cover
Contact Name
Dyah Gandasar
Contact Email
dyah.gandasari@gmail.com
Phone
+6282110285395
Journal Mail Official
dyah.gandasari@gmail.com
Editorial Address
Bogor Agricultural Develpoment Polytechnic Jln. Aria Surialaga No 1, Pasir Kuda Bogor 16119
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis
ISSN : 2599039X     EISSN : 25990381     DOI : https://doi.org/10.51852/
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis merupakan jurnal yang diterbitkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Kementerian Pertanian. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, pada bulan Juni dan Desember. Artikel yang dimuat merupakan hasil penelitian dengan topik budidaya pertanian, ekonomi pertanian, agribisnis, produksi dan teknologi peternakan, ilmu nutrisi dan pakan ternak, dan kesehatan ternak.
Articles 101 Documents
DAMPAK BANTUAN PROGRAMCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT AGRICON TERHADAP PENDAPATAN/KESEJAHTERAAN PETANI JAGUNG DI BOGOR, JAWA BARAT Azhar Azhar
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.955 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v4i1.396

Abstract

Penelitian ini menstudi tentang pengaruh bentuk implementasi program CSR perusahaan terhadap penurunan tingkat kemiskinan di pedesaan yaitu pendapatan petani yang mendapatkan program CSR Jagung Silase dari PT Agricon. Lokasi penelitian adalah Wilayah kerja PT Agricon di Desa Gajlug, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten serta Kabupaten Bogor yaitu di Desa Bungur dan Desa Bantar Kambing, Kecamatan Ciseeng. Penelitian ini bersifat explanatory study dan korelasional dengan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang menggambarkan bahwa variabel Program CSR PT Agricon, citra perusahaan, partisipasi masyarakat dan proses pemberdayaan dapat meningkatkan kesejahteraaan petani.
ANALISIS KONFIGURASI PENGOLAHAN GABAH PADA TINGKAT PENGGILINGAN PPK DI KABUPATEN BOGOR (STUD! KASUS DI KECAMATAN CIOMAS, CIBUNGBULANG DAN CIAMPEA) Nazaruddin Nazaruddin
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5876.72 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v1i1.397

Abstract

This study was conducted to obtain data configuration patterns of rice milling at the Small Rice Milling Unit (PPK) level's and to analyze models of milling configuration (polishing) at the optimum level PPK milling rollers so as to produce the highest yield. This research is a survey research and comparison of results between polisher-husker machines milled rice used by the PPK at three different locations of subdistrict in Bogor. The sample taken is 3 Poktan or Gapoktan (farmer organization) manages the rice milling unit. The samples PPK conducted randomly from the number of poktan/gapoktan who have PPK with good machinery equipment. Based on Upsus Program (special crash program to increase rice production) data's team that total rice production in Bogor in 2015 was 497.798 tons with an average productivity of 63,68 ku/ha. That amount is produced by 1300 units of PPK. There are 84 units of PPK, at three districts of study site. Total paddy production per harvesting season at the three district is 23.517 tonnes of rice covered by 3.693 ha of wetland area. Average PPK can produce 280 tons/season. PPK milling recovery average of 55,71% yield so that, the production rate of 23.571 tons/season will produce 13.101 tons of hulled rice or 156 tonnes per PPK. Furthermore, if a converted mill productivity per season (on average surgery 4 months, 4 hours per day), then every month produced 39 tons of rice. The results of this study indicate that the PPK works under capacity. PPK configuration patterns generally are 2 husker and 1 polisher; and minimal treatment of pre-milled. This pattern produces a lot of broken rice (more 5%). Broken rice were allegedly caused by water content, a lot of dirt and machinery condition on average are older. The composition of rice milling machinery components (configuration) effect on the yield and quality of milling rice.  Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data pola konfigurasi penggilingan padi pada tingkat PPK dan menganalisis model konfigurasi penyosohan (polishing) optimum pada tingkat penggilingan PPK sehingga dapat menghasilkan rendemen giling yang paling tinggi. Penelitian ini berupa penelitian survey dan pembandingan hasil beras giling antar mesin penyosoh yang digunakan oleh PPK pada 3 lokasi yang berbeda. Sampel yang diambil adalah 3 kelompoktani (Poktan) atau gabungan kelompoktani (Gapoktan) yang mengelola penggilingan padi. Penentuan sampel PPK dilakukan secara acak dari jumlah poktan/gapoktan yang memiliki PPK dengan perangkat mesin yang baik. Berdasarkan data tim upsus total produksi padi di Kabupaten Bogor pada tahun 2015 adalah 497.798 ton dengan tingkat produktivitas rata-rata 63,68 ku/ha. Jumlah tersebut jika dilayani oleh PPK membutuhkan sekitar 1300 unit PPK. 3 kecamatan di lokasi penelitian terdapat 84 unit PPK. Jika melihat data lahan sawah serta produksi GKG per musim panennya untuk ketiga kecamatan tersebut totalnya adalah 3.693 ha dengan produksi padi 23.517 ton, maka rata-rata per PPK dapat menangani sekitar 280 ton / musim. Rendemen giling PPK rata-rata 55,71% sehingga dengan tingkat produksi 23.571 ton/musim akan dihasilkan beras sosoh sebesar 13.101 ton atau 156 ton/PPK. Selanjutnya jika dikonversi produktivitas penggi lingan per musim (rata-rata operasi 4 bulan, 4 jam per hari), maka setiap bulannya dihasilkan 39 ton beras. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi PPK tersebut tidak optimal atau kondisi unit penggilingan bekerja di bawah kapasitas terpasang. Pola konfigurasi PPK umumnya adalah 2 husker dan 1 polisher; dan minim perlakuan pra-giling. Pola ini menyebabkan banyak beras yang patah. Beras yang patah tersebut diduga disebabkan oleh kondisi gabah sebelum giling yang tidak seragam kadar airnya, banyak koto ran serta kondisi mesin yang rata-rata sudah tua. Susunan komponen mesin penggilingan padi (konfigurasi) berpengaruh terhadap rendemen serta kualitas beras giling
EFEKTIFITAS UMUR TRANSPLANTING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAW! CAISIM (Brassica juncea L.) Ramli Ramli; Abd. Azis Hamzah; Hardin La Abu
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6739.013 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v1i1.398

Abstract

This research aimed to determine the best transplanting age on the growth and production of mustard. This research was conducted at the STPP Gowa field laboratory in the Romanglompoa Village, Bontomarannu District, Gowa Regency, South Sulawesi Province and run from March to May 2015. The experimental design used was a Randomized Complete Block Design (RCBD) with three treatments and four replications so that there are twelve experimental plot consisting of: transplanting 7 Days After Sowing (DAS)(P1), transplanting 14 DAS (P2) and transplanting 21 DAS (P3). The results of the analysis using the F test showed significant differences. Treatment of P1 (7 DAS) gave significantly different results in plants' height (38.725 cm), number of leaves (20.75 strands) and production (176.00 g / plant) to the treatment P2 (14 DAS) and P3 (21 DAS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur transplanting paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi caisim. Penelitian ini dilaksanakan di lokasi praktik STPP Gowa, Kelurahan Romanglompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan dan berlangsung mulai Maret sampai Mei 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan dan empat ulangan sehingga terdapat duabelas plot percobaan yang terdiri atas: transplanting 7 Hari Setelah Semai (HSS) (P1), transplanting 14 HSS (P2) dan transplanting 21 HSS (P3). Hasil analisis dengan menggunakan uji F menunjukkan perbedaan yang nyata. Perlakuan P1(7 HSS) memberikan hasil yang berbeda nyata pada tinggi tanaman (38,725 cm), jumlah daun (20,75 helai) dan produksi (176,00 g/tanaman) terhadap perlakuan P2 (14 HSS) dan P3 (21 HSS).
PREVALENSI SEROPOSITIF DAN CAKUPAN VAKSINASI ANTRAKS PADA SAPI DI KABUPATEN SRAGEN DAN BOYOLALI Heris Kustiningsih; Widagdo Sri Nugroho
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5794.758 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v1i1.399

Abstract

Anthrax is a zoonotic disease caused by Bacillus anthracis, and this disease caused economic loss. Prevention and control of anthrax in Central Java, particularly in Sragen and Boyolali has been done, however, the incidence of anthrax still continue to be reported. This study aims determined the prevalence of anthrax seropositive postvaccination, coverage vaccination and evaluation of efectivity anthrax vaccinations in cattle in Sragen and Boyolali dictrict. Population target were cattle in high risk area in sub-districts in Sragen and Boyolali namely Miri, Tanon, Klego, and Andong. Samples of farmers were selected by simple random sampling and the cattles were taken by cluster sampling, respetively. With the assumption of two cattle ownership per farmer, 210 farmers with 358 cattle were selected. Serology testing was performed by ELISA method. Data was analyzed using 7th version of statistix (analytical software Inc.). Analysis of data includes statistic description. Coverage anthrax vaccination in both districts were 68,2% from 358 cows. Comulative seropositive antibody against anthrax pastvaccination reached 4,9% but in Sragen it self reached 13.2% and in Boyolali only 1.2%. Prevalence of anthrax seropositive postvaccination and coverage vaccination in cattle in Sragen and Boyolali were relatively low. Anthrax vaccinations in both the district did not effective, so that vaccination program should to be improved. Anthrax vaccinations in sragen district more effective than in boyolali Antraks adalah penyakit zoonotik yang disebabkan oleh Bacillus anthracis.Kerugian ekonomi yang diakibatkan penyakit ini sangat besar. Upaya pencegahan dan pengendalian antraks di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Sragen dan Boyolali telah dilakukan, namun demikian kejadian antraks masih terus dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi seropositif pascavaksinasi, cakupan vaksinasinya serta mengevaluasi efektivitas vaksinasi antraks pada ternak sapi di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali. Populasi target adalah sapi-sapi yang berada di kecamatan-kecamatan tertular antraks, baik di Kabupaten Sragen maupun Kabupaten Boyolali yaitu Kecamatan Miri, Tanon, Klego dan Andong. Sampel peternak dipilih secara random sederhana dan pemilihan sampel ternak secara kluster, dengan asumsi kepemilikan per peternak dua ekor, dipilih 210 peternak dengan total ternak sebanyak 358 ekor.Pengujian serum dilakukan dengan ELISA. Data disimpan dan diolah menggunakan statistix versi 7th(analytical software /nc.).Hasil penelitian ini, cakupan vaksinasi antraks di Kabupaten Sragen dan Boyolali mencapai 68,2% dari 358 ekor sapi. Prevalensi seropositif terhadap antraks di Kabupaten Sragen dan Boyolali adalah 4,8%. Total seropositif terhadap antraks pada sapi yang divaksin mencapai 4,9%, di Kabupaten Sragen sendiri mencapai 13,2% dan Kabupaten Boyolali hanya 1,2%.Prevalensi seropositif dan cakupan vaksinasi antraks di Kabupaten Sragen dan Boyolali masih cukup rendah. Vaksinasi antraks di kedua kabupaten tersebut belum efektif, sehingga peningkatkan efektivitas vaksinasi perlu terus ditingkatkan.Vaksinasi antraks di Kabupaten Sragen lebih efektif bila dibandingkan di Kabupaten Boyolali. 
EFEKTIVITAS CARA APLIKASI DAN LAMA PENGOMPOSAN PUPUK HIJAU (LEGUME) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CAISIM (Brassica juncea L.) Dwiwanti Sulistyowati; Jati Purwani; Achdiyat Achdiyat
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6185.722 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v1i1.400

Abstract

This study aims to determine the effect of method and duration of application composting green manure (legume) on the growth and mustard (Brassica juncea L.) production. This study was located in Experimental Station of Bogor Agricultural Extension College in Pasir Kuda Village, Bogor. Started on June August 2013. The experimental design used was completely randomized block design (CRBD), factorial split plot (split plot design). The first factor was main plot (green manure application method) consists of two levels, namely spreaded and buried. The second factor was subplot (duration of green manure composting) consists of three levels, namely 2 weeks pre-planting (-2 MST), one week pre-planting (-1 MST) and 0 MST or at planting time. The results of analysis using the F test showed that the application of green manure spreaded around the plant (as mulch) generate growth, shoot weight, root weight, roots number and root length were better, and generate mustard production higher than buried green manure application. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara dan lama pengomposan pupuk hijau (legume) terhadap pertumbuhan dan produksi caisim (Brassica juncea L.). Penelitian ini berlokasi di Kebun Percobaan STPP Bogor, Kelurahan Pasir Kuda, Kota Bogor dimulai pada Juni - Agustus 2013. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial petak terpisah (split plot design). Faktor pertama berupa petak utama (cara aplikasi pupuk hijau) terdiri dari dua level yaitu ditebar dan dibenam. Faktor kedua berupa anak petak (waktu pengomposan pupuk hijau) terdiri dari tiga level yaitu 2 minggu sebelum tanam (-2 MST), 1 minggu sebelum tanam (-1 MST) dan 0 MST atau saat tanam. Hasil analisis dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa aplikasi pupuk hijau ditebar (sebagai mulsa) menghasilkan pertumbuhan, bobot tajuk, bobot akar, jumlah akar dan panjang akar yang lebih baik, serta menghasilkan produksi caisim lebih tinggi dibandingkan aplikasi pupuk hijau yang dibenam.
STUDI KEAMANAN PANGAN HEWANI DI BANDAR LAMPUNG Wisnu Satyajaya; Novita Herdiana
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8564.755 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v1i1.401

Abstract

The use of hazardous ingredients is a food safety problem encountered in the community, therefore food evaluation is needed to be done regularly. This study aimed to identify the use of hazardous materials in animal source foods in Bandar Lampung. The research with purposive random sampling was conducted on three traditional markets namely Pasar Tugu, Pasar Gudang Lelang, and Pasar Sukarame. The result of qualitative test showed that from 24 samples, there were 11 samples contained dangerous materials, namely formalin, borax, and chlorine which were spreaded over the three research locations. Abstrak Penggunaaan bahan berbahaya masih menjadi masalah keamanan pangan yang ditemui di masyarakat sehingga pengujian terhadap pangan yang beredar perlu dilakukan secara rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan bahan berbahaya pada produk hewani di Bandar Lampung. Penelitian dengan purposive random sampling dilakukan pada tiga pasar tradisional yaitu Pasar Tugu, Pasar Gudang Lelang, dan Pasar Sukarame. Hasil pengujian kualitatif menunjukkan dari 24 sampel terdapat 11 sampel mengandung bahan berbahaya yaitu formalin, boraks, dan klorin yang tersebar pada ke tiga lokasi penelitian.
PREVALENSI KASUS FASCIOLOSIS PADA PETERNAKAN DOMBA RAKYAT DI KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI Endang Endrakasih
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4669.415 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v1i1.402

Abstract

Sheep farms in Cicurug District, Sukabumi were traditional farm with small ownership scale. A common case of fecal infection is fasciolosis. Therefore this research was focused on the case of fasciolosis. This study aimed to determine (1) prevalence of fasciolosis case (number of case/positive test) (2) the severity of the attack/incidence. Identification of worm eggs in the feces was done by sedimentation and floating method. Number of worm eggs per gram of feses in each sample was also calculated to know the severity of infestation. The results showed that Fasciola sp. was found in 7 of 100 sheep samples (7% of the total sample). Thus the prevalence of fasciolosis was 7%. The severity of fasciolosis on the 7 sheep averaged 0.4 eggs per gram of feces. It can be concluded that the prevalence and the severity of the attack/incidence of fasciolosis in Cicurug District was low. Kondisi peternakan domba rakyat di Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi saat ini pada umumnya masih bersifat tradisional dengan skala pemilikan yang kecil. Kasus kecacingan yang umum dijumpai adalah fasciolosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) prevalensi kejadian fasciolosis (jumlah terserang/positif uji), (2) tingkat keparahan serangan. Identifikasi telur cacing dalam feses dilakukan dengan metode sedimentasi dan apung, Selain itu juga dilakukan perhitungan jumlah telur cacing per gram feses pada setiap sampel untuk mengetahui tingkat keparahan infestasi. Hasil penelitian menunjukkan dari 100 ekor domba sampel, ditemukan telur cacing Fasciola sp. pada 7 ekor (7 % dari total sampel). Dengan demikian prevalensi kecacingan adalah 7 %. Sedang tingkat keparahan kecacingan/fasciolosis pada 7 ekor domba tersebut rata-rata mengandung 0.4 butir telur per gram feses. Dapat disimpulkan bahwa prevalensi kecacingan di Kecamatan Cicurug tergolong rendah dengan tingkat keparahan infestasi yang juga rendah.
TINGKAT SWASEMBADA BERAS DI DESA SUKALUYU KECAMATAN NANGGUNG KABUPATEN BOGOR Kusmiyati Kusmiyati
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5142.155 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v1i1.403

Abstract

This research has an objective for have to know production level of rice plants, consumption level and self suffiency level of rice plants in Sukaluyu Village. Nanggung District, Bogor. This research has started from August until Desember 2015, with respondents from 6 farmer groups, their focus to farmer who they are owner of tenants. Their have minimal 0,5 ha from inventory result who they obtained by sample as much as 50 peoples. Data we had obtained from primary data ( farmer, PPL and peoples) and secondary data who obtained form work planning of agriculture counseling in Sukaluyu Village on 2014 and data collected and analyted with analysis of approach non parametric, is Discript Analysis. The results of this study is that In the Village Sukaluyu, Nanggung District has not achieved self-sufficiency in rice. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang karakteristik petani, tingkat produktivitas padi, tingkat konsumsi beras, dan tingkat swasembada beras di Sukaluyu Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus sampai November 2015, dengan responden dari 6 kelompok petani, yang difokuskan pada petani pemilik penggarap . Mereka memiliki lahan minimal 3000 m2, dari hasil inventarisasi diperoleh sampel sebanyak 106 orang. Data kita telah diperoleh dari data primer (petani, PPL dan masyarakat) dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen berupa rencana kerja penyuluhan pertanian 2014 dan data yang dikumpulkan dan analisa dengan analisis pendekatan non parametrik, adalah analisis discriptif. Adapun hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Di Desa Sukaluyu Kecamatan Nanggung belum mencapai swasembada beras.
Pengaruh Penggunaan Berbagai Nutrisi pada Pertumbuhan Selada Keriting (Lactuca sativa L.) Hidroponik Sistem Wick Elinda Nur Aziza Setyaputri
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 4 No. 2 (2020): Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.997 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v4i2.407

Abstract

Tanaman selada merupakan tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat dan kegunaan sehingga keberadaannya banyak diburu oleh masyarakat. Namun banyak petani perkotaan terkendala untuk budidaya secara konvensional karena keterbatasan lahan yang dimiliki. Hidroponik merupakan alternatif budidaya pada lahan sempit dengan pemanfaatan pekarangan rumah. Pemberian nutrisi yang tepat pada budidaya sistem hidroponik dapat meningkatkan produktivitas tanaman selada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nutrisi hidroponik dengan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman selada. Penelitian ini dilaksanakan di lahan praktik milik Politeknik Pembangunan Pertanian Malang yang beralamat di Jl. dr. Cipto 144A Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur pada bulan Juni sampai dengan Juli 2020. Penelitian ini adalah percobaan non faktorial yang menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap). Hasil penelitian yang menunjukkan adanya perlakuan terbaik dari variabel tinggi tanaman dan jumlah daun terdapat pada komposisi nutrisi (P1) 100% AB mix. Bobot segar tanaman diukur pada 35 HST (masa panen) tertinggi terdapat pada (P1) yaitu 65,75 gram. Tanaman yang diberi nutrisi pupuk organik cair biourin tanpa pupuk daun memiliki peluang hasil yang mampu menyeimbangi pemberian nutrisi ABmix baik dari tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot basah tanaman.
ANALISIS TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PRODUK PANGAN PENGGANTI TERIGU MENGGUNAKAN Modified Cassava Flour (MOCAF) DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH Slamet Sulistiadi
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.333 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v4i1.408

Abstract

Modified Cassava Flour (MOCAF) is flour with modified starch content from cassava whose quality has been tested to substitute products derived from flour. The opportunity to use MOCAF as a substitute for flour in Banyumas Regency is very high because the manufacturing process technology is simple, and the number of flour processed product industries in the Banyumas Regency is huge. The purpose of this research is to conduct a feasibility study to determine the appropriate technology in the process of making a Lactic Acid Bacteria starter for MOCAF and to determine the appropriate technology in the storage process of cassava raw materials, the chopping process and fermentation of cassava. The process of assessing the feasibility of technology is carried out using the Systems Approach method using a production systems approach. The results of the study indicate that the MOCAF processing stage includes the preparation stage of making a starter, preparation and storage of cassava raw materials, chopping process, and fermentation process. The Banyumas community can implement the development of MOCAF because the use of technology is user-friendly. Modified Cassava Flour (MOCAF) merupakan tepung dengan kandungan pati termodifikasi dari Singkong yang kualitasnya sudah teruji untuk mensubtitusi produk turunan dari terigu. Peluang pemanfaatan MOCAF sebagai pengganti terigu di Kabupaten Banyumas sangat tinggi, karena teknologi proses pembuatannya sederhana dan jumlah industri produk olahan terigu di Kabupaten Banyumas sangat banyak. Tujuan penelitian ini melakukan studi kelayakan untuk menentukan teknologi yang tepat dalam proses pembuatan starter Bakteri Asam Laktat untuk MOCAF dan dapat menentukan teknologi yang tepat dalam proses penyimpanan bahan baku singkong, proses pencacahan dan fermentasi singkong. Proses penentuan kelayakan teknologi dilakukan menggunakan metode Systems Approach dengan menggunakan proses pendekatan sistem produksi. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa proses pengolahan MOCAF dari tahap persiapan pembuatan stater, penyiapan dan penyimpanan bahan baku singkong, proses pencacahan, dan proses fermentasi. Pengembangan MOCAF dapat diimplentasikan oleh masyarakat Banyumas karena penggunaan teknologinya sangat sederhana

Page 4 of 11 | Total Record : 101