cover
Contact Name
Agus Ruliyansyah
Contact Email
agus.ruliyansyah@faperta.untan.ac.id
Phone
+62561740191
Journal Mail Official
d3btp@faperta.untan.ac.id
Editorial Address
PS. Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi Pontianak 78124 Kalimantan Barat
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Perkebunan dan Lahan Tropika
ISSN : 20886381     EISSN : 26544180     DOI : http://dx.doi.org/10.26418/plt.v11i1.xxxxx
Core Subject : Agriculture, Social,
Perkebunan dan Lahan Tropika bertujuan menjadi sarana penyampai informasi hasil penelitian, analisis kebijakan atau pemikiran-pemikiran baru di bidang perkebunan dan pengelolaan sumberdaya lahan tropika. Perkebunan dan Lahan Tropika mengundang peneliti dan penulis yang menggeluti topik-topik berikut: - Teknis budidaya tanaman perkebunan - Pengendalian OPT perkebunan - Inovasi teknologi perkebunan - Bioteknologi dan pemuliaan tanaman perkebunan - Penanganan hasil perkebunan - Penanganan dan pemanfaatan limbah perkebunan - Agribisnis/sosial ekonomi perkebunan - Pengelolaan sumber daya lahan tropika - Konservasi tanah dan air serta bahan dan agens hayati - Pengelolaan lingkungan perkebunan - Analisis kebijakan perkebunan
Articles 106 Documents
Preferensi dan Respons Fungsional Chelisoches morio terhadap Larva Brontispa longissima di Laboratorium Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak Galih Yoga Prasaja; Tris Haris Ramadha; Edy Syahputra
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.893 KB) | DOI: 10.26418/plt.v4i2.9374

Abstract

Brontispa longissima (Coleoptera : Chrysomelidae) merupakan salah satu hama penting tanaman kelapa yang memerlukan pengendalian, salah satu pengendalian yang ramah lingkungan adalah dengan memanfaatkan predator Chelisoches morio (Dermaptera : Chelisochidae). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi preferensi C. morio terhadap instar larva B. longissima dan mengkaji respons fungsionalnya. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium BPTP Pontianak. Pengujian preferensi menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan dianalisis dengan anova. Pengujian respons fungsional dilakukan dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dianalisis dengan regresi linier. Hasil uji preferensi menunjukkan bahwa C. morio memiliki preferensi tertinggi pada larva B. longissima instar 1 yaitu 10 ekor (100%), sedangkan preferensi C. morio terendah adalah pada larva instar 4 yaitu 2,25 ekor (22,5%). Hasil uji respons fungsional menunjukkan bahwa C. morio memiliki respons fungsional Holling tipe II {Ne = 0,820Nt/(1+0,024Nt)}. Namun respons fungsionalnya masih lemah  karena nilai R rendah yaitu 0,167. Kata Kunci : B. longissima, C. morio, preferensi, respons fungsional
ISOLASI DAN PENGUJIAN BAKTERI ENDOFIT DARI TANAMAN LADA (Piper nigrum L.) SEBAGAI ANTAGONIS TERHADAP PATOGEN HAWAR BELUDRU (Septobasidium sp.) Heny Wulandari; Zakiatulyaqin Zakiatulyaqin; Supriyanto Supriyanto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.311 KB) | DOI: 10.26418/plt.v2i2.3487

Abstract

Lada merupakan tanaman tahunan yang memiliki prospek nilai ekonomi yang cerah, namun pada beberapa tahun terakhir ditemukan penyakit baru pada tanaman lada di Kalimantan Barat yaitu penyakit hawar beludru yang disebabkan oleh Septobasidium sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman bakteri endofit tanaman lada yang memiliki kemampuan sebagai antagonis terhadap Septobasidium sp. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan pengambilan sampel dilakukan secara purposif dengan 3 kali ulangan. Isolasi bakteri endofit dilakukan dengan menggunakan metode tuang selanjutnya dilakukan pemurnian dan identifikasi bakteri. Variabel pengamatan meliputi keanekaragaman bakteri endofit, uji Hipersensitivitas dan uji Antagonis terhadap Septobasidium sp. Penelitian menunjukkan terdapat 28 isolat bakteri yang berhasil diisolasi dari jaringan batang dan jaringan buah tanaman lada sehat dan tanaman lada sakit. Keanekaragaman bakteri endofit tertinggi terdapat pada jaringan buah lada sakit yaitu sebesar 1,39. Terdapat 3 isolat bakteri endofit yang bersifat hipersensitif terhadap tanaman tembakau. Hasil uji antagonis menunjukkan daya hambat tertinggi dihasilkan oleh bakteri isolat HS8 dengan daya hambat 41,73 % yang diisolasi dari jaringan buah lada sehat dan BS7 yang diisolasi dari jaringan batang lada sehat dengan persentase hambatan 40,20%. Daya hambat terendah sebesar 16,99% dihasilkan oleh isolat Hs18 yang diisolasi dari jaringan buah lada sakit. Kata kunci : Antagonis, Bakteri Endofit, Lada, Septobasidium sp.
FLUKS CO2 MALAM HARI PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT Ahmad Subuh; Evi Gusmayanti; Muhammad Pramulya
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v9i1.37719

Abstract

The use of peat land for the development of oil palm plantations is considered to have a negative impact on the environment based on the release of CO2 emissions. Some of the results of the study show that emissions measurements using a closed hood method with a measurement duration of 2-4 minutes that takes place during the day. The aim of this study was to measure CO2 flux at night on oil palm plantation areas of 9 years and 10 years in peatlands and to analyze the relationship of CO2 flux at night in oil palm plantations on peat with Temperature Soil, Groundwater Face, Water Content Gravimetric, Soil pH, and Eh Soil. Location this research was carried out on the oil palm plantation area of PT. Sintang Raya. The location of the research plot is located in the village of Olak-olak Kubu, Kubu District, Kubu Raya Regency, West Kalimantan in July 2018 until October 2018. Measurements were made using vaisala with CO2 sensors namely InfraRed Gas Analyzer (vaisala) and conducted for ≤4 minutes per plot. This measurement is carried out in the afternoon until the morning and is repeated every 4 hours at 18.00, 22.00, 02.00 and 06.00. The measurement of CO2 flux is done once a week starting from August to September. The results showed that nighttime CO2 flux in oil palm plants on peatland was between 0.27 g CO2 m-2 hours-1 to 0.34 g CO2 m-2 hours-1 or equivalent to 26.86 tons CO2 ha-1 year-1 to 29.74 tons CO2 ha-1 year-1. Differences in levels of organic matterand ash content between peatlands in TM 6 and TM 7 did not cause significant differences in CO2 flux values between the two locations. Variation in the time of measurement of real estate at night, but does not affect real changes in flux values. This is related to the level of organic matter, ash content, and also the temperature associated with CO2 flux, including other factors that also determine the amount of nighttime CO2 flux on peatland.Keywords: CO2 Flux, Measurement Time, Plant Age.
Studi Hubungan Karakteristik Tipologi Lahan yang Digunakan terhadap Kualitas Hasil Jeruk Siem (Citrus nobilis var. microcarpa) di Kabupaten Sambas Agus Suyanto; Tutik Purwani Irianti
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.402 KB) | DOI: 10.26418/plt.v1i2.417

Abstract

The purpose of this research was to know the characteristic relationship of the land typology that has been used towards the quality of jeruk siem (Citrus nobilis var. microcarpa) at Sambas Regency. This research was performed in Sambas Regency at each of the jeruks society farm management and also from the private sector. This research was done by field survey and direct observation towards soil sample and plant based on the characteristic and cultivation system of jeruk siam. The location of soil sample and plant was the field sample in the Tebas Kuala, Tebas Sungai, Mekar Sekuntum, Segedong, Sempalai, dan Seberkat. The sample was divided into three sample based on the cultivation system and the land typology that were consists of land typology 1 with the farmer technology package, land typology 2 with the advised technology package and land typology 3 with advised technology. The characteristic of the land typology was connected to the yield of the quality of the jeruk siem. The good land characteristic, whereas the macro nutrient content and micro that available for the plant and having the good land texture, so that the nutrient that contented in the soil cannot be so easily loss by the development of the fruit that propped by the content of the equivalent and adequately nutrient availability by the fertilizer. From the result of the research the best land was the land typology 2 with the advised technology in Mekar Sekuntum Kec. Tebas, that can be seen from the whole of the observe variable in the research with the fruit diameter was 5.85 mm, the weight of fruit was 133,33 g, the weight of juice was 60.63 g, the thick epidermis was 0.23 mm, the weight of epidermis was 21.26 g, water condense of the fruit was 46.88% and the vitamin C was 50,40 mg.
KARAKTERISASI TRICHODERMA HARZIANUM ASAL LAHAN GAMBUT SEBAGAI AGENS ANTAGONIS TERHADAP PENYEBAB PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG SAWIT SECARA IN VITRO Elsy Nandung; Iman Suswanto; Tris Haris Ramadhan
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.823 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29798

Abstract

T. harzianum  merupakan agen antagonis yang digunakan untuk pengendalian hayati. Penelitian ini bertujuan mengetahui keragaman cendawan dari beberapa jenis vegetasi di lahan gambut,  mengetahui kemampuan daya hambat dan sifat-sifat lain T. harzianum penentuan sifat yang dapat digunakan sebagai penciri T. harzianum sebagai agens pengendali busuk pangkal batang, dan kemampuan mendegradasi kitin sebagai salah satu komponen dinding sel Ganoderma spp.. Pengujian ini dilakukan melalui hasil isolasi T. harzianum dari beberapa areal, inkubasi menggunakan media PDA kemudian dilakukan pencirian berdasarkan uji antagonis, uji pertumbuhan, morfologi dan mekanisme penghambatan, uji kitinase dilakukan dengan menginkubasi cendawan  T. harzianum  pada media kolodial kitin diamati zona bening setiap hari.   Keragaman cendawan dari berbagai wilayah relatif sama. Agen pengendali Ganoderma spp. seperti busuk pangkal batang banyak ditemukan pada wilayah yang ditumbuhi cabai dan hutan belukar. Pencirian T. harzianum terbaik berdasarkan tingginya daya hambat, kerapatan spora dan mekanisme penghambatan. Mekanisme penghambatan bersifat hiperparasit mampu menekan pertumbuhan Ganoderma spp. melalui degradasi kitin.Kata kunci : Busuk Pangkal Batang, Gambut, Pencirian T. harzianum, Sawit
Pengembangan PGPF menjadi Pupuk dan Pestisida Hayati Berformulasi Sederhana: 1. Pengujian Bahan Pembawa supriyanto -; henny sulistyowati
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.644 KB) | DOI: 10.26418/plt.v1i1.28

Abstract

Penyusutan lahan pertanian yang subur merupakan kendala yang dihadapi dalam budidaya pertanian di Indonesia. Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan memanfaatkan lahan-lahan marginal seperti lahan gambut yang kurang subur dengan memperbaiki kondisi mikrobiologis lingkungan tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme spesifik lokal terutama dari kelompok jamur yang mampu membantu pertumbuhan tanaman. Jamur asal tanah gambut yang diketahui mampu membantu pertumbuhan tanaman adalah Aspergillus sp. Isolat SNTH003 dan Penicillium sp. isolat SNTH001 asal lahan gambut Kuburaya, Kalimantan Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji bahan-bahan berupa limbah yang dapat digunakan sebagai bahan pembawa bagi jamur PGPF. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, dari bulan Agustus 2010 sampai Februari 2011, meliputi produksi massal jamur pada Medium Kultur Beras, penyiapan, inokulasi dan evaluasi ketahanan jamur PGPF pada bahan pembawa. Dari empat bahan yang digunakan yaitu dedak, ampas sagu, gambut dan serbuk gergajian kayu, penggunaan bahan dedak mampu menghasilkan pertumbuhan dan produksi spora yang lebih banyak dibandingkan bahan lainnya, yaitu sebesar 133108 cfu/gr, tetapi kurang mampu medukung daya tahan spora dalam bahan selama 12 minggu pengamatan. Sedangkan untuk jamur Penicillium sp. isolat SNTH001, bahan yang paling mampu mendukung pertumbuhan dan menghasilkan spora yaitu sebesar 120108cfu/grserta mampu mempertahankan daya hidup spora selama 12 minggu adalah bahan gambut.
Potensi Bakteri Indigenous pada Tanah Tailing Kecamatan Mandor dalam Remediasi Metil Merkuri Rezekikasari Rezekikasari; Sutarman Gafur; Rini Susana
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.319 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i1.29786

Abstract

Kecamatan Mandor memiliki banyak lahan penambangan emas baik yang aktif digunakan maupun yang telah ditinggalkan. Wilayah-wilayah yang pernah dibuka sebagai tempat usaha penambangan emas tidak pernah diupayakan untuk membersihkan sisa-sisa merkuri yang digunakan sebagai bahan pemisah butiran emas baik oleh pihak pemerintah, swasta maupun perorangan. Akibatnya wilayah ini menjadi lahan kritis yang rawan dampak pencemaran wabah penyakit yang disebabkan oleh paparan metil merkuri. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bakteri yang berasal dari Kecamatan Mandor dan memiliki kemampuan mereduksi metil merkuri secara in vitro.  Isolat yang diperoleh adalah  isolat yang dapat dijadikan sebagai agent yang mampu memulihkan lahan yang tercemar metil merkuri. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dan diperoleh sebanyak 20 isolat yang tersebar dari beberapa lokasi pengambilan sampel. Isolat bakteri ditumbuhkan dengan menggunakan metode tuang yang menggunakan media nutrien agar. Dari 20 isolat yang ditemukan 6 diantaranya adalah isolat yang memiliki kemampuan hidup pada media yang ditambahkan metil merkuri mulai taraf konsentrasi 5 ppm, 10 ppm dan 15 ppm Hg.Kata kunci : Bakteri Indigenous, Metil Merkuri dan Tailing. 
Epidemi Penyakit Hawar Beludru Septobasidium pada Kebun Lada dengan Jenis Tajar Berbeda Iman Suswanto; Fadjar Rianto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.502 KB) | DOI: 10.26418/plt.v4i2.9368

Abstract

Hawar beludru Septobasidium spp. menjadi penyebab utama penurunan produksi lada di Kalimantan Barat. Pada awal kemunculan penyakit umumnya dijumpai pada kebun tua yang tidak terawat. Saat ini penyakit ini dapat dijumpai baik pada kebun yang terawat maupun tidak terawat. Penelitian bertujuan mengenal gejala, penyebaran penyakit dan hubungan antara berbagai anasir penyakit dengan perkembangan patogen di kebun lada dengan tajar yang berbeda. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman sakit memperlihatkan gejala dengan tingkat keparahan beragam dan penyakit dijumpai di semua sentra lada Kalimantan Barat. Intensitas penyakit di Kabupaten Sambas dan Mempawah termasuk berat menunjukkan banyak dijumpai kebun lada yang puso. Perkembangan penyakit memiliki keeratan hubungan dengan temperatur (x1) dan kepadatan spora (x2) baik pada kebun dengan tajar hidup maupun tajar mati. Konsistensi besarnya nilai korelasi ini dijadikan dasar dalam penyusunan model regresi multivariat pada kebun dengan tajar hidup dan mati berturut-turut y= 17,58 - 0,19 x1 + 0,43 x2 dan y=15,30 - 0,18x1 + 0,65 x2. Penyakit berkembang baik saat temperatur udara (x1) mencapai 24 oC dan kepadatan spora (x2) di kebun mencapai 7 spora/cm2. Kata kunci: hawar beludru, lada, tajar dan Septobasidium
The Screening of Fungi for Antagonistic Acidofilic Lignocellulolitic on Peat Soil of Fusarium Disease Nursadin Nursadin; Iman Suswanto; Supriyanto Supriyanto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.873 KB) | DOI: 10.26418/plt.v2i1.1960

Abstract

Fusarium wilt disease is one of disease that considerable losses to the tomato plant. This disease can cause sudden death, this is due to damage to the base of the stem or cancer. Plants infected adults are able to survive and shape but the result is very little fruit and small fruit. Besides caused by pathogens, constraints cultivation in peatsoil is a peat substrate forming the lignin and cellulose are normally difficult to decompose. This study aims to find the best fungi as biological control agents against F. oxysporum and the ability to survive in acidic conditions and was able to decipher the compound lignin and cellulose. The research was conducted at the Laboratory of Plant Diseases Faculty of Agriculture, University of Tanjungpura Pontianak, January to June 2012. Implementation of the study include the isolation of fungi from peat soils, test antagonism towards the development of F. oxysporum, hipovirulensi test, capabilities and outlines the lignin and cellulose asidofilik test. Results isolation from peat obtained 7 isolates of fungi, that is Aspegillus brevipes, A. niger, Penicillium corylophillum, P. janthillenum, Rhizopus sp, Trichoderma harzianum and T. koningii. The test results antagonistic to F. oxysporum isolates obtained 2 are able to act as antagonists and suppressed the development of F. oxysporum. Both of these isolates were T. harzianum and T. koningii. Besides being able to act as antagonists, both isolates are able to decompose lignin into simpler compounds. In describing cellulose, A. niger has a greater ability than other isolates. Almost all isolates were classified into asidofilik fungus, only A. brevipes were not included asidofilik because diameter growth at pH 3 did not reach 75% compared to pH 6. Keywords: Antagonistic fungi, acidofilic, fusarium wilt.
Aktivitas dan Keefektifan Insektisida Berbahan Aktif Majemuk Thiodicarb dan Triflumuron terhadap Hama Ulat Kantong Metisa plana pada Tanaman Kelapa Sawit Edy Syahputra
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.652 KB) | DOI: 10.26418/plt.v1i2.407

Abstract

Activity and effectiveness of insecticide mixtures (thiodicarb and triflumuron) against physics caterpillar pests Metisa plana on oil palm plantation. The objectives of this study were to evaluate the joint action of thiodicarb and triflumuron insecticides in the laboratory, and to determine their effectiveness in supressing population of M. plana in the field. The mortality bioassays were conducted by a spraying method. The results showed that the inseticide mixtures between thiodicarb and triflumuron possessed a sinergistict activity against M. plana larvae with insecticide combination index of 0.49%. Iinsecticide mixtures at a range dose of 250 - 1250 ml/ha spraying on oil palm planst effectively suppressed population of M. plana larvae.

Page 2 of 11 | Total Record : 106