cover
Contact Name
Sutikno Wijaya
Contact Email
sutiknowijaya777@gmail.com
Phone
+628985035222
Journal Mail Official
sutiknowijaya777@gmail.com
Editorial Address
Jl. Aer Terang No.4, Lingkungan VI, Malalayang Satu Timur, Kec. Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
ISSN : 27981797     EISSN : 27980642     DOI : https://doi.org/10.53674/teleios
Core Subject : Religion, Education,
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, merupakan wadah publikasi ilmiah dari hasil penelitian Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Transfromasi Indonesia dengan nomor ISSN 2798-0642 (Online) 2798-1797 (Print), serta telah memiliki DOI 10.53674, dan diperuntukkan bagi semua dosen maupun para peneliti di kalangan STT Transformasi dan Institusi lainnya. Jurnal Teleios terbit dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Jurnal Teleios menggunakan sistem double-blind review. Adapun yang menjadi Fokus dan Ruang Lingkup dalam Jurnal Teleios adalah: 1. Teologi Biblika 2. Teologi Historika 3. Teologi Sistematika 4. Teologi Praktika 5. Teologi Kharismatik 6. Pendidikan Agama Kristen
Articles 75 Documents
Implementasi Pemuridan Kristen Dalam Keluarga di Era Disrupsi Yonathan Wingit Pramono; Sari Saptorini; Jhon Leonardo Presley Purba
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.795 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v1i2.35

Abstract

Abstrak: Keluarga merupakan dasar dan tempat utama pemuridan Kristen untuk mewujudkan pertumbuhan rohani anak-anak Kristen agar siap menghadapi tantangan kehidupan di era disrupsi seperti saat ini. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi literature. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang bagaimana implementasi pemuridan Kristen di dalam keluarga di era disrupsi saat ini. Hasil penelitian menyimpulkan bawah pemuridan Kristen dalam keluarga di era disrupsi merupakan hal yang esensial dan krusial. Orang tua berperan penting melakukan pemuridan Kristen dalam keluarga untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak Kristen menjadi generasi yang konsisten dan bertumbuh dalam iman kepada Tuhan dan menjadi murid Kristus yang sejati. Menjadi dewasa dalam kepribadian, kerohanian dan moralitas sehingga tidak mudah terjerumus ke dalam aspek negative dari perkembangan teknologi informasi digital saat ini. Dibutuhkan komitmen dan konsistensi dalam implementasi pemuridan Kristen dalam keluarga di era disrupsi untuk menghindari distraksi atau disrupsi dari berbagai informasi media digital yang ada, sebaliknya harus menyediakan waktu yang khusus untuk melakukan pemuridan dengan memanfaatkan perkembangan digitalisasi teknologi informasi di era disrupsi secara positif. Salah satunya melakukan pemuridan keluarga secara virtual. Dengan demikian pemuridan Kristen dalam keluarga tetap dapat dilakukan walaupun orang tua dan anak terpisah jarak dan tempat.Abstract: The family is the basis and the main place for Christian discipleship to realize the spiritual growth of Christian children so that they are ready to face the challenges of life in this era of disruption. Using a descriptive qualitative approach with a literature study method. This study aims to answer research questions about how to implement Christian discipleship in families in the current era of disruption. The results of this study conclude that Christian discipleship in families in the era of disruption is essential and crucial. Parents play an important role in carrying out Christian discipleship in the family to educate and direct Christian children to become a generation that is consistent and grows the faith in God and becomes the true disciples of Christ. Become mature in personality, spirituality and morality so that it is not easy to fall into the negative aspects of the development of digital information technology today. It takes commitment and consistency in the implementation of Christian discipleship in families in the era of disruption to avoid distraction or disruption from various existing digital media information, on the contrary, must provide special time for discipleship by utilizing the development of digitalization of information technology in the era of disruption in a positive way. One of them is doing virtual family discipleship. Thus, Christian discipleship in the family can still be done even though parents and children are separated by distance and place.
Analisa Ibadah Menurut Mazmur 100:1-5 David Kuwissy
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.712 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v1i1.31

Abstract

Abstrak Ide dasar dari Artikel ini, adalah tata cara ibadah yang dilakukan oleh setiap denominasi gereja berbeda-beda.  Mazmur 100:1-5 memberi petunjuk tentang bagaimana cara beribadah kepada TUHAN. Firman Tuhan: “Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!” (Maz 100:2), menunjukkan bahwa beribadah adalah perintah TUHAN yang harus dilakukan oleh setiap orang percaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan, disertai dengan wawancara terhadap beberapa pelayan di gereja-gereja. Penilitian ini adalah untuk menunjukkan bagaimana ibadah yang sesuai dengan firman TUHAN. Hasil analisa dan kajian menunjukkan bahwa ibadah yang sesuai Alkitab adalah ibadah yang diawali dari pintu gerbang dengan nyanyian syukur, ke pelataran-Nya dengan puji-pujian. Ibadah yang dimulai dari pintu gerbang ke pelatarannya, menurut Mazmur 100:1-5 mengindikasikan bahwa ibadah menurut pola Tabernakel. Pola ibadah Tabernakel adalah pola ibadah yang awali dari pintu gerbang, pelataran, ruang kudus dan ruang maha kudus. Kata Kunci: Ibadah, Nyanyian Syukur, Puji-pujian, Penyembahan. AbstractBasic idea of this article is the different way “Serve the Lord has done by churches. Psalm 100:1-5 give instruction how to serve the Lord.  Words of God: “Serve LORD with gladness, come before His presence with singing” (Psalm 100:2). To show that serve the LORD is commands who done by every believer. Research method of this Article, use the qualitative method with library approach and interviews to several churches servant. This research show how to worship LORD accordance with the Word of God.  The result of analyst and study show that worship accordance the Words of God are starting from the gate with song of gratitude to His court with praise. Worship that begins from the gate to the court accordance Psalm 100:2 indicate tabernacle worship pattern. Tabernacle worship pattern at the beginning of the gate, court, very holy space, and the most holy space. Keywords: Service the Lord, Sing, Praise, Worship.
Pengaruh Minat Membaca terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen David Kuwissy
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.314 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v2i1.44

Abstract

Abstract: Teachers are one of the determining factors for the success of every educational effort. That is why teachers must create innovations in the curriculum and always improve the abilities of their human resources through continuous learning. Reading is one of the four language skills. Language skills consist of speaking skills, listening skills, writing skills and reading skills. This paper uses kuantiatif method with a literature and wawancaca approach in obtaining data. The purpose of this topic is to find out how the influence of reading through the study of Christianity. Because, based on the existing facts, at SD Negeri Wamena there are some students who are not interested in the subject of Christian Religious Education. Students are more interested in other subjects. This is because the interest in reading by the students in the school has been provided with a library which also has books related to Christian Religious Education. Based on the results of research, Christian Religious Education Teachers are required to be even better and pay special attention to students so that students have a higher interest in reading.Keyword: Interest in Reading, Christian Religious Education, LearnersAbstrak: Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya guru harus menciptakan inovasi dalam kurikulum serta selalu meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya melalui belajar yang terus-menerus. Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan menulis dan keterampilan membaca. Tulisan ini menggunakan metode kuanitatif dengan pendekatan literatur dan wawancaca dalam memperoleh data. Tujuan dari topik ini diulas untuk mengetahui bagaimana pengaruh membaca melalui pembelajaran agama Kristen. Sebab, berdasarkan fakta yang ada, di SD Negeri Wamena ada beberapa siswa yang kurang tertarik dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Siswa lebih tertarik dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini disebabkan karena minat membaca para siswa di sekolah tersebut sudah disediakan satu buah perpustakaan yang juga terdapat buku-buku yang berhubungan dengan Pendidikan Agama Kristen. Berdasarkan hasil penelitian Guru Pendidikan Agama Kristen dituntut agar lebih baik lagi dan lebih memberi perhatian khusus bagi para siswa agar siswa memiliki minat membaca lebih tinggi.Kata Kunci: Minat Membaca, Pendidikan Agama Kristen, Peserta Didik
Kelompok Sel Virtual sebagai Antisipasi disaat Pandemi Covid-19 David Harahap; Jakob Maruliasi Simanungkalit; Selfina Bangla
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.731 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v2i1.40

Abstract

Abstract: This paper is backgrounded by the narrowness of ecclesiastical activities carried out face-to-face during the Covid-19 Pandemic. Limited face-to-face worship activities in the church, so this paper aims to offer an idea of a virtual cell group to become a place for worship to be carried out online. This virtual cell group is also an opportunity for the church in the development of digital ministries. In outlining this topic, researchers apply qualitative methods with a literature study approach as a primary source in obtaining data. The description of the discussion on this topic suggests that the purposes of the cell groups in the Bible include shepherding, making disciples, uniting, and saving souls. In the context of virtual cell groups, it is also done only technologies such as Google Meet, Facebook, Youtube and even Zoom as a means of forming virtual cell groups. The application of virtual cell groups does not hinder ecclesiastical activities, in carrying out its programs while maintaining the formation of congregational faith in the midst of the Covid-19 pandemic situation.Keyword: Cell Groups, Digital, Covid-19, PandemicAbstrak: Tulisan ini dilatar-belakangi oleh sempitnya aktivitas gerejawi dilakukan secara tatap muka dimasa Pandemi Covid-19. Terbatasnya kegiatan peribadatan secara tatap muka di gereja, maka tulisan ini bertujuan menawarkan sebuah gagasan kelompok sel virtual menjadi wadah peribadatan dilakukan secara daring. Kelompok sel virtual ini juga sekaligus sebagai kesempatan bagi gereja dalam pengembangan pelayanan digital. Di dalam menguraikan topik ini, peneliti menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur sebagai sumber primer dalam memperoleh data. Uraian pembahasan pada topik ini mengemukakan bahwa tujuan kelompok sel di dalam Alkitab di antaranya menggembalakan, memuridkan, menyatukan, dan menyelamatkan jiwa. Dalam konteks kelompok sel virtual, hal itu pun dilakukan hanya teknologi seperti Google Meet, Facebook, Youtube dan bahkan Zoom sebagai sarana membentuk kelompok sel virtual. Penerapakan kelompok sel virtual tidak menghalangi aktivitas gerejawi, dalam menjalankan program-programnya sekaligus menjaga pembinaan iman jemaat di tengah situasi pandemi Covid-19.Kata Kunci: Kelompok Sel, Digital, Covid 19, Pandemi
Pengampunan: Penerapan Prinsip-Prinsip Alkitabiah dari Ajaran Yesus dalam Membangun Hubungan dengan Tuhan dan Sesama Asih Rachmani Endang Sumiwi; Joseph Christ Santo; Gabriel Levi Thusiapratama
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.205 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v2i1.43

Abstract

Abstract: One of the Bible principles that Jesus taught is forgiveness. The teaching of forgiveness becomes a normative command if it is not accompanied by an applicative explanation. With a descriptive qualitative approach, the author systematically describes the practical application of forgiveness. This study came to the conclusion that forgiveness is an act of accepting and making peace with the person or situation that caused it. The reason for forgiveness is that because a believer has been reconciled to God, he should also live at peace with others. Forgiveness is an active decision to rebuild a relationship that has been damaged, and thus forgiving people is the same as solving problems. Christians must have the willingness to forgive without limits: without being limited in the frequency of mistakes, without being limited in time, and without being limited in the magnitude of the mistakes. Forgiveness has an impact on oneself and in relationships with God and others.Keyword: Forgiveness, Make Peace, Impact of ForgivenessAbstrak: Salah satu prinsip Alkitab yang diajarkan Yesus adalah hal mengampuni. Ajaran tentang pengampunan menjadi sebuah perintah normatif bila tidak disertai penjelasan aplikatif. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, penulis memaparkan secara sistematis aplikasi praktis dari mengampuni. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa mengampuni adalah tindakan menerima dan berdamai dengan orang atau keadaan yang menjadi penyebabnya. Alasan mengampuni adalah karena orang percaya telah diperdamaikan dengan Allah semestinya ia juga hidup berdamai dengan sesama. Mengampuni merupakan suatu keputusan aktif membangun kembali hubungan yang sudah rusak, dan dengan demikian orang yang mengampuni sama dengan menyelesaikan persoalan. Orang Kristen harus memiliki kerelaan untuk mengampuni tanpa batas: tanpa dibatasi frekuensi kesalahan, tanpa dibatasi jangka waktu, dan tanpa dibatasi besarnya kesalahan. Pengampunan memberikan dampak bagi diri sendiri maupun dalam relasi dengan Tuhan dan sesama.Kata Kunci: Mengampuni, Berdamai, Dampak Pengampunan
Gerakan Injili dan Panggilan Gereja Untuk Pertumbuhan Spiritualitas Jemaat Gatsper A Lado; Enggar Objantoro; Joni Aihery
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.118 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v2i1.46

Abstract

Abstract: This paper specifically suggests how the evangelistic movement carried out by the church is related to the growth of congregational spirituality. The focus of this paper outlines how the evangelistic movement carried out by the church from the first, mid to the modern century. This article was written using qualitative methods with a literature study approach. The results of the presentation of this study suggest that the church is actively carrying out evangelistic movements aimed at the growth of congregational spirituality. This is captured when tracing churches in the first century, middle, modern, post-modern to the digital age. The evangelistic movement has always been a church identity aimed at the growth of congregational spirituality. In the evangelistic movement carried out by the church, there has always been a figure of missionary mobilization Luther and Calvin along with other figures. The evangelistic movement carried out by the church in response to the Great Commission so that the world undergoes a change in relation to knowing Jesus Christ through the growth of congregational spirituality.Keyword: Evangelistic Movement, Church, Spirituality, BelieversAbstrak: Tulisan ini secara spesifik mengemukakan bagaimana gerakan penginjilan yang dilakukan oleh gereja dalam kaitan pada pertumbuhan spiritualitas jemaat. Fokus dari tulisan ini menguraikan bagaimana pergerakan penginjilan yang dilakukan oleh gereja dari abad pertama, pertengahan, modern, dan sampai pada post modern. Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Hasil dari pemaparan kajian ini mengemukakan bahwa gereja secara aktif melakukan gerakan penginjilan yang bertujuan pada pertumbuhan spiritualitas jemaat. Ini terpotret bila menelusuri gereja pada abad pertama, pertengahan, modern, post modern sampai era digital. Gerakan penginjilan selalu menjadi identitas gereja yang bertujuan pada pertumbuhan spiritualitas jemaat. Di dalam gerakan penginjilan yang dilakukan oleh gereja, selalu ada tokoh penggeraknya misialnya Luther dan Calvin bersama tokoh lainnya. Gerakan penginjilan yang dilakukan oleh gereja sebagai respon pada Amanat Agung agar dunia mengalami perubahan dalam kaitan mengenal Yesus Kristus melalui pertumbuhan spiritualitas jemaat.Kata Kunci: Gerakan Penginjilan, Gereja, Spiritualitas, Orang Percaya
Strategi Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Menerapkan Model Pembelajaran PAKEM Felia Limbong; Yonatan Alex Arifianto
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.698 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v2i1.41

Abstract

Abstract: In the continuity of teaching and learning activities, it is adjusted to the learning model that has been designed by the previous teacher. However, in practice the learning model applied by the teacher remains the same at every meeting so as to create a bored atmosphere for students, students' interest in learning becomes less and there is no forum for students to channel their potential and abilities. Meanwhile, a quality and quality education system depends on learning activities that take place in a challenging and interesting way for students. In response to this, it is necessary to have a variety of classroom management strategies by applying the PAKEM model. This study aims to examine how the strategy of PAK teachers in implementing the PAKEM model. The study used a descriptive qualitative approach with a literature review. Then, the results of this study, that the strategy of PAK teachers in applying the PAKEM model in learning Christian Religious Education can be done by designing learning activities that imitate Jesus' strategy in teaching and also by designing learning activities that involve students as a whole and can encourage students to play an active role. in participating in learning and can give a good impression to students and also to develop the potential in students.Keyword: PAK Teacher Strategy, PAKEM Model, Christian Religious EducationAbstrak: Dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan model pembelajaran yang telah di rancang oleh guru sebelumnya. Namun, dalam pelaksanaannya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru tetap sama pada setiap pertemuan sehingga menciptakan suasana yang bosan bagi siswa, minat siswa dalam belajar menjadi kurang dan tidak adanya wadah bagi siswa dalam menyalurkan potensi dan kemampuannya. Sementara, sistem pendidikan yang bermutu dan berkualitas tergantung pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan menantang dan menarik bagi siswa. Dalam menanggapi hal ini, diperlukan adanya strategi pengelolaan kelas yang bervariasi dengan menerapkan model PAKEM. Penelitian ini bertujuan dalam mengkaji bagaimana strategi guru PAK dalam menerapkan model PAKEM. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan tinjaun pustaka. Kemudian, hasil dari penelitian ini, bahwa strategi guru PAK dalam menerapkan model PAKEM dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dapat dilakukan dengan merancang kegiatan pembelajaran yang meneladani strategi Yesus dalam mengajar dan juga dengan merancang kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara utuh serta dapat mendorong siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran dan dapat memberi kesan yang baik bagi siswa dan juga untuk mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya siswa.Kata Kunci: Strategi Guru PAK, Model PAKEM, Pendidikan Agama Kristen
Kompetensi Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Manado Anatje Ivone Sherly Lumantow
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.071 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v2i1.42

Abstract

Abstract: This paper examines how the competence of Christian teachers in increasing student learning motivation. The research locus of The State Junior High School 4 Manado was chosen because of the fact that there are teachers who have not tried to develop their competence in their teaching profession. One of the weaknesses found in teachers is the low level of competence, as a result of which it has an impact on increasing student learning. This paper uses qualitative methods with a literature study and observation approach as a primary source in obtaining data. The results of the review on this topic explain that the competencies that a teacher should have to increase the interest in learning students, starting from having knowledge in pedagogics there is personality competence and spiritual competence. In addition, the supporting elements possessed by the teacher in his competence, he must be able to solve problems in learning, have a good attitude. Teachers are encouraged to increase student motivation, because teachers are a call from God.Keyword: Teacher Competence, Christian Religious Education, Student MotivationAbstrak: Tulisan ini mengkaji bagaimana kompetensi guru agama Kristen dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Lokus penelitian Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Manado dipilih karena ditemukan fakta, adanya guru yang belum berusaha mengembangkan kompetensinya terhadap profesi keguruannya. Salah satu kelemahan yang terdapat pada diri guru diantaranya rendahnya tingkat kompetensi, akibatnya berdampak pada peningkatan belajar peserta didik. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan dan observasi sebagai sumber primer dalam memperoleh data. Hasil ulasan pada topik ini menerangkan bahwa kompetensi yang seharusnya dimiliki seorang guru untuk meningkatkan minat belajar nara-didik, dimulai dari memiliki ilmu dalam pedagogik adanya kompetensi kepribadian dan kompetensi spiritual. Selain itu unsur pendukung yang dimiliki oleh guru dalam kompetensinya, ia harus mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran, memiliki sikap yang baik. Guru dihimbau dapat meningkatkan motivasi siswa, karena guru merupakan panggilan dari Tuhan.Kata Kunci: Kompetensi Guru, Pendidikan Agama Kristen, Motivasi Siswa
Dekonstruksi Pendidikan Agama Kristen bagi Generasi Z Yornan Masinambow
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristiani (Desember 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.929 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v2i2.50

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to describe and then analyze Christian Religious Education for generation Z using deconstruction theory and approach. Generation Z is synonymous with digital technology, social media with characteristics of creativity, freedom, hypertolerance, multitasking, and so on. The problem is that Christian Education is still supported by the rigid, indoctrinal, authoritative nature that limits the creativity of generation Z. One way that needs to be done is through the deconstruction of Christian Education. Deconstruction is radically dismantling every event, rejecting centralization. This research uses a descriptive qualitative method with a literature review related to the discussion of deconstruction and Generation Z. The result of this research is that Christian Education through the curriculum, learning process, and pedagogical components must be deconstructed with communicative offers relevant to generation Z. This means that educators must disarm their authoritarian thoughts that are rigid and unfriendly to generation Z and continue to upgrade themselves so that digital technology, social media is also part of educators to be able to adapt in conducting friendly and equal communication.Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kemudian menganalisis Pendidikan Agama Kristen bagi generasi Z dengan menggunakan teori dan pendekatan dekonstruksi. Generasi Z identik dengan teknologi digital, media sosial dengan karakteristik kreativitas, bebas, hipertoleransi, multitasking, dan lain sebagainya. Masalahnya adalah PAK masih terkukung dengan sifat kaku, indoktriner, otoritatif yang membatasi kreativitas generasi Z. Salah satu cara yang perlu dilakukan adalah melalui dekonstruksi PAK. Dekonstruksi adalah membongkar secara radikal setiap peristiwa, menolak keterpusatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan kajian kepustakaan terkait pembahasan dekonstruksi dan generasi Z. Hasil dari penelitian ini adalah PAK melalui komponen kurikulum, proses pembelajaran, dan pedagogik harus didekonstruksi dengan tawaran komunikatif yang relevan dengan generasi Z. Ini berarti para pendidik harus melucuti pikiran otoriter mereka yang kaku dan tidak bersahabat dengan generasi Z serta terus meng-upgrade diri agar teknologi digital, media sosial juga menjadi bagian dari pendidik untuk dapat beradaptasi dalam melakukan komunikasi ramah dan setara.
Kontribusi Orangtua dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Pendidikan Agama Kristen di keluarga Moralman Gulo; Puja Maharani Sijabat; Yuniarti Yuniarti; Talizaro Tafonao
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristiani (Desember 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.73 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v2i2.51

Abstract

Abstract: The application of the values of Christian religious education in the family is an important thing for every parent to do for their children. But this important thing is that parents often don't understand how to do it. With the problems above, this paper wants to explain again to every parent that parents have a responsibility to apply the values of Christian Religious Education to every child in the family. The purpose of writing articles is to provide parents with the correct understanding as an effort to present the values of the Christian religious education curriculum in the family. The method used in this writing is a qualitative descriptive method with a literature approach that originates from journals, books and websites that can support studies on the contribution of parents in implementing the values of Christian religious education in the family. The results of this paper explain that parents are an important indicator in achieving the values of Christian religious education in the family, namely recognizing their roles as parents and teachers, understanding the basic values of Christian Religious Education and their application in family life.Abstrak: Penerapan nilai-nilai pendidikan agama Kristen dalam keluarga menjadi hal penting karena dengan adanya pola pendidikan yang baik dalam keluarga maka akan berdampak pada kepribadian anak, tetapi yang sering tejadi selama ini adalah orang tua sering kali mengabaikan tugasnya pendidik, pelindung, pengasuh, dan pemberi contoh kepada anak-anak. Dengan problema di atas maka tulisan ini hendak menjelaskan kembali kepada setiap orang tua bahwa orang tua memiliki tanggung jawab dalam menerapkan nilai-nilai Pendidikan Agama Kristen kepada setiap anak dalam keluarga. Tujuan penulisan artikel adalah untuk memberi pemahaman yang benar kepada orang tua sebagai upaya dalam menghadirkan nilai-nilai pendidikan agama Kristen di dalam keluarga. Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini ialah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan pustaka yang bersumber dari jurnal, buku dan juga website yang dapat mendukung kajian tentang kontribusi orang tua dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan agama Kristen dalam keluarga. Hasil dari tulisan ini menjelaskan bahwa orang tua sebagai indikator penting dalam mencapai nilai-nilai pendidikan agama Kristen di dalam keluarga. Dengan mengenal perannya sebagai orang tua dan guru dalam keluarga maka nilai-nilai Pendidikan Agama Kristen dapat terimplementasi dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan.