JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur (sebelumnya Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN) adalah jurnal nasional yang berisi kumpulan naskah/ artikel hasil perancangan arsitektur yang fokus pada kegiatan "analisis dan sintesis" yang mendukung proses-proses perancangan arsitektur dan menghasilkan karya arsitektural. Substansi naskah dapat berupa kajian mengenai metode perancangan, proses analisis dalam perancangan, pengambilan keputusan dalam proses desain, proses penciptaan karya arsitektural, dan teori yang mendukung proses perancangan. Selain itu, JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur juga menerima (terbatas) naskah dengan pendekatan "penelitian" kajian arsitektural lainnya, seperti sejarah, teori, dan kritik arsitektur, teknologi bangunan, serta kota dan permukiman. JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur mempunyai ISSN 2746-5896 (media online)
Articles
421 Documents
GALERI BUSANA HIJAB DI KOTA PONTIANAK
Mayasari, Mayasari
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1108.375 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.30399
Fenomena fashion hijab di Indonesia khususnya kota Pontianak kini semakin berkembang. Fenomena ini sekilas memberikan dampak positif karena banyak wanita muslim yang belum berhijab kini mulai menggunakan hijab dalam aktivitas sehari-harinya. Wanita berhijab tentu membutuhkan wadah yang dapat menampilkan fashion dan informasi seputar busana hijab. Wadah yang dibutuhkan tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk bangunan galeri. Galeri busana hijab merupakan bangunan yang berfungsi sebagai sarana informasi dan komersil. Sebagai sarana komersil, galeri ini menjual berbagai brand hijab agar pengunjung dengan mudah mendapatkan busana yang diinginkan. Galeri Busana Hijab juga berfungsi sebagai wadah bagi komunitas untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan fashion hijab. Tujuan perancangan Galeri Busana Hijab di Kota Pontianak adalah memberikan wadah bagi muslimah untuk mendapatkan informasi dan menunjang kegiatan komunitas hijaber. Galeri Busana Hijab di Kota Pontianak mengusung konsep Satisfied yaitu kepuasan pengunjung saat datang ke Galeri. Konsep ini didapat dari melihat fungsi utama bangunan yaitu informasi dan komersil. Dari segi arsitektural, konsep bangunan terdapat pada penempatan ruang utama dengan fasilitas penunjang yang sesuai kebutuhan pengunjung. Letak tata ruang yang tidak banyak batasan bertujuan agar jarak pandang pengunjung dapat langsung merasakan fasilitas dalam bangunan, sehingga tercapainya konsep desain Galeri Busana Hijab di Kota Pontianak. Kata kunci: Fashion, Galeri, Busana Hijab
PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN MENGEMUDI DI KOTA PONTIANAK
Apriandi, Wiwin
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 2 (2015): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (770.962 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v3i2.12300
Kota Pontianak adalah kota yang memiliki jumlah pengguna kendaraan bermotor yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan masyarakat akan kendaraan di Kota Pontianak yang terus meningkat sehingga di berlakukannya UU No. 14 tahun 1992 tentang lalu Lintas yang menyatakan bahwa setiap kendaraan bermotor maupun pengemudinya diwajibkan mempunyai/ memiliki perijinan mengemudi. Meningkatnya pengeluaran SIM (Surat Izin Mengemudi) tersebut yang memicu berdirinya biro-biro pelatihan mengemudi di Kota Pontianak sebagai suatu wadah agar masyarakat mahir mengemudi yang bertujuan untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM). Pusat Pelatihan Mengemudi adalah suatu tempat yang berfungsi untuk menampung seluruh kegiatan pelatihan mengemudi dengan fasilitas-fasilitas yang memadai sehingga aman dan terbentuk suatu kepercayaan masyarakat dan diharapkan dapat mempertegas eksistensi Pusat Pelatihan Mengemudi di Kota Pontianak. Perancangan Pusat Pelatihan Mengemudi akan diarahkan lebih ke pemenuhan fasilitas dan perbedaan jenis pelatihan berdasarkan surat perijinan SIM A, B, B2 dan C yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Disamping itu juga terdapat fasilitas pelengkap berupa fungsi kesehatan (klinik), pengisian bahan bakar, bengkel, kafetaria dan pemadam kebakaran. Kata kunci: Pusat, pelatihan, mengemudi
Manga Kissa Pontianak
Qatrunnada, Ayu
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 4, No 1 (2016): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2409.46 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v4i1.15248
Di era modern ini, bisnis kafe merupakan bisnis yang menjanjikan. Kafe adalah restoran kecil yang mengutamakan penjualan kue, kopi, dan teh. Setiap kafe memiliki ciri khas, namun kafe untuk para penggemar produk Jepang di Kota Pontianak belum tersedia. Manga kissa adalah kafe dimana pelanggan dapat membaca dari sebuah perpustakaan manga, menikmati makanan ringan sambil menonton anime, dan menikmati makanan khas Jepang. Perancangan Manga Kissa mengambil lokasi di jalan Gajamada, Kecamatan Pontianak Selatan. Kafe yang direncanakan adalah kafe dengan tema khusus. Perancangan mengutamakan kenyamanan ruang yang ditinjau dari jenis kegiatan dan jenis pengunjung. Kafe didesain mengadopsi konsep kontemporer jepang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi komparasi, studi literatur dari berbagai sumber buku dan pengumpulan data terkait konsep. Hasil perancangan Manga Kissa terdiri dari satu massa bangunan yang mengikuti bentuk site, ruangan dibagi perlantai mempertimbangkan jenis dan kebisingan kegiatan kemudian  diatur berdasarkan peraturan dan analisis yang ada, sehingga memenuhi kebutuhan. Lantai dasar digunakan sebagai area parkir kendaraan, lantai 1 merupakan area restoran, lantai 2 area kafe, live music, dan merchandise, kemudian lantai 3 merupakan area baca manga. Fasad bangunan menggunakan kaca yang dimanfaatkan sebagai pencahayaan dalam ruang dan dikombinasikan dengan panel warna mencolok sebagai vocal point bangunan.  Kata kunci: Manga Kissa, Pontianak
RUMAH PRODUKTIF LANJUT USIA
Cicilia, Cicilia
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1683.362 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v7i1.32554
Masuknya masyarakat ke dalam era modernisasi, menyebabkan perubahan-perubahan pola pikir dan sikap masyarakat. Perubahan pola pikir dan sikap masyarakat ini memberikan dampak negatif seperti tumbuhnya sikap individualistik pada masyarakat. Sikap individualistik ini akhirnya akan terbawa sampai pada keluarga khususnya keluarga yang memiliki anggota keluarga lanjut usia, dimana masing-masing individu cenderung memerhatikan kesibukannya dan tidak sempat membagi waktu dengan anggota keluarganya yang sudah lanjut usia. terdapat banyak kasus pada penduduk lanjut usia, ketika mereka pensiun dari pekerjaannya, berhenti melakukan aktifitas yang biasa dilakukannya mereka kehilangan jati dirinya. Bangunan seperti hunian untuk lanjut usia masih susah ditemui di Indonesia, karena pada umumnya di Indonesia penduduk lanjut usia ditempatkan di panti sosial seperti panti jompo. Namun berbicara mengenai panti jompo, masyarakat Indonesia cenderung beranggapan bahwa panti jompo merupakan tempat dimana suatu keluarga menelantarkan anggota keluarganya yang sudah berusia lanjut. Panti jompo di anggap tempat tinggal dimana penduduk berusia lanjut yang telah mengalami penurunan kesehatan tinggal. Untuk itu diperlukan rancangan Rumah Produktif Lanjut Usia yang tidak hanya berfungsi sebagai hunian, namun juga sebagai tempat bersosialisasi dan tempat untuk mempelajari hal baru bagi penduduk lanjut usia. Selain itu juga berfungsi sebagai tempat penduduk lanjut usia dapat bernostalgia dan mengikuti perkembangan masa. Kata kunci: Rumah Produktif, Lansia, Arsitektur
GALERI MOTOR BANDONG DI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Indrazitto, Indrazitto
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 1 (2018): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1060.449 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i1.26630
Salah satu objek wisata populer di Kabupaten Sintang adalah galeri kapal bandong. Objek wisata ini menyajikan edukasi sejarah dan budaya masyarakat Sintang. Kondisi objek wisata tersebut saat ini kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas sarana dan prasarana yang kurang memadai sehingga mengurangi daya tarik objek wisata ini. Oleh karena itu diperlukan suatu penataan ulang kawasan objek wisata Galeri Kapal Bandong di Kabupaten Sintang sesuai dengan kebutuhan. Penataan Kawasan dilakukan melalui perbaikan fasilitas yang ada serta penambahan sarana dan prasarana penunjang sesuai dengan fungsinya, sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Motor bandong merupakan bangunan eksisting yang menjadi acuan dalam menemukan konsep bentuk. Oleh karena itu landmark kawasan menggunakan motor bandong. Ide bentukan motor bandong diterapkan pada bangunan restoran dan pameran temporer. Ide tersebut direalisasikan dengan penambahan dan pengurangan massa berdasarkan tahap analisa internal dan eksternal serta literatur-literatur terkait galeri motor bandong. Adapun bentukan melengkung merupakan visualisasi gelombang air sebagai pendukung dari motor bandong. Bentukan melengkung tersebut diterapkan pada bangunan pendukung dan penunjang dengan pertimbangan dimensi sesuai dengan analisa yang telah dilakukan. Perancangan ini dilengkapi dengan fasilitas, seperti workshop, taman, aula, gazebo, restoran, dan sebagainya.
STUDIO FILM DI KOTA PONTIANAK
Refmita, Refmita
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 2 (2014): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1418.233 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v2i2.8775
Studio film merupakan studio yang difungsikan sebagai tempat untuk memproduksi film mulai dari proses perencanaan, proses shooting (pengambilan gambar) hingga proses pasca produksi seperti editing dan sebagainya. Studio film ini memiliki fungsi produksi, edukasi, dan informasi untuk mewadahi seluruh kegiatan komunitas. Komunitas pada studio ini dikategorikan sebagai para pekerja film serta masyarakat pecinta film. Metode pengkajian yang digunakan terdiri tahap gagasan, tahap pengumpulan data, tahap analisis, tahap sintesis, tahap pra rancangan, dan tahap pengembangan rancangan. Konsep yang diangkat pada studio film ini adalah “studio film berbasis komunitas” dengan tema “take shoot every where”. Studio film dengan konsep berbasis komunitas dimaksudkan untuk mewadahi semua kebutuhan para komunitas akan studio film yang dapat digunakan sebagai tempat produksi film dari tahap pra produksi hinggga pasca produksi, mewadahi pengembangan kemampuan dalam memproduksi film dengan adanya tempat pelatihan, serta wadah informasi bagi masyarakat pencinta film dengan dapatnya masyarakat melihat langsung kegiatan produksi film. Tema “take shoot every where” diangkat dengan menjadikan semua area pada studio terutama pada ruang luar sebagai tempat pengambilan gambar sekaligus sarana edukasi dan informasi bagi komunitas. Kata Kunci: Studio Film , Produksi, Edukasi, Informasi, Berbasis Komunitas
PLEASURE HOTEL BINTANG 4 DI PONTIANAK
Adhiarza, Gusti Rahman
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1192.968 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.30916
Kota Pontianak merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Sebagai ibukota Provinsi, Kota Pontianak menjadi titik persinggahan awal untuk melakukan perdagangan barang dan jasa menuju ke berbagai kabupaten atau kota lainnya di Kalimantan Barat. Keanekaragaman suku pada kota Pontianak menimbulkan kegiatan perayaan budaya yang beragam. Perayaan budaya yang beragam ini mampu mendatangkan wisatawan baik dari nusantara maupun dari mancanegara. Selain perayaan budaya yang beragam, keanekaragaman suku pada Kota Pontianak juga dapat menghadirkan aneka macam makanan khasnya dan dijadikan sebagai tujuan wisata kuliner. Kota Pontianak memiliki keanekaragaman suku budaya dan aneka kuliner berpotensi mendatangkan wisatawan yang melakukan kegiatan bisnis maupun rekreasi. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan dan perancangan sebuah hotel. Hotel dapat menjadi wadah kebutuhan hunian sementara, juga tidak menutup kemungkinan sebagai tempat untuk kegiatan wisata dan liburan. Kegiatan tersebut dapat diakomodasi oleh Pleasure Hotel. Lokasi perancangan berada di Jalan Budi Karya, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak Selatan. Pleasure Hotel merupakan hotel yang sebagian besar fasilitasnya ditujukan untuk memfasilitasi tamu yang bertujuan rekreasi atau bersenang-senang. Bentuk bangunan mengadaptasi bangunan tropis, modern, dan menggabungkan dengan ciri khas lokal ke dalam bentuk baru. Bangunan menjadi wadah untuk hunian sementara, dan kegiatan rekreasi keluarga untuk lokal maupun luar daerah. Kata Kunci : Pleasure Hotel, Hotel Bintang 4, Kalimantan Barat, Perancangan Arsitektur
KAWASAN BUMI PERKEMAHAN DI KOTA SINGKAWANG
Rinaldi, Ogi
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 2 (2015): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1709.5 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v3i2.13448
Perkemahan merupakan kegiatan yang dilakukan di alam terbuka. Perkemahan menjadi salah satu cara penerapan metode pendidikan kepramukaan di Indonesia. Tujuan dari kegiatan perkemahan adalah untuk mengaplikasikan ilmu kepramukaan yang telah dipelajari. Kepramukaan di Kalimantan Barat semakin berkembang, khususnya di Kota Singkawang. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kegiatan perkemahan kepramukaan yang diselenggarakan di Kota Singkawang, baik dalam skala provinsi maupun skala kota namun banyaknya kegiatan tersebut belum terwadahi dengan tempat kegiatan yang baik dan memadai. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah rancangan bumi perkemahan sebagai tempat yang mampu mewadahi kegiatan-kegiatan kepramukaan berdasarkan metode pendidikan kepramukaan di Indonesia. Kota Singkawang memiliki potensi alam yang bagus, topografi yang masih beragam dan wilayah dekat pegunungan merupakan lokasi yang cocok untuk dijadikan bumi perkemahan. Bumi perkemahan di Kota Singkawang ini dirancang dengan membagi ruang kegiatan berdasarkan tingkatan atau golongan pramuka. Hal ini juga dikaitkan dengan kondisi eksisting seperti topografi, permainan jenis dan bentuk tanaman, pemanfaatan aliran air di eksisting serta struktur di dalam kawasan, Bentuk bangunan dan ruang kegiatan di dalam bumi perkemahan ini dirancang untuk memberi kesan alami dan pada beberapa bagian diberikan unsur menantang. Dengan demikian, anggota pramuka dapat belajar dari alam dan menjaganya. Kata kunci: Kemah, Pramuka, Alam
PUSAT PERDAGANGAN OTOMOTIF DI KUBU RAYA
Putra, Ryan Doniansyah
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (871.735 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v7i1.32345
Otomotif adalah ilmu yang mempelajari tentang alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama mobil dan sepeda motor. Dalam waktu setahun, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia meningkat dari 121 juta unit menjadi 129 juta unit. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor ini menandakan bahwa perekonomian dan kebutuhan akan kendaraan semakin tahun semakin tinggi. Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang sedang berkembang dan memiliki tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor yang begitu pesat setiap tahunnya. Akan tetapi, saat ini masih belum memiliki tempat bagi pelaku otomotif untuk mencari kendaraan bermotor, suku cadang kendaraan, bengkel yang lengkap dan sesuai spesifikasi, dan kebutuhan lainnya di satu atap. Kebutuhan akan tempat tersebut yang melatarbelakangi perancangan Pusat Perdagangan Otomotif ini. Konsep perancangan dan pra-rancangan kemudian dikembangkan kedalam rancangan pusat perdagangan otomotif di kubu Raya sebagai tempat jual beli segala keperluan otomotif bagi masyarakat Kalimantan Barat. Pusat perdagangan otomotif ini memiliki retail atau kios yang dihubungkan oleh jalur sirkulasi untuk melakukan perdagangan sebagai kegiatan utama, dan juga didukung oleh fasilitas yang dapat memperlancar kegiatan tersebut. Kata kunci: otomotif, pusat perdagangan, Kubu Raya
HOTEL BUTIK DI KOTA SINGKAWANG
Dian, Dian
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 5, No 2 (2017): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1747.148 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v5i2.22641
Perkembangan pariwisata di kota Singkawang sebagai “Kota Seribu Vihara” terus mengalami kemajuan. Kemajuan ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan hunian sementara. Hotel Butik merupakan sarana akomodasi dalam pelayanan privat termasuk akomodasi yang sesuai dengan karakter industri pariwisata pada budaya setempat. Keunikan budaya Tionghoa Singkawang pada marga Tjiha karena sampai saat ini masih melakukan kegiatan turun temurun leluhurnya menjadi faktor dalam mempertimbangkan tema desain hotel butik. Permasalahan desain Hotel butik di Kota Singkawang dalam menciptakan suatu konsep keselarasan antara tempat tinggal manusia dan budaya sekitar, sehingga perancangan tidak hanya sekedar diperlukan untuk layanan akomodasi tetapi juga mengenalkan budaya Tionghoa Singkawang kepada wisatawan. Metode penulisan dengan melakukan studi literatur dan studi kasus bangunan Hotel Butik, studi literatur arsitektur bangunan marga Tjiha dan kebudayaan masyarakat Tionghoa di permukiman marga Tjiha. Konsep arsitektur Tionghoa Singkawang yang diterapkan pada hotel yaitu “Courtyard”, “The Jian”, “Atap Hsuan Shan”. Konsep desain menampilkan nuansa dari bangunan rumah marga Tjhia dengan desain rustic dari tekstur batu alam, kayu dan logam berkarat pada eksterior dan interior. Courtyard yang berada di tengah berfungsi sebagai ruang komunal, jalur sirkulasi udara dan pencahayaan alami. Penutup atap pada hotel jenis Hsuan shan tidak hanya sebagai estetika, juga sebagai sirkulasi pencahayaan dan penghawaan alami. Kata kunci: Hotel Butik, Singkawang, Marga Tjiha