cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jmars@untan.ac.id
Editorial Address
Gedung Program Studi Arsitektur Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jalan Prof Dr. H. Hadari Nawawi, 78124
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur
ISSN : -     EISSN : 27465896     DOI : -
Core Subject : Engineering,
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur (sebelumnya Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN) adalah jurnal nasional yang berisi kumpulan naskah/ artikel hasil perancangan arsitektur yang fokus pada kegiatan "analisis dan sintesis" yang mendukung proses-proses perancangan arsitektur dan menghasilkan karya arsitektural. Substansi naskah dapat berupa kajian mengenai metode perancangan, proses analisis dalam perancangan, pengambilan keputusan dalam proses desain, proses penciptaan karya arsitektural, dan teori yang mendukung proses perancangan. Selain itu, JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur juga menerima (terbatas) naskah dengan pendekatan "penelitian" kajian arsitektural lainnya, seperti sejarah, teori, dan kritik arsitektur, teknologi bangunan, serta kota dan permukiman. JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur mempunyai ISSN 2746-5896 (media online)
Arjuna Subject : -
Articles 421 Documents
RESORT DI PANTAI KURA-KURA BENGKAYANG Syafitri, Ega
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 2 (2015): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.092 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v3i2.13571

Abstract

Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga. Berdasarkan letak resort berada di kawasan objek wisata bisa di pegunungan, tepi pantai, puncak gunung dan tepi danau. Provinsi Kalimantan Barat memiliki potensi pariwisata yang cukup besar, didukung dengan kondisi alam yang dapat menarik wisatawan datang. Pantai Kura-Kura merupakan salah satu objek wisata pantai yang ada di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Wisata merupakan kebutuhan seseorang yang ingin berekreasi, adanya kebutuhan tersebut maka diperlukannya suatu tempat wisata yang dilengkap dalam satu kawasan. Tujuan dari penulisan ini yaitu membuat desain perancangan resort yang mempertimbangkan potensi alam yang ada di lokasi. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data terkait lokasi dan survei lapangan, kemudian data yang diperoleh akan dianalisis berdasarkan teori yang ada. Potensi alam yang ada merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik utama. Resort dengan konsep alam ini membuat suasana kawasan menjadi alami yang berbeda dengan perkotaan. Konsep di terapkan di semua aspek dari perletakan bangunan, pertimbangan kontur, pemandangan yang akan diperoleh masing-masing bangunan, keadaan alam serta potensi alam yang ada. Penerapan konsep ini diharapkan mampu menyatu dengan alam Pantai Kura-Kura sehinga menjadi daya tarik wisata.   Kata kunci: Perancangan, Resort, Pantai Kura-Kura
RESTORAN RUMAH JAMUR DI KOTA PONTIANAK Riya Kanu Joshua
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (956.092 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v7i1.32346

Abstract

Usaha jamur tiram merupakan usaha pertanian yang termasuk dalam sistem perkebunan. Tanaman yang di budidayakan adalah jamur tiram dan dengan media tanamnya menggunakan baglog. Di Kota Pontianak sendiri usaha kebun jamur tiram sudah mulai diminati oleh pengusaha, yang meliputi usaha pembibitan, pembesaran, dan pengusaha produk jadi seperti Jamur Crispy. Terdapat minat usaha dan konsumen jamur tiram yang tinggi di Kota Pontianak, namun belum ada fasilitas yang dapat merealisasi potensi tersebut dengan cara membuka peluang usaha pada bisnis penjualan produk mentah maupun yang sudah jadi dalam bentuk kuliner. Adanya permasalahan tersebut, maka di rancang sebuah konsep restoran bertemakan budidaya jamur yang dapat meningkatkan konsumsi serta wawasan masayarakat tentang jamur tiram di kota Pontianak. Site perancangan berada di Kota Pontianak yang tepatnya berada di berada di jalan Jendral Ahmad Yani dan memiliki luas lahan sebesar 8.248,2 M2. Batasan perancangan meliputi Sebuah fasilitas dengan fungsi Restoran dan Budidaya pembesaran jamur tiram. Melalui kansep Rumah Jamur semua Fungsi bangunan dikemas dalam Karakteristik Ruang serta Bentuk yang mengkorporasikan elemen-elemen serta bentukan dari rumah budidaya jamur itu sendiri, yang mana dalam konteks jamur budidaya yaitu jamur Tiram, jamur kancing, jamur shiitake, jamur merang, dan jamur kuping. Kata kunci: Jamur tiram, budidaya, bisnis kuliner
KAWASAN EKOWISATA PENANGKARAN PENYU DI DESA SEBUBUS, KABUPATEN SAMBAS Fany Alfinda
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 5, No 2 (2017): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1646.159 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v5i2.22642

Abstract

Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas memiliki pantai berpasir dengan panjang garis pantai lebih dari 100 kilometer yang merupakan pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia. Menurunnya populasi penyu dapat memberikan dampak pada ekosistem laut karena penyu berperan penting terhadap keseimbangan ekosistem laut. Oleh karena itu, diperlukan tempat konservasi yang dapat menjaga dan mengembangbiakkan penyu yaitu dengan merancang Kawasan Ekowisata Penangkaran Penyu di Desa Sebubus, Kabupaten Sambas. Kawasan ini dirancang sebagai sarana dan prasarana untuk kegiatan wisata, pusat informasi pendidikan, pelatihan serta pusat riset bagi peneliti di habitat penyu. Metodologi yang digunakan dalam merancang Kawasan Ekowisata Penangkaran Penyu di Desa Sebubus adalah dengan menggunakan metode lima langkah yang dimulai dari tahap permulaan, persiapan, pengajuan usul, tahap evaluasi dan tindakan. Lokasi perancangan berada di Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Kawasan memiliki pantai dan hutan yang masih alami. Perancangan Kawasan Ekowisata Penangkaran Penyu di Desa Sebubus, Kabupaten Sambas menggunakan konsep “Sea Turtle Breeding Integrated Area” yang di dalamnya terdapat tiga fungsi yaitu fungsi wisata, fungsi pendidikan dan fungsi konservasi yang menitikberatkan pada penangkaran. Dari konsep tersebut menghasilkan rancangan dengan massa banyak yang meliputi gedung penerima, gedung peneliti, bangunan audio visual, bangunan aula, penginapan, restoran, bak penangkaran penyu dan sarang semi alami. Kata kunci: Penyu, ekowisata, konservasi
SEKOLAH MODE DI KOTA PONTIANAK Ferlia Kurniati M Hutagalung
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 1 (2018): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1500.026 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v6i1.26879

Abstract

Salah satu agenda utama bagi pembangunan nasional adalah sektor pendidikan. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional dengan struktur program yang lebih fleksibel, biaya lebih murah, lebih berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Di Kota Pontianak minat dalam dunia mode mulai berkembang, dapat dilihat banyaknya perlombaan desain busana, pertunjukan fashion, dan pagelaran busana modern maupun daerah yang diselenggarakan.  Untuk terjun ke dunia mode pengetahuan teori atupun bakat tidak cukup sehingga harus diimbangi dengan kemampuan pelatihan, keahlian dan manajerial di sektor industri mode melalui pendidikan sekolah mode. Sekolah Mode di Pontianak diharapkan dapat menjadi wadah pendidikan sekaligus memberikan informasi, pengetahuan dan layanan jasa di bidang mode serta mempromosikan budaya Kalimantan Barat melalui karya desain busana. Sekolah Mode di Pontianak menggunakan kurikulum yang jelas dan sarana prasana yang lengkap dalam mendukung kegiatan belajar mengajar. Tema perancangan Sekolah Mode di Pontianak diambil melalui aspek fungsional bangunan yang menggunakan konsep gubahan yang dapat mewakili karakter dari sekolah mode yaitu bentuk statis, linier, lingkaran, elips, spriral, ataupun transformasi dari bentuk-bentuk tersebut.
PENATAAN KAWASAN PASAR TRADISIONAL KENANGA-ANGGREK Zahrul Basimah
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 2 (2014): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1360.939 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v2i2.9113

Abstract

Pasar tradisional berperan penting sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari manusia. Salah satu pasar tradisional yang ada di Kota Pontianak ialah Pasar Tradisional Kenanga-Anggrek. Pasar ini berlokasi di Kelurahan Tambelan Sampit dan Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur. Lokasi pasar ini sangat strategis karena berada di tepi Sungai Kapuas Kecil dan di sekitar bangunan cagar budaya yaitu Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman dan Kompleks Keraton Kadriyah. Namun, kegiatan di pasar ini mengganggu kegiatan di kedua bangunan cagar budaya serta mencemari sungai. Oleh karena itu, pasar ini membutuhkan penataan yang dapat menanggapi sungai serta bangunan cagar budaya di sekitarnya. Metode yang ditempuh dalam proses penataan ialah mengumpulkan data melalui proses survey, wawancara serta studi literatur. Selain itu, dilakukan juga proses analisis potensi dan permasalahan terkait dengan kondisi internal dan eksternal pasar. Sehingga dihasilkan konsep programatik, skematik dan rancangan yang difokuskan pada konsep sinergi antara pasar, bangunan cagar budaya dan sungai. Konsep sinergi bertujuan agar bangunan pasar dapat menunjang fungsi wisata air dan budaya, namun tetap menjaga hierarki kedua bangunan cagar budaya. Konsep tersebut diaplikasikan pada gubahan bentuk bangunan pasar yang tidak melebihi ketinggian kedua bangunan cagar budaya. Diharapkan konsep tersebut dapat diaplikasikan pada penataan Kawasan Pasar Tradisional Kenanga-Anggrek di masa mendatang.     Kata Kunci: Penataan, Kawasan, Pasar Tradisional Kenanga-Anggrek, Sinergi, Bangunan Cagar Budaya, Sungai
RESTORAN MELAYU PONTIANAK Rizki Amanda Sari
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1057.83 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v6i2.31366

Abstract

Makanan adalah kebutuhan utama untuk bertahan hidup. Makanan memiliki banyak variasi, baik dari segi komposisi nutrisi, rasa, teknik pembuatan, penyajian dan cara menikmatinya. Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari ribuan pulau, suku bangsa dan budaya. Setiap daerah memiliki makanan khasnya masing-masing, termasuk Kota Pontianak yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Pada kota ini hidup berbagai macam suku, seperti Dayak, Madura, Jawa, Bugis, dan lain-lain, serta suku Melayu yang menjadi mayoritas disana. Melihat kondisi ini diperlukannya tempat yang berfokus pada pelestarian makanan khas Melayu dalam bentuk bangunan yang menyediakan tempat makan khusus yaitu Restoran Melayu Pontianak. Lokasi Restoran Melayu ini rencananya berada di tepi Sungai Kapuas di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Pontianak Selatan, yang merupakan kawasan strategis yang berada di pusat kota Pontianak dan berhadapan langsung dengan Sungai Kapuas. Konsep bangunan Restoran Melayu ini mengacu pada konsep Rumah Adat Tradisional Melayu dan Istana Kadariah, yang secara umum berbentuk simetris, memiliki pagar disekelilingnya, teras yang lebar, lantai dan dinding berbahan kayu, serta memiliki banyak jendela dan ventilasi sebagai sarana sirkulasi udara yang optimal. Setiap ruangan memiliki dua areamakan yang berbeda, yaitu area meja-kursi dan Saprahan (makan dengan duduk bersila di atas lantai).  Kata kunci: Restoran, Rumah Adat Melayu, Makanan Khas
PUSKESMAS RAWAT INAP TELAGA BIRU KECAMATAN PONTIANAK UTARA Asrina, Mutiara
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2438.697 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v7i1.32231

Abstract

Fasilitas kesehatan yang saat ini paling terjangkau masyarakat yaitu Puskesmas. Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan organisasi kesehatan fungsional dengan pelayanan yang menyelenggarakan upaya kesehatan bersifat terpadu, efisien, namun mudah terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajad kesehatan setinggi-tingginya. Pemerintah Kota Pontianak saat ini sedang memfokuskan pembangunan berbagai fasilitas kesehatan, salah satunya di Puskesmas Telaga Biru di Kecamatan Pontianak Utara. Konsep dari Puskesmas Rawat Inap Telaga Biru Kecamatan Pontianak Utara menggunakan filosofi “Puskesmas satu pintu” dengan maknanya mempresentasikan pelayanan kesehatan terpadu yang efektif, cepat tanggap, dan efisien. Bangunan puskesmas di bagi menjadi 3 zona utama yaitu rawat jalan, rawat inap, dan pengelola. Pembagian zona dan sirkulasi dikelompokkan berdasarkan fungsi dan pengguna. Konsep bentuk di ilhami dari arsitektur tradisional Kalimantan Barat etnis Melayu dan Dayak. Struktur yang digunakan pada bangunan adalah struktur rangka dengan material beton, atap truss baja, dan pondasi tiang pancang. Sistem air bersih dengan filter agar air yang di gunakan menjadi lebih bersih dan aman. Pengolahan limbah medis padat dengan incinerator dan limbah medis cair melalui ipal. Sistem kemanan kebakaran menggunakan apar. Penghawaan menggunakan AC split dan standing sedangkan penghawaan alami melalui jendela, ventiasi, kisi-kisi dan kerawang. Kata kunci: Kesehatan,Puskesmas rawat inap, Telaga Biru
PUSAT PELATIHAN KERJA PENYANDANG CACAT FISIK DI KOTA PONTIANAK Devita, Ester
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 5, No 1 (2017): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1467.884 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v5i1.19405

Abstract

Penyandang Cacat Fisik memiliki cara berbeda dari manusia pada umumnya dalam melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga mereka memerlukan bimbingan khusus untuk melakukan aktivitas. Pusat Pelatihan Kerja Penyandang Cacat Fisik di Kota Pontianak bertujuan membantu penyandang cacat fisik mencapai taraf hidup yang lebih baik dengan mengembangkan potensi yang mereka miliki. Pusat Pelatihan Kerja Penyandang Cacat Fisik di Kota Pontianak adalah wadah atau tempat yang menyediakan seluruh kegiatan untuk memberi, memperoleh dan meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktifitas, disiplin, sikap dan etos kerja untuk orang yang memiliki gangguan fungsi tubuh. Dalam mewujudkan tujuan perancangan, kawasan bangunan didesain dengan mempertimbangkan kemudahan, kegunaan, keselamatan dan kemandirian  yang merupakan asas dari Aksesibilitas Akaesibilitas diambil sebagai pendekatan konsep untuk memberikan kemudahan dalam menggunakan semua fasilitas yang disediakan pada kawasan bangunan. Asas aksesibilitas  diterapkan seluruh kawasan bangunan,  di dalam maupun di luar bangunan agar setiap pengguna dapat mengakses ke setiap tempat pada kawasan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep adalah transportasi luar dan dalam bangunan (tangga, ramp dan lift), jalur pedestrian, rambu, pemandu/penanda, perabot dan peralatan kontrol, desain toilet dan kamar mandi serta akses keluar masuk berupa pintu yang disesuaikan dengan ukuran dasar ruang pengguna bangunan  (panjang, lebar dan tinggi jangkauan pengguna).   Kata kunci: Pusat Pelatihan Kerja, Penyandang Cacat, aksesibilitas
BORNEO CONVENTION AND EXHIBITION CENTER Akbar, Akbar
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 1 (2018): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (893.133 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v6i1.25165

Abstract

Kegiatan ekshibisi dan konferensi merupakan salah satu kegiatan yang berguna untuk meningkatkan taraf perekonomian dan kemajuan suatu daerah. Gedung konvensi merupakan salah satu hal yang wajib ada untuk mewadahi kegiatan ekshibisi dan konferensi agar dapat terfasilitasi dengan baik. Dengan meningkatnya kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia sebagai destinasi Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE), menjadikan keberadaan gedung konvensi sebagai sesuatu yang signifikan. Sebagai salah satu daerah pemekaran yang mulai berkembang serta giat dalam memajukan wilayahnya, Kubu Raya menjadi daerah strategis untuk dijadikan sebagai pusat ekshibisi dan konferensi. Memiliki akses yang dekat dengan bandara, Kubu Raya juga memiliki potensi besar sebagai area bisnis dan pusat komersil. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mewadahi aktifitas konvensi di dalamnya, melalui ruang-kuang yang berkapasitas besar dan fungsional. Pada proses perancangan desain untuk bangunan konvensi dan eksibisi ini menghasilkan karakteristik tema yaitu, “Dynamic concept for entertaining space”. Tema dihasilkan dari permasalahan, potensi dan fungsi utama bangunan sebagai bangunan entertaint. Selain itu, bentukan yang menjadi karakteristik bangunan. Dengan tema ini bangunan dapat memunculkan ciri khas dinamis sebagai karakteristik di Kuburaya sedangkan entertaining space ialah fungsi bangunan itu sendiri sebagai wadah hiburan dan pertemuan serta dapat memberikan kenyamanan pada pengguna konvensi dan ekshibisi yang ada di kota Kuburaya. Kata Kunci :Konvensi, ekshibisi, gedung konvensi
Hotel Butik di Kabupaten Kubu Raya Devitasari, Citra
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 2 (2014): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1343.761 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v2i2.8046

Abstract

Kabupaten Kubu Raya adalah pemekaran dari Kabupaten Pontianak dan merupakan kabupaten termuda di Kalimantan Barat. Kubu Raya sebagai daerah berkembang, memiliki salah satu misi yaitu “Meningkatkan, dan mengembangkan potensi di sektor pembangunan Pariwisata dan Kebudayaan Daerah yang unik serta kompetitif”. Visi dan misi ini harus diiringi oleh infrastruktur yang memadai untuk mengakomodasi kegiatan yang mendukung mobilitas para pelaku wisata. Infrastruktur yang sesuai adalah hotel sebagai tempat persinggahan sementara yang memfasilitasi kegiatan bagi para pelaku wisata. Berdasarkan klasifikasi hotel, jenis hotel yang sesuai dengan kebutuhan suatu kota dalam mendukung kegiatan wisata yang dapat mengembangkan potensi sektor pembangunan pariwisata dan kebudayaan daerah yang memiliki keunikan, dan kompetitif adalah Hotel Butik. Hotel Butik yang sasaran tamunya pelaku wisata akan memerlukan fasilitas dan layanan yang berbeda dari hotel lainnya. Hal yang menjadi dasar dalam perancangan Hotel Butik di Kubu Raya ini adalah fungsi dari Hotel Butik itu sendiri. Hotel Butik selain berfungsi sebagai tempat beristirahat diharapkan juga mampu menampilkan cirikhas budaya setempat yaitu budaya Melayu. Hotel Butik ini dirancang berdasarkan fungsi, kesesuaian tapak dan konsep utama dari Hotel Butik sehingga bangunan yang dirancang dapat mendekati perancangan Hotel Butik yang dapat mengenalkan budaya tradisional Melayu Modern.Kata Kunci: Hotel Butik, Kubu Raya, Budaya Melayu

Page 7 of 43 | Total Record : 421