cover
Contact Name
Agus Ruliyansyah
Contact Email
agus.ruliyansyah@faperta.untan.ac.id
Phone
+62561740191
Journal Mail Official
d3btp@faperta.untan.ac.id
Editorial Address
PS. Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi Pontianak 78124 Kalimantan Barat
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Perkebunan dan Lahan Tropika
ISSN : 20886381     EISSN : 26544180     DOI : http://dx.doi.org/10.26418/plt.v11i1.xxxxx
Core Subject : Agriculture, Social,
Perkebunan dan Lahan Tropika bertujuan menjadi sarana penyampai informasi hasil penelitian, analisis kebijakan atau pemikiran-pemikiran baru di bidang perkebunan dan pengelolaan sumberdaya lahan tropika. Perkebunan dan Lahan Tropika mengundang peneliti dan penulis yang menggeluti topik-topik berikut: - Teknis budidaya tanaman perkebunan - Pengendalian OPT perkebunan - Inovasi teknologi perkebunan - Bioteknologi dan pemuliaan tanaman perkebunan - Penanganan hasil perkebunan - Penanganan dan pemanfaatan limbah perkebunan - Agribisnis/sosial ekonomi perkebunan - Pengelolaan sumber daya lahan tropika - Konservasi tanah dan air serta bahan dan agens hayati - Pengelolaan lingkungan perkebunan - Analisis kebijakan perkebunan
Articles 106 Documents
Ketersediaan Cd, Gejala Toksisitas dan Pertumbuhan 3 Spesies Brassicaceae pada Media Gambut yang Dikontaminasi Kadmium (Cd) Rini Susana; Denah Suswati
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.918 KB) | DOI: 10.26418/plt.v1i2.409

Abstract

Cadmium is a heavy metal and non-essential element but easily absorbed by plants and transferred to the shoots. Cadmium accumulation in various plant species showed varying responses. This research aimed to study the availability of Cd, the toxicity symptoms and growth of three species of Brassicaceae (Brassica rapa var. parachinensis, Brassica rapa var. pekinensis, Brassica oleracea var. alboglabra) on Cd-contaminated peat soil. Contaminant Cd and soil were mixed in different dosages i.e. 2 mgkg-1 Cd, 4 mgkg-1 Cd, 8 mgkg-1 Cd, 16 mgkg-1 Cd and 32 mgkg-1 Cd and used to fill growth pot (5kg/pot). The results showed that the addition of Cd contaminant produces Exchangable-Cd in growth media on range 0.1477 mgkg-1 up to 2.8459 mgkg-1 and influenced fresh weight of shoot of crops used except Brassica oleracea var. alboglabra. Brassica oleracea var. alboglabra showed more tolerant to high Cd exposure, no symptoms of toxicity found so far, while Brassica rapa var. parachinensis and Brassica rapa var. pekinensis showed stunting and chlorosis symptoms as excess of Cd in growth media
Analisis Pengembangan Lahan Gambut untuk Tanaman Kelapa Sawit Kabupaten Kubu Raya ari krisnohadi
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.644 KB) | DOI: 10.26418/plt.v1i1.24

Abstract

Pengembangan kelapa sawit di lahan gambut Kubu Raya memiliki tantangan sehubungan dengan kondisi fisiografisnya yang memiliki kendala sifat fisik, kimia dan biologis. Dengan diberlakukannya Permentan no. 14/2009 tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa Sawit, pemanfaatan lahan gambut menjadi urgen sehubungan dengan fungsi lahan gambut untuk aspek konservasi. Penelitian dilakukan dengan metode survey dan dipetakan melalui analisis overlay, skoring, krigging dan buffer pada peta tematik kontur, jenis tanah, dan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas total lahan gambut Kabupaten Kubu Raya adalah 342.984, yang terdiri dari gambut dangkal seluas 171.376 ha, gambut sedang seluas 38.954 ha, gambut dalam seluas 49.621 ha, dan gambut sangat dalam seluas 83.013 ha. Lahan gambut yang potensial untuk dikembangkan tanaman kelapa sawit adalah 102.934 ha, yakni dari kedalaman gambut dangkal, dan gambut sedang. Dari luas tersebut, yang termasuk kelas kesesuaian lahan aktual S2d dengan faktor pembatas drainase terhambat, seluas 10.668 ha, S3 f,n,d dengan faktor penghambat pH tanah sangat masam, kesuburan tanah rendah, dan drainase tanah buruk, seluas 92.218 ha, dan kelas N dengan faktor pembatas drainase tanah sangat buruk seluas 49 ha. Untuk meningkatkan kelas kesesuaian potensial lahan gambut tersebut dilakukan dengan pengelolaan spesifik antara lain pengaturan saluran drainase, sistem penanaman, dan pemeliharaan tinggi muka air tanah.
PENYIAPAN LAHAN TANPA BAKAR (ZERO BURNING) DALAM PEREMAJAAN TANAMAN KARET DI PERKEBUNAN KOMERSIAL Priyo Adi Nugroho
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.358 KB) | DOI: 10.26418/plt.v2i2.3506

Abstract

Ramalan harga karet alam dunia yang masih akan tetap baik hingga tahun 2025 menyebabkan usaha agribisnis perkebunan karet di Indonesia masih sangat menjanjikan dalam beberapa tahun ke depan. Pada perkebunan yang sudah established umumnya laju peremajaan (replanting) adalah sebesar 5-10% per tahun. Pada tahap penyiapan lahan dalam peremajaan dilakukan secara mekanis disertai pembakaran yang bertujuan untuk mengurangi sumber inokulan penyakit jamur akar putih (JAP). Sejak diterbitkannya UU Perkebunan No. 18 tahun 2004, mau tidak mau perkebunan komersial harus mulai berfikir untuk beralih ke teknik penyiapan lahan tanpa pembakaran (zero burning), walaupun hal tesebut bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Zero burning di satu sisi memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah ramah lingkungan, namun di sisi lain zero burning memliliki beberapa kelemahan yaitu sisa hasil tebangan sangat berpotensi menjadi inokulan penyakit JAP, pelapukan sisa hasil tebangan yang cukup lama dan menyulitkan dalam pengerjaan pengolahan tanah. Namun demikian beberapa perkebunan di Sumatera Utara telah beralih ke penyiapan lahan zero burning yang diikuti dengan perlakuan-perlakuan tertentu pada sisa hasil tebangan. Dukungan riset yang memadai masih sangat diperlukan agar jangan sampai penerapan zero burning justru menciptakan masalah baru bagi perkebunan. Terdapat dua upaya alternatif dalam memecahkan permasalahan sisa hasil tebangan dalam penyiapan lahan zero burning yaitu ; (1). Mempercepat dekomposisi sisa hasil tebangan, melalui reduksi ukuran sisa hasil tebangan menggunakan alat perajang dan dengan menginokulasikan mikroorganisme pelapuk yang efektif, (2). Meningkatkan nilai tambah sisa hasil tebangan menjadi sumber energi (briket arang dan gas bakar), sebagai bahan pengawet, penghilang bau malodor serta koagulan lateks (asap cair), yang secara tidak langsung akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar perkebunan terutama dalam produksi briket arang dan asap cair. Kata kunci :Hevea brasiliensis, penyiapan lahan, replanting, zero burning,
KERAGAMAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA) DARI BEBERAPA VEGETASI LAHAN GAMBUT Nizari Muhtarom; Iwan Sasli; Fadjar Rianto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v9i1.37721

Abstract

The West Kalimantan land is mostly dominated by marginal peat land types. The West Kalimantan peat swamp land has a very low pH, low nutrient availability, low base saturation, high nutrient washing rates, and even some of them are sandy soil which is in the lower layers. One way to utilize peat marginal land as an agricultural crop is by utilizing Arbuscular Mycorrhizal Fungi (FMA) as biological fertilizer inoculums. The stages of the research are the exploration of FMA from several root zone plants from two locations, Galang and Rasau Jaya Villages, then identification of FMA in the plant disease laboratory of Tanjungpura University's Faculty of Agriculture. The study was carried out for ± 3 months. The design used is by using purposive sampling method, with the number of sample points on three commodities, namely pineapple, fern and grass, each of 9 sample points. The results showed an analysis of the content of the number of FMA spores found in the highest root rooting zone found in the source of pineapple inoculums, with the number of FMA spores found as many as 96, with soil samples each of 50 g samples. Whereas the fern media amounted to 55, and the grass media amounted to 22. The highest level of FMA diversity was found in the treatment with the source of pineapple inoculum from Galang, with the discovery of three types of FMA namely genus Glomus sp, Gigaspora sp and Acaulospora sp. Keywords: arbuscular mycorrhizal fungi (AMF), exploration, marginal peat soi
Status Penyakit Bercak Coklat pada Pembibitan Kelapa Sawit di Kabupaten Sanggau Dede Solehudin; Imam Suswanto; Supriyanto Supriyanto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.253 KB) | DOI: 10.26418/plt.v2i1.1955

Abstract

Bercak coklat merupakan penyakit penting pembibitan kelapa sawit. Penelitian bertujuan mempelajari distribusi dan perkembangan penyakit. Pengamatan dilakukan pada lima Kecamatan di Kabupaten Sanggau.Variabel pengamatan terdiri dari intensitas penyakit, jenis-jenis fungi, faktor cuaca dan konidia di udara. Intensitas penyakit bercak coklat pada lima kecamatan yang diamati berkisar antara 4%-38%. Terdapat dua gejala bercak yang khas yaitu bercak Curvularia dan bercak antraknosa. Bercak Curvularia disebabkan oleh Curvularia sp. Bercak antraknosa disebabkan oleh Glomerella sp. Pada saat penelitian, perkembangan penyakit melambat pada bibit yang berumur 4 bulan. Curah hujan, kelembaban, suhu harian, dan konidia di udara mempunyai hubungan yang kurang erat terhadap perkembangan penyakit.
PREDIKSI EROSI DENGAN METODE USLE DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PTPN XIII GUNUNG MELIAU KECAMATAN MELIAU KABUPATEN SANGGAU Putri Liastuti; Tino Orciny Chandra; Bambang Widiarso
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.219 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29800

Abstract

Lokasi penelitian yakni di Afdeling 3 PTPN XIII Gunung Meliau Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi besarnya erosi yang terjadi dan besarnya erosi yang masih dapat ditoleransi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dihitung menggunakan metode USLE dengan mengetahui nilai dari faktor R, K, L, S, C dan P yang merupakan faktor penyebab terjadinya erosi pada areal perkebunan kelapa sawit di lokasi penelitian. Selanjutnya nilai erosi yang dapat ditoleransi dibandingkan dengan nilai prediksi erosi. Setelah dibandingkan nilai prediksi erosi dengan nilai erosi yang dapat ditoleransi, maka perlu dilakukan tindakan konservasi yang direkomendasikan.  Hasil penelitian ini didapatkan bahwa prediksi laju erosi (A) mencapai 140,16 sampai 9737,28 ton/ha/tahun. Nilai prediksi erosi yang dapat ditoleransi (ETOL) berkisar antara 48,22 sampai 32,13 ton/ha/tahun. Pada lahan Ult4 nilai (A) lebih besar dari nilai Etol dengan tingkat bahaya erosi sedang, sedangkan pada lahan Ult18, Ult24, Ult36 nilai (A) lebih besar dari nilai Etol dengan tingkat bahaya erosi sangat berat. Perencanaan dan penanggulangan bahaya erosi yang sesuai adalah pembuatan teras bangku kontruksi baik. Khusus untuk lahan Ult4 dan Ult18 dapat direkomendasikan juga dengan penanaman LCC dan pembuatan teras kontruksi sedang.Katakunci : Prediksi erosi USLE, Kelapa sawit, Perkebunan PTPN XIII
Weeds Assessment di Perkebunan Kelapa Sawit Lahan Gambut Edy Syahputra; Sarbino Sarbino; Siti Dian
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.452 KB) | DOI: 10.26418/plt.v1i1.120

Abstract

Activity and effectiveness of insecticide mixtures (thiodicarb and triflumuron) against physics caterpillar pests Metisa plana on oil palm plantation. The objectives of this study were to evaluate the joint action of thiodicarb and triflumuron insecticides in the laboratory, and to determine their effectiveness in supressing population of M. plana in the field. The mortality bioassays were conducted by a spraying method. The results showed that the inseticide mixtures between thiodicarb and triflumuron possessed a sinergistict activity against M. plana larvae with insecticide combination index of 0.49%. Iinsecticide mixtures at a range dose of 250 - 1250 ml/ha spraying on oil palm planst effectively suppressed population of M. plana larvae.
Pengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Lobak pada Tanah Aluvial Agnes Santi; Tri Rahayuni; Eddy Santoso
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.049 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i1.29788

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil lobak pada tanah aluvial. Penelitian dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 sampai dengan tanggal 29 Mei 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 4 sampel tanaman jadi terdapat 80 polibag tanaman. Perlakuan yang dimaksud adalah t1 = 5% bahan organik, t2 = 10 % bahan organik, t3 = 15% bahan organik, t4 = 20% bahan organik, t5 = 25% bahan organik. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah daun (helai), berat basah bagian atas tanaman (g), berat basah umbi tanaman (g), panjang umbi tanaman (cm), diameter umbi tanaman (cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit, berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan jumlah daun pada minggu ke-4, ke-6, berat basah bagian atas tanaman, berat basah umbi pertanaman, panjang umbi pertanaman, dan diameter umbi pertanaman. Tetapi pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit berpengaruh tidak nyata terhadap variabel pengamatan jumlah daun pada minggu ke-2. Pemberian 20% bahan organik memberikan pertumbuhan dan hasil lobak yang terbaik.Kata kunci : Aluvial, Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit, Lobak.
Pengaruh Campuran Hormon Organik dan Pupuk Organik Cair terhadap Peningkatan Daya Tumbuh Bibit Stum Mata Tidur Tanaman Karet Wirahadi Admaja; Henny Sulistyowati; Sarbino Sarbino
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.81 KB) | DOI: 10.26418/plt.v4i2.9371

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan campuran hormon organik dan pupuk organik cair  yang terbaik bagi peningkatan daya tumbuh bibit stum mata tidur tanaman karet. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 7 perlakuan perendaman pada bibit stum mata tidur, yaitu k0=perendaman dengan air, k1 = perendaman dengan pupuk organik cair dengan konsentrasi 3cc/l air, k2 = perendaman dengan hormon organik (1cc/liter air) + pupuk organik cair (3cc/liter air), k3 = perendaman dengan hormon organik cair (3cc/liter air) + pupuk organik cair (3cc/liter air), k4 =  perendaman dengan hormon organik cair (5cc/liter air) + pupuk organik cair (3cc/liter air), k5= perendaman dengan hormon organik cair (7cc/liter air) + pupuk organik cair (3cc/liter air), k6= perendaman dengan hormon organik cair (9cc/liter air) + pupuk organik cair (3cc/liter air). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah kecepatan bertunas, persentase hidup, panjang tunas, jumlah daun, diameter tunas dan volume akar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit stum mata tidur yang direndam dengan hormon organik cair (5cc/liter air) + pupuk organik cair (3cc/liter air) merupakan perlakuan terbaik untuk variabel persentase hidup yaitu sebesar 93,33%,  sedangkan untuk variabel yang lain, semua perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata. Kata kunci: hormon organik, pupuk cair organik, stum mata tidur karet
PENGARUH KUALITAS BAHAN ORGANIK DAN KESUBURAN TANAH TERHADAP MINERALISASI NITROGEN DAN SERAPAN N OLEH TANAMAN UBIKAYU DI ULTISOL Andy Wijanarko; Benito Heru Purwanto; Shiddieq; Didik Indradewa
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.199 KB) | DOI: 10.26418/plt.v2i2.3484

Abstract

Bahan organik tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah dan produksi biomassa tanaman. Kualitas bahan organik merupakan salah satu kunci dalam menjaga kelestarian tanah, tanaman dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kualitas bahan organik dan kesuburan tanah terhadap mineralisasi N. Untuk mengestimasi parameter mineralisasi N (potensial mineralisasi N (N0), laju mineralisasi (k), energi aktivasi (Ea) dan N0k) dilakukan percobaan inkubasi di laboratorium, menggunakan persamaan first order. Sedangkan hubungan antara parameter mineralisasi dengan serapan hara N, dilakukan dengan melakukan percobaan pot di rumah kaca. Nilai N0, k dan Ea berturut-turut adalah 400 1156 mg kg-1, 0,0056 0,098 per minggu dan 10166 31478 J mol-1. Parameter mineralisasi N berkorelasi positif dengan N larut air, N-POM, Mikrobiomassa N, C-POM, Mikrobiomassa C, N-total dan nisbah C/N serta berkorelasi positif dengan berat kering tanaman, konsentrasi N dan serapan N tanaman ubikayu. Bahan organik yang mempunyai nisbah C:N rendah dan tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang lebih tinggi mempunyai mineralisasi N yang lebih tinggi, yang ditunjukkan dengan nilai N0, k dan N0.k yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan organik dengan nisbah C:N tinggi dan kesuburan tanah yang rendah. Kata kunci : kualitas bahan organik, kesuburan tanah, mineralisasi N, serapan N

Page 4 of 11 | Total Record : 106