cover
Contact Name
-
Contact Email
pawiyatan@ivet.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
pawiyatan@ivet.ac.id
Editorial Address
Jl. Pawiyatan Luhur IV No.16, Bendan Duwur, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50235
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Pawiyatan
Published by Universitas IVET
ISSN : -     EISSN : 27214702     DOI : -
Core Subject : Social,
Pawiyatan menyediakan sebuah platform untuk para dosen, peneliti, pelajar, praktisi dan akademisi untuk mempromosikan pengetahuan dan kredibilitas pada pendidikan. Jurnal yang diterbitkan dua kali setahun pada bulan januari dan juli berisi artikel-artikel yang terdiri dari makalah penelitian teoritis dan empiris berkualitas tinggi, makalah tinjauan dan pengabdian pada masyarakat.
Articles 207 Documents
Persepsi Masyarakat Terhadap Penerapan Protokol Kesehatan Sholichah, Thusma; Susiatik, Titik; Sukoco, Sukoco
Pawiyatan Vol 29 No 1 (2022): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.199 KB)

Abstract

Masyarakat Kelurahan Kalipancur ini, sangat beragam dalam mematuhi kebijakan Protokol Kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, khususnya masyarakat di wilayah RW 01. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1). Persepsi masyarakat terhadap protokol kesehatan dalam penggunaan masker; 2). Persepsi masyarakat terhadap protokol kesehatan dalam kebiasaan mencuci tangan; 3). Persepsi masyarakat terhadap protokol kesehatan dalam menjaga jarak; 4). Persepsi masyarakat terhadap protokol kesehatan dalam mnghindari kerumunan; 5). Persepsi masyarakat terhadap protocol kesehatan dalam mengurangi mobilitas atau interaksi. Metode penelitian yang digunakan dalam adalah pendekatan kualitatif dengan jenis Fenomenologik. Hasil dari penelitian ini, hampir semua masyarakat Kelurahan Kalipancur sekarang ini sangat mematuhi kebijakan protokol kesehatan. Persepsi masyarakat dalam penggunaan masker, masyarakat mematuhi aturan tersebut walaupun awalnya masyarakat susah karena belum terbiasa. Persepsi masyarakat Kelurahan Kalipancur terhadap protokol kesehatan dalam kebiasaan mencuci tangan, sangat baik: Persepsi Masyarakat Kelurahan Kalipancur terhadap protokol kesehatan dalam menjaga jarak, tingkat kesadaran masyarakat cukup baik. Persepsi masyarakat Kelurahan Kalipancur terhadap Protokol Kesehatan dalam mengindari kerumunan, berada pada tingkat kesadaran sangat baik. Persepsi masyarakat Kelurahan Kalipancur terhadap protokol kesehatan dalam membatasi interaksi, masyarakat sudah mematuhi aturan protokol kesehatan untuk membatasi interaksi. Secara keseluruhan menunjukkan persepsi masyarakat Kelurahan Kalipancur mengenai kebijakan protokol kesehatan memiliki persepsi yang baik. Kata Kunci: Masyarakat, Protokol Kesehatan
PENGELOLAAN AIR DAN SUMBER AIR TERPADU YANG BERKELANJUTAN
Pawiyatan Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok mahkluk hidup dan pembangunan semakin hari semakin menjadi persoalan dan merupakan potensi konflik kepentingan antar daerah. Kondisi ini perlu diatasi melalui upaya “pengelolaan air dan sumber air terpadu yang berkelanjutan” (real time water allocation), dan perlu pertimbangan secara serius pengembangan kerjasama antar daerah. Upaya ini tidak dapat diterapkan menyeluruh di Indonesia, perlu dilaksanakan secara bertahap sesuai kondisi obyektif wilayah sungai dan daerah bersangkutan namun perlu segera ditangani agar tidak akan dihadapi masalah yang lebih besar dan mungkin tidak terbayangkan sebelumnya. Kata Kunci : sumber air, sungai
Penerapan Kegiatan Bermain Dalam Kurikulum Kreatif Di Kelompok Bermain Bukit Aksara Semarang
Pawiyatan Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usia dini merupakan masa yang tepat untuk mengembangkan kreativitas anak. Pengembangan kreativitas pada anak usia dini adalah melalui bermain. Pada kenyataannya banyak lembaga  PAUD yang belum  menyelenggarakan kegiatan bermain kreatif. Kegiatan di lembaga PAUD pada umumnya masih terpaku pada kegiatan duduk, diam, mendengarkan penjelasan guru, dan menulis. Kondisi tersebut sangat tidak mendukung perkembangan kreativitas anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan  bagaimana   penerapan kegiatan bermain dalam kurikulum kreatif untuk anak di Kelompok Bermain Bukit Aksara Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  penerapan kegiatan bermain dalam kurikulum kreatif untuk anak di Kelompok Bermain Bukit Aksara Semarang dilakukan secara terencana untuk mencapai tujuan pendidikan. Berbagai aspek yang direncanakan   diantaranya  tempat,  media, dan bentuk kegiatan bermain yang akan dilakukan. Ketiga aspek tersebut direncanakan secara bervariasi. Kegiatan bermain dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang rasa ingin tahu anak.  Pelaksanaan kegiatan bermain sesuai rencana, namun tetap fleksibel dan menghargai perbedaan anak secara individu. Penilaian dilakukan dengan memahami bahwa setiap anak memiliki irama perkembangan masing-masing, sehingga setiap perkembangan diakui dan tercatat dalam laporan perkembangan anak.  Pada akhirnya,  diperlukan  guru yang kreatif untuk menciptakan kegiatan bermain kreatif, sehingga pada akhirnya dapat membentuk anak yang kreatif..Kata Kunci:   Bermain, Kurikulum, Kreatif, Kelompok Bermain
PENYELAMATAN HUTAN: PERAN DAN FUNGSINYA BAGI PARU-PARU KOTA
Pawiyatan Vol 23 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumber daya alam (SDA) yang berpengaruh pada kondisi bumi dan kehidupan makhluk hidup adalah hutan, karena sebagai  paru-paru dunia. Setiap hutan yang ada pada daerah berbeda, memiliki perbedaan jenis tumbuhan dan hewan yang tidak dapat ditemukan di hutan lain. Atau dalam kata lain, setiap hutan yang ada di beberapa daerah memiliki karakteristik masing-masing. Hal ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan iklim, tanah, dan bentuk bentang lahan di setiap daerah tersebut. Meskipun karakteristik setiap hutan berbeda, namun pada dasarnya hutan di seluruh dunia memiliki 3 (tiga) bagian yang sama. Pertama  adalah bagian atas tanah hutan. Bagian  ini dapat ditemui berbagai macam tumbuhan, hewan dan pepohonan yang memiliki daun-daun lebar dan lebat serta batang kayu dengan lingkar batang yang luas. Kedua adalah bagian permukaan tanah. Bagian ini di tumbuhi dengan semak belukar dan rerumputan yang hijau. Selain itu tampak juga hewan-hewan melata, serangga-serangga yang hinggap di dedaunan, dan serasah (guguran segala batang, cabang, daun, ranting, bunga, dan buah yang sudah kering). Ketiga adalah bagian bawah hutan. Bagian ini berada di bawah permukaan serasah atau lapisan tanah paling atas sampai di dalam permukaan bumi, bagian ini dapat terlihat akar dari berbagai tumbuhan dengan berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari ukuran kecil, sedang dan besar. Melihat bahwa unsur-unsur yang ada dalam lingkungan hidup tidak secara tersendiri melainkan secara terintegrasi sebagai komponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Wajar jika dengan menyelamatkan hutan berarti menyelamatkan lingkungan, hutan yang mempunyai multi fungsi akan menyelamatkan semua komponen kehidupan di bumi ini bila kita melestrikan. Secara global hutan merupakan paru-paru dunia dan dapat mengurangi pemanasan suhu bumi, mencegah kekeringan saat kemarau dan mencegah banjir serta longsor saat musim hujan. Kata Kunci: Penyelamatan hutan, peran, fungsi.
PELAKSANAAN LAYANAN INTERVENSI KONSELING DALAM PENGENTASAN KENAKALAN ANAK rahayu, ym indarwati
Pawiyatan Vol 25 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.173 KB)

Abstract

Bentuk-bentuk kenakalan peserta didik sangat beragam, seperti halnya: perilaku yang sering terlibat tawuran antar sekolah, suka merokok, membolos sekolah, berkelahi, meminum-minuman keras dan menggunakan obat-obat terlarang, namun di tempat penelitian bentuk kenakalan tersebut hanya terkait dengan suka merokok, membolos sekolah, dan berkelahi (ringan) masih dalam lingkungan sekolah. Secara umum faktor penyebab tersebut berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal dapat meliputi: personality (kepribadian), bio-fisik, intelegency quotient (I.Q), umur, jenis kelamin, dan kedudukan dalam keluarga. Faktor eksternal meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sosial budaya, lingkungan sekolah, media komunikasi massa, dan konflik kebudayaan. Faktor internal antara lain juga disebabkan: faktor intelegensi, gangguan emosional, reaksi frustasi negatif, konflik batin, lemahnya kemampuan dalam pembentukan hati nurani, motivasi dan konflik batin. Remaja cenderung lebih suka meniru segala sesuatu yang dilakukan oleh teman-temannya dengan alasan apabila tidak dilakukan mereka akan dijauhi. Di tambah kurangnya kontrol dari orang tua sebagai akibat kesibukannya, maka anak menjadi terlalu bebas bergaul dengan siapa saja tanpa bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan subjek 98 pelajar SMA. Alat pengumpulan data utama adalah angket dengan teknik analisis deskriptif persentase (DP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi peserta didik terhadap: (1) bentuk dan faktor penyebab kenakalan anak diperoleh frekwensi terbesar 81 atau 82,65% dengan kriteria cukup baik; (2) tanggapan peserta didik terhadap intervensi konseling diperoleh skor tertinggi 82 atau 83,67% dengan kriteria sangat baik; dan (3) tanggapan peserta didik terhadap model penanganan melalui intervensi konseling oleh guru BK diperoleh skor tertinggi 86 atau 87,76 dengan kriteria sangat baik.
Penanaman Wawasan Kebangsaan Di Pondok Pesantren Melalui Pembelajaran Sejarah
Pawiyatan Vol 21 No 1 (2014)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan nasional pada hakekatnya bertujuan mencari nilai tambah agar kehidupan hari esok lebih baik dari pada kehidupan hari ini baik kehidupan jasmani maupun rohani. Dalam melaksanakan pembangunan nasional selalu mengalami tantangan yang semakin besar, kompleks dan mendesak sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan kemajuan ilmu teknologi serta interaksi dengan bangsa-bangsa lain dalam konfigurasi kehidupan internasional. Untuk mengatasi tantangan tersebut, maka pendidikan dan pembelajaran agama sangat diperlukan. Keberhasilan pembangunan nasional harus ditunjang dengan pendidikan dan pembelajaran agama. Dengan begitu warga negara akan memperoleh pengetahuan moral dan budi pekerti yang akan membentuk bangsa Indonesia menjadi negara yang bermoral dan bertanggung jawab. Dengan modal jiwa yang bersih beriman kepada Tuhan YME, berbudi pekerti yang luhur pembangunan akan dapat berjalan lancar dan sukses. Di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta tujuan pendidikan Islam pesantren nampaknya belum sepenuhnya dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari unsur keagamaan yang sangat menonjol. Santri harus mengikuti tata tertib pondok pesantren dengan jadwal kegiatan sehari-hari yang sangat padat dan aturan yang sangat ketat, sehingga boleh juga dikatakan kehidupan akhirat lebih dipentingkan daripada kehidupan dunia. Padahal di dalam ajaran agama Islam kehidupan akhirat dan kehidupan dunia haruslah seimbang. Metode penelitian adalah metode kualitatif diskriptif dalam bentuk studi kasus tunggal terpancang. Pengumpulan data dilaksanakan dengan wawancara mendalam, observasi langsung dan pencatatan dokumen serta arsip. Validitas data dilakukan dengan triangulasi sedangkan analisis yang digunakan model analisis interaktif, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengajaran sejarah pada MA di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta kurang baik, hal ini disebabkan oleh rendahnya kompetensi guru, profesionalisme guru dan media kurang dimanfaatkan secara optimal serta tidak sesuainya sistem evaluasi. Dalam pengajaran sejarah, kebanyakan masih bersifat konvensional, yaitu guru hanya menyampaikan fakta-fakta sejarah dan kurang berupaya menanamkan wawasan kebangsaan pada diri santri, oleh karena adanya beberapa hambatan yang ditemui yaitu terbatasnya waktu dan minat santri.Kata Kunci : wawasan kebangsaan di pondok pesantren, pendidikan sejarah
Pembuatan Mesin Ukir Kaligrafi Kayu Untuk Menggantikan Ukir Kayu Kelompok Pengrajin Kaligrafi Di Desa Banjaran Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah suwignyo, joko
Pawiyatan Vol 26 No 01 (2019): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.191 KB)

Abstract

Di kecamatan Bangsri kabupaten Jepara untuk sentral kerajinan kaligrafi kayu terletak di desa Banjaran. Rata-rata penjualan perhari untuk kaligrafi ukir kayu 20-30 buah dengan harga kisaran Rp 400.000—Rp 6 juta per buah, sedangkan untuk ekspor per bulan 1 (satu) kontainer berisikan 4000-5000 buah. Mereka menawarkan kreasi-kreasi baru kaligrafi ukiran kayu yang unik dan inovatif dalam bentuk 2D (dua dimensi) atau 3D (tiga dimensi). Kelompok perajin kaligrafi kayu Harjo Kaligrafi dan Cahaya Seni merupakan kelompok perajin kaligrafi di desa Banjaran yang dijadikan mitra PKM. Banyak permasalahan yang dihadapi mitra mulai dari proses ukir kaligrafi kayu masih konvensional, produksi kecil, dan kepresisian produk kurang. Tujuan PKM yaitu Merubah proses ukir kaligrafi kayu konvensional dengan mesin otomatis ukir kayu otomatis. Metode yang dipakai yaitu waktu proses mesin ukir kaligrafi kayu dan uji kepresisian produk. Hasilnya dengan penggunaan mesin ukir kaligrafi kayu dengan kecepatan feed rate 80 mm/rev dapat menghemat waktu 2:56 jam atau 177% dibandingkan dengan proses ukir kaligrafi manual. Sedangkan kepresisian produk hasil ukir kaligrafi dengan kayu yang paling optimal pada feed rate 50 mm/rev dengan kepresisian 94%. Semakin kecil kecepatan feed rate untuk kepresisian hasil produk semakin tinggi.
Fenomena Perkawinan, Perceraian Dan Win-Win Solution
Pawiyatan Vol 20 No 3 (2013)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perceraian bisa dialami siapa saja dan dimana saja. Seperti halnya yang saat ini menjadi polimik adalah percerian di lingkup Pegawai negeri Sipil yang justru di dominasi dari Guru-guru. Guru yang menjadi panutan bagi peserta didiknya justru mencontohkan hal yang tidak baik. mengapa hal ini terjadi di saat kesejahteraan para guru sudah banyak terpenuhi. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan ( BKPPD ) kabupaten Cirebon Dudung Mulyana Mengatakan, banyaknya kasus perceraian di kalangan guru dipengaruhi oleh pendapatan guru yang besar dengan adanya tunjangan sertifikasi. Tunjangan sertifikasi sendiri, nilainya bisa dua kali lipat dari jumlah gaji yang diterimaya. ”Jika tenaga pendidiknya wanita, mungkin dia merasa tidak tergantung dengan suami. Sebaliknya guru laki-laki merasa penghasilannya tinggi, mempunyai banyak uang, menjadi lupa diri, dan lupa keluarga,” Para PNS tersebut pada dasarnya memiliki kode etik kepegawaian, tetapi pada faktanya banyak yang melakukan perceraian. Dalam fenomena tersebut diperlukan seorang konselor/psikolog untuk mencarikan win-win solition minimal memberikan reinforcement (penguatan) dalam menapaki kehidupan berumah tangga. Kata Kunci : Perkawinan, Perceraian, Win-win Solution
Studi Komparasi Antara Sikap Kepemimpinan Dengan Sikap Kedisiplinan Siswa Smk Penerbangan Kartika Aqasa Bhakti Semarang Handayani, Dwi Asih Kumala; Redjeki, Sri; Rimayati, Elfi
Pawiyatan Vol 27 No 02 (2020): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.061 KB)

Abstract

Sikap kedisiplinan penting dan harus dimiliki oleh setiap siswa. Disiplin membantu siswa dalam proses pembentukan sikap, prilaku dan akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan ketika bekerja nanti. Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri, dengan kesadaran yang datang dari diri sendiri ini sikap kedisiplinan akan lebih baik. Tujuan kegiatan; mengetahui bagaimana mengembangkan sikap kepemimpinan dan sikap disiplin pada pengurus organisasi sekolah. Mengetahui peran organisasi sekolah dalam membentuk sikap kepemimpinan dan sikap disiplin. Metode Pengabdian pada Masyarakat diselenggarakan dengan metode ceramah atau penyuluhan interaktif, metode pelatihan atau permainan/simulasi, dan test. Hasil uji analisis bahwa responden telah memiliki sikap kepemimpinan yang cukup tinggi, dan juga telah memiliki sikap kedisiplinan yang cukup baik. Pretest dan posttest yang dilakukan, membuktikan bahwa pelatihan yang diberikan meningkatkan perolehan nilai sikap kepemimpinan dan sikap kedisiplinan siswa. Dan hasil paired samples t-test membuktikan bahwa sikap kepemimpinan tidak mempengaruhi terhadap sikap kedisiplinan siswa. Peningkatan nilai pada masing-masing variable adalah hasil dari pelatihan. Sikap kepemimpinan memiliki nilai yang lebih tinggi. Simpulan: Organisasi Sekolah dalam membentuk sikap kepemimpinan dan sikap kedisiplinan memiliki peran yang sangat baik. Pengembangan sikap kepemimpinan dan sikap kedisiplinan pada pengurus organisasi sekolah dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan, serta kegiatan lain yang menunjang sikap kepemimpinan dan kedisiplinan. Kata Kunci: Sikap kepemimpinan, sikap kedisiplinan, SMK
MENCEGAH INDONESIA MENJADI NEGARA GAGAL
Pawiyatan Vol 20 No 1 (2013)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setelah menapaki era repormasi sekian waktu, ternyata harapan untuk mewujudkan Indonesia sebagai Negara yang lebih beradap, lebih bersih, lebih adil, dan lebih sejahtera, belum kunjung tiba. Rupanya harapan tersebut malah menjauhi kenyataan. Korupsi semakin masif, mafia hukum, mafia pajak dan kerusakan. Keadaan ini semakin diperparah dengan tidak hadirnya kepemimpinan yang transformative, tegas dan menginspirasi. Para pemimpin lebih lebih asyik dalam gelombang pencitraan berdasarkan dinamika pasar. Para pemimpin lebih berpihak atau memilih kekaguman konstituen daripada berpihak kepada Konstitusi. Mereka cenderung kurang berani mengambil langkah konstitusi onal hanya karena takut tak popular atau citra dirinya jatuh. Dalam kondisi ini, jika tidak hati-hati Indonesia bias terjerumus ke dalam jurang Negara gagal. Harus ada upaya yang sungguh – sungguh, yang sistimik untuk mencegah Indonesia menjadi Negara gagal. Kata Kunci : Indonesia, negara gagal   

Page 1 of 21 | Total Record : 207