cover
Contact Name
Boby Rahman
Contact Email
kajianruangplanologi@unissula.ac.id
Phone
+6285233945781
Journal Mail Official
kajianruangplanologi@unissula.ac.id
Editorial Address
Jl Kaligawe Raya Km 4, Gedung Fakultas Teknik Lantai 2 Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, 50112
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kajian Ruang
ISSN : -     EISSN : 28277678     DOI : http://dx.doi.org/10.30659/jkr.v1i2
Core Subject : Social, Engineering,
Articles written for the Jurnal Kajian Ruang, covering the results of thoughts and research results relating to the field of study urban and regional planning directly or indirectly. 1) Spatial planning 2) Remote Sensing 3) Urban Design 4) Transportation 5) Infrastructure 6) Environmental Studies 7) Socio-Economic Area and City 8) Rural Planning 9) Disaster Mitigation 10) Islamic City
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2025): Maret" : 8 Documents clear
Potensi Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Berdasarkan Guna Lahan Pratiwi, Putri; Rahman, Boby
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44521

Abstract

ABSTRAKRuang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Seiring dengan perkembangan wilayah yang pesat, ketersediaan RTH semakin terancam oleh peningkatan pembangunan infrastruktur dan perumahan. Kondisi ini menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dan kehidupan, seperti peningkatan suhu, berkurangnya kualitas udara, dan menurunnya daerah resapan air. Menurut Permen ATR KBPN No. 14 Tahun 2022 luasan Ruang Terbuka Hijau dialokasikan 10% untuk RTH privat dan 20% lainnya untuk RTH publik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kesesuain dan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau dari tujuh studi kasus. Metodologi yang digunakan adalah diskriptif yaitu menggunakan studi litelature. Terdapat tujuh studi kasus yang dikaji dalam penelitian ini. Hasil dari tujuh jurnal yang dikaji adalah Ruang Terbuka Hijau Publik yang mendominasi yaitu hutan kota, rekreasi, dan jalur hijau. Namun untuk Ruang Terbuka Hijau Privat yang mendominasi yaitu sawah dan kebun.Kata Kunci: Ruang Terbuka Hijau, Kesesuaian, Ketersediaan ABSTRACKGreen Open Space is an elongated area/path and/or cluster, whose use is more open, where plants grow, both those that grow naturally and those that are deliberately planted. According to the Law, the area of Green Open Space is allocated 10% for private RTH and another 20% for public RTH. The aim of this research is to examine the suitability and availability of Green Open Space from seven case studies. The methodology used is descriptive, namely using literature studies. There are seven case studies examined in this research. The results of the seven journals studied were that public green open spaces dominated, namely urban forests, recreation and green lanes. However, private green open spaces that dominate are rice fields and gardens.Keywords: Green Open Space, Suitability, Availability
Menilik Sebab Akibat Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Sleman Setyoko, Alfi
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44154

Abstract

PPerubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sleman tidak dapat dihindari seiring dengan perkembangan zaman, juga peningkatan jumlah penduduk. Kebutuhan akan lahan akan terus bertambah tetapi luas lahan tidak dapat bertambah atau cenderung tetap. Interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri, sedikit banyak akan selalu berkaitan dengan penggunaan tanah. Kaitannya dalam penggunaan lahan, masyarakat cenderung ingin memanfaatkan tanahnya untuk memperoleh nilai tanah atau lahan yang lebih tinggi sehingga tidak sedikit terjadi pemanfaatan atau penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penelitian ini akan memetakan secara luas dan mendalam dengan sumber berbagai literatur yang digunakan untuk melihat secara komprehensif dan memperkenalkan model analisis berbagai faktor yang berpengaruh dalam konversi lahan di Kabupaten Sleman. Berbeda dengan penelitian yang sebelumnya yang hanya membahas pada daerah tertentu, penelitian ini membahas seluruh Kabupaten Sleman secara menyeluruh. Penelitian ini juga mengisi kesenjangan studi terkait dengan konversi lahan pertanian dengan pendekatan spasial dan kebijakan yang lebih luas, sehingga mampu untuk dijadikan landasan perencanaan tata ruang di Kabupaten Sleman Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting dari wilayah Kabupaten Sleman serta mengetahu faktor atau sebab-sebab maupaun dampak yang ditimbulkan dari perubahan penggunaan lahan yang berada di Kabupaten Sleman. Sehingga nantinya dapat dijelaskan beberapa faktor penyebab perubahan penggunaan lahan yang terdiri atas faktor ekonomi, faktor sosial, faktor aksesibiltas, faktor penduduk maupun faktor kebijakan atau peraturan yang berlaku serta dampaknya. Terkait dengan hal tersebut diulas juga mengenai berbagai solusi kebijakan yang diperlukan untuk kontrol sehingga mampu mencegah laju konversi lahan pertanian yang masif.
Analisis Penyebab, Dampak, dan Penanganan Contract Change Order Pada Proyek Pembangunan Jalan Poros Karadiri Mukmin, Niki Afidah; Adi, Henny Pratiwi; Poedjiastoeti, Hermin
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44300

Abstract

ABSTRAKPerubahan dalam proyek konstruksi selama pelaksanaan tidak dapat dihindari, termasuk perubahan desain, material, durasi pekerjaan, dan keterlambatan pembayaran. Studi ini menganalisis faktor penyebab contract change order (CCO), dampaknya terhadap proyek Jalan Poros Karadiri, serta strategi mitigasi untuk mengurangi dampak terhadap biaya, mutu, dan waktu. Berbeda dari penelitian sebelumnya yang lebih berfokus pada faktor individual seperti desain atau administrasi, penelitian ini mengintegrasikan analisis SWOT untuk mengidentifikasi masalah CCO secara lebih komprehensif. Data diperoleh dari wawancara semi-terstruktur, kemudian dianalisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama CCO adalah desain yang kurang matang dari konsultan perencana, terutama dalam mempertimbangkan kondisi existing di lapangan. Akibatnya, biaya proyek meningkat 1,5%, terjadi keterlambatan 62,5%, dan kualitas administrasi proyek menurun 36% akibat denda keterlambatan. Temuan ini memberikan implikasi bagi pengelola proyek dan pemangku kebijakan. Untuk mengurangi risiko CCO, perlu dilakukan perencanaan lebih matang dengan evaluasi menyeluruh terhadap dokumen sebelum tender, serta pengawasan ketat dalam pelaksanaan proyek. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak negatif CCO.Kata Kunci: Contract Change Order, proyek, konstruksi ABSTRACTChanges in construction projects during implementation are inevitable, including design modifications, material changes, work duration adjustments, and payment delays. This study analyzes the factors causing contract change orders (CCO), their impact on the Poros Karadiri Road project, and mitigation strategies to minimize their effects on cost, quality, and time. Unlike previous studies that focused more on individual factors such as design or administration, this research integrates SWOT analysis to comprehensively identify CCO issues. Data was obtained through semi-structured interviews and analyzed quantitatively. The findings indicate that the primary cause of CCO is the inadequate planning by design consultants, particularly in considering the existing field conditions. As a result, project costs increased by 1.5%, delays reached 62.5%, and project administrative quality declined by 36% due to late penalties. These findings have significant implications for project managers and policymakers. To reduce the risk of CCO, more thorough planning is required, including comprehensive document evaluation before the tender process, along with strict supervision during project execution. This strategy is expected to enhance efficiency and mitigate the negative impacts of CCO.Keywords: Contract Change Order, construction project, risk mitigation.
Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Kumaini, Atika Hayatullah; Karmilah, Mila
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44112

Abstract

AbstrakEkosistem mangrove memiliki peran penting dalam mencegah abrasi, mendukung keanekaragaman hayati, dan menetralisir polutan. Namun, tekanan pembangunan dan aktivitas manusia seperti reklamasi dan pencemaran industri telah menyebabkan degradasi lingkungan. Salah satu pendekatan untuk menjaga kelestarian mangrove adalah melalui ekowisata berbasis masyarakat. Penelitian ini menganalisis tingkat dan bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekowisata hutan mangrove di Desa Tapak, Kelurahan Tugurejo. Dengan metode deskriptif kuantitatif, keterlibatan masyarakat diukur menggunakan kuesioner berbasis skala Likert dan dianalisis dengan teori partisipasi Arnstein. Studi ini memperkenalkan pendekatan kuantitatif dalam mengukur partisipasi masyarakat dalam ekowisata, memberikan pemetaan yang lebih objektif dibandingkan penelitian sebelumnya yang bersifat kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat berperan dalam operasional wisata, pengelolaan lingkungan, dan program edukasi. Berdasarkan model Arnstein, keterlibatan mereka mencapai tingkat partnership, di mana masyarakat memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan dengan dukungan pemerintah. Secara kebijakan, temuan ini dapat menjadi dasar dalam merancang insentif ekonomi dan program edukasi lingkungan guna meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam ekowisata. Pemerintah dan organisasi lokal dapat memperkuat kapasitas komunitas melalui pelatihan serta skema kemitraan dengan pelaku usaha wisata agar pengelolaan ekowisata lebih berkelanjutan. Penelitian ini mengisi kesenjangan dalam studi partisipasi masyarakat dengan memetakan keterlibatan warga dalam ekowisata berbasis teori Arnstein, memberikan kontribusi terhadap strategi pengelolaan lingkungan berbasis komunitas.Kata Kunci: ekosistem mangrove, partisipasi masyarakat, pengelolaan lingkungan, Desa Tapak, ekowisata pesisir AbstractThe mangrove ecosystem plays a crucial role in preventing coastal abrasion, supporting biodiversity, and neutralizing pollutants. However, development pressures and human activities such as land reclamation and industrial pollution have led to environmental degradation. One approach to conserving mangroves is through community-based ecotourism. This study analyzes the level and forms of community participation in the management of mangrove ecotourism in Desa Tapak, Kelurahan Tugurejo. Using a quantitative descriptive method, community involvement was measured through a Likert-scale questionnaire and analyzed using Arnstein's ladder of participation. This study introduces a quantitative approach to measuring community participation in ecotourism, providing a more objective mapping compared to previous qualitative-based studies. The findings indicate that the community plays a role in tourism operations, environmental management, and educational programs. Based on Arnstein’s model, their involvement has reached the partnership level, where the community influences decision-making with government support. From a policy perspective, these findings can serve as a basis for designing economic incentives and environmental education programs to enhance community engagement in ecotourism. The government and local organizations can strengthen community capacity through training programs and partnership schemes with tourism businesses to ensure more sustainable ecotourism management. This study fills a research gap in community participation studies by mapping local involvement in mangrove ecotourism using Arnstein’s theory, contributing to the development of community-based environmental management strategies.Keywords: mangrove ecosystem, community participation, environmental management, Tapak Village, coastal ecotourism.
Kajian Persebaran Fungsi Bangunan Ekonomi di Kota Lama Semarang Kusuma, Tiara Nusaenda; Puspita, Ardiana Yuli; Yuliani, Eppy; Hadi, Tjoek Soeroso
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44113

Abstract

ABSTRAKKota Lama Semarang merupakan kawasan heritage yang memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata ekonomi. Namun, distribusi ekonomi di kawasan ini masih belum merata, dengan konsentrasi aktivitas ekonomi hanya pada titik-titik tertentu, sementara banyak bangunan yang tidak berfungsi optimal. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pola persebaran fungsi bangunan ekonomi di Kota Lama Semarang guna memahami dinamika perubahan ruang ekonomi pasca-revitalisasi kawasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif spasial dengan pendekatan rasionalistik, mengidentifikasi persebaran bangunan ekonomi melalui observasi dan pemetaan berbasis GIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan fungsi bangunan sebesar 21% dari non-ekonomi menjadi ekonomi, dengan persebaran aktivitas perdagangan dan jasa paling terkonsentrasi di blok O (18%), sementara blok J memiliki tingkat aktivitas ekonomi yang rendah. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya memetakan persebaran bangunan, studi ini mengkaji dampak perubahan fungsi bangunan terhadap distribusi ekonomi di Kota Lama Semarang. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam perumusan kebijakan zonasi guna mengoptimalkan distribusi ekonomi di kawasan heritage, dengan mempertimbangkan keterjangkauan, aksesibilitas, dan daya tarik wisata. Penerapan skema insentif ekonomi, peningkatan aksesibilitas, serta regulasi alih fungsi bangunan berbasis keberlanjutan perlu dipertimbangkan dalam kebijakan tata ruang Kota Lama Semarang.Kata Kunci: persebaran ekonomi, alih fungsi bangunan, Kota Lama Semarang, tata ruang kawasan heritage.  ABSTRACTKota Lama Semarang is a heritage area with significant potential as a tourism-driven economic hub. However, economic distribution in this area remains uneven, with economic activities concentrated in specific locations while many buildings remain underutilized. This study aims to analyze the spatial distribution of economic building functions in Kota Lama Semarang to understand the dynamics of economic space transformation following the area’s revitalization. This research employs a qualitative spatial descriptive method with a rationalistic approach, identifying the distribution of economic buildings through observation and GIS-based mapping. The findings indicate that 21% of buildings have undergone functional transformation from non-economic to economic use, with commercial and service activities most concentrated in Block O (18%), while Block J exhibits lower economic activity levels. Unlike previous studies that merely mapped building distributions, this research examines the impact of functional changes on economic distribution in Kota Lama Semarang. The study’s findings can serve as a reference for zoning policy formulation to optimize economic distribution in heritage areas, considering factors such as affordability, accessibility, and tourism appeal. The implementation of economic incentives, improved accessibility, and sustainable building function regulations should be considered in the spatial planning policies for Kota Lama Semarang.Keywords: economic distribution, building function transformation, Kota Lama Semarang, heritage area spatial planning.
Identifikasi Dampak Revitalisasi Alun-Alun Klaten Hardi, Resty Aprila; Fitriani, Fitriani
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44092

Abstract

Revitalisasi Alun-Alun Klaten merupakan bagian dari inisiatif Pemerintah Kabupaten Klaten untuk meningkatkan kualitas ruang publik dan memperindah kawasan pusat kota sebagai representasi wajah kota. Sebagai ruang terbuka publik yang penting, Alun-Alun Klaten memiliki peran strategis dalam kehidupan sosial masyarakat, baik sebagai tempat berkumpul, beristirahat, maupun melaksanakan kegiatan budaya dan sosial. Sebelum revitalisasi, kawasan ini tidak memiliki fasilitas yang memadai dan cenderung berfungsi sebagai area parkir atau ruang terbuka tanpa tujuan jelas. Dengan tujuan memperbaiki kondisi tersebut, revitalisasi dilakukan untuk menciptakan ruang yang lebih nyaman, aman, dan ramah bagi berbagai kalangan, serta menjadikan Alun-Alun Klaten sebagai ikon wisata kota yang menarik bagi pengunjung lokal maupun luar daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis dampak revitalisasi terhadap ruang terbuka publik, khususnya yang berkaitan dengan ruang terbuka hijau, ruang komunal, dan area pedagang. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara dengan pihak terkait, dan pembagian kuesioner kepada pengunjung alun-alun. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik untuk menggambarkan fenomena yang terjadi dan dampak dari revitalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa revitalisasi Alun-alun Klaten memberikan dampak positif terhadap kenyamanan dan daya tarik kawasan tersebut, meningkatkan interaksi sosial masyarakat, serta mendukung pengembangan ekonomi lokal. Namun, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang perlu diperbaiki untuk memaksimalkan fungsi ruang publik ini sebagai tempat berkumpul yang aman dan nyaman. Temuan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut agar Alun-alun Klaten dapat menjadi ruang publik yang lebih optimal, sekaligus menciptakan citra Kabupaten Klaten yang lebih modern dan inklusif.
Model Teknologi Rumah Instan Baja Ringan Sebagai Alternatif Gudang Proyek Yang Praktis Dan Ekonomis Arifin, Nur; Wibowo, Kartono; Ni’am, M Faiqun
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44328

Abstract

AbstrakGudang proyek memiliki peran krusial dalam mendukung kelancaran konstruksi, terutama dalam manajemen material agar proyek berjalan efisien dari segi waktu dan biaya. Namun, metode konvensional dalam pembangunan gudang proyek sering kali tidak optimal karena durasi pengerjaan yang lama dan biaya tinggi. Studi ini menawarkan alternatif model gudang proyek berbasis teknologi rumah instan dengan struktur baja ringan yang lebih cepat dibangun dan lebih ekonomis dibandingkan metode konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan deskriptif kualitatif untuk menganalisis aspek mutu, biaya, dan waktu pembangunan gudang proyek. Data diperoleh melalui analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) serta kajian terhadap kombinasi material yang optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model gudang dengan struktur baja ringan, atap galvalum spandek, dan dinding GRC 6 mm memiliki efisiensi tertinggi dengan biaya konstruksi Rp 1.220.586,67 per meter persegi. Berbeda dari penelitian sebelumnya yang lebih fokus pada penerapan baja ringan dalam proyek hunian modular, penelitian ini menekankan efisiensi baja ringan dalam gudang proyek, yang masih jarang dikaji. Studi ini berkontribusi dalam menghadirkan solusi konstruksi yang lebih adaptif dan hemat biaya bagi industri konstruksi. Implikasi kebijakan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi rumah instan berbasis baja ringan dapat menjadi bagian dari strategi percepatan pembangunan infrastruktur, khususnya dalam konteks pengelolaan tata ruang wilayah untuk mendukung ketersediaan fasilitas penyimpanan material yang lebih efisien. Oleh karena itu, integrasi teknologi ini dalam standar perencanaan gudang proyek dalam sistem tata ruang perkotaan dan wilayah direkomendasikan guna meningkatkan efisiensi, mengoptimalkan penggunaan lahan, serta mengurangi pemborosan sumber daya dalam industri konstruksi.Kata Kunci : Baja Ringan, gudang proyek, biaya AbstractProject warehouses play a crucial role in ensuring smooth construction processes, particularly in material management to enhance time and cost efficiency. However, conventional methods of project warehouse construction are often suboptimal due to prolonged construction durations and high costs. This study proposes an alternative project warehouse model based on instant house technology with a lightweight steel structure, which offers faster construction and greater cost efficiency than conventional methods.This research employs a quantitative and descriptive qualitative approach to analyze the quality, cost, and time aspects of project warehouse construction. Data were obtained through unit price analysis (AHSP) and an evaluation of optimal material combinations. The findings indicate that a warehouse model with a lightweight steel structure, galvalume spandex roofing, and 6 mm GRC wall panels provides the highest efficiency, with a construction cost of Rp 1,220,586.67 per square meter. Unlike previous studies that primarily focused on the application of lightweight steel in modular housing projects, this research highlights its efficiency in project warehouse construction, an area that remains underexplored. This study contributes to the construction industry by presenting a more adaptive and cost-effective structural solution. The policy implications of this study indicate that the application of lightweight steel-based instant house technology can be part of the strategy to accelerate infrastructure development, especially in the context of maintaining regional spatial planning to support the availability of more efficient material storage facilities. Therefore, the integration of this technology into project warehouse planning standards in urban and regional spatial planning systems is recommended to increase efficiency, optimize land use, and reduce waste of resources in industrial construction.Keyword : light steel, project warehouse, cost
Proses Inventarisasi Aset pada Sistem Irigasi di Daerah Irigasi Rawa (DIR) Terantang Permana, Herry Ade; wahyudi, Slamet Imam; Niam, Moh Faiqun
Jurnal Kajian Ruang Vol 5, No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v5i1.44196

Abstract

The inventory of irrigation infrastructure assets is a crucial step in water resource management, particularly in peatland irrigation areas with unique characteristics. However, the implementation of asset inventory in the Terantang Peatland Irrigation Area still faces various challenges, including technological limitations, human resource constraints, and discrepancies between administrative records and actual field conditions. This study aims to analyze the irrigation asset inventory process, identify challenges encountered, and formulate strategies for improving the asset recording system. A qualitative descriptive approach with a case study method was employed in the Terantang peatland irrigation area. Data were collected through field surveys, interviews with the River Basin Agency and Water User Farmer Association members, and policy document analysis. The findings indicate that asset recording is still conducted manually and is not yet integrated into a digital system, leading to delays in data updates. The main challenges in asset inventory include limited human resources, difficult area accessibility, and a lack of coordination among stakeholders. The study underscores the need for innovation in inventory methods, particularly by adopting Geographic Information System (GIS) technology and drones to enhance recording accuracy. Strengthening human resource capacity and optimizing inter-agency coordination is essential to ensure a more efficient and transparent asset recording system. The study highlights the importance of reforming irrigation asset management systems to support the sustainability of irrigation infrastructure in peatland areas.

Page 1 of 1 | Total Record : 8