cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jmars@untan.ac.id
Editorial Address
Gedung Program Studi Arsitektur Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jalan Prof Dr. H. Hadari Nawawi, 78124
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur
ISSN : -     EISSN : 27465896     DOI : -
Core Subject : Engineering,
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur (sebelumnya Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN) adalah jurnal nasional yang berisi kumpulan naskah/ artikel hasil perancangan arsitektur yang fokus pada kegiatan "analisis dan sintesis" yang mendukung proses-proses perancangan arsitektur dan menghasilkan karya arsitektural. Substansi naskah dapat berupa kajian mengenai metode perancangan, proses analisis dalam perancangan, pengambilan keputusan dalam proses desain, proses penciptaan karya arsitektural, dan teori yang mendukung proses perancangan. Selain itu, JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur juga menerima (terbatas) naskah dengan pendekatan "penelitian" kajian arsitektural lainnya, seperti sejarah, teori, dan kritik arsitektur, teknologi bangunan, serta kota dan permukiman. JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur mempunyai ISSN 2746-5896 (media online)
Arjuna Subject : -
Articles 421 Documents
PET CARE CENTRE DI KABUPATEN KUBU RAYA Patricia, Wawa
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 2 (2019): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v7i2.36917

Abstract

Kota Pontianak dan sekitarnya merupakan kota dengan peminat dan pemelihara pet yang tinggi, namun belum diimbangi dengan fasilitas keperluan dan kebutuhan pet, yaitu fasilitas atau wadah yang menampung segala kebutuhan pet dalam satu wadah seperti Pet Care Centre. Pet Care Centre merupakan sebuah wadah yang bersifat one-stop untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis pet, dengan penyediaan fasilitas kesehatan, perawatan, produk dan layanan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, hingga sarana untuk berkumpul bagi seluruh pecinta pet. Dalam proses perancangan Pet Care Centre, terdapat beberapa langkah yang digunakan yakni dimulakan dari gagasan, pengumpulan data, analisis, sintesis rancangan awal hingga pengembangan rancangan. Tujuan penulisan adalah memaparkan konsep dan perancangan Pet Care Centre untuk mewadahi kebutuhan pet dengan memerhatikan standar setiap jenis fasilitas yang menjadi fokus perancangan, berupa fasilitas kesehatan, perawatan, produk dan layanan dan diterapkan pada tata ruang dalam dan luar bangunan Pet Care Centre. Terdiri dari tiga massa bangunan dan menerapkan organisasi terpusat, dengan taman sebagai zona penyatu fungsi setiap massa. Bentuk dasar massa dan ruang adalah persegi, sehingga efektivitas fungsi dan aktifitas pengunjung dan pet dapat berjalan maksimal. Kebisingan di dalam bangunan diatasi dengan peredam suara. Kebisingan dan bau di landscape diatasi dengan penanaman vegetasi penyerap bau dan suara. Kata kunci: pet care centre, kota Pontianak, kabupaten Kubu Raya
Ruang Terbuka Pada Kawasan Jalan Dr. Soedarso Di Kota Pontianak Abednego, Ivan Adiel
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 4, No 2 (2016): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v4i2.18484

Abstract

Suatu lingkungan tidak hanya terdiri atas bangunan, namun terdiri atas ruang tanpa bangunan atau ruang terbuka. Ruang terbuka hadir untuk menjaga ekologis suatu lingkungan. Salah satu lingkungan yang dapat dikembangkan menjadi ruang terbuka yaitu pada jalan Dr.Soedarso, Kota Pontianak. Ruang terbuka pada lokasi tersebut memiliki fasilitas pendukung berupa area parkir, taman dan area perdagangan. Namun ruang terbuka terletak berada di antara jalan Dr.Soedarso dan parit Sui.Raya . Oleh sebab itu dilakukan perpindahan perletakan ruang terbuka dengan mengikuti peraturan yang sesuai. Perpindahan ruang terbuka dapat mendukung aktivitas masyarakat sekitar, sehingga menghadirkan gagasan untuk menjadikan ruang terbuka sebagai aktivitas pendukung. Fasilitas pendukung pada ruang terbuka perlu disesuaikan dengan fungsi bangunan serta aktivitas pengguna, sehingga dilakukan pembagian tiga segmentasi utama. Agar fasilitas yang diletakkan sesuai kebutuhan maka diperlukan pertimbangan pergerakan aktivitas pengguna. Oleh sebab itu sirkulasi dapat dipertimbangkan sebagai titik berat utama dalam mendukung aktivitas pada ruang terbuka. Sirkulasi yang baik diterapkan pada penyediaan jalur pejalan kaki, jembatan penghubung rumah sakit dan jalan Dr.Soedarso yang dilengkapi dengan penanda jalan. Fasilitas pendukung pada sisi depan bangunan berupa taman, area parkir dan kantin juga menyesuaikan sirkulasi pengunjung. Setiap fungsi fisik dilengkapi vegetasi yang sesuai sehingga ekologis dapat terjaga. . Kata kunci: Ruang Terbuka, Aktvitas Pendukung, Sirkulasi
HUBUNGAN AKTIVITAS PENDUKUNG TERHADAP KUALITAS VISUAL KORIDOR JALAN GAJAH MADA PONTIANAK Riesa Rizki Amalia; Bontor Jumaylinda BR Gultom; Muhammad Nurhamsyah
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 9, No 2 (2021): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v9i2.47451

Abstract

This research is based on concerns about the existence of supporting activities will have an impact on the visual quality of a commercial road corridor. Activities that appear in commercial corridors are trade and service activities as well as activity support. This activity support will affect the development of the city so that it is more lively, continuous, and peaceful. In a corridor these activities can bring a lot of visitors. The large number of visitors indicates that the corridor has an attraction. The method used in this study is a method of mapping behavior and space syntax combined with questionnaires. Then the results of these data are correlated so as to know the relationship of supporting activities to the visual quality of corridors. The findings of this study are in the form of supporting activity relationship to the visual quality of the corridor of Jalan Gajah Mada Pontianak. The correlation of data between placed centered mapping and space syntax, between placed centered mapping and questionnaires, as well as between questionnaires and space syntax, showed a positive correlation. The number and position of supporting activities in the form of pkl can increase movement in an area. High movement in space syntax can indicate that the visual quality of an area has a high value. An easy-to-recognize space will attract visitors to come and supporting activities in the form of street vendors can be a movement generator and attractor.
STASIUN TELEVISI SWASTA DI PONTIANAK Ramadhansyah, Ramadhansyah
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 4, No 2 (2016): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v4i2.18619

Abstract

Stasiun televisi merupakan salah satu penyalur informasi yang tepat dan aktual bagi masyarakat dan menjadi bagian dari aset pemerintah untuk mengembangkan potensi suatu daerah melalui program acara televisi. Kota Pontianak memiliki komunitas sebagai salah satu potensi daerah dalam membuka pola pikir untuk berkarya dan membangun lingkungan sekitar yang kegiatannya dapat diwadahi dalam program acara televisi. Saat ini stasiun televisi di Pontianak belum difasilitasi sarana dan prasarana penunjang yang baik sehingga perlunya dilakukan perancangan stasiun televisi sesuai standar dan pengaturan ruang-ruang produksi yang efektif sehinga mampu mewadahi seluruh kegiatan pertelevisian. Konsep perancangan yang diangkat adalah sharing space bersimbiosis mutualisme yaitu berbagai ruang pada fungsi stasiun televisi dengan komunitas di Pontianak. Bangunan stasiun televisi diwujudkan dalam tiga massa yang dibagi berdasarkan fungsi ruang yaitu fungsi pengelola, fungsi produksi (zona teknik produksi, zona produksi program dan zona produksi berita) dan fungsi penunjang (plaza komunitas dan sarana pendukung). Perancangan Stasiun Televisi Swasta di Pontianak ini diarahkan sebagai tempat yang dapat mewadahi seluruh rangkaian produksi penyiaran, mulai dari proses perencanaan, produksi dan pasca produksi sehingga dapat menjadi salah satu wadah untuk mengekspos potensi Kota Pontianak.   Kata kunci: Stasiun Televisi, Komunitas
PUSAT LITERASI KOTA PONTIANAK Mangenda, Yoris; Kalsum, Emilya; Br. Gultom, Bontor Jumaylinda
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 8, No 2 (2020): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v8i2.42386

Abstract

Central Connecticut State University stated in 2016, Indonesia was ranked 60th out of 61 countries regarding literacy. According to UNESCO literacy is the ability to identify, understand, interpret, communicate, in various contexts. The National Alibaca Index said that most provinces in Indonesia have a low literacy index, including West Kalimantan, which is ranked 3rd out of 34 provinces. However, in Pontianak City, in the last 5 years, various literacy-based activities such as exhibitions, book fairs, discussions have been intensively held, as well as recorded more than 20 literacy communities in 2019. All literacy activities are organized independently and have no special space. Therefore, considering literacy needs and problems, the potential location for the design area is Jl. General Ahmad Yani, Pontianak City. However, there are problems where there is no standardization that can be used as a reference for designing a Literacy Center. Therefore, the design method used is the Design Thinking method, which, according to Kambel (2009), is a creative approach by gathering information and opportunities available to be synthesized into innovation and work ideas. Through this method, facilities such as exhibition rooms, classrooms, reading and collection, as well as spatial arrangements and forms are found to accommodate literacy activities in Pontianak.
CO-WORKING SPACE DI PONTIANAK DENGAN PENDEKATAN EKOLOGI Sitanggang, Shanti Octavia; Purnomo, Yudi; Irwin, Irwin
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 9, No 1 (2021): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v9i1.44712

Abstract

Currently, there is an increase in workforce that start new independent businesses in the creative economy, either as entrepreneurs or freelancers, this  because number of job is not comparable to the number of the workforce. The increase in workers in the creative economy is in line with the digital transformation in Indonesia. The government also responded well to this by making programs related to the creative economy, especially in the digital field. Pontianak City has the potential for development with an increase in the number of workers in the creative economy every year, but Pontianak City does not yet have space to accommodate workers' activities. Co-working space can accommodate workers in the creative economy so they can work in a productive and creative environment. In addition, the provision of supporting digital services in co-working spaces is expected to support entrepreneurs or freelancers in developing their business into the digital field. The co-working space design process uses an ecological approach. Ecological approach is an approach that is environmentally friendly. The Ecological Approach serves as a tool that are implemented towards designs that take into account the potential for the natural surroundings as well as the interrelationships between buildings, nature and people.
KAWASAN VILLA DENGAN PENATAAN LANDSEKAP AGROWISATA DI KOTA SINGKAWANG Tokan, Matilda Relu Lama
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 1 (2014): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v2i1.6383

Abstract

Villa merupakan salah satu alternatif tempat tinggal sementara yang berada jauh dari kejenuhan/kepenatan akan aktivitas di kota dan berada jauh dari kota-kota besar, karena fungsi villa pada umumnya adalah sebagai tempat peristirahatan dan dapat dikembangkan di suatu area atau daerah pegunungan yang dekat dengan pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, perlu perancangan dan pengembangan villa di daerah yang memiliki elemen luar/landsekap berupa lahan pertanian villa dapat dan perkebunan (agro), dimana sektor agro ini dapat menjadi daya tarik wisata (agrowisata) yang dapat menunjang dari keberadaan villa itu sendiri. Elemen luar/landsekap agrowisata ini, bertujuan sebagai penunjang atau pendukung dari fungsi utama yaitu hunian (villa). Perancangan Villa dengan penataan landsekap agrowisata ini dapat dikembangkan di daerah atau kota yang memiliki daya tarik wisata dan memiliki sektor pertanian serta perkebunan yang cukup berpotensi untuk dijadikan alternatif objek wisata, salah satunya adalah Singkawang. Pemanfaatan sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi daya tarik wisata (agrowisata) ini bertujuan untuk bagian atau aset  utama maupun penunjang dari Kota Singkawang. Keberadaan villa yang dekat dengan daerah perkebunan dan pertanian ini merupakan salah satu alternatif sarana penginapan yang menyajikan pemandangan alam yang menyejukkan.   Kata kunci: Villa, Landsekap Agrowisata, Villa Agrowisata di Kota Singkawang.
REDESAIN TERMINAL BIS KEDAMIN Wardhana, Anfasa Teguh; Putro, Jawas Dwijo; Alhamdani, Muhammad Ridha
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 9, No 1 (2021): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v9i1.45110

Abstract

Transportation is the activity of moving an individual or group and tools or goods from one place to another. There are 3 types of transportation: land, water and air. Transportation by type is grouped into private transportation and public transportation. In Kapuas Hulu there are 6 Bus Terminals, one of which is the Type B Bus Terminal in Kedamin which is the highest type bus terminal in Kapuas Hulu. For the Type B Bus Terminal, the Kedamin Terminal has not met the requirements stipulated in government regulations, so it is necessary to redesign it to meet the standard for the Type B terminal. Bus terminals that look dirty are due to the unloading and loading activities that are not in place so that it disturbs the comfort of bus terminal visitors. Supporting facilities for bus management activities is inadequate. Insufficient arrival and departure waiting areas. Activities on a regular basis are disrupting the circulation of vehicles, therefore it is necessary to redesign the Kedamin Bus Terminal. The Bus Terminal design applies a contextual concept to adapt the conditions of the building on site to the surrounding conditions.
EVALUASI PASCA HUNI TERHADAP ASPEK FUNGSIONAL KAWASAN LEMBAGA PERGURUAN MUJAHIDIN PONTIANAK Raihan, Muhammad Hary
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v6i2.28926

Abstract

Lembaga Perguruan Mujahidin adalah sekolah Islam terpadu yang didirikan dan beroperasi sejak tahun 1982. Lembaga Perguruan Mujahidin mengalami pasca huni dari standar dan perancangan masa lalu sehingga diperlukan peninjauan kembali terhadap bangunan dan lingkungan binaan. Tujuan penelitian ini untuk meninjau kembali bangunan dan lingkungan terhadap aspek fungsional yaitu pengelompokan fungsi, sirkulasi, faktor manusia, dan fleksibilitas/perubahan pada Lembaga Perguruan Mujahidin. Hasil yang diharapkan berupa rekomendasi usulan desain sebagai acuan pengembangan mendatang. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik penelitian menggunakan teknik komparasi untuk membandingkan hasil responden pasca huni terhadap standar dan hasil perancangan/perencanaan masa lalu di Lembaga Perguruan Mujahidin. Hasil penelitian menunjukkan hasil responden pasca huni terhadap standar dan perancangan/perencanaan masa lalu telah berhasil karena sebagian besar menyatakan nyaman terhadap aspek fungsional dengan hasil yaitu 57.80% pengelompokan fungsi, 78.70% sirkulasi ruang luar, 80.50% sirkulasi ruang dalam, 72.90% faktor manusia, dan 61.30% fleksibilitas/perubahan. Rekomendasi usulan desain dihasilkan berdasarkan hasil pasca huni untuk menyelesaikan permasalahan pada aspek fungsional di Lembaga Perguruan Mujahidin berupa perubahan fasade, sirkulasi, penataan ulang tata ruang dalam dan tata ruang luar untuk acuan pengembangan mendatang. Kata kunci: Evaluasi Pasca Huni, Lembaga Perguruan Mujahidin
GEDUNG FOTOGRAFI KHATULISTIWA Aulia, Nurul
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 4, No 1 (2016): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v4i1.16295

Abstract

Gedung Fotografi Khatulistiwa merupakan tempat yang mewadahi seluruh aktifitas yang berhubungan dengan fotografi. Seiring perkembangan teknologi fotografi di Indonesia, maka fotografi tidak hanya sebagai sarana untuk mendokumentasikan suatu kegiatan atau peristiwa saja, tetapi fotografi telah berkembang menjadi sarana dalam mengeksplorasikan seni sebagai alat komunikasi. Saat ini terdapat banyak kebutuhan serta keinginan untuk mengikuti perkembangan fotografi. Tujuan didirikannya Gedung Fotografi Khatulistiwa ini yaitu sebagai wadah yang diperuntukkan bagi masyarakat pencinta fotografi yang berminat dalam hal seni fotografi, sehingga dapat melayani kebutuhan masyarakat pecinta fotografi dengan cara menyediakan sebuah tempat untuk berkumpul para pencinta fotografi serta memamerkan hasil fotografi kepada masyarakat, khususnya di Kota Pontianak. Dalam perancangan perlu adanya analisa perancangan yang meliputi analisa internal, analisa eksternal, struktur, utilitas, pencahayaan dan penghawaan yang dapat menjadi acuan dalam menentukan zonasi rancangan bangunan, ruang-ruang yang ada dalam massa bangunan, hubungan ruangnya dan sirkulasi yang terjadi. Sehingga diperoleh denah bangunan dan dapat ditentukan ide awal bentuk dan tampilan bangunan yang disesuaikan dengan hasil analisa dari kebutuhan dan fungsi ruang berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ada pada rancangan bangunan.   Kata kunci: Gedung, Fotografi, Khatulistiwa