JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur (sebelumnya Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN) adalah jurnal nasional yang berisi kumpulan naskah/ artikel hasil perancangan arsitektur yang fokus pada kegiatan "analisis dan sintesis" yang mendukung proses-proses perancangan arsitektur dan menghasilkan karya arsitektural. Substansi naskah dapat berupa kajian mengenai metode perancangan, proses analisis dalam perancangan, pengambilan keputusan dalam proses desain, proses penciptaan karya arsitektural, dan teori yang mendukung proses perancangan. Selain itu, JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur juga menerima (terbatas) naskah dengan pendekatan "penelitian" kajian arsitektural lainnya, seperti sejarah, teori, dan kritik arsitektur, teknologi bangunan, serta kota dan permukiman. JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur mempunyai ISSN 2746-5896 (media online)
Articles
421 Documents
LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS II A PONTIANAK
Alifia, Nada
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (937.184 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.30878
Lembaga pemasyarakatan merupakan sebuah tempat untuk tahanan negara dibina dan dibimbing hingga selesai masa tahanan dan hanya kehilangan kemerdekaan sebagai satu-satunya penderitaan. Di Pontianak sudah terdapat Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Pontianak, namun keadaan Lembaga Pemasyarakatan saat ini masih menumpang dengan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pontianak. Keterbatasan fasilitas, blok hunian yang mengalami overcrowded dan perempuan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diberikan keistimewaan untuk menjalankan peran sebagai seorang Ibu merupakan beberapa permasalahan yang dihadapi Lembaga Pemasyarakatan. Narapidana Perempuan di dalam Lembaga Pemasyarakatan juga dapat mengandung, melahirkan dan membesarkan anak hingga usia 2 tahun yang seharusnya dapat ditempatkan dan difasilitasi oleh Lembaga Pemasyarakatan yang ada. Oleh karena itu dalam perancangan Lembaga Pemasyarakatan yang dirancang menyediakan fasilitas kamar hunian berdasarkan kriteria maksimal Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A yaitu sekitar 250-500 Narapidana. Selain itu, hasil perancangan tidak hanya memenuhi standar Lembaga Pemasyarakatan yang ada seperti sistem keamanan yang terintegrasi, tapi juga dapat mendukung peran perempuan sebagai ibu. Hal ini ditunjukan dengan penyediaan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung seperti ruang bersalin dan ruang laktasi, serta area terbuka yang dapat dinikmati oleh anak dan ibunya. Kata Kunci: Lembaga Pemasyarakatan, Perempuan, Ibu
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KOTA PONTIANAK
Wulandari, Tri
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 2 (2015): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1520.408 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v3i2.12848
Kesehatan merupakan faktor yang paling utama dalam kehidupan masyarakat, terutama kesehatan ibu dan anak, karena setiap tahunnya jumlah kelahiran dan kematian selalu meningkat dengan berbagai masalah, sehingga diperlukan adanya sebuah fasilitas kesehatan yang mewadahi pelayanan bagi ibu dan anak. Salah satu jenis pelayanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit ibu dan anak. Perancangan rumah sakit ini mengambil lokasi di jalan Budi Utomo, Kecamatan Pontianak Utara. Lokasi ini diambil berdasarkan isu adanya pembangunan RSIA dan alasan lainnya adalah dari data Badan Pusat Statistik (2014) menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan seperti rumah sakit belum merata hingga ke Kecamatan Pontianak Utara, sehingga dengan adanya perancangan rumah sakit ini bertujuan untuk membantu para ibu dan anak dalam pemeriksaan kesehatannya. Metode perancangan yang digunakan meliputi: gagasan, pengumpulan data, analisis, sintesis dan tahap rancangan, Hasil perancangan rumah sakit ibu dan anak ini terdiri dari satu masa bangunan linier yang mengikuti bentukan lahan. Zonasi ruangan dibagi menjadi perlantai mengingat permasalahan lahan yang sempit. Orientasi, perletakkan dan sirkulasi diatur berdasarkan peraturan dan analisis yang ada, sehingga terdapat beberapa jalur sirkulasi sesuai kebutuhan kendaraan agar tidak saling bentrok dan pada fasad bangunan menggunakan beberapa bukaan jendela yang dimanfaatkan sebagai pencahayaan dan penghawaan alami didalam ruang. Kata kunci: Rumah Sakit Ibu dan Anak, Kota Pontianak
AKADEMI KOMUNITAS KABUPATEN SINTANG
Ismail, Ismail
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 4, No 2 (2016): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1083.766 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v4i2.17327
Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang memiliki banyak potensi. Diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Sintang agar dimanfaatkan secara maksimal. Sejalan dengan hal tersebut, Kabupaten Sintang diperlukan adanya wadah untuk menunjang dalam pengelolaan potensi. Berdasarkan dari kebutuhan dan permasalahan tersebut perlu adanya akademi komunitas yang merupakan bentuk perguruan tinggi baru di Indonesia yang melaksanakan pendidikan vokasi sesuai dengan keunggulan kabupaten atau kota. Tujuan dari proyek tugas akhir ini mengidentifikasi keunggulan Kabupaten Sintang sebagai dasar acuan merancang Akademi Komunitas Kabupaten Sintang. Metode pengkajian yang digunakan terdiri dari pengumpulan data survei dan observasi, studi literatur, dan studi dokumen. Selanjutnya dilakukan tahapan analisis dari data yang telah diperoleh dengan teori yang berhubungan dengan perancangan Akademi Komunitas Kabupaten Sintang. Lokasi perancangan Akademi Komunitas Kabupaten Sintang berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berada pada wilayah perkebunan. Pendekatan konsep yang dilakukan pada perancangan ini adalah integrasi fungsi yang berbeda dalam satu kawasan. Mengingat akademi komunitas terdiri dari berbagai program studi, sehingga diharapkan berbagai program studi tersebut dapat saling mendukung proses pengajaran dan kemajuan di Akademi Komunitas Kabupaten Sintang. Kata kunci: Akademi komunitas, Kabupaten Sintang
ISLAMIC CENTER DI KUBU RAYA
Setiono, Elham
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1835.168 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v7i1.33197
Pengembangan Kecamatan Rasau Jaya, sebagai salah satu Kota Terpadu Mandiri yang perencanaanya telah rampung pada akhir 2012 menjadikan Kecamatan Rasau Jaya terus melakukan pembangunan. Selain pembangunan fisik untuk menunjang kegiatan sebagai Kota Terpadu Mandiri, seperti pembangunan pasar dan jalan penghubung, pembangunan non fisik juga perlu diperhatikan. Di Kecamatan Rasau Jaya sudah terdapat Islamic Center yang disebut dangan ”Islamic Center KTM Rasau Jaya”. Di dalam kawasan ini sudah terdapat asrama santri, masjid dan aula. Namun dilihat dari fungsinya sebagai Islamic Center, fasilitas tesebut dinilai masih kurang. Perencanaan Islamic Center ini adalah untuk menyediakan fasilitas yang memadai guna mewadahi kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan agama Islam. Metode perancangan yang digunakan berbagai aspek yakni, arah kiblat sebagai orientasi, sirkulasi,zonasi dan gubahan bentuk. Konsep oase diaplikasikan dalam perancangan Islamic Center di Kubu Raya ini serta dikaitkan dengan konsep arsitektur Islam. Pembagian zona mempertimbangkan batasan privasi dan pemisahan antara pria dan wanita. Orientasi bangunan dihadapkan ke arah masjid yang merupakan sentral kawasan. Bentuk masjid merupakan perwujudan konsep arsitektur Islam hablumminallah dengan konsep yang dimunculkan berupa keagungan, kenyamanan dan merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta dalam bentuk bagian depan yang mengarah kiblat dibuat lebih tinggi, sekaligus sebagai vocal point bagi kawasan.
AUTHORIZED VESPA DEALER DI KOTA PONTIANAK
Maulana, Syarif Arif
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 1 (2018): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1465.716 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i1.24943
Vespa adalah sebuah kendaraan yang memiliki daya tarik dari keunikan bentuknya. Vespa juga menjadi salah satu inspirasi bagi perkembangan teknologi transportasi darat. Pada era modern hingga sekarang, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, popularitas vespa sempat menghilang dan mulai jarang ditemui. Namun beberapa tahun terakhir vespa mulai digemari kembali oleh masyarakat mulai dari anak remaja hingga orang dewasa. Kota Pontianak merupakan salah satu Kota yang masyarakatnya cukup banyak menggunakan vespa. Tingginya minat masyarakat terhadap vespa, maka diperlukan tempat yang representatif untuk kegiatan jual beli vespa. Salah satu bentuk wadah penjualan adalah Authorized Vespa Dealer. Authorized Vespa Dealer di Kota Pontianak dapat menampung kegiatan seperti penjualan motor, servis dan penjualan sparepart. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan Authorized Vespa Dealer ini adalah konsep kontemporer. Konsep ini menjadikan Authorized Vespa Dealer sebagai brand image merk vespa di Kota Pontianak. Authorized Vespa Dealer juga direncanakan memiliki fungsi penunjang, seperti café dan plaza sebagai wadah untuk bersantai, berkumpul dan sharing-sharing komunitas motor di Kota Pontianak. Kata kunci: Vespa, Authorized Dealer, Kontemporer
Mini Football Square di Kota Pontianak
Putra, Anggoro Hastomo
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 1 (2014): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1922.464 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v2i1.5529
Olahraga merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Selain untuk menyehatkan tubuh, olahraga juga banyak manfaat dan fungsi lain. Antusias masyarakat Kota Pontianak terhadap olahraga futsal sangat tinggi, namun belum diringi dengan fasilitas yang representaif. Tidak hanya futsal, saat ini masyarakat bahkan telah akrab dengan olahraga mini football lainnya, seperti street football, indoor football, beach football� ataupun� freestyle football. Keberadaan Mini Football Square menjadi solusi tepat bagi masyarakat Kota Pontianak akan tempat yang representatif untuk menampung kegiatan olahraga tersebut. Mini Football Square merupakan suatu kawasan dengan sepakbola sebagai citra utama kawasan. Mini Football Square dirancang dengan konsep kawasan terpadu tematik. Olahraga sepakbola menjadi olahraga dominan pada Mini Football Square. Mini Football Square memiliki fungsi sebagai kawasan olahraga terpadu yang di dalamnya terdapat fasilitas olahraga seperti futsal, indoor football,beach football, street football, dan freestyle football. Penerapan prinsip perancangan ruang terbuka menjadi dasar perancangan mini football square serta menimbulkan citra kawasan sebagai kawasan bernuansa sepakbola.�Kata kunci: Kawasan Sepakbola Mini, Ruang Terbuka, Kawasan Tematik
REST AREA DI KECAMATAN SEBERUANG KABUPATEN KAPUAS HULU
Willy, Engelbertus
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1585.752 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.28323
Jalan trans atau tol merupakan sebuah jalur panjang bebas hambatan sebagai penghubung antarkota. Perjalanan tersebut akan membuat pengemudi merasa lelah yang dapat menimbulkan kecelakaan. Maka dari itu, dibutuhkan rest area dalam setiap jalur trans / tol sebagai sarana pengemudi melepaskan lelah. Saat ini rest area sulit ditemukan pada jalur trans Kalimantan Barat. Rest area yang ada hanya berupa kedai kecil di tepi jalan. Keberadaan rest area tipe A akan mewadahi kebutuhan istirahat pengguna jalan dan SPBU bagi kendaraan. Rest area tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk beristirahat, tetapi juga digunakan sarana pengecekan mesin kendaraan, ibadah, atau kegiatan sanitasi. Dengan pertimbangan itu, maka diperlukan sebuah perancangan rest area yang memiliki aspek kenyamanan dan keamanan untuk menjadi fasilitas bagi pengguna jalan yang efisien. Salah satu jalan trans yang seharusnya memiliki rest area adalah jalan trans di Kecamatan Seberuang, Kabupaten Kapuas Hulu karena letaknya yang berada diantara dua kabupaten dengan waktu pencapaian dari kedua kabupaten tersebut sekitar 3-4 jam perjalanan sehingga sesuai dijadikan lokasi perancangan rest area. Konsep yang ditawarkan yaitu konsep sirkulasi dengan sistem “loop” untuk mempermudah pengunjung dan pengemudi mengakses semua fasilitas yang dibutuhkan. Desain rest area juga memiliki karakter dan ciri khas bangunan setempat yaitu rumah betang. Kata Kunci : Rest Area, Jalan Trans, Kalimantan Barat, Sirkulasi Loop
HOTEL BINTANG EMPAT DI KOTA PONTIANAK
Roni, Gunawan
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1783.806 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v3i1.10635
Kota Pontianak sebagai kota jasa dan perdagangan yang menjadi titik persinggahan awal untuk melakukan perdagangan barang dan jasa menuju ke berbagai kabupaten atau kota di Kalimantan Barat. Selain sebagai tujuan perdagangan, juga untuk melakukan kunjungan wisata ke berbagai daerah. Oleh karena itu perlu adanya sarana akomodasi berupa hotel, sehingga kebutuhan wisatawan dan masyarakat Pontianak dapat terpenuhi. Adapun tujuan dari Proyek Tugas Akhir ini menghasilkan rancangan hotel bintang empat yang sesuai dengan kebutuhan, kriteria dan prinsip di Kota Pontianak. Metode pengkajian yang digunakan terdiri dari pengumpulan data-data. Kemudian penulis melakukan tahapan analisis dari data yang telah diperoleh dengan teori yang berhubungan dengan perancangan hotel. Konsep perancangan adalah mengakomodasi fungsi bisnis dan memanfaatkan view Sungai Kapuas yang baik bagi hotel bintang empat di Kota Pontianak. Fungsi bisnis dengan menyediakan ruang-ruang untuk mengakomodasi kegiatan bisnis, yaitu ruang meeting room, ballroom, function room, ATM center, mini bank dan fasilitas bisnis lainnya. Pemanfaatan view Sungai Kapuas dengan meletakkan zoning-zoning ruang menghadap view sungai. Zoning ruang tersebut berupa view kamar tidur, kolam renang, restoran dan area santai lainnya.  Kata Kunci: Hotel Bintang Empat, Kota Pontianak
REDESIGN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG KELAM
Sensarius, Sensarius
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1097.753 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v7i1.31528
Gunung Kelam merupakan salah satu kawasan hutan yang terdapat di Kabupaten Sintang dengan fungsi lahan sebagai Taman Wisata Alam. Pengembangan berupa area rekreasi telah dilakukan namun pengelolaannya tidak terlaksana dengan baik. Secara arsitektural, permasalahan fungsi sudah sangat jelas terlihat dengan kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana pariwisata di dalamnya. Faktor-faktor lain seperti respon kawasan terhadap lingkungan sekitar, bentuk bangunan, fasilitas wisata, alur perjalanan wisata, serta pengelolaan air dan limbah menjadi hal yang penting yang membuat suatu proses redesign perlu dilakukan terhadap area rekreasi di Gunung Kelam yang telah dikembangkan sebelumnya. Wujud pendekatan yang dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan area wisata menjadi 3 bagian yaitu area wisata rekreasi, area wisata edukasi dan area wisata petualangan. Area dengan topografi landai dimanfaatkan sebagai area rekreasi dan edukasi. Area dengan topografi kecuraman sedang dan tinggi diperuntukkan bagi wisata petualangan. Perbaikan area wisata rekreasi meliputi tempat perkir, penerima, dan akomodasi restoran serta penginapan. Pengembangan area edukasi dengan menambahkan wisata perkebunan, pelestarian tanaman endemik Nepenthes Clipeata, dan gedung arsip. Pengembangan area wisata petualangan berupa penambahan wisata outbound, pengelolaan kembali jalan lintas (jungle track) menuju puncak gunung, dan menempatkan shelter-shelter bagi para pendaki Gunung Kelam. Kata Kunci: Taman Wisata Alam, Gunung Kelam, Redesign
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUBU RAYA TIPE C
Amrullah, Muhammad Ravian
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 2 (2015): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1250.113 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v3i2.14114
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat dengan tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya sedang mengkaji rencana pembangunan rumah sakit umum daerah di Kabupaten Kubu Raya. Fasilitas kesehatan berupa rumah sakit yang ada di Kabupaten Kubu Raya sebagian besar berada di Kecamatan Sungai Raya. Kecamatan-kecamatan lain yang terpisah oleh aliran sungai memiliki keterbatasan akses sehingga mempersulit masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan rumah sakit. Hal ini menyebabkan Kabupaten Kubu Raya membutuhkan rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tersebut. Rumah Sakit Umum Daerah Kubu Raya terdiri dari dua akses utama yaitu akses darat dan akses sungai. Kedua akses ini berhubungan langsung dengan instalasi gawat darurat. Bentuk tapak yang memanjang mengakibatkan bangunan ini memiliki massa banyak. Bangunan terbagi menjadi tiga massa utama yaitu zona medis, zona penunjang medis dan zona servis. Pembagian zona berdasarkan pada fungsi dan persyaratan setiap ruangan. Bangunan berorientasi terhadap dua akses utama yaitu darat dan sungai. Vegetasi pada tapak digunakan sebagai penunjuk arah, peneduh dan pemisah. Kata kunci: kesehatan, rumah sakit, kubu raya