cover
Contact Name
Riki Ranova
Contact Email
riki.farm@gmail.com
Phone
+6281277752221
Journal Mail Official
ejurnal.akfarib@gmail.com
Editorial Address
Jl. Kesehatan No. 20 Belakang RSAM Kel, Bukit Apit Puhun, Guguk Panjang, Bukittinggi , Sumatera Barat 26114
Location
Kota bukittinggi,
Sumatera barat
INDONESIA
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
ISSN : -     EISSN : 28304802     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional secara resmi yang dikelola oleh Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 2 (dua) kali dalam setahun pada bulan Januari dan Juli dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang obat tradisional, teknologi kefarmasian, pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmakognosi, Fitokimia, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmasi Klinis dan Farmasi Komunitas.
Articles 85 Documents
DETERMINATION OF TOTAL PHENOL CONTENT IN METHANOL EXTRACT OF ROSEMARY (Rosmarinus officinalis L.) LEAVES BY DIGETION METHODS USING UV-VIS SPECTROFOTOMETRY METHODS Mercyska Suryandari, Mercyska; Dwi Rahayu, Risma; Syafika Rani, Noor
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 3 No. 2 (2024): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v3i2.94

Abstract

The methanol extract of resemary leaves contains terpenoids, alkanoids, flavonoids, tannins, steroids, saponins and polyphenols. The aim of this research was to determine the total phenol of methanol extract of rosemary (Rosmarinus officinalis L.) by digestion method using the UV-Vis spectrophotometric method. In this study, methanol extract of rosemary leaves extracted using the digestion method was used as a sample and gallic acid as a standard. A standard solution of 200 ppm gallic acid was prepared to determine the operating time at 100 minutes and the maximum wavelength at 747 nm. Next, a comparison solution of gallic acid was made with a concentration range of 100, 125, 150, 175, 200 ppm and produced a linear regression equation, namely y = 0.0039× - 0.1146 with a correlation coefficient (r) of 0.9842. Determination of total phenol content was replicated 3 times and the absorption value was observed. The research results showed that the average total phenol content was 57.0317 mgGAE/g extract.
PHYTOCHEMICAL SCREENING OF ETHANOL EXTRACT 96% BLACK EAR MUSHROOM (Auricularia nigricans) BY SOXLETATION METHOD Mercyska Suryandari, Mercyska; Andhika Dwi Aristyawan, Andika; Fiska Yuliarni, Floreta; Ari Anggraini, Nony
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 3 No. 2 (2024): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Black ear mushroom (Auricularia nigricans) contains useful compounds, traditionally used as medicinal ingredients and food sources. The purpose of this study was to determine the secondary metabolites are contained in the extract of black ear mushroom (Auricularia nigricans). The extraction method used in this study is soxletation method. The sample used is 200 g of black ear mushroom (Auricularia nigricans) was extracted using soxhletation method with 1 l ethanol 96 % solvent. The phytochemical screenings test uses standard reagent by observing color changes, sediment, and foam. The result of the study that the extract of black ear mushroom (Auricularia nigricans) showed a red color after being given Dragendorrf reagent, terpenoid reagent test, flavonoid reagent test, gave a green color change after being given phenolic and tannin reagent test, did not give a red color in the steroid reagent test and did not produce foam in the saponin test. The conclusion of the study that the extract of black ear mushroom (Auricularia nigricans) contained secondary metabolite compounds tannins, terpenoids, flavonoids, phenolics, and alkaloids.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN LIP BALM DARI EKSTRAK DAUN KALE (Brassica oleracea var. acephala) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH Hevira, Linda; Delvianti, Nabila Putri; Rahmi, Azimatur
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 3 No. 2 (2024): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v3i2.98

Abstract

Kale merupakan salah satu jenis tanaman sayur daun dari famili Brassicaceae yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang cukup baik untuk dibudidayakan. Kale mengandung vitamin dan mineral yang tinggi serta rendah kalori. Tanaman kale memiliki senyawa antioksidan berupa quercetin, β- karoten, dan antosianin. Antioksidan di dalam daun kale dapat digunakan untuk melindungi bibir dari paparan polusi dan sinar matahari yang menyebabkan radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas antioksidan dari daun kale (Brassica oleracea var.Achepala) dengan perbedaan konsentrasi yang telah diformulasikan menjadi sediaan lipbalm. Pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH pada panjang gelombang 514 nm, memperlihatkan aktivitas tertinggi ditunjukkan oleh sediaan lipbalm dengan konsentrasi ekstrak daun kale 5% yang memiliki nilai IC₅₀ 9,959 ppm. Sedangkan untuk lipbalm dengan konsentrasi 1% dan 3% masing-masing memiliki nilai IC₅₀ yaitu 18,93 ppm dan 16,66 ppm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua formulasi sediaan lipbalm dengan penambahan ekstrak daun kale ini dikategorikan memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat.
PENGARUH METODE PENGERINGAN TERHADAP EFEKTIVITAS SITOTOKSIK INFUSA DAUN TERONG TETER (Solanum erianthum D.Don) MENGGUNAKAN LARVA UDANG (Artemia salina Leach) Ariya, apt. Ariya Eka Kusuma, M.farm; Ranova, Riki; Usman, Ali
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 3 No. 2 (2024): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v3i2.107

Abstract

Uji efektivitas sitotoksik infusa daun terong teter (Solanum erianthum D.Don) terhadap larva udang (Artemia salina Leach) dengan beberapa metode pengeringan yaitu pengeringan matahari langsung dan pengeringan oven pada suhu 45oC. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah pengaruh metoda pengeringan simplisia terhadap aktivitas sitotoksik daun terong teter. Dan hasil skrining yang didapat dari daun segar Solanum erianthum positif mengandung senyawa flavonoid, fenolik, dan saponin, untuk pengujian alkaloid saponin, steroid, dan terpenoid memberikan hasil negatif. Dari pengujian tersebut dapat diketahui bahwa hasil air rebusan simplisia daun terong teter dengan pemanasan matahari langsung memberikan hasil LC50 sebesar 1,193% dan pengeringan oven suhu 45oC dengan LC50 1,318% dapat disimpulkan bahwa pengeringan matahari langsung lebih baik dari pada pengeringan oven pada suhu 45oC.
Uji Aktivitas Sitotoksik Daun Sirsak (Annona muricata L.) Berdasarkan Tempat Tumbuh Mega Yulia; Dona, Aulia Rahma
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 3 No. 2 (2024): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v3i2.108

Abstract

Sirsak merupakan tumbuhan tropis yang dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Daun ini diketahui memiliki aktivitas sitotoksik. Daun sirsak mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, fenolik, flavonoid, steroid dan saponin. Lingkungan tempat tumbuh akan mempengaruhi kandungan metabolit sekunder pada tumbuhan yang nantinya akan berpengaruh kepada aktivitas yang dihasilkan. Pada penelitian ini sampel diambil di 2 daerah yang berbeda yaitu Bukittinggi mewakili sampel dari dataran tinggi dan Payabungan mewakili sampel dari dataran rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tempat tumbuh memengaruhi aktivitas sitotoksik. Metode penelitian yaitu sampel diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol destilasi. Aktivitas sitotoksik diukur dengan metode BSLT menggunakan larva udang Artemia salina Leach. Dari hasil penelitian diketahui aktivitas sitotoksik dengan nilai LC₅₀ untuk ekstrak daun sirsak Bukittinggi sebesar 29,51 ppm dan ekstrak daun sirsak Panyabungan sebesar 43,65 ppm. Kesimpulan bahwa ekstrak daun sirsak Bukittinggi (dataran tinggi) mempunyai nilai aktivitas sitotoksik yang lebih kuat dibandingkan ekstrak daun sirsak Panyabungan (dataran rendah).
IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA BAKSO MENGGUNAKAN METODE RAPID TEST KIT Nasution, Musyirna Rahmah; Pardede, Depa Gloria Kristin
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 1 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i1.102

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi kandungan formalin pada bakso menggunakan metode rapid test kit. Formalin merupakan salah satu bahan pengawet berbahaya yang sering digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Bakso merupakan makanan yang sangat populer di Indonesia yang terbuat dari tepung kanji dan daging. Rapid test kit adalah uji cepat yang digunakan untuk identifikasi bahan-bahan berbahaya pada produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya formalin dalam bakso yang beredar di jalan Garuda Sakti km 1-12. Pengambilan sampel dilakukan pertama dengan metode purposive sampling kemudian diambil secara acak dengan metode simple ramdom sampling. Hasil pengujian ketujuh sampel bakso menunjukan bahwa terdapat 14,28% sampel positif mengandung formalin dan 85,72% sampel negatif mengandung formalin. Hasil identifikasi ini ditunjukan dengan adanya perubahan warna ungu pada sampel bakso setelah direaksikan dengan test kit formalin
THE EFFECT OF CORN SILK ETHANOL EXTRACT (Zea mays L.) ON THE BLOOD GLUCOSE LEVELS AND HISTOPATHOLOGY OF PANCREAS IN ALLOXAN-INDUCED MICE Nessa, Nessa; Ifmaily; Wahyu Putri, Sri
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 1 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i1.110

Abstract

Diabetes Mellitus is a metabolic disorder that occurs because pancreatic cells produce insulin in small amounts. The purpose of this study was to determine the effect of giving corn silk (Stigma maydis) to alloxan-induced mice to determine the effective dose of corn silk extract that can reduce blood glucose levels in hyperglycemic mice and histopathological features. This research is an experimental type that uses 24 male white mice as experimental animals, divided into 6 groups and each group consists of 4 mice consisting of negative control, positive control, dose variation 100mg/kgBW, 200mg/kgBW, 400mg/kgBW and the comparison group (Glibenclamide 0.65mg/kgBW). The inducer used was alloxan 150 mg/kg bw. Alloxan induction was carried out for 3 days and then the test preparation was given until the 17th day. Mice's blood was taken through the lateral tail vein to see blood sugar levels. Based on the results of measuring the blood glucose levels of mice on day 17, the average value of blood glucose levels was negative control (86.25 mg/dl), positive control (223 mg/dl), dose 100 mg/kgbb (109.75 mg /dl), dose 200 mg/kgbb (103.5 mg/dl), dose 400 mg/kgbb (92.5 mg/dl), glibenclamide 0.65mg/kgbb (95 mg/dl). Based on the results of statistical data analysis, two-way ANOVA showed significantly different results (p<0.05). The results of reducing blood glucose levels that were closest to the negative control were shown by corn silk extract at a dose of 400 mg/kgbb, while histopathological observations of the pancreas after administration of ethanol extract of corn silk at a dose of 200 mg/kgbb showed the best healing in the islets of Langerhans.
KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ORAL ANTI-DIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS WILAYAH KOTA MALANG DENGAN MODEL THE MEDICATION ADHERENCE REPORT SCALE-5 syah, farid zulkarnain nur; Adawiyah, Robiatul
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 1 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i1.111

Abstract

Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2) mendapatkan terapi Oral Antidiabetes (OAD) monoterapi atau kombinasi. Semakin banyak jenis obat dan frekuensi obat yang diminum mempengaruhi kepatuhan pasien untuk minum obatnya. Kepatuhan minum obat pasien DM masih menjadi masalah serius di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan minum OAD pada pasien DMT2 di salah satu puskesmas di Kota Malang. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 55 pasien yang diambil dengan teknik purposive sampling, dengan kriteria inklusi pasien DMT2 dengan atau tanpa komorbid, yang mendapatkan terapi OAD. Kriteria eksklusi adalah pasien yang sedang hamil atau mengalami stroke. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner The Medication Adherence Report Scale-5 (MARS-5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien berusia ≥ 60 tahun (71%), memiliki pendidikan terakhir sekolah dasar (76,4%), dan sebagian besar tidak bekerja (91%). Komorbid yang paling sering ditemukan adalah hipertensi (53%). Terapi OAD yang paling banyak diresepkan adalah kombinasi glimepirid dan metformin (41,8%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepatuhan terhadap penggunaan obat oral antidiabetes pada pasien diabetes melitus tipe-2 di Puskesmas wilayah Kota Malang, kategori kepatuhan tinggi, yaitu sebesar 56,4%.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI PENGGUNAAN OBAT DISMENOREA PADA KELAS 12 SMK NEGERI 1 BASO Mulyani, Dwi; Haryani, Cindy; Febriyoldini Elwan, Shaula
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 1 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i1.117

Abstract

Dysmenorrhea is also called menstrual cramps or menstrual pain. Primary dysmenorrhea is a mild disease that can be cured with self-medication. Self-medication is the behavior of taking one's own medication based on a diagnosis of the symptoms one is suffering from. Self-medication is also part of "self care" which is an effort to maintain health or prevent and overcome disease. This study aims to determine the level of knowledge of self-medication in the use of dysmenorrhoea drugs among grade 12 female students at SMK Negeri 1 Baso. This type of research is descriptive observation using a questionnaire in the form of Google Form as a measuring tool. The number of samples in this study was 51 female students taken using the purposive sampling method. The results of this study showed that the majority of respondents had good knowledge, namely 10 (89.2%), 30 (71.6%) had sufficient knowledge, and 11 (45.6%) had poor knowledge.
FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT TRANSPARAN EKSTRAK ETANOL DAUN TORBANGUN (Plectrantus amboinicus L.) Hilmarni; Safitri, Bunga; Rahmayulis; Rahmi, Azimatur
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 4 No. 1 (2025): SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62018/sitawa.v4i1.119

Abstract

Tanaman Torbangun (Plectrantus amboinicus L) merupakan salah satu tanaman yang ada di Indonesia. Daun torbangun diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder diantaranya flavonoid, tanin, fenolik, steroid, saponin, minyak atsiri, dan flavonol, dan tanaman tersebut memiliki aktifitas farmakologi sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun torbangun dapat diformulasikan menjadi sabun padat transparan. Daun torbangun di ekstraksi menggunakan metode maserasi. Formulasi sediaan sabun padat transparan dibuat sebanyak 4 formula dengan F0 sebagai basis dan penambahan ekstrak etanol daun torbangun pada FI, FII, FIII masing-masing 0.5, 1 dan 2 %. Selanjutnya dilakukan uji evaluasi fisik sediaan sabun padat transparan meliputi pengamatan uji organoleptis, uji kadar air, uji pH, uji iritasi, dan uji tinggi busa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun torbangun dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun padat transparan dan telah memenuhi persyaratan terhadap uji organoleptis, uji kadar air, uji pH dan uji iritasi.