JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur (sebelumnya Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN) adalah jurnal nasional yang berisi kumpulan naskah/ artikel hasil perancangan arsitektur yang fokus pada kegiatan "analisis dan sintesis" yang mendukung proses-proses perancangan arsitektur dan menghasilkan karya arsitektural. Substansi naskah dapat berupa kajian mengenai metode perancangan, proses analisis dalam perancangan, pengambilan keputusan dalam proses desain, proses penciptaan karya arsitektural, dan teori yang mendukung proses perancangan. Selain itu, JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur juga menerima (terbatas) naskah dengan pendekatan "penelitian" kajian arsitektural lainnya, seperti sejarah, teori, dan kritik arsitektur, teknologi bangunan, serta kota dan permukiman. JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur mempunyai ISSN 2746-5896 (media online)
Articles
421 Documents
TAMAN REKREATIF SEBAGAI RUANG KOMUNAL DI KAWASAN SUNGAI JAWI PONTIANAK
Ishan, Shezha Destya
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1036.113 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v7i1.32532
Taman merupakan salah satu ruang publik yang berfungsi sebagai ruang interaksi sosial, ekologis kawasan, keindahan dan wadah dari aktivitas sosial masyarakat. Penyediaan fasilitas umum berupa taman sejalan dengan salah satu visi dan misi pemerintah kota Pontianak, yaitu peningkatan pelayanan publik. Kawasan Sungai Jawi merupakan daerah yang memiliki perkembangan penduduk yang pesat dan kawasan permukiman semakin padat, namun belum memiliki fasilitas ruang publik berupa taman kota. Permasalahan tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan masyarakat Sungai Jawi menjadi semakin individualis. Masyarakat dapat melakukan interaksi sosial dimana saja, namun ruang yang tidak representatif untuk melakukan interaksi dan aktivitas sosial mengakibatkan kegiatan tersebut menjadi tidak efektif dan menimbulkan hal-hal negatif. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dibutuhkannya ruang komunal yang dapat menampung aktivitas sosial masyarakat sehingga aktivitas tersebut dapat diarahkan menjadi lebih efektif, dan pada akhirnya menghasilkan konsep taman rekreatif sebagai ruang komunal. Rekreatif merupakan konsep yang menggabungkan unsur edukasi, kreatifitas dan rekreasi yang mengangkat ciri khas dan potensi dari kawasan Sungai Jawi. Perencanaan dan perancangan Taman Rekreatif di kawasan Sungai Jawi Pontianak menciptakan ruang komunal yang menjadi inti dan magnet kawasan dengan titik-titik pendukung yang berada disekililingnya. Kata Kunci: Taman, Ruang Komunal, Rekreatif
TAMAN WISATA KULMINASI KHATULISTIWA PONTIANAK
Wibowo, Prihadi
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 5, No 2 (2017): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1427.215 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v5i2.23313
Kota Pontianak berada pada garis Lintang 0o (nol derajad), ditandai dengan bangunan Tugu Khatulistiwa. Posisi ini membuatnya dijuluki Kota Khatulistiwa dan menjadi dasar penting dalam pembangunan. Kota Pontianak memiliki potensi sebagai salah satu Pusat Kegiatan Nasional di Kalimantan, dilalui Sungai Kapuas, dan budaya masyarakat Melayu. Ragam potensi tersebut dapat digubah dalam model pariwisata berbentuk taman wisata sebagai alternatif efisiensi dan percepatan pembangunan, serta pendukung keseimbangan daya dukung lingkungan. Dari latar belakang yang ada, maka dirumuskan tujuan yakni merancang sebuah taman wisata guna mengangkat fenomena kulminasi di garis Khatulistiwa yang melintasi alam Kota Pontianak. Perancangan ini dilakukan bertahap, dimulai dengan menentukan gagasan dasar, kemudian mengumpulkan data kajian teori dan lapangan. Data dianalisa sebagai bahan pembentuk konsep dan dimatangkan dalam tahap sintesis berbentuk visualisasi skematik. Selanjutnya dibuat desain usulan pemecahan masalah pada tahap pra rancangan dan disempurnakan menjadi gambar final dalam tahap pengembangan rancangan. Perancangan pada tapak di sekitar area monumen Tugu Khatulistiwa di Pontianak Utara ini menggunakan koordinat garis Lintang 0o0’0’’ (nol derajad, nol menit, nol detik) sebagai acuan dalam penataannya. Konsep dalam perancangan merupakan representasi filosofi hubungan antara fenomena kulminasi, garis khatulistiwa, dan alam Pontianak. Diwujudkan dengan tema kulminasi-khatulistiwa, alam Pontianak yang satu (kulkas) membentuk gubahan yang terikat dengan tapak. Kata kunci: taman wisata, kulminasi-khatulistiwa, alam Pontianak
RUMAH SAKIT HEWAN DI KOTA PONTIANAK
Indrawan, Wery;
Gunawan, Ivan;
Alhamdani, M. Ridha
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 1 (2014): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1694.579 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v2i1.4865
Kegemaran di dalam memelihara hewan sudah menjadi hal yang biasa bagi kalangan penduduk kota Pontianak. Hewan-hewan yang dipelihara dengan maksud dan tujuan tertentu tersebut tentunya juga rentan terhadap penyakit tergantung pada bagaimana ia diperlakukan oleh sang majikannya. Ada kondisi dimana hewan tersebut juga memerlukan tingkat perawatan yang lebih serius apabila terkena penyakit tertentu. Untuk itulah, fungsi sebuah Rumah Sakit Hewan akan banyak berperan di dalamnya. Klinik Hewan di kota Pontianak tidak memiliki fasilitas berupa ruang rawat inap, ruang rontgen, dan ruang bedah yang penting di dalam menunjang kegiatan pelayanan kesehatan hewan. Hewan yang terkena penyakit terkadang membutuhkan perawatan yang cukup lama dan pengobatan yang teratur sehingga memerlukan fasilitas yang memadai. Bangunan Rumah Sakit Hewan merupakan salah satu fasilitas kesehatan khusus hewan yang dapat melayani kebutuhan perawatan kesehatan hewan, baik secara rawat inap maupun rawat jalan. Selain itu, masyarakat bisa mendapatkan informasi dari rumah sakit mengenai cara-cara di dalam menjaga kesehatan hewan yang mereka pelihara. Dengan demikian, masyarakat juga dapat terhindar dari efek atau pengaruh negatif dari memelihara hewan yakni kemungkinan tertularnya penyakit hewan terhadap manusia.
PUSAT STUDI LINTAS BUDAYA KALIMANTAN BARAT
Ryaldi, Ryaldi
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1077.682 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.27423
Provinsi Kalimantan Barat memiliki ragam budaya yang terdiri dari tiga etnis mayoritas, yaitu: Melayu, Dayak, dan Tionghoa. Pelestarian kebudayaan di Kalimantan barat perlu dilakukan agar tidak hilang oleh globalisasi dan modernisasi. Pada saat ini, lembaga atau organisasi yang bergerak di bidang edukasi dan informasi kebudayaan masih sangat minim, bergerak terpisah dan beberapa diantaranya tidak lagi aktif, akibatnya informasi dan pengetahuan kebudayaan belum terfasilitasi dengan baik. Perencanaan dan perancangan Pusat Studi Lintas Budaya Kalimantan Barat dibutuhkan untuk menjadi wadah edukasi, informasi, pelestarian serta menggambarkan kebudayaan. Perancangan ini memiliki fungsi penelitian, pembelajaran dan informasi. Konsep utama yang digunakan adalah “Semesta Khatulistiwa” yang menggambarkan keberagaman suku, ras, dan budaya di Kalimantan Barat, yang hidup berbaur dan berdampingan. Penerapan konsep dilakukan dengan mengadaptasi pengalaman ruang, bentuk, dan ornamen arsitektur vernakular dari 3 etnis mayoritas ke dalam bentuk baru. Bentuk dasar panjang dan panggung mengadaptasi rumah betang Dayak dengan memunculkan susunan kolom struktur pada sisi bangunan yang diangkat. Adaptasi courtyard rumah tradisional Tionghoa sebagai amphitheater atau ruang terbuka yang memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami sehingga meminimalkan penggunaan energi. Pembagian ruang mengadaptasi rumah tradisional Melayu yang terdiri dari zona publik didepan, bagian penghubung di tengah dan bagian belakang yang terpisah sebagai area servis. Kata Kunci : Pusat Studi, Lintas Budaya, Kalimantan Barat, Perancangan Arsitektur
Redesain Aloe Vera Center sebagai bagian Kawasan Taman Agrowisata
Wiedya, Wiedya
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1948.681 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v3i1.9729
Aloe Vera Center (AVC) Pontianak merupakan pusat pengkajian dan pengembangan tanaman lidah buaya yang didirikan pada tahun 2002. AVC berlokasi di kompleks UPTD Agribisnis. Pada tahun 2013, AVC beralih manjadi Taman Agrowisata. Kebijakan pengembangan AVC sebagai Taman Agrowisata saat ini kurang didukung sarana dan prasarana yang optimal. Sarana dan prasarana yang ada terbatas pada fungsi penelitian saja. Pada kegiatan agribisnis dan agrowisata masih terdapat banyak kekurangan, sehingga memerlukan evaluasi kembali. Metode evaluasi yang digunakan adalah evaluasi pasca huni (EPH). EPH digunakan untuk mengetahui secara sistematis masalah dan potensi yang ada sebagai bahan pengambilan keputusan. Analisis yang dilakukan meliputi aspek fungsional dan teknis. Berdasarkan analisis tersebut maka perlu dilakukan perancangan ulang (redesain) kawasan AVC yang mempertimbangkan penyatuan fungsi agribisnis dan agrowisata dalam kawasan pertanian aloe vera. Proses redesain AVC dimaksudkan untuk menata fungsi-fungsi dalam kawasan UPTD Agribisnis agar dapat menampung kegiatan pertanian dan pariwisata. Penataan ini dilakukan dengan mensinergikan sistem agrowisata yang menarik dan nyaman bagi pengunjung. Kata Kunci : Redesain, Aloe vera center, Agrowisata
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Santoso, Victor
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1659.736 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.31466
Kesehatan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting bagi manusia. Salah satu upaya penanganan masalah kesehatan adalah dengan melakukan pengobatan pada rumah sakit. Saat ini terdapat beberapa jenis rumah sakit di Indonesia, salah satunya adalah rumah sakit pendidikan yang merupakan rumah sakit yang beroperasi dibawah sebuah universitas. Rumah sakit pendidikan merupakan sebuah sarana yang memiliki fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada para pasien dan juga sebagai sarana pembelajaran dan riset bagi mahasiswa kedokteran.Universitas Tanjungpura Pontianak memiliki Rumah Sakit Pendidikan kelas B yang digunakan oleh Fakultas Ilmu Kedokteran dan Kesehatan untuk melakukan proses pembelajaran dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kota Pontianak. Untuk memenuhi syarat klasifikasi rumah sakit pendidikan kelas B, maka dilakukan pengembangan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tanjungpura. Lokasi pengembangan berada pada lingkungan kampus Universitas Tanjungpura, tepatnya pada kompleks Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Akses menuju lokasi pengembangan dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu Jalan Prof.Dr. Hadari Nawawi dan Jalan Sepakat II. Perancangan gedung pengembangan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tanjungpura diharapkan akan dapat beroperasi dengan baik dan selaras dengan kompleks rumah sakit pendidikan yang telah ada sebelumnya. Selain itu, dengan adanya penambahan fasilitas medis, diharapkan akan memberikan keuntungan bagi pihak masyarakat dan juga para mahasiswa Fakultas Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. Kata kunci: Rumah Sakit Pendidikan, Pengembangan
KLINIK UTAMA KABUPATEN MEMPAWAH
Ariffadi, Muhammad
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1326.572 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v7i1.32236
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu fasilitas yang harus ada dalam suatu daerah. Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa jenis, mulai dari skala besar seperti rumah sakit hingga dalam skala kecil seperti biro pengobatan. Klinik merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dengan standar yang cukup baik. Klinik merupakan salah satu sarana kesehatan terkecil yang harus disediakan oleh suatu kota atau daerah sebelum adanya puskesmas dan rumah sakit. Klinik juga dapat memberikan pelayanan pengobatan rawat jalan pada malam hari. Setidaknya penduduk kota atau daerah tersebut akan memiliki jaminan kesehatan yang cukup dengan adanya klinik atau beberapa klinik yang tersebar dan mudah dijangkau. Salah satu daerah yang memiliki jumlah klinik yang tidak memadai adalah Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Kabupaten Mempawah memiliki wilayah administrasi yang cukup besar, namun tidak didukung dengan adanya sebuah klinik pada daerah tersebut. Seharusnya, fasilitas kesehatan harus dapat masuk hingga ke desa terpencil. Sehingga sangat dibutuhkan Klinik Utama di Kecamatan Kabupaten Mempawah yang dapat mendukung aspek kenyamanan bagi pengguna bangunan akan tetapi tetap fokus pada fungsi utamanya sebagai Klinik atau fasilitas kesehatan. Kata Kunci : Klinik Utama, Mempawah, Pelayanan Kesehatan
PERANCANGAN BIOSKOP DI KOTA PONTIANAK DENGAN FASILITAS PENDUKUNG YANG REKREATIF
Hadi, Rahmatul
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 5, No 2 (2017): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1111.566 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v5i2.21673
Menonton film di bioskop saat ini telah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat seiring dengan pertumbuhan ekonomi penduduk. Bioskop saat ini tidak memiliki fasilitas pendukung yang bersifat rekreatif sehingga penonton tidak betah berlama-lama pada saat menunggu pemutaran film. Bioskop adalah suatu perusahaan/usaha yang bergerak di dalam bidang pemutaran film untuk umum atau semua golongan masyarakat dengan pembayaran dilakukan pada tempat/bangunan tertentu. Dalam perkembangannya, gedung bioskop telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas hiburan penunjang lainnya. Adapun fasilitas pendukung yang akan disediakan berupa game center, cafe, lounge dan smoking area. Perancangan gedung bioskop di Kota Pontianak ini mengutamakan perancangan sebuah bioskop dengan fasilitas pendukung yang bersifat rekreatif. Bangunan yang dirancang memiliki satu masa bangunan yang berbentuk persegi panjang mengikuti site yang akan dibangun. Bangunan memiliki fasilitas pendukung yang dapat membuat pengunjung merasa nyaman saat menunggu pemutaran film di bioskop. Interior bangunan dibuat dengan sedemikian rupa agar menghasilkan kualitas suara yang baik, furnitur di dalamnya juga diletakkan dengan jarak sesuai dengan penggunanya. Bahan penutup dinding dan plafon di dalamnya juga menggunakan bahan yang menyerap bunyi. Bentuk plafon dirancang agar tidak menghasilkan gema di dalam ruangan. Dengan demikian pengunjung akan merasa betah jika berada di bioskop. Kata kunci: Gedung bioskop, Kota Pontianak, Fasilitas Pendukung Rekreatif
PONTIANAK TRADE CENTER
Ragondo, Febie Billiandre
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 1 (2018): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1491.375 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i1.25424
Pontianak merupakan salah satu Kota di Indonesia yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Aktifitas perdagangan dan jasa merupakan salah satu sektor yang menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pontianak. Usaha perdagangan tidak akan berkembang bila tidak ada usaha untuk memperluas pasar. Salah satu kegiatan untuk memperluas pasar adalah dengan melakukan kegiatan promosi. Kota Pontianak saat ini belum memiliki wadah untuk memfasilitasi kegiatan perkantoran dan promosi perdagangan dan jasa dalam satu bangunan. Melihat tingginya harga lahan di lokasi yang strategis membuat para pengusaha perdagangan dan jasa kesulitan untuk menjalankan aktivitasnya. Bangunan yang menyediakan wadah untuk memusatkan para pengusaha bisnis perdagangan dan jasa menjadi diperlukan untuk mempromosikan perdagangan dan jasa yang bersifat komersil. Metodelogi yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan data melalui teknik observasi, interview, dan studi literature. Selanjutnya menganalisis data-data tersebut dari berbagai aspek yang meliputi aspek lingkungan (eksternal dan internal) bentuk ruang dan susunannya (gubahan bentuk) mengenai ide massa, sirkulasi, utilitas, dan struktur. Bangunan yang dimaksud adalah bangunan pusat perdagangan atau Trade Center. Pusat perdagangan ini sendiri nantinya terletak di pusat Kota Pontianak. Bangunan ini berupa bangunan tinggi yang diperuntukan sebagai wadah komersial yang dapat mewadahi kegiatan komersial serta dilengkapi dengan fungsi perkantoran dan fasilitas pendukung lainnya. Kata kunci: Pusat, Perdagangan, Jasa, Pontianak
TAMAN REKREASI AIR DI KECAMATAN SUNGAI KAKAP
Angelia, Paula
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 2 (2014): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1437.209 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v2i2.8253
ABSTRAK Aktivitas sehari-hari warga kota yang semakin bertambah dapat mengakibatkan kejenuhan. Salah satu alternatif untuk menghilangkan kejenuhan dari rutinitas sehari-hari adalah dengan memilih aktivitas rekreasi. Rekreasi dapat dilakukan melalui berbagai media, salah satunya dengan media air. Salah satu fasilitas rekreasi yang dapat dikembangkan adalah berupa taman. Unsur air pada taman dapat memberikan efek suara dan suasana yang tenang, damai dan meriah. Secara geografis, kota Pontianak berada di tepian sungai. Air merupakan bagian dari kehidupan warga Pontianak. Namun, sekarang sungai tidak lagi dimanfaatkan secara maksimal apalagi dinikmati untuk kegiatan rekreasi. Untuk itu taman rekreasi dengan media air dapat menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat kota Pontianak dalam berekreasi. Lokasi perancangan terletak di Kecamatan Sungai Kakap karena lokasi yang tidak jauh dari pusat kota dan berada di pinggir Sungai Kapuas sehingga dapat memanfaatkan potensi sungai. Pemanfaatan sungai selain untuk rekreasi juga digunakan sebagai sumber air bersih dalam Taman Rekreasi Air. Untuk menstabilkan struktur tanah di pinggiran sungai digunakan sistem barau. Bentuk bangunan dibuat dinamis dengan bukaan-bukaan pada bangunan dimaksudkan agar memaksimalkan cahaya dan penghawaan alami. Taman Rekreasi Air merupakan taman rekreasi yang menyediakan fasilitas untuk semua kalangan usia sehingga diharapkan taman rekreasi ini dapat dijadikan pilihan rekreasi warga sekitar kota Pontianak. Kata kunci: Rekreasi, waterpark, Taman Rekreasi Air