cover
Contact Name
Riki Ranova
Contact Email
riki.farm@gmail.com
Phone
+6281277752221
Journal Mail Official
ejurnal.akfarib@gmail.com
Editorial Address
Jl. Kesehatan No. 20 Belakang RSAM Kel, Bukit Apit Puhun, Guguk Panjang, Bukittinggi , Sumatera Barat 26114
Location
Kota bukittinggi,
Sumatera barat
INDONESIA
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
ISSN : -     EISSN : 28304802     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional secara resmi yang dikelola oleh Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 2 (dua) kali dalam setahun pada bulan Januari dan Juli dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang obat tradisional, teknologi kefarmasian, pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmakognosi, Fitokimia, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmasi Klinis dan Farmasi Komunitas.
Articles 85 Documents
Study Of The Use Of Antihypertensive Drugs In Ischemic Stroke Patients In The Inpatient Care Facilities Of “X” Regional Hospital, Semarang City Sulistiyanto; Anggoro, Barry; R.A, Shelma
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 2 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i2.155

Abstract

Stroke is a sudden brain injury caused by a lack of blood flow and is the leading cause of disability in adults, Symptoms include facial, speech, memory, and vision problems. There are two types of strokes, ischemic and hemorrhagic, with ischemic stroke being the most common. The prevalence of stroke in Central Java places it among the 11 provinces with the highest stroke prevalence rate in Indonesia. The use of antihypertensive therapy that is not suitable for stroke patients has the potential to worsen the situation. This study aims to find out about the use of antihypertensive drugs in terms of age, gender, service status, drug use patterns, and rationality of drug use. This research is descriptive, collecting data retrospectively. The sampling method used is purposive sampling. The study results showed that there were 57 male patients (54.80%) and 47 female patients (45.20%). The largest age range of the studied sample was the elderly (46-65 years old), which included 59 patients (56.73%). Most of the patients used BPJS services with a total of 101 patients (97.12%). The most common comorbid disease is hypertension hyperlipidemia was recorded as many as 15 cases (14.15%). The most common type of antihypertensive treatment given was monotherapy from the CCB group with a total of 22 cases (20.75%). From the evaluation of the use of drugs in this study, it was found that 100.00% patient accuracy, 50.94% medication accuracy and dosage accuracy of 49.06%.
Efektivitas Minyak Atsiri Daun Torbangun (Plectranthus amboinicus L.) dalam Melawan Bakteri Streptococcus mutans Hilmarni; Agus Satria, Andika; Mulyani, Dwi
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 2 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i2.159

Abstract

Daun Torbangun merupakan tanaman yang mengandung berbagai zat aktif yang bermanfaat, seperti untuk merangsang ASI, melawan bakteri, dan mengurangi peradangan. Salah satu zat penting dalam daun ini adalah minyak atsiri, yang berperan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas minyak atsiri dari daun Torbangun melawan bakteri Streptococcus mutans dengan cara difusi cakram. Minyak atsiri diuji pada konsentrasi 1%, 2%, 4%, dan 8%. Untuk kontrol negatif digunakan DMSO, dan untuk kontrol positif digunakan obat tetes mata kloramfenikol 0,5%. Hasilnya menunjukkan bahwa minyak atsiri pada konsentrasi 8% mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan ukuran zona hambat rata-rata 13,15 mm. Oleh karena itu, dapat disimpulkan minyak atsiri daun Torbangun terbukti efektif melawan bakteri Streptococcus mutans.
Pengembangan Produk Pidih Charcoal Dengan Minyak Zaitun Dan Essensial Melati Menggunakan Kemasan Tube Sebagai Kosmetik Tradisional Paes Pada Pengantin Herweningtyas, Nadya; Widihastuti
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 2 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i2.160

Abstract

Dalam proses pembuatan paes terdapat kosmetik yang digunakan yaitu pidih. Pidih biasanya digunakan untuk mewarnai atau menghias dahi dan bagian wajah lainnya sebagai simbol estetika dan sakralitas. Pidih adalah bahan setengah padat berwarna hitam atau hijau yang berfungsi untuk memberi warna pada cengkorongan (Ade Novi et al, 2018). Menurut Murtiadji dan Suwardanidjaja (2012) pidih terbuat dari ramuan jelaga (minyak teplok berbahan kelapa) yang dicampur dengan lilin kote, kulit jeruk purut daun pandan, dan asem. Namun, kosmetika pidih tersebut mengandung minyak yang cukup banyak, sehingga hasil akhir dari kosmetika pidih tampak mengkilap dan mudah luntur apabila tergores. Bahan alami dapat digunakan untuk membuat pidih, selain dapat memanfaatkan hasil alam juga dapat bermanfaat untuk kulit wajah. Bahan-bahan yang daat dimanfaatkan untuk membuat pidih alami yaitu charcoal atau arang aktif yang dicampur dengan minyak zaitun dan esensial melati. Penelitian ini menggunakan Penelitian dan Pengembangan (R&D) dengan model penelitian 4D. . Formula dipilih melalui tahapan uji validasi ahli oleh dua perias yang berdomisili di kota Wates yaitu Ibu Sunarti dan Dwi Puryatno hasil prototype formula 3 dengan hasil validasi tertinggi sebanyak 79% dengan predikat kelayakan layak, pidih memiliki warna hitam pekat dan mengkilat. Produk mudah dihapus menggunakan tissue basah, dan produk layak untuk disebarkan atau dilakukan uji coba kepada pengguna pada pameran produk. Peneliti selanjutnya harus lebih bisa membuat produk sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator, dan juga dapat melakukan uji coba pengguna atau uji laboratorium terkait uji anti iritan/ sensitivitas kulit.
Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Kitolod (Isotoma longiflora l.) Terhadap Kadar Malondialdehid Dan Gambaran Histopatologi Hati Pada Tikus Putih Jantan Hiperglikemia afrianti, Ria; Azyenela, Lola; Triani , Siti; Ranova, Riki
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 2 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i2.161

Abstract

Hiperglikemia merupakan peningkatan glukosa dalam darah sehingga radikal bebas mengalami peningkatan yang dapat memicu peroksidasi lipid darah ditandai dengan peningkatan kadar malondialdehid (MDA) dan memberikan kerusakan pada organ hati yang disebabkan oleh deksametason yang digunakan sebagai penginduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kitolod (Isotoma longiflora L.) terhadap kadar MDA dan gambaran histopatologi organ hati pada tikus putih jantan hiperglikemia. Pada penelitian ini hewan percobaan dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, pembanding, dosis ekstrak 100 mg/kgBB, dosis ekstrak 200 mg/kgBB dan dosis ekstrak 400 mg/kgBB. Pengukuran kadar MDA menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan gambaran histopatologi menggunakan metode pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE). Nilai rata-rata kadar MDA kelompok kontrol negatif adalah 2,04±0,51 nmol/ml, kontrol positif adalah 3,51±0,59 nmol/ml, pembanding adalah 2,71±0,53 nmol/ml, kelompok dosis 100 mg/kgBB adalah 2,81±0,35 nmol/ml, kelompok dosis 200 mg/kgBB adalah 2,37±0,29 nmol/ml dan kelompok dosis 400 mg/kgBB adalah 2,16±0,31 nmol/ml. Hasil nilai rata-rata kadar MDA kelompok dosis 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB secara signifikan (p<0,05) mendekati nilai rata-rata MDA kelompok kontrol negatif dan kelompok pembanding. Dan pada hasil pengamatan histopatologi hati dengan dosis 400 mg/kgBB terdapat perbaikan yang baik serta mendekati kontrol pembanding namun masih dibawah kontrol negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun kitolod dapat menurunkan kadar MDA dan perubahan organ hati yang baik pada tikus putih jantan hiperglikemia.
Formulasi Sediaan Body Scrub Dari Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) Dan Beras Ketan Putih (Oryza sativa glutinosa) rahmayulis; Maisyafitri, Cinya; Kusuma, Ariya Eka
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 2 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i2.179

Abstract

Temulawak memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi dan mempunyai khasiat untuk perawatan kulit. Beras ketan putih memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi dan mengandung butiran kasar yang sangat baik untuk mengangkat sel kulit mati serta melembabkan kulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ektrak temulawak dan beras ketan putih dapat dijadikam formulasi sediaan body scrub. Formulasi body scrub dibuat 4 formula yaitu F0, F1, F2 dan F3. F0 sebagai basis, F1, F2 dan F3 dibuat dengan penambahan ekstrak temulawak masing-masing sebanyak, 3,5 g, 4 g dan 5 g serta ke 4 formula ditambahkan beras ketan putih sebanyak 5 g. Evaluasi sediaan antara lain : uji organoleptis, homogenitas, tipe krim, pH, iritasi dan daya sebar. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sediaan berbentuk semi padat, berwarna kuning, bau khas minyak mawar, homogen, termasuk tipe krim M/A, pH 6 dan daya sebar semua formula belum memenuhi standar. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak temulawak dan beras ketan putih belum dapat diformulasikan menjadi sediaan body scrub.