan (sebelumnya minapolitan) subsektor perikanan tangkap sejak 2010. Namun, perkembangan industri perikanan salah satunya pengolahan ikan masih belum optimal sebagai akibat belum adanya kawasan/lahan khusus industri di PPN Karangantu. Selain itu, belum ada informasi mengenai ikan unggulan yang didaratkan di PPN Karangantu sebagai bahan baku olahan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui potensi ikan-ikan hasil tangkapan unggulan yang didaratkan di PPN Karangantu sebagai bahan baku industri pengolahan; (2) mendapatkan alternatif produksi hasil tangkapan dari pelabuhan perikanan sekitarnya yang mendukung industri pengolahan ikan di PPN Karangantu. Metode penelitian adalah studi kasus terhadap potensi unggulan industri pengolahan ikan di PPN Karangantu. Jumlah responden ditentukan secara purposive sampling, terdiri dari nelayan, pedagang, pengolah ikan, pengelola Dinas Perikanan Kota Serang dan pengelola PPN Karangantu. Analisis data menggunakan Location Quotient (LQ) untuk mencari ikan hasil tangkapan unggulan di PPN Karangantu dan analisis kekuatan hasil tangkapan untuk mengetahui karakteristik ikan bahan baku industri pengolahan ikan di PPN Karangantu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 jenis ikan yang memiliki nilai pertumbuhan LQ positif dengan skor 3 yaitu cumi-cumi, kembung, kuniran, kurisi, lemuru, tongkol dan manyung. Skor LQ 3 mengindikasikan bahwa jenis-jenis ikan tersebut terkonsentrasi pendaratannya secara relatif di PPN Karangantu dan dapat terus dikembangkan menjadi bahan baku industri pengolahan ikan di PPN Karangantu.Kata kunci: PPN Karangantu, pengolahan ikan, bahan baku, potensi unggulan
HUBUNGAN JENIS KEPITING BAKAU (Scylla Spp.) DENGAN MANGROVE DAN SUBSTRAT DI TAMBAK SILVOFISHERY ERETAN, INDRAMAYU (Relationship of Mudcrab (Scylla Spp.) with Mangrove and Substrate in Silvofishery Ponds, Eretan, Indramayu) . Sunarto; . Sulistiono; Isdradjad Setyobudiandi
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (827.98 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.59-68

Abstract

ABSTRACTMudcrab is one of the fishery commodity with high economic value in Indonesia. High market and price stimulated the development of the mudcrabs business in this country. The aim of this research was to evaluate interaction between habitat characteristics and the mudcrabs (Scylla spp.) species. The research was conducted in silvofishery ponds of Eretan village, Indramayu, West Java from September-November 2013 and August-September 2014. Sampling was conducted at five stations. They were BDR (Brackishwater dominated Rhizophora sp.), BDA (Brackishwater dominated Avicennia sp.), BCDR (Brackishwater cannal dominated Rhizopora sp.), BCDA (Brackishwater cannal dominated Avicennia sp.) and SMF (Side of the mangrove forest). The result showed there were two species of the mudcrabs Scylla paramamosain and Scylla olivacea. S. paramamosain was dominated than S. olivacea at all stations. Total number of the S. paramamosain was 107 ind (consisted of 67 male and 40 female), while total number of the S. olivacea was 28 ind (consisted of 17 male and 11 female). Composition of the mudcrabs species in each station was 91% S. paramamosain and 9% S. olivacea at BDR, 89% S. paramamosain and 11% S. olivacea at BDA, 86% S. paramamosain and 14% S. olivacea at BCDR, 68% S. paramamosain and 32% S. olivacea at BCDA, 73% S. paramamosain and 27% S. olivacea at SMF. Differences between kinds of mudcrab in each stations showed there are interaction between kinds of mudcrabs with habitat characteristics.Keywords: Indramayu, mangrove, mudcrabs, substrate,-------ABSTRAKKepiting bakau (Scylla spp.) merupakan salah satu komoditas perikanan di Indonesia yang bernilai ekonomis tinggi. Luasnya pemasaran dan tingginya nilai jual kepiting bakau membuat bisnis tersebut semakin berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keberadaan jenis kepiting bakau dengan karakteristik habitatnya. Penelitian ini dilakukan dari Agustus-November 2013 dan Agustus-September 2014 pada kawasan tambak silvofishery Desa Eretan, Indramayu, Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan pada lima stasiun pengamatan diantaranya TSDR (Tambak silvofishery dominan Rhizopora sp.), TSDA (Tambak silvofishery dominan Avicennia sp.), KDR (Kanal dominan Rhizopora sp.), KDA (Kanal dominan Avicennia sp.) dan PHM (Pinggiran hutan mangrove). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua jenis kepiting bakau yaitu Scylla paramamosain dan S. olivacea. Di lokasi penelitian jumlah Scylla paramamosain yang tertangkap sebanyak 107 individu yang terdiri dari 67 jantan dan 40 betina, sedangkan jumlah S. olivacea yang tertangkap sebanyak 28 individu yang terdiri atas 17 jantan dan 11 betina. Hasil penelitian menunjukkan pada umumnya jumlah S. paramamosain yang tertangkap melebihi S. olivacea. Persentase kepiting bakau yang tertangkap pada tiap stasiun pengamatan yaitu 91% S. paramamosain dan 9% S. olivacea pada TSDR, 89% S. paramamosain dan 11% S. olivacea pada TSDA, 86% S. paramamosain dan 14% S. olivacea pada KDR, 68% S. paramamosain dan 32% S. olivacea pada KDA, 73% S. paramamosain dan 27% S. olivacea pada PHM. Perbedaan jumlah jenis kepiting bakau yang diperoleh pada tiap stasiun penangkapan menunjukan bahwa terdapat hubungan antara jenis kepiting bakau dengan habitat hidupnya.Kata kunci: Indramayu, mangrove, kepiting bakau, substrat,
LAJU EKSPLOITASI SUMBER DAYA IKAN YANG TERTANGKAP PUKAT CINCIN DI SELAT SUNDA (Exploitation Rate of Fisheries Resources which Caught by Purse seine in Sunda Strait) Widyanti Octoriani; Achmad Fahrudin; Menofatria Boer
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.672 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.69-76

Abstract

ABSTRACTSunda Strait is waters which have great fishery potential in Indonesia. Catches of the Sunda Strait were landed in Pandeglang Regency, one of which is in the Coastal Fishing Port (PPP) Labuan. Purse seine is fishing gear with the highest production in Sunda Strait. Species targets of purse seine are Fringescale sardinella, Mackerel, Short mackerel, Indian mackerel, Kawakawa, and Indian scad. The high price of the fish lead purse seine operation continuously. Increasing purse seine operation can lead to the scarcity fishery resources. Therefore, a study about fish exploitation rate is needed to know the utilization status. The purpose of this study was to evaluate the exploitation rate of multispesies fisheries which caught by purse seine in Sunda Strait based on catch data landed data in PPP Labuan. This study used the ELEFAN I methods and Pauly formula. The result showed that the exploitation rate of fish resources for female and male fringescale sardinella are 0,79 and 0,70; Island mackerel are 0,78 and 0,60; short mackerel are 0,85 and 0,88; Indian mackerel are 0,80 and 0,83; kawakawa are 0,95 and 0,90; Indian scad are 0,75 and 0,62. Nowadays, all fish which caught by purse seine in the Sunda Strait has been indicated to over-exploitation.Keywords: exploitation rate, pelagic fish, purse seine, Sunda strait------ABSTRAKSelat Sunda merupakan perairan yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar di Indonesia. Hasil tangkapan ikan dari Selat Sunda didaratkan di Kabupaten Pandeglang, salah satunya adalah di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan. Pukat cincin merupakan alat tangkap dengan produksi paling banyak di Selat Sunda. Spesies yang merupakan target tangkapan pukat cincin yaitu tembang, kembung, kembung perempuan, kembung laki-laki, tongkol, dan layang. Harga jual ikan yang tinggi menyebabkan pengoperasian pukat cincin terus ditingkatkan. Pengoperasian pukat cincin yang terus meningkat dapat menyebabkan kelangkaan terhadap sumber daya perikanan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mengenai laju eksploitasi sumber daya ikan agar diketahui status pemanfaatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi laju eksploitasi multispesies yang tertangkap pukat cincin di Selat Sunda berdasarkan data tangkapan yang didaratkan di PPP Labuan. Pada penelitian ini digunakan metode ELEFAN I dan rumus Pauly. Hasil analisis menunjukkan bahwa laju eksploitasi sumber daya ikan berturut-turut betina dan jantan spesies tembang sebesar 0,79 dan 0,70; kembung 0,78 dan 0,60; kembung laki-laki 0,85 dan 0,88; kembung perempuan 0,80 dan 0,83; tongkol 0,95 dan 0,90; layang 0,75 dan 0,62. Saat ini kondisi semua ikan hasil tangkapan dominan pukat cincin di Selat Sunda telah mengalami tangkap lebih.Kata kunci: ikan pelagis, pukat cincin, laju eksploitasi, Selat Sunda
DINAMIKA POPULASI SUMBER DAYA IKAN LAYUR (Lepturacanthus savala) DI PERAIRAN SELAT SUNDA (Population Dinamycs of Savalai Hairtail fish (Lepturacanthus savala) in Sunda Strait Waters) Siska Agustina; Menofatria Boer; Achmad Fahrudin
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.446 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.77-85

Abstract

ABSTRACTSavalai hairtailis one of demersal fish that landed in PPP Labuan Banten with a fishing ground from the Sunda Strait waters. Savalaihairtail fish were caught by many gears (multigear) such as trawl, purse seine, small bottom trawl, and gillnet. This research aimed at reviewing population dynamic of savalai hairtail in Sunda Strait waters. The results showed the value of the growth coefficient (k) for female and male were 0,30/month and 0,23/month respectively, with asimptotic length (L∞) 710,41 mm for females and 856,52 mm for males. First length capture for females and males were 460,46 mm and 454,66 mm respectively. First length of maturity for female and male fish were 567,24 mm and 599,73 mm respectively. Natural mortality (M) for the female and male fish were 0,27/year and 0,22/year respectively. Total mortality (Z) for the female and male fish were 1,25/year and 1,60/year respectively. Based on the relationship between the values of M and Z, then the arrest of mortality (F) known for female and male fish were 0,97/years and 1,38/year respectively. The rate of exploitation for female and male fish were72% and 83% respectively. Based on the current rate exploitation, savalaihairtail fish exploitation has exceeded optimum exploited level (50%), so it indicated the savalaihairtail was overfishing. The value of Lc was smaller than Lm indicated savalaihairtail experienced growth overfishing.Keywords: growth overfishing, overfishing, savalai hairtail, Sunda Strait-------ABSTRAKIkan layur merupakan salah satu ikan demersal yang didaratkan di PPP Labuan Banten dengan fishing ground dari perairan Selat Sunda. Ikan layur ditangkap dengan banyak alat tangkap diantaranya alat tangkap payang, pukat cincin, pukat pantai, jaring arad, dan jaring insang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dinamika populasi sumber daya ikan layur (Lepturachantus savala) di Perairan Selat Sunda. Hasil penelitian menunjukkan nilai keofisien pertumbuhan (k) ikan betina dan jantan berturut-turut 0,30/bulan dan 0,23/bulan, dengan panjang asimptotik (L∞) 710,41 mm dan 856,52 mm. Panjang ikan pertama kali tertangka (Lc) untuk betina dan jantan berturut-turut sebesar 460,46 mm dan 454,66 cm. Panjang ikan layur pertama kali matang gonad (Lm) untuk betina sebesar 567,24 mm dan jantan sebesar 599,73 mm. Laju mortalitas alami (M)) untuk ikan betina sebesar 0,27/tahun dan ikan jantan sebesar 0,22/tahun. Mortalitas total (Z) untuk ikan betina sebesar 1,25/tahun dan ikan jantan sebesar 1,60/tahun. Berdasarkan hubungan antara nilai M dan Z, maka mortalitas penangkapan (F) diketahui untuk betina sebesar 0,97/tahun dan jantan sebesar 1.38/tahun. Laju ekploitasi ikan layur betina dan jantan berturut-turut sebesar 72% dan 83%. Berdasarkan nilai laju eksploitasi, pemanfaatan ikan layur telah melebihi pemanfaatan optimal (50%), sehingga di indikasikan mengalami tangkap lebih. Nilai Lc<Lm menunjukkan tangkap lebih yang terjadi adalah growth overfishing.Kata kunci: growth overfishing, tangkap lebih, ikan layur, Selat Sunda
PENGARUH PERBEDAAN UKURAN MATA PANCING TERHADAP HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR DI PERAIRAN PULAU SABUTUNG PANGKEP (Effects of Difference of Hook Size on the Catch of Handline in Sabutung Island Waters of Pangkep Regency) Muhammad Kurnia; . Sudirman; Muhammad Yusuf
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.895 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.87-95

Abstract

ABSTRACTEffort to exploitation the fishery resources can do in various ways, catching effort by use of hand line is one of the efforts in the field of fisherie. The study was conducted in the Sabutung Island Waters of Pangkep Regency, aims was to investigate the effect of different of hook size and the species composition of the catch of hand line using different of hook size. The effectiveness of hook size is determined by the highest of catches.The method used is experimental fishing on the fishing operation of hand line during 30 trips. Data analysis used normality test and ANOVA test done with SPSS 16.0. The results showed that the differences between hook size number 10 with number 8 and 12 gave influences to the amount of catch. It’s showed by sig score hook size no.10 is 0,00 and sig score hook size no.8 and 12 is 0,00 which them have sig score less than 0,05 and it meant H0 pushed away so it concluded that the hook size influenced the fishing catch. The compositions of fish catch during the study based on the amount and weight were short mackerel, Bigeye scad, Indian scad, yellow tail and diodon histrix. Short mackerel were the most species of fish caught during the research that is equal to 41,2% of the 364 tail of the total catch.Keywords: hand line, hook size, small pelagic fish-------ABSTRAKUsaha mengeksploitasi sumber daya perikanan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satu diantaranya adalah usaha perikanan tangkap dengan menggunakan pancing ulur (hand line). Penelitian dilakukan pada September-Nopember 2012 di Perairan Pulau Sabutung Kabupaten Pangkep, bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan ukuran mata pancing dan komposisi hasil tangkapan dari tiga ukuran mata pancing yang berbeda sehingga diperoleh ukuran mata pancing yang efektif. Efektifitas ukuran mata pancing ditentukan berdasarkan jumlah tangkapan terbanyak. Metode yang digunakan adalah metode experimental fishing, dengan operasi penangkapan ikan sebanyak 30 trip. Analisis data menggunakan uji kenormalan dan uji ANOVA dengan SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan mata pancing no.10 dengan no.8 dan 12 berpengaruh terhadap jumlah dan berat hasil tangkapan pancing ulur. Hal ini dilihat dari nilai sig mata pancing no.10 sebesar 0,00 dan sig mata pancing no. 8 dan 12 sebesar 0,00 yang menunjukan nilai sig kurang dari 0,05. Ini menunjukan H0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa ukuran mata pancing berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Komposisi hasil tangkapan selama penelitian berdasarkan jumlah dan berat terdiri atas kembung lelaki, selar bentong, layang, ekor kuning dan ikan buntal. Ikan kembung lelaki adalah jenis ikan yang paling banyak tertangkap selama penelitian yaitu sebesar 41,2% yaitu 364 ekor dari keseluruhan hasil tangkapan.Kata kunci: pancing ulur, ukuran mata pancing, ikan pelagis kecil
PERFORMA PELELEHAN ES PADA BENTUK ES YANG BERBEDA (Performance of Diffrent Ice-Forms Melting Process) Aprilia Putri Kusumah; Yopi Novita; Deni A. Soeboer
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.431 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.97-108

Abstract

ABSTRACTIce as a cooling medium in the handling of fresh fish is widely used. Information about the rate of temperature change and the rate of melting of ice in the fish storage box is not available. Therefore, this research needs to be conducted to determine the ability of different forms of ice to decrease the temperature of the ice box where they are placed. The objectives of this research are to calculate the rate of ice melting and the rate of temperature change in the box that contains the bulk ice and crushed ice, and compare the ability of bulk ice and crushed ice to cool temperature inside the storage box fish. Experimental method was applied in this research, which data collection consisted of a total volume of ice melted and the temperature in the box per unit time. The research results showed that the bulk ice has the ability to cool the space they occupy much faster when compared with crushed ice. In addition, bulk ice melt faster when compared with crushed ice.Keywords: ice, the rate of melting of ice, the rate of temperature change-------ABSTRAKPenggunaan es sebagai media pendinginan dalam penanganan ikan segar merupakan yang paling umum digunakan. Informasi tentang laju perubahan suhu dan laju pelelehan es di dalam boks penyimpanan ikan belum tersedia. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan es dalam bentuk yang berbeda untuk menurunkan suhu boks dimana es tersebut ditempatkan. Tujuan penelitian ini adalah menghitung laju pelelehan es dan laju perubahan suhu di dalam boks yang berisi es curah dan es hancuran serta membandingkan kemampuan es curah dan es hancuran untuk mendinginkan suhu di dalam boks tempat penyimpanan ikan. Pengambilan data dilakukan terhadap jumlah volume lelehan es dan suhu di dalam boks per satuan waktu dengan menggunakan metode experimental. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa es curah memiliki kemampuan untuk mendinginkan ruang yang ditempatinya lebih cepat jika dibandingkan dengan es hancuran. Selain itu, es curah lebih cepat meleleh jika dibandingkan dengan es hancuran.Kata kunci: es, laju pelelehan es, laju perubahan suhu

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 2 (2025): Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 16 No. 1 (2025): Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 15 No. 2 (2024): Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 15 No. 1 (2024): Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 14 No. 2 (2023): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 14 No. 1 (2023): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 13 No. 2 (2022): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 13 No. 1 (2022): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 12 No. 2 (2021): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 12 No. 1 (2021): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 11 No. 2 (2020): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 11 No. 1 (2020): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 10 No. 2 (2019): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 10 No. 1 (2019): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 9 No. 2 (2018): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 9 No. 1 (2018): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 8 No. 2 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 8 No. 1 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 7 No. 2 (2016): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 7 No. 1 (2016): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 6 No. 2 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 5 No. 2 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 5 No. 1 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 4 No. 2 (2013): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 4 No. 1 (2013): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 3 No. 2 (2012): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 3 No. 1 (2012): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 2 No. 2 (2011): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2011): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2010): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut More Issue