cover
Contact Name
Ahmad Fauzan
Contact Email
elizdiwaj@radenintan.ac.id
Phone
+628996444357
Journal Mail Official
elizdiwaj@radenintan.ac.id
Editorial Address
Jln. Lektol H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung Rumah Jurnal Fakultas Syari'ah UIN Raden Intan Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law
ISSN : -     EISSN : 27460126     DOI : 10.24042/el-izdiwaj.v2i2.
Core Subject : Religion,
El Izdiwaj Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law jurnal yang membahas artikel dalam bidang hukum keluarga Islam dan hukum perdata dengan berbagai pendekatan
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 76 Documents
NIKAH MISYĀR DALAM DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM Hilal, Syamsul
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 1 No. 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v1i2.8371

Abstract

Pernikhan adalah sesuatu yang disyariatkan dalam Islam. Pemahaman terhadap pernikahan tersebut kemudian berkembang di berbagai Negara. Hukum Islam yang kemudian bergandengan dengan positif sama-sama mengatur tentang pernikahan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah konsep nikah misyār yang marak terjadi pada masyarakat dan Bagaimana problematika nikah misyār dalam pandangan UUP dan KHI. Penelitian ini bersifat desktiptif analitis. Simpilan dari penelitian ini adalah bahwa nikah misyār merupakan pernikahan berlandaskan akad syariat Islam yang telah memenuhi syarat dan rukun nikah. Nikah misyār tetap eksis dalam kehidpan bermasyarakat lengkap dengan berbagai dinamikanya.
FAKTOR EKONOMI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KASUS PERCERAIAN ERA PANDEMI COVID-19 DALAM TINJAUAN TAFSIR HUKUM KELUARGA ISLAM Alghifari, Abuzar; Sofiana, Anis; Mas'ari, Ahmad
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 1 No. 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v1i2.8405

Abstract

ABSTRAK: Pandemi Covid-19 sebagai persitiwa global memiliki dampak yang juga bersifat global. Tidak hanya dalam pengertian geografis namun juga pada praksis kehidupan. Berbagai negara dilanda pandemi lalu berdampak kepada banyak aspek tidak terkecuali perekonomian. Pandemi menimbulkan shock (guncangan) ekonomi dan mengakibatkan banyak keluarga yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Tragisnya, tidak jarang ketika masalah ini tidak terselesaikan justru kehidupan rumah tangga  itu sendiri yang diselesaikan dengan perceraian. Suatu fase dimana suami-istri seharusnya semakin mengencangkan kebersamaan agar mampu melewati pandemi dengan segala dampaknya ini. Tujuan penelitian ini untuk menelaah bagaimana tuntunan wahyu al-Qur’an dalam menyoroti kenyataan ini yaitu melalui perspektif tafsir hukum keluarga Islam.Penelitian ini menyimpulkan bahwa sakinah (ketenangan) merupakan tujuan mendasar dalam berpasang-pasangan. Sakinah tersebut merupakan hasil dari kolaborasi dua faktor utama, yaitu mawaddah (kecenderungan materialistik) dan rahmah (kecenderungan non-materialistik). Terganggunya perekonomian yang termasuk dalam kategori mawaddah, secara otomatis akan berpengaruh terhadap kualitas sakinah yang dihasilkan. Ketika kualitas sakinah terganggu akan menghasilkan goncangan terhadap eksistensi atau azwaja, yaitu hubungan keberpasangan. Sakinah akan mengalami fluktuasi disebabkan fluktuatifnya mawaddah dan rahmah itu sendiri. Karena itu, kedua faktor ini seharusnya mampu bekerja sama dan saling mengisi untuk mempertahankan eksistensi sakinah sehingga suami-istri terus mampu mempertahankan kebersamaannya. Dengan demikian, wahyu al-Qur’an menuntunkan bahwa terguncangnya aspek mawaddah, dalam hal ini adalah faktor ekonomi di era pandemi, tentu akan menyebabkan terguncangnya sakinah (ketenangan) dalam rumah tangga (azwaja). Dalam hal ini, aspek rahmah mesti hadir dan lebih diperkuat perannya untuk menjaga stabilitas sakinah sehingga kehidupan berpasangan (azwaja) mampu dipertahankan semaksimal mungkin dan perceraian menjadi tidak perlu terjadi.
ASPEK ASPEK TEOLOGIS DAN FILOSOFIS TENTANG WALI DAN SAKSI PERKAWINAN Nasution, Ali Sahban
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 1 No. 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v1i2.8432

Abstract

Abstract: Theological and Philosophical Aspects of Marriage Guardians and Witnesses. In carrying out marriage in Islam it teaches that there are conditions and harmonious conditions that must be considered so that the marriage is in accordance with the will of Allah SWT. One of the conditions in marriage is Guardian and Witness, the discussion about Guardians and Witnesses is not something new in the world of family law, it is often analyzed and studied, but in reality there are still many in the midst of society who wrongly interpret the wisdom behind the existence of Guardians and Witnesses, This needs to be reexamined so that the lack of understanding can be minimized, this problem is what the writer wants to contribute to writing about the meaning and wisdom of guardians and witnesses in marriage, so that to explore this the writer uses theological and philosophical approaches. In this paper the authors conclude that the Theological Aspect The existence of a guardian is one of the pillars for the validity of a marriage, in addition to the husband, wife, guardian, two witnesses and consent granted. The appointment of a guardian as one of the pillars of the validity of the marriage does not want to complicate the implementation of the marriage, but is based on a number of valid texts. Furthermore, the philosophical aspect of having a guardian in a marriage is a form of legal agreement from the female guardian that he will build a household with a man who will marry his own guardian, as well as a form of the validity of the relationship between the man and woman so that the child born from the marriage can be recognized by both sides of their respective families. Furthermore, the theological aspect of witnesses in marriage is one of the conditions for the validity of marriage, without witnesses the marriage is rejected. The philosophical aspect of the presence of witnesses is to avoid slander and tuhmah (bad assumptions), such as cohabitation. The presence of witnesses in a marriage is an agent of i'lan (announcement or notification) to the community about the marriage.Keywords: Theological, Philosophical, Guardian, Witness.
PELAKSANAAN PEMBAGIAN HARTA BERSAMA PASCA PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Iqbal, Muhammad
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 1 No. 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v1i2.8489

Abstract

Putusnya perkawinan adalah hal yang diperbolehkan apabila keutuhan rumah tangga sudah tidak bisa dipertahankan. Ketika perkawinan tersebut telah putus, maka akan timbul hukum baru terkait hak dan kewajiban serta status. Permasalahan dalam artikel ini adalah bagaimana praktik dan dampak pembagian harta bersama pasca perceraian pada perkara Nomor. 0480/Pdt.G/2017/PA.Tlb serta tinjauan hukum positif atas putusan tersebut. Penelitian ini bersifat penelitian lapangan dengan pola deskriptif analisis. Praktik penyelesaian sengketa harta bawaan dan harta bersama serta pembagiannya pada perkara Nomor. 0480/Pdt.G/2017/PA.Tlb telah dilakukan dengan baik oleh majelis hakim. Proses tersebut dilakukan berdasarkan pemeriksaan perkara hingga putusan yang menetapkan harta bawaan dan harta bersama bagi pihak yang berperkara. Sedangkan dampak dari putusan tersebut adalah bahwa masing-masing pihak harus melaksanakan putusan tersebut. Tinjauan hukum positif dalam putusan perkara Nomor 0480/Pdt.G/2017/PA.Tlb telah dilakukan secara cermat oleh majelis hakim dengan mempertimbangkan pembuktian pada proses persidangan dengan menjunjung tinggi nilai keadilan bagi para pihak. Pada proses putusan hakim mempertimbangkan putusan dengan merujuk pada aturan yang berlaku (positivistik) ditambah dengan membuat putusan di luar aturan tersebut (progresif) demi menjunjung nilai keadilan.
PEREMPUAN SEBAGAI SUBJEK HUKUM DALAM HUKUM KELUARGA ISLAM Salamah, Umi
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 2 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v2i1.9003

Abstract

ABSTRAK: Membicarakan perempuan selalu menarik,perdebatan tentang posisi perempuan selalu muncul dalam lini kehidupan. Sebagian pendapat memposiiskan perempuan subjek hukum yang utuh, punya hak-hak tertentu dan pada sisi lain tidak punya hak sama sekali. Karenanya kajian tentang perempuan sebagi subjek hukum dalam hukum Islam ini perlu dikaji untuk pengetahui posisi perempuan dalam keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan usul fikih yang fokus pada posisi perempuan dalam hukum Islam khususnya hukum keluarga.  Kata Kunci: Perempun, Subjek hukum, Hukum Islam.
PENERAPAN KONSEP MAQASHID ASY SYARIAH DI PERUSAHAAN PENAMBANGAN BATU BARA DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT rusmayasari, ika
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 2 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v2i1.9946

Abstract

Dampak yang ditimbulkan dari eksploitasi perusahaan penambangan batubara terhadap masyarakat adalah munculnya konflik kepentingan pada pengurus desa terkait proses ganti rugi lahan, dimana aparat menjadi perantara ganti rugi kepada perusahaan, masyarakat dengan mudah menggantirugikan tanahnya kepada perusahaan tanpa memikirkan nasib ladang berpindah dan sumber ekonomi kehutanan lainnya, masyarakat tidak ingin melakukan aktivitas seperti gotong royong karena mengukur pekerjaan dengan kompensasi uang, perputaran uang di desa sangat besar yang bersumber dari ganti rugi lahan, namun hanya bertahan dalam waktu singkat, karena habis untuk kebutuhan konsumsi, sama sekali tidak meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat jangka panjang. Selain itu perusahaan dalam mencapai kepentingannya sering memberikan bantuan sosial, mengatasnamakan program tanggungjawab sosial perusahaan, baik dalam bentuk uang maupun barang.
Implikasi Nusyuz Suami Istri dalam Hukum Islam dan Gender udin, badar
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 2 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v2i1.9949

Abstract

Dalam masalah nusyȗz, posisi istri dinilai lemah ketika menghadapi nusyȗz suami, sedangkan ketika istri nusyȗz, suami berhak meninggalkan istri di tempat tidur, bahkan diperbolehkan memukul istri. Kondisi tersebut memunculkan pandangan adanya bias dan ketidakadilan gender dalam masalah nusyȗz, yang menuntut adanya keadilan dari adanya perbedaan implikasi antara nusyȗz suami dan nusyȗz istri. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan nusyȗz yang dilakukan oleh suami kepada istrinya mengarah kepada tindakan yang merusak muasyarah bil ma’ruf (hubungan yang baik) sebagai dasar terbentuknya keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Konsep Adil Dalam Praktek Poligami Menurut Imam Syafe'i dan Imam Malik Maya Noviana Sari, Maya Riri
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 2 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v2i1.9962

Abstract

Pembahasan tentang Poligami telah dijelaskan dalam Al Quran surat An-nisa ayat 3 yaitu pembatasan berpoligami sampai 4 orang saja tetapi harus berlaku adil, apabila tidak dapat bersikap adil maka disarankan untuk menikah seorang saja. Dalam surat Annisa ayat 129 juga dijelaskan bahwa seorang suami yang berpoligami wajib berbuat adil terhadap istri- istrinya. Hukum poligami dalam syariat Islam adalah ja’iz atau dengan kata lain ‘boleh’, dengan catatan suami mampu berlaku adil di antara  sesama isterinya, ayatnya jelas jika suami tidak mampu berlaku adil maka cukup satu isteri saja.                                         Para ulama berbeda pendapat tentang hukum poligami. Menurut Sayyid Qutub, poligami merupakan suatu perbuatan rukshah. Karena merupakan rukshah, maka bisa dilakukan hanya dalam keadaan darurat, yang benar-benar mendesak. Kebolehan ini disyaratkan bisa berbuat adil terhadap istri-istri. Sedangkan menurut Masjfuk Zuhdi menjelaskan bahwa Islam memandang poligami lebih banyak membawa resiko daripada manfaatnya. Karena manusia menurut fitrahnya mempunyai watak cemburu, iri hati dan suka mengeluh. Watak-watak tersebut mudah timbul dengan kadar tinggi, jika hidup dalam kehidupan keluarga yang poligami.
PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA Yusnita, Erni Yusnita; Octafiona, Era
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 2 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v2i1.10283

Abstract

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama, peran orang tua senantiasa menjaga dirinya sendiri dan keluarganya agar terhindar dari api neraka. Secara realita penulis perhatikan sebagian besar dari orang tua banyak yang lalai akan tanggung jawabnya di dalam mendidik anak. Untuk itu perlu mengkaji dan menggali kembali peran orang tua terhadap pendidikan anak khususnya yang ada dalam surat at-tahrim Ayat 6. Dalam Quran Surat At-Tahrim ayat 6 memerintahkan kita agar menjaga diri sendiri dan keluarga dari kesesatan dan keburukan agar terhindar dari api neraka. Peran orang tua terutama ayah dalam pendidikan keluarga memiliki peranan penting terhadap isteri dan anak-anaknya dengan menanamkan nilai-nilai pendidikan keislaman baik dari pendidikan akidah, akhlak dan ibadah.
Konseptualisasi HAM Dalam Poligami Mustafid, Mustafid
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 2 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v2i2.10755

Abstract

Perkawinan adalah sesuatu yang sakral yang dilakukan oleh pria dan wanita, dengan tujuan untuk menciptakan keluarga yang bahagia berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Perkawinan di Indonesia bersifat Monogami walaupun nantinya di bolehkan untuk berpoligami dengan syarat dapat izin dari isteri dan Pengadilan Agama. Poligami mendapatkan tanggapan pro dan kontra di Indonesia. Metode yang digunakan adalah Yuridis Normatif karena berbasis kepustakaan, sedangkan sifatnya adalah deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis tentang konsep HAM dalam perkawinan Islam,sumber data buku-buku dan dokumen yang berkaitan dengan tulisan ini. Adapun hasilnya bahwa konsep poligami di dalam HAM tidak ada pasal yang membahas mengenai Poligami, tetapi bisa dilihat di UDRH dan CEDAW, pada pasal 16 dijelaskan bahwa suami dan istri memiliki hak yang sama, sedangkan pada pasal 18 adanya peluang untuk berpoligami sesuai dengan agamanya masing-masing.