Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI AKSES PUBLIK DAN OPEN SPACE DI KAWASAN SENG HIE PONTIANAK Gultom, Bontor Jumaylinda Br.; Purnomo, Yudi; Gunawan, Ivan
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1414.377 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v3i1.16719

Abstract

Sungai merupakan milik publik, sungai tidak hanya bisa dimanfatkan untuk media transportasi, tapi juga merupakan kekayaan alam yang dapat dinikmati secara visual. Jika dapat dinikmati dengan leluasa, masyarakat juga dapat mengawasi pemanfaatan sungai. Sungai yang tidak dapat diawasi dapat mengakibatkan kerusakan dan pencemaran sungai. Kota Pontianak merupakan kota air (waterfront city) yang pengembangannya mengharuskan menghargai sungai sebagai pusat orientasi. Sebagai media yang membantu berjalannya aktifitas transportasi dan pelayanan kegiatan perdagangan, sungai Kapuas merupakan milik publik. Untuk itu sungai harus bisa diakses publik dan dapat dinikmati sebagai area pelayanan masyarakat. Masyarakat berhak mengakses ke arah sungai, menikmati pemandangan dan aktifitas sungai, sehingga dapat ikut menjaga fasilitas yang disediakan bagi kepentingan publik. Namun dewasa ini, aktifitas di tepian sungai Kapuas di wilayah Seng Hie terbatas hanya pada pengguna langsung dari kawasan waterfront tersebut, yaitu pengguna sampan dan yang sudah terbiasa melakukan aktifitas memancing. Kondisi tersebut menjadi latar belakang penelitian, yang bertujuan untuk menganalisis keberadaaan akses publik dan open space di kawasan waterfront Seng Hie, serta apakah akses publik dan open space yang tersedia sudah memudahkan masyarakat untuk berhubungan langsung dan menikmati area waterfront, sehingga sesuaian dengan kaidah waterfront. Penelitian dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu mengidentifikasi akses publik dan open space di kawasan waterfront Seng Hie dan evaluasi kesesuaian dengan kaidah waterfront. Kawasan waterfront Seng Hie, memiliki keunikan yang memberi karakter yang menjadi citra Kota Pontianak.Anmun, berikut adalah hasil temuan dalam penelitian ini. Akses publik dan open space belum mampu menarik perhatian pengunjung. Akses yang berhadapan dengan jalan kebanyakan ditutupi dengan adanya PKL yang kumuh dan membuat orang tidak tertarik untuk berkunjung. Akses yang tersedia beragam lebar dan kondisi fisiknya, ada yang permanen namun ada juga yang masih menggunakan kayu dengan konstruksi yang rusak dan sudah tua. Kawasan ini telah dilengkapi dengan adanya promenade namun belum bisa melayani aktifitas publik dan memberi kenyamanan pada pengunjung. Terdapat aktifitas unik yaitu penyeberangan sungai menggunakan sampan. Tapi, belum terdapat sarana untuk bersosialisasi dengan maksimal. Promenade belum memberikan rasa nyaman dan aman, karena belum tersedia pagar pembatas agar pengunjung tidak jatuh ke sungai River is a public property. The river is can not only be used for the transportion, but also as a natural resource that can be enjoyed visually. If it can be enjoyed freely, people can also controll the use of the river. A river that can not be monitored can make the river damage and create a pollution. Pontianak is a riverfront city which it development requires a river as the center of the development orientation. As the transport medium and service trade, the Kapuas river should be accessible to the public and can be enjoyed as a public area. The public have a right to access the river, enjoy the scenery and river activities, and uses the facilities provided. In fact, the activity on the banks of the Kapuas river in the Seng Hie area, strictly limited to the direct users of the waterfront area. Communities outside the region can not enjoy waterfront area freely.This study aimed to analyze the existence of public access and open space in the Seng Hie  area, whether it meets the requirements according to the rules of  designing waterfront region. Stages of analysis used in the study consists of two phases, which is identifies public access and open space in the Seng Hie region and evaluate the suitability of the first stage identification result to the rules of designing waterfront region.Seng Hie area has a unique character that gives the image of the city of Pontianak. This area has the potential to be developed. This area already has the appeal of the inherent function, namely trade. This makes this area very easily become a magnet to invite more people to visit.REFERENCESBreen, Ann dan Dick Rigby. (1994). Waterfront, Cities Reclaim Their Edge. Mc.Graw Hill. New YorkBreen, Ann dan Dick Rigby. (1996). The New Waterfront: A Worldwide Urban Success Story. Mc.Graw Hill. New YorkDepartment of City Planning, Waterfront Urban Design Technical Advisory Committee. (1997). The Port of San Francisco Waterfront Design & Access: An Element of the Waterfront Land Use Plan, Port of San Francisco. San Francisco.Garnham, Harry Launce. (1985) Maintaining the Spirit of Place: a Process for the preservation of Town Character. PDA Publisher Corp. MadisonGarnham. H. L. (1976). Maintaining the Spirit of Place: A Guidebook for Citizen/professional Participation in the Preservation and Enhancement of Small Texas Towns.  A & M University Printing. Texas.Jumaylinda. (2007). Kualitas Visual Fasad Bangunan Komersil Seng Hie. Thesis. UGM. YogyakartaMaryono, Agus; Parikesit, Danang. (2003). Transportasi Sungai Mulai Ditinggalkan. Kompas, 01 Mei 2003Wrenn, Douglas M, dkk. (1983). Urban Waterfront Development. Urban Land Institute. Michigan
RUMAH SAKIT HEWAN DI KOTA PONTIANAK Indrawan, Wery; Gunawan, Ivan; Alhamdani, M. Ridha
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 1 (2014): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1694.579 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v2i1.4865

Abstract

Kegemaran di dalam memelihara hewan sudah menjadi hal yang biasa bagi kalangan penduduk kota Pontianak. Hewan-hewan yang dipelihara dengan maksud dan tujuan tertentu tersebut tentunya juga rentan terhadap penyakit tergantung pada bagaimana ia diperlakukan oleh sang majikannya. Ada kondisi dimana hewan tersebut juga memerlukan tingkat perawatan yang lebih serius apabila terkena penyakit tertentu. Untuk itulah, fungsi sebuah Rumah Sakit Hewan akan banyak berperan di dalamnya. Klinik Hewan di kota Pontianak tidak memiliki fasilitas berupa ruang rawat inap, ruang rontgen, dan ruang bedah yang penting di dalam menunjang kegiatan pelayanan kesehatan hewan. Hewan yang terkena penyakit terkadang membutuhkan perawatan yang cukup lama dan pengobatan yang teratur sehingga memerlukan fasilitas yang memadai. Bangunan Rumah Sakit Hewan merupakan salah satu fasilitas kesehatan khusus hewan yang dapat melayani kebutuhan perawatan kesehatan hewan, baik secara rawat inap maupun rawat jalan. Selain itu, masyarakat bisa mendapatkan informasi dari rumah sakit mengenai cara-cara di dalam menjaga kesehatan hewan yang mereka pelihara. Dengan demikian, masyarakat juga dapat terhindar dari efek atau pengaruh negatif dari memelihara hewan yakni kemungkinan tertularnya penyakit hewan terhadap manusia.
Pusat Industri Kreatif di Kota Pontianak Putra, Dzikri Prakasa; Alhamdani, M. Ridha; Gunawan, Ivan
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 1, No 1 (2013): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1481.997 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v1i1.2108

Abstract

Industri Kreatif merupakan salah satu komitmen awal untuk membentuk ekonomi kreatif. Definisi industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Pemerintah Indonesia menetapkan 14 subsektor industri kreatif yaitu periklanan; arsitektur; pasar seni dan barang antik; kerajinan; desain; fesyen; video, film dan fotografi; permainan interaktif; musik; seni pertunjukan; penerbitan dan percetakan; layanan komputer dan piranti lunak; televisi dan radio; dan riset dan pengembangan. Tetapi dari ke-14 subsektor tersebut hanya 6 yang menjadi fokus pengembangan yaitu arsitektur;� kerajinan; desain; fesyen; video, film dan fotografi; dan musik. Untuk mendukung perkembangan industri kreatif tersebut diperlukan tempat-tempat kreatif yang dapat menampung segala kegiatan kreatif di dalamnya . Pusat Industri Kreatif menyediakan fasilitas dan sarana untuk mengembangkan dan memperkenalkan sub-sub sektor daripada industri kreatif itu sendiri. Perancangan Pusat Industri Kreatif merupakan langkah awal untuk mendekatkan masyarakat dengan Industri Kreatif yang bertujuan untuk menciptakan suatu kota kreatif demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi kreatif. Oleh karena itu, konsep perancangan pusat industri kreatif ini adalah sebagai berikut: menjadi bagian dari lingkungan masyarakat, sebagai ruang publik hijau kota, sebagai landmark kawasan sekitar, dan sebagai penggerak kreativitas.
Pelatihan Identifikasi dan Analisis Pemborosan (Waste) sebagai Implementasi Lean Management di Sekolah Sari Dewi, Dian Retno; Gunawan, Ivan; Trihastuti, Dian; Herwinarso, Herwinarso; Edy Sianto, Martinus; Mulyana, Ig. Jaka
Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Teknologi (DIMASTEK) Vol 2 No 02 (2023): Oktober 2023
Publisher : Fakultas Teknik-Universitas Wijaya Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38156/dimastek.v2i02.50

Abstract

Lean management merupakan sebuah konsep perbaikan manajemen yang telah terbukti berdampak positif dalam peningkatan kinerja di berbagai sektor industri. Pada satu dasawarsa terakhir banyak kajian terkait penerapan lean management di sektor pendidikan. Lean management dinilai sangat cocok untuk diterapkan di sektor pendidikan agar manajemen pendidikan semakin lincah dan adaptif mengahadapi perubahan zaman. Kondisi ini memunculkan ide untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan membekali pengetahuan dan implementasi lean management pada pelaku dan pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan. Yayasan Yohanes Gabriel 2 yang dipercaya Keuskupan Surabaya untuk mengelola 15 sekolah menjadi mitra pengabdian masyarakat. Guru, karyawan, dan pimpinan yang ada di Yayasan Yohanes Gabriel 2 diberikan pelatihan mengenai identifikasi dan analisis waste atau pemborosan. Melalui pelatihan yang dilaksanakan sebanyak tiga kali, banyak waste atau pemborosan yang berhasil terungkap dari sektor pendidikan. Peserta pelatihan mengharapkan agar solusi yang diberikan dari hasil pelatihan ini segera ditindaklanjuti sehingga manajemen sekolah menjadi semakin baik. Peserta mengakui pelatihan ini memberikan manfaat bagi mereka.
PELATIHAN PEMBUATAN KUE BROWNIES UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA BETRO SIDOARJO Sianto, Martinus Edy; Dewi, Dian Retno Sari; Gunawan, Ivan; Mulyana, Ig. Jaka; Mulyono, Julius; Trihastuti, Dian; Santoso, Hadi; Yuliati, Yuliati; Lestariningsih, Diana; Gunadhi, Albert; Herman, Herman
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2023): Desember
Publisher : Fakultas Bisnis, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/peka.v6i2.4892

Abstract

Ketahanan pangan adalah salah satu issue yang besar di Indonesia, terutama di masa setelah pandemi COVID-19, perang dan perubahan iklim dimana bahan baku makanan menjadi langka. Indonesia termasuk negara yang bergantung kepada bahan baku tepung gandum yang diimpor dari luar negeri untuk membuat mie dan berbagai macam variasi kue. Sementara, Indonesia mempunyai banyak sumber pangan seperti umbi-umbian. Indonesia mempunyai berbagai macam umbi-umbian seperti suweg, porang, talas, uwi, gembili, gembolo, ganyung, dan garut yang ketersediaanya sangat berlimpah. Oleh karena itu, tim Pengabdian Masyarakat dari Jurusan Teknik Industri Elektro dan Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) tergerak untuk memberikan penyuluhan kepada komunitas di Desa Betro yang tidak beruntung namun memiliki banyak sumber umbi-umbian. Dalam pelaksanaannya, pertama, tim menyediakan pelatihan pembuatan tepung dari umbi. Kedua, tim juga mengajarkan bagaimana cara membuat kue brownies menggunakan tepung umbi. Tim juga mengajarkan bagaimana menghitung harga pokok produksi dan profit. Akhirnya, tim buka order dan melalui media sosial. Hasil yang didapatkan setelah kegiatan ini adalah, Komunitas Desa Betro, Sedati, Sidoarjo mengetahui cara penepungan, pembuatan brownies, perhitungan harga pokok produksi dan menjualnya. Dengan kegiatan ini diharapkan, tim dapat berkontribusi dengan menaikkan taraf ekonomi komunitas Desa Betro, Sedati, Sidoarjo
Penyuluhan Standardisasi Proses Pengolahan Pangan untuk Pelaku UMKM di Kediri Gunawan, Ivan; Mulyana, Ig. Jaka; Trihastuti, Dian; Dewi, Dian Retno Sari; Sianto, Martinus Edy; Khangara, Stephanie Gracia
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan aplikasi Teknologi Vol. 3, No. 1: March 2024
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.adipati.2024.v3i1.5334

Abstract

Penyuluhan merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk menambah pengetahuan masyarakat. Melalui penyuluhan, informasi-informasi baru dapat diperoleh dan diaplikasikan oleh masyarakat yang menjadi peserta dalam kegiatan penyuluhan. Penyuluhan standardisasi proses pengolahan pangan perlu dilakukan untuk membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menghadapi persaingan usaha di bidang pangan. Pelaku UMKM perlu dibekali pengetahuan mengenai standardisasi proses pengolahan pangan agar dapat menjamin mutu dan keamanan produknya serta mendapatkan legalitas atas usahanya. Dengan demikian, pelaku UMKM dapat memperbesar pasarnya untuk menjaga kesinambungan usahanya. Penyuluhan standardisasi proses pengolahan pangan dilakukan untuk pelaku UMKM di Kabupaten Kediri. Penyuluhan ini diadakan di Gubug Lazaris pada tanggal 29 Juli 2023. Penyuluhan ini berhasil meningkatkan pengetahuan pelaku UMKM tentang Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT) dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) yang dibuktikan dari hasil pre-test dan post-test peserta penyuluhan. Selanjutnya, penyuluhan ini juga berhasil mengidentifikasi kegiatan pengabdian masyarakat yang dibutuhkan pelaku UMKM di bidang pangan yakni pendampingan penerapan CPPB-IRT. Sebagian besar peserta penyuluhan mempersepsikan kegiatan ini telah berjalan dengan sangat baik.Kata kunci: standardisasi; pangan; UMKM; CPPB-IRT; HACCP
Simulasi 3 Skenario Perbaikan Kemacetan Jagir Wonokromo Dampak dan Implementasi Novaldo, Adrianus; Gunawan, Ivan; Rahma, Charisma; Dwi, Ryan; Tri, Feliana; Dwi, Yanuar; Pradana, Johan Alfian
JURMATIS (Jurnal Manajemen Teknologi dan Teknik Industri) Vol. 6 No. 1 (2024): January
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jurmatis.v6i1.5128

Abstract

Traffic congestion in Indonesian cities is a major problem, due to uneven mobility. The Jagir Wonokromo intersection, one of the busiest intersections in Surabaya, experiences traffic congestion during rush hour. This congestion can have a variety of negative impacts, such as air pollution and queuesat each intersection. This study analyzes the traffic congestion problems at the Jagir Wonokromo intersection and proposes the appropriate improvement scenario. A simulation design was developed to test three traffic congestion improvement scenarios at the Jagir Wonokromo intersection in Surabaya. The study sample was 40 vehicles that passed through during rush hour. The simulation results showed that scenario 3 is the most appropriate improvement scenario. This scenario successfully reduced the time in the system by 20.2% compared to the initial condition. The impact of scenario 3 is that traffic congestion at the intersection is reduced, but the travel time of vehicles from the DTC direction to Jalan Jagir Wonokromo also increases. Scenario 3 is considered to be in accordance with the conditions of the intersection and can be easily implemented. The study of traffic congestion at the Jagir Wonokromo intersection offers opportunities for the government and the public to address traffic congestion with effective simulation of improvement scenarios.
The Impact of Using E-Government on Employee Productivity and Performance in DP3APPKB Surabaya City Lukman, Yenny; Amin, Faris Muslihul; Khalid; Gunawan, Ivan
JKMP (Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik) Vol 12 No 2 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/jkmp.v12i2.1787

Abstract

This article analyzes the effect of E-Government on employee productivity and performance at the Surabaya City Office of Women's Empowerment, Child Protection, and Family Planning (DP3APPKB). In the growing digital era, the implementation of E-Government is important to improve the efficiency of public services. This study involved 30 employees and used quantitative analysis with linear regression. The results show that E-Government contributes significantly to productivity with a value of 48.4 persen, but its impact on employee performance is only 20.4 persen. This finding indicates that there are other factors that affect performance. This article recommends improving infrastructure and digital literacy among employees to maximize the benefits of E-Government, so that it can serve as a guide for other government agencies in more effective implementation.
Pelatihan Lean Hospital di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya: Lean Hospital Training at Gotong Royong Hospital Surabaya Dewi, Dian Retno Sari; Karijadi, Irene; Gunawan, Ivan; Wibowo, Wahyudi; Mulyana, Ig. Jaka; Hermanto, Yustinus Budi
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 1 (2025): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v10i1.8265

Abstract

Hospitals should improve services to patients. The concept of Lean Management can be used as an approach to improve hospital efficiency. The purpose of the training is to provide an understanding of Lean Management in hospitals (Lean Hospital) to hospital leaders and employees and be able to identify waste. The training was conducted with partners, namely Surabaya Gotong Royong Hospital. The training methods are the presentation of Lean Hospital and group discussions. Through this training, the knowledge of leaders and employees of Gotong Royong Surabaya Hospital about Lean Hospital can be improved. In group discussions, various types of waste and the order of priority for improvement were identified. This training has been able to increase the understanding of leaders and employees of Gotong Royong Surabaya Hospital about Lean Hospital. This can be seen from the ability of participants in the discussion to identify and assess the priority number of waste and provide suggestions for improvement. This activity can be followed up with research or community service on improving efficiency at Gotong Royong Surabaya Hospital with the Lean Management approach.
Lean Six Sigma Project Selection to Improve College Business Processes Mulyana, Ig. Jaka; Gunawan, Ivan
PROZIMA (Productivity, Optimization and Manufacturing System Engineering) Vol 8 No 2 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/prozima.v8i2.1717

Abstract

Higher education institutions are required to continuously improve the quality of their services to ensure institutional sustainability. Lean Six Sigma (LSS) offers a framework that integrates efficiency and quality improvement. This study aims to determine the priorities of LSS projects in higher education, considering the limited resources and the risk of project failure. The Analytical Hierarchy Process (AHP) and the Fuzzy Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) methods were used to determine priorities. The results showed that improving human resources (HR) and financial information systems is a strategic step. An integrated HR system supports the effective management of lecturers and education personnel, while an accountable financial system increases the transparency and efficiency of financial management. Both systems contribute to improving the quality of services to students. This research provides a basis for developing a digital transformation roadmap for higher education institutions.