cover
Contact Name
Ovalina Sylvia Br. Ginting
Contact Email
fortejournalunhaj@gmail.com
Phone
+6285658580179
Journal Mail Official
fortejournalunhaj@gmail.com
Editorial Address
Universitas Haji Sumatera Utara JL. Rumah Sakit Haji Medan Medan Estate, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara
Location
Kota binjai,
Sumatera utara
INDONESIA
FORTE JOURNAL
ISSN : -     EISSN : 27744655     DOI : https://doi.org/10.51771/fj
Core Subject : Health, Science,
FORTE JOURNAL adalah jurnal resmi yang diterbitkan oleh Prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Haji Sumatera Utara yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal peer-review nasional, yang terbit dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Januari dan Juli. Forte Journal memuat tentang topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, teknologi kefarmasian serta disiplin ilmu kesehatan dan sains yang terkait erat. Jurnal ini menerima naskah berbahasa Indonesia dan Inggris. Berikut merupakan area-area yang difokuskan oleh jurnal ini: 1. Obat Bahan Alam dan Obat Tradisional 2. Farmasi Klinis dan Komunitas 3. Farmasetika dan Teknologi Farmasi 4. Kimia Farmasi 5. Biologi Farmasi 6. Farmakologi Farmasi, dan 7. Sains yang terkait dengan bidang kesehatan Naskah yang terpilih untuk dipublikasikan di Forte Journal akan dikirim kepada reviewer yang ahli dibidangnya, yang tidak berafiliasi dengan lembaga yang sama dengan penulis dan dipilih berdasarkan pertimbangan tim editor. Proses review dilakukan secara tertutup dimana penulis dan reviewer tidak mengetahui identitas dan afliasi masing-masing. Setiap naskah yang didelegasikan ke anggota redaksi diperiksa untuk keputusan akhir proses review, komentar dan saran akan dikirim ke penulis untuk menanggapi ulasan reviewer dan mengirim kembali naskah revisi dalam waktu yang telah ditentukan. Naskah yang diterima untuk publikasi adalah salinan yang diedit untuk tata bahasa, tanda baca, gaya cetak, dan format. Seluruh proses pengajuan naskah hingga keputusan akhir untuk penerbitan dilakukan secara online.
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025" : 30 Documents clear
REVIEW METODE EKSTRAKSI DAN KANDUNGAN KIMIA BUNGA KOPI (Coffea Sp.) Mega Karina Putri; Andita Eltivitasari; M. Alif Fajri
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.880

Abstract

Negara Indonesia menjadi salah satu negara dengan produksi kopi terbesar didunia bersama dengan India, Brazil dan Thailand. Kopi dapat dikembangkan menjadi bermacam produk seperti minuman, kosmetika dan pengobatan herbal. Sudah banyak penelitian review yang dilakukan pada  bagian biji kopi, namun belum terdapat penelitian review tentang bunga kopi. Padahal bunga kopi mempunyai berbagai macam kandungan senyawa kimia yang mempunyai manfaat. dengan mengoptimalkan pemanfaatan bunga kopi diharapkan dapat menjadi produk dengan nilai ekonomi lebih tinggi seperti produk parfum dan aromaterapi. Review ini dilakukan untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat dalam bunga kopi dan metode ekstraksinya.  Metode penelitian yang digunakan dengan merangkum hasil penelitian primer dan sekunder berupa artikel penelitian, data artikel, dan review artikel.  Review ini dibuat dengan penelusuran PICO yang berasal dari berbagai database. Review dari 9 jurnal didapatkan bahwa ekstraksi bunga kopi dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, seperti maserasi, destilasi uap, enflurasi, hydrodisfusion (hidrosol), Solid-Phase Microextraction (SMPE), Pressurized Hot Water Extraction (PHWE), dan Ultrasound-assisted Extraction serta menggunakan beberapa pelarut, contohnya heksan, diklormetan, kloroform, metanol, metanol 80%, metanol 70%, dan air. Senyawa kimia yang terkandung di dalam bunga kopi telah berhasil di identifikasi. Jenis kandungan senyawa dan kadar kandungan senyawa kimia yang didapatkan tergantung dari metode ekstraksi yang digunakan. Metode ekstraksi terbaik berdasarkan banyaknya jenis metabolit sekunder yang berhasil diekstraksi adalah SPME. Metode SMPE dapat mengekstrasi lebih dari 100 senyawa yang terkandung di dalam bunga kopi. Sedangkan, metode ekstraksi terbaik berdasarkan karakteristik minyak bunga kopi adalah hydrodiffusion, dimana hasil dari ekstraksi yaitu water aromatic mempunyai karakteristik bau yang sangat menyerupai bunga kopi.
TEH DAUN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI ANTIHIPERTENSI PADA IBU HAMIL DAN PERSIAPAN PERSALINAN Riska Yanti Harahap; Ramadhani Nainggolan; Melia Shintia Mutiara Pohan
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.935

Abstract

Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah arteri tubuh secara kronis lebih tinggi dari ambang batas normal. Tekanan darah tinggi seringkali meningkatkan risiko berbagai komplikasi penyakit lain. Salah satu penyakit tersebut adalah gagal jantung. Artikel review ini membahas tentang daun kelor yang digunakan sebagai teh dan mengidentifikasi komponen daun kelor yang dapat digunakan sebagai obat antihipertensi. Artikel ini akan memberikan gambaran tentang potensi peran senyawa daun kelor dalam teh dalam mengatur tekanan darah. Pada artikel ini, kami akan menggunakan metode penelitian literatur untuk mengambil dan menganalisis berbagai hasil penelitian online yang dipublikasikan di jurnal dalam dan luar negeri, dengan memberikan perhatian khusus pada literatur yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir. Literatur akan dianalisis melalui inklusi dan eksklusi spesifik. Daun kelor mengandung kalium, kalium, kalsium, magnesium, asam amino arginin, dan fitosterol. Penelitian menunjukkan bahwa daun kelor berpotensi sebagai obat antihipertensi jika diolah menjadi teh kelor.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN SABUN PADAT EKSTRAK BUAH TERONG BELANDA (Solanum betaceum) Ernawaty Ginting; Syarifah Nadia; Siti Muliani Julianty; Jhonyman So’arota Zebua
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1000

Abstract

Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat mempercepat proses penuaan kulit seseorang. Antioksidan memperlambat penuaan dengan melindungi kulit dari kerusakan oksidatif akibat paparan sinar matahari. Oleh karena itu, diperlukan zat antioksidan untuk mengatasi masalah ini. Salah satu sumber alami antioksidan yang efektif adalah tanaman terong belanda (Solanum betaceum). Antioksidan ini dapat digunakan dalam produk kosmetik, seperti sabun, sebagai salah satu bahan aktif utama yang membantu menjaga kulit tetap sehat dan terlihat muda, serta mengurangi risiko kerusakan yang disebabkan oleh sinar matahari berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui buah terong belanda (Solanum betacea) dalam bentuk ekstrak sediaan sabun pada perbandingan tertentu memberikan stabilitas yang baik dan tidak mengiritasi kulit. Metode eksperimental digunakan dalam penelitian ini yang diawali dengan metode maserasi menggunakan penyari etanol 96% pada buah terong belanda (Solanum betacea) yang akan diformulasikan pada sediaan sabun yang berkonsentrasi 1%, 1,5% dan 2%.Metode yang digunakan untuk meninjau kualitas fisik sediaan yang dibuat dengan uji organoleptik, uji pH, uji kestabilan busa, uji homogenitas dan uji iritasi. Penentuan IC50 dilakukan pengujian untuk menentukan kategori aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah terong belanda (Solanum betacea) dalam bentuk ekstrak dapat diformulasi menjadi sediaan sabun, merupakan sediaan yang homogen dan stabil, mempunyai kisaran pH 9,2-10,1,, memiliki tinggi busa 4-6 cm. Hasil pengukuran IC50 antioksidan dari ekstrak dan sediaan sabun berkonsentrasi 0%, 1%, 1,5% dan 2% berturut-turut adalah 57,77 ppm, 334,99 ppm, 146,78 ppm, 113,67 ppm dan 53,99 ppm. Sediaan sabun dari ekstrak buah terong belanda (Solanum betacea) aman ketika diaplikasikan pada kulit karena tidak menimbulkan iritasi.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS LIPSTIK EKSTRAK KULIT TERONG BELANDA (Solanum betaceum (Cav.)) DENGAN CARNAUBA-PARAFIN WAX Ernawaty Ginting; Sudewi Sudewi; Syarifah Nadia; Dwinda Dwinda; Putri Rahmadani
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1001

Abstract

Indonesia menjadi negara yang penuh dengan tumbuhan yang unik-unik, dimana keunikan ini menjadi tumbuhan yang khas di Indonesia. Terong belanda (Solanum betaceum (Cav.)) menjadi tanaman yang khas di Indonesia. Pada kulit terong belanda dapat diolah kembali sehingga mengurangi limbah alam ini. Kandungan senyawa flavonoid pada kulit terong belanda memiliki potensi sebagai pelembap alami sehingga dijadikan bahan alami yang diformulasikan ke dalam suatu sediaan seperti lipstik. Kulit terong belanda dikeringkan lalu direndam dengan etanol 96%. Proses perendaman berlangsung selama 3 hari lalu dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak etanol kulit terong belanda yang diperoleh, diformulasikan ke dalam sediaan lipstik. Sediaan lipstik tersebut di uji sifat fisik sediaan dan ditentukan antioksidan pada ekstrak etanol kulit terong belanda dan sediaan lipstik. Pengujian yang lakukan pada sediaan lipstik menunjukkan kualitasnya. Setiap sediaan lipstik sudah tercampur merata dan menghasilkan warna yang sesuai. Warna tersebut menempel dengan baik pada permukaan kulit. Pada saat dioleskan, sediaan lipstik tidak menunjukkan tanda-tanda iritasi. Sediaan lipstik memiliki rentang kekerasan sebesar 168,3 g – 158,3 g dan stabil ketika diberikan suhu yang berbeda-beda. Sediaan lipstik memiliki rentang titik lebur sebesar 530C - 560C. Senyawa flavonoid telah terbukti berpotensi sebagai pelembap alami yang efektif, sehingga lebih aman dibandingkan dengan bahan sintetis yang sering digunakan.
KARAKTERISASI SIMPLISIA DAUN SELADA (Lactuca sativa L.) DAN DAUN CINCAU HIJAU (Cyclea barbata Miers.) Syarifah Nadia; Ernawaty Ginting; Nurmala Sari; Nur’azmi Fadhillah Br Siagian; Wanda Octavianti Ahdiansyah
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1028

Abstract

Daun selada memiliki khasiat antara lain dapat memperbaiki organ dalam, mencegah panas dalam, meningkatkan metabolisme, menjaga kesehatan rambut, mencegah kulit kering, dan mengobati insomnia. Daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers) sering digunakan oleh masyarakat sebagai penurun panas (demam), panas dalam, radang lambung dan mual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi simplisia daun selada (Lactuca sativa L) dan daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers). Karakterisasi simplisia meliputi kadar abu, kadar abu tidak larut dalam asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol dan kadar air. Hasil dari peroleh pengujiaan karakterisasi simpilisa daun selada kadar abu 13,21%, kadar abu tidak larut dalam asam 0,60%, kadar sari larut air 33,35%, kadar sari larut etanol 13,7% dan kadar air 6,64%. Hasil skrining fitokimia dari daun selada (Lactuca sativa L.) menunjukkan adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin. Karakterisasi simplisia daun cincau hijau kadar abu 5,66%, kadar abu tidak larut dalam asam 0,2%, kadar sari larut air 13,14%, kadar sari larut etanol 13,18% dan kadar air 5,31%. Hasil skrining fitokimia dari daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers) menunjukkan adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin.
FORMULASI DAN UJI ANTIOKSIDAN SEDIAAN FACE MIST DARI EKSTRAK ETANOL BUAH BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PELEMBAP WAJAH Yessi Febriani; Salman Salman; Nurmala Sari; Pinte Peteri Melisa
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1085

Abstract

Kulit yang kusam dan kering menjadi masalah yang umum terjadi di masyarakat. Polusi udara yang semakin meningkat menjadi penyebab utama permasalahan ini. Kondisi kulit yang buruk dapat menurunkan kepercayaan diri. Buah bit (Beta vulgaris L.) mengandung flavonoid yang mampu menjaga kesehatan kulit tetap segar. Face mist menjadi salah satu kosmetik yang diminati karena mudah diaplikasikan pada kulit. Bahan tambahan seperti gliserol bersifat humektan yang mampu menjaga kondisi kulit tetap lembap. Oleh karena itu, dibutuhkan formulasi face mist yang dikombinasikan dengan buah bit dan gliserol untuk meningkatkan efek melembapkan pada kulit dan diformulasikan juga tanpa menggunakan gliserol untuk melihat perbandingan efek melembapkan. Penelitian ini diawali dengan membuat ekstrak kental buah bit dengan cara memaserasikan dengan etanol 97% dan diuapkan dengan rotari evaporator. Kemudian dibuat formulasi face mist dan diuji mutu fisik sediaan. Adapun pengujian yang dilakukan adalah uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji stabilitas, uji daya sebar, uji waktu kering, uji iritasi dan uji kelembapan. Hasil menunjukkan bahwa formulasi yang menggunakan gliserol dan tanpa menggunakan gliserol telah memenuhi persyaratan uji mutu fisik. Formulasi yang ditambahkan gliserol memiliki nilai persen kelembapan yang tinggi dibandingkan tanpa menggunakan gliserol. Hal itu sesuai dengan sifat gliserol yaitu humektan.
UJI AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK ETANOL DAUN SERAI (Cymbopogon citratus) DENGAN CARA SPEKTROFOTOMETER UV-Vis Delsya Arfatadiya Khoiroh; Titi Agni Hutahaen; Nawafila Februyani
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1090

Abstract

Kolesterol adalah lemak yang ada dalam aliran darah atau dalam sel tubuh. Lipid atau kolesterol sebenarnya diperlukan untuk membuat dinding sel dan menghasilkan beberapa hormon, tetapi penyakit jantung koroner dan stroke dapat terjadi karena kadar kolesterol yang berlebihan. Pengukuran nilai EC50 berpotensi mengetahui suatu senyawa dalam pemurnian keefektifan konsentrasi maksimal dan pengujian skrining KLT berperan mengidentifikasi pemisahan sampel dalam ekstrak berupa pola kromatografi yang khas berdasarkan kepolaran antara sampel dan pelarut sehingga memunculkan gugus kovalen yang mampu menyerap radiasi dalam UV-Vis. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder ekstrak etanol daun serai dan nilai EC50 penurunan kadar kolesterol ekstrak etanol daun serai. Aktivitas antikolesterol ditentukan dengan uji skrining fitokimia menggunakan KLT dan metode Liebermann-Burchard yang diukur dengan spektofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 410 nm. Hasil uji fitokimia menggunakan KLT pada ekstrak etanol daun serai mengandung senyawa Flavonoid dengan nilai Rf 0,85 dan 0,89 dan senyawa Terpenoid nilai Rf 0,48 , 0,75 dan 0,92. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun serai memiliki nilai EC50 sebesar 61,70 ppm. Ekstrak etanol daun serai memiliki aktivitas antikolesterol dengan kuat.
UJI AKTIVITAS SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) SEBAGAI ANTI INFLAMASI PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) Elsa Yanuar Rahma; Titi Agni Hutahaen; Ainu Zuhriyah; Siti Khoirun Nisak
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1091

Abstract

Beluntas dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan topikal untuk mengobati luka dengan cara mengoleskan pada area yang luka, dan daun beluntas sangat bermanfaat terhadap penyembuhan Anti Inflamasi karena terdapat kandungan senyawa tanin. Salah satu sediaan yang digunakan sebagai antiiflamasi adalah sedian gel, gel dipililih karena memiliki sensasi dingin yang sangat baik dalam membantu mengurangi panas dari inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daun beluntas dapat diformulasikan sebagai sediaan gel sebagai anti inflamasi. Mengetahui aktivitas sediaan gel ekstrak etanol daun beluntas pada mencit jantan (Mus musculus). Mencit jantan sendiri dipilih karena karena tidak memiliki hormon esterogen. Ekstrak etanol daun beluntas ini diformulsikan menjadi 4 sediaan gel denan konsentrasi 10%, 25%, 35%. Uji evaluasi sediaan gel meliputi uji organolptik, uji homogenitas, uji Ph dan uji daya lekat.  Hasil dari semua uji evaluasi sediaan telah memenuhi standar nasional indonesia (SNI). Hasil dari uji yang mengalami penurunan edema sangat signifikan yaitu formulasi dengan konsentrasi F3 35%.
REVIEW ARTICLE BENEFIT OF VOLATILE ORGANIC COMPOUNDS IN CITRUS SPECIES Nerdy Nerdy; Nilsya Febrika Zebua; Syarifah Nadia; Kharina Tambunan; Fatia Zahra; Tedy Kurniawan Bakri
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1092

Abstract

The volatile organic compounds in Citrus species, such as oranges, limes, and lemons, are crucial for both plant ecology and various human applications. This review article explores the diverse benefits of Citrus volatile organic compounds, highlighting their roles in plant defense mechanisms, pollinator attraction, and intraspecies communication. The chemical composition of Citrus volatile organic compounds includes key compounds like limonene, β-linalool, trans-citral, β-myrcene, α-Pinene, β-Pinene, γ-Terpinene, and Terpineol, which exhibit significant anti-microbial, anti-inflammatory, anti-oxidant, and potential anti-cancer properties. These compounds are integral to human health, utilized in aromatherapy, and enhancing mood and reducing anxiety. Industrially, Citrus volatile organic compounds are indispensable in the food and beverage industry as flavoring agents, in cosmetics and personal care products for their refreshing scents and skin benefits, and in cleaning products for their anti-microbial properties. Furthermore, their therapeutic potential has led to their inclusion in pharmaceutical and nutraceutical products. This review underscores the multifaceted role and economic significance of Citrus volatile organic compounds, advocating for continued research and technological advances to fully harness their benefits in health, industry, and sustainability.
FORMULASI DAN PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF) BEDAK PADAT TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK DARA (Catharantus roseus L.) Afidatul Ummah; Akhmad Al-Bari; Abdul Basith
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1098

Abstract

Radiasi sinar UV matahari sangat berbahaya, oleh karena itu pemakaian tabir surya untuk pelindung kulit dari sinar UV sangat dibutuhkan. Daun tapak dara (Catharanthus roseus L.) mempunyai kandungan senyawa bioaktif seperti flavonoid, metiltranfarase, derivat quinon, dan juga alkaloid, sehingga dapat melindungi kulit dari eritema akibat paparan sinar UV yang berbahaya. Salah satu sediaan yang digunakan sebagai anti UV adalah bedak padat, peneliti memilih membuat bedak padat sebagai sediaan tabir surya karena sediaan bedak padat adalah salah satu pilihan yang efektif untuk kalangan wanita dikarenakan mempunyai bentuk yang padat serta tidak mudah tumpah, nyaman digunakan, dan mudah dibawa kemana-mana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan dengan menggunakan desain RAL (Rancangan Acak Lengkap). Hasil nilai SPF yang diperoleh pada formulasi 0 tanpa menggunkan ekstrak adalah 8,7, pada formulasi 1 dengan konsentrasi 2% adalah 18,98, pada formulasi 2 dengan konsentrasi 4% adalah 19,14 dan pada formulasi 3 dengan konsentrasi 8% adalah 30,71. Ekstrak daun tapak dara bisa dijadikan untuk membuat sediaan bedak padat dengan hasil evaluasi fisik seperti uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya lekat, uji kerapuhan dan uji iritasi yang diperoleh sudah sesuai dengan SNI dan hasil sediaan paling baik yaitu pada formulasi 3 dengan komsentrasi 8% dilihat dari uji penetuan nilai Sun Protection Factor (SPF).

Page 1 of 3 | Total Record : 30