cover
Contact Name
Yasir Sidiq
Contact Email
lppi@ums.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
lppi@ums.ac.id
Editorial Address
Gedung Induk Siti Walidah lt.5, Jl. A. Yani Pabelan, Kartasura Sukoharjo
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
ISSN : 2527533X     EISSN : 26858770     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS) adalah Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Articles 687 Documents
Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Mentimun (Cucumis sativus.L) Kombinasi Ekstrak Buah Lemon (Citruslimon L.Burm,.fil) Rizal Firmansyah; Deny Budi Legowo; I Iswandi; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.765 KB)

Abstract

Masker Gel Peel Off merupakan masker yang sangat praktis, karena setelah mengering masker tersebut bisa langsung di angkat tanpa perlu dibilas. Mentimun merupakan buah yang amat rendah kalori, namun kaya akan air, dan merupakan sumber Vitamin C dan Flavonoid yang mempunyai efek Antioksidan dengan memutus atau menghambat radikal bebas yang sangat reaktif cenderung membentuk radikal baru. Dan mempunyai fungsi sebagai penyejuk kulit. Buah lemon, merupakan buah yang salah satunya penghasil senyawa Antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas sekaligus memiliki fungsi antioksidan alam, Vitamin C yang tinggi, minyak atsiri, asam sitrat, biaflonoid, polifenol, kumarin, flavonoid, dan minyak-minyak volatil pada kulitnya. Sehingga akan sangat baik bila di formulasikan sebagai kosmetikan yang dijadikan sediaan berupa masker gel peel-off. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan metode maserasi dengan menggunakan alkohol 70%. Dan menggunakan konsentrasi dari mentimun dan buah lemon dengan menggunakan konsentrasi 1% dan 3%. Untuk pengujian penelitian berikut meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji waktu kering. Hasil dari pengujian tersebut formulasi sediaan masker gel peel-off menggunakan ekstrak mentimun kombinasi ekstrak buah lemon ini sebagai bahan aktif yang dibuat cukup stabil, pH berkisaran 6,5 hingga 7,6. Daya sebar berkisar 5,4 hingga 5,6. Waktu pengeringan 12 hingga 25 menit. Kesimpulan sediaan masker gel ekstrak mentimun kombinasi ekstrak buah lemon semuanya dikategorikan (-) yang artinya semua sediaan tidak menimbulkan iritasi,sediaan tidak mengalami perubahan bentuk, warna,maupun aroma.
Gambaran Perbedaan Toksisitas Larvasida Kombinasi Ekstrak Daun Sirih dan Ketapang pada Konsentrasi 0,9% dan 1,5% Destama Einstean Shodiq; Endang Setyaningsih
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.145 KB)

Abstract

Nyamuk berpotensi sebagai vektor penularan berbagai penyakit melalui gigitan. Penyakit yang ditimbulkan dari gigitan nyamuk seperti malaria, DBD, chikungunya, dan kaki gajah. Penggunaan larvasida sintetik merupakan cara yang banyak digunakan oleh masyarakat ini. Larvasida sintetik yang digunakan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti pencemaran lingkungan dan resistensi terhadap larva. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran toksisitas larvasida kombinasi ekstrak daun sirih dan ketapang pada konsentrasi 0,9% dan 1,5%. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi (K1 = 0,9%; K2 = 1,5%) dan faktor kedua yaitu perbandingan ekstrak (P1 = 1:1; P2 = 1:2 ; P3 = 2:1). Dalam artikel ini difokuskan pada K2 = 0,9% dan K3 = 1,5% dengan perbandingan ekstrak P1, P2, dan P3. Pada masing-masing perlakuan terdapat 100 ml larutan dengan 10 ekor larva nyamuk. Parameter yang digunakan adalah mortalitas larva yang diamati selama 24 jam. Data yang diperoleh dari pengamatan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan toksisitas antara kombinasi ekstrak daun sirih dan daun ketapang pada konsentrasi 0,9% dengan 1,5%. Hal ini terlihat dari hasil mortalitas yang berbeda nyata antara konsentrasi 0,9% dengan 1,5%. Perlakuan dengan mortalitas tertinggi K3P3 sebesar 100% pada menit 1.440, sedangkan mortalitas terendah pada K2P2 sebesar 26,67%. Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang berbeda nyata antara konsentrasi 0,9% dan 1,5%.
Gambaran Efektivitas Larvasida Kombinasi daun Sirih dan Sirsak pada Perbandingan 1:2 dan 2:1 dengan Konsentrasi 0,3% dan 0,9% terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Nakumi Damayanti; Endang Setyaningsih
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.243 KB)

Abstract

Upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) dapat dilakukan dengan pengendalian nyamuk ketika dalam fase larva. Pengendalian nyamuk biasanya dilakukan dengan menggunakan insektisida sintetik. Insektisida sintetik dapat memberikan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Terlalu sering terdedah insektisida sintetik, nyamuk dapat menjadi resisten. Melihat kondisi diatas, diperlukan adanya insektisida alami yang ramah lingkungan. Agar pengendalian nyamuk lebih efektif, maka diperlukan larvasida alami yang bisa diambil dari alam seperti daun sirih dan daun sirsak. Daun sirih berdasarkan hasil penelitian, mengandung senyawa aktif yaitu tannin, fenol,dan flavonoid , sedangkan daun sirsak mengandung senyawa aktif flavonoid, tanin, dan saponin yang berpotensi sebagai larvasida. Penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran efektivitas larvasida kombinasi daun sirih dan sirsak pada perbandingan 1:2 dan 2:1 dengan konsentrasi 0,3% dan 0,9% terhadap mortalitas larva nyamuk. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap 2 faktor. Adapun faktor pertama konsentrasi ekstrak daun sirih dan sirsak (K),
Gambaran Tingkat Mortalitas Larva Nyamuk yang Terdedah Larvasida dari Ekstrak Daun Sirih dan Kemangi pada Konsentrasi 1,5% Riska Anisa; Endang Setyaningsih
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.935 KB)

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan famili Flaviviridae. Data tiga tahun terakhir dari perkembangan kasus DBD menunjukkan bahwa jumlah penderita DBD pada 2017 sebanyak 68.407 orang, 2018 sebanyak 53.075 orang dan 2019 sebanyak 13.683 orang. Selama ini kasus peningkatan kasus DBD diatasi dengan menggunakan larvasida sintetis, sedangkan larvasida sintetis menimbulkan dampak negatif pada lingkunga. Untuk itu diperlukan adanya larvasida nabati untuk mengendalikan vektor melalui pemberantasan larva atau jentik nyamuk. Larvasida nabati biasanya berasal dari tanaman. Tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai larvasida nabati harus memiliki senyawa kimia khusus seperti senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan minyak atsiri. Beberapa senyawa tesebut terdapat pada daun sirih dan daun kemangi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mortalitas larva nyamuk yang terdedah larvasida dari ekstrak daun sirih dan kemangi pada konsentrasi 1,5%. Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan rancangan acak lengkap menggunakan satu perlakuan dan tiga kali ulangan. Ekstrak daun sirih dan kemangi di maserasi dengan etanol 96% dan di destilasi kemudian dibagi tiga perbandingan yaitu 1:1, 1:2 dan 2:1 selanjutnya masing-masing perbandingan diaplikasikan pada larva nyamuk. Parameter yang diamati yaitu gambaran tingkat mortalitas larva nyamuk yang terdedah larvasida nabati pada berbagai variasi perbandingan ekstrak. Data hasil pengamatan mortalitas dianalisis dengan cara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak daun sirih dan kemangi pada konsentrasi 1,5% mampu membunuh larva nyamuk sebesar 80% pada kurun waktu 1440 menit pada perbandingan 1:1, 1:2 dan 2:1. Dari hasil penelitian tesebut dapat ditarik kesimpulan bahwa larvasida nabati dari ekstrak daun sirih dan daun kemangi dengan konsentrasi 1,5% dapat memberikan gambaran tingkat mortalitas larva nyamuk yang dinilai tinggi karena melebihi 50%.
Gambaran Mortalitas Larva Nyamuk yang Terdedah Larvasida Ekstrak Daun Sirih dan Serai pada Konsentrasi 0,3% My Nur Antiasari; Endang Setyaningsih
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.978 KB)

Abstract

Fase hidup nyamuk yang paling berpengaruh terhadap populasi nyamuk yaitu fase larva, pemberantasan larva paling tepat menggunakan larvasida alami karena penggunaan larvasida sintetis dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Daun sirih dan serai berpotensi sebagai larvasida alami karena memiliki kandungan yang tidak disukai oleh larva nyamuk. Daun Sirih mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan antrakinon sedangkan serai mengandung alkaloid, citronella, flavonoid, saponin, dan tannin. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran mortalitas larva nyamuk yang terdedah larvasida dari ekstrak daun sirih dan serai pada konsentrasi 0,3%. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Adapun faktor pertama yaitu konsentrasi ekstrak daun sirih dan serai (K),
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) sebagai Bedak Padat Antioksida Rosa Dita Dwi Anggraini; Elly Purwati; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.845 KB)

Abstract

Kayu manis merupakan salah satu tanaman yang telah banyak diteliti dan memiliki banyak khasiat. Kandungan yang terdapat pada kayu manis diantaranya sinamaldehid, eugenol, minyak atsiri, safrol, tanin, damar, kalsium oksanat, zat penyamak, flavonoid, saponin serta kandungan gizi lainnya seperti gula, protein, lemak kasar dan pektin. Kulit batang kayu manis mengandung senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang kuat yaitu sinamaldehid menjadi sumber senyawa antioksidan dengan kamampuannya menangkap radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bedak padat ekstrak kayu manis dan menguji mutu fisik sesuai dengan Standart Nasional Indonesia (SNI). Metode penelitian ini bersifat eksperimental yang terdiri dari pembuatan simplisia dan ekstraksi menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 70 %. Formulasi menggunakan ekstrak kayu manis dengan konsentrasi 1% (F1); 2% (F2); dan 3% (F3) serta kontrol basis (F0). Evaluasi karakteristik fisik sediaan bedak padat meliputi pengamatan organoleptis, pengujian homogenitas, uji pH, pengukuran daya lekat dan pengujian kerapuhan. Sediaan di evaluasi selama 21 hari yang disimpan pada suhu kamar. Data dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan SNI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ke tiga formula menghasilkan bedak padat yang homogen, bertekstur halus, beraroma, berwarna putih (F0), berwarna putih kecoklatan (F1), berwarna coklat muda (F2), berwarna sedikit coklat tua (F3). Nilai pH pada F1, F2, dan F3 berturut turut adalah 5,2; 5,2; 5,1. Selama penyimpanan 21 hari, hasil organoleptis pada bedak padat F1, F2, dan F3 tidak mengalami perubahan. Nilai homogenitas pada bedak padat F1, F2, dan F3 tidak mengalami perubahan. Nilai daya lekat pada bedak padat F1, F2, dan F3 tidak mengalami perubahan. Nilai kerapuhan pada F1, F2, F3 tidak mengalami kerapuhan. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu mutu fisik sediaan bedak padat ekstrak kayu manis sesuai dengan SNI dan stabil selama penyimpanan 21 hari. Pada uji pH formulasi III sedikit menurun nilai pH karena pada proses pengukuran pH tidak setara.
Analisis Keterampilan Proses Sains pada Praktikum Daring Muskoskeletal Anatomi Fisiologi Manusia Mahasiswa Pendidikan Biologi UMS Tahun 2019/2020 Dwi Setyo Astuti
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.433 KB)

Abstract

Mata praktikum Anatomi Fisiologi Manusia terdiri dari praktikum anatomi dan percobaan berbagai fisiologi sistem tubuh, diantaranya adalah Sistem Muskoskeletal. Sistem ini mempelajari tentang sinergi antara organ gerak aktif yaitu otot dan organ gerak pasif yaitu tulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan proses sains dasar selama praktikum yang dilakukan secara daring. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif yang melibatkan populasi mahasiswa semester 6 yang berjumlah 170 mahasiswa, dan sampel sebanyak 90 mahasiswa. Data penelitian berupa penilaian kinerja (performance assessment) dari demonstrasi yang dilakukan mahasiswa meliputi praktikum muscular dan skeleton. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan proses sains dasar praktikum muscosketetal culup tinggi yaitu 83. Adapun rata-rata hasil penilaian setiap aspek KSP adalah sebagai berikut : 1) Mengamati berbagai jenis gerak pada tangan dan kaki sebesar 73.2, 2) Menunjukkan lokasi otot aktif pada tubuh sebesar 74.5, 3) Menunjukkan berbagai jenis sendi beserta letaknya pada tubuh sebesar 81.4 4) Mendemonstrasikan contoh gerak sinergis dan antagonis otot sebesar 83.2, 5) Mendemonstrasikan contoh gerak berbagai sendi sebesar 88.6, 6) Mengklasifikasikan jenis otot dan sendi berdasarkan fungsinya sebesar 86.4, 7) Mengkomunikasikan hasil percobaan dan demonstrasi secara tertulis sebesar 88.2, 8) Menyimpulkan hasil praktikum sebesar 88.4.
Translokasi Unsur Mikronutrien pada Tanaman Padi di Kabupaten Wonosobo Cicik Oktasari Handayani; Triyani Dewi; S Sukarjo
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.513 KB)

Abstract

Unsur mikronutrien seperti Fe, Mn, Cu dan Zn merupakan unsur logam yang dibutuhkan oleh tanaman karena kekurangan unsur mikronutrien dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biokonsentrasi dan translokasi unsur mikronutrien (Mn, Zn, Cu, Fe) dari tanah dan jaringan pada tanaman padi sawah di Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini di laksanakan di lahan di Kabupaten Wonosobo pada bulan April – Agustus tahun 2015 dengan pengambilan sampel tanah danjaringan tanaman. Sampel tersebut diukur konsentrasi Fe, Mn, Cu dan Zn dengan metode Mechli 3 dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrometry). Hasil penelitian ini diperoleh bahwa konsentrasi logam Fe, Mn, Cu dan Zn pada tanah sawah di Kabupaten Wonosobo berada pada batas normal, dan akumulasi logam pada jaringan akar yang paling tinggi dibanding dengan jerami dan gabah. Faktor translokasi logam Fe, Mn, Cu dan Zn pada jaringan tanaman padi sangat rendah karena tanaman padi menggunakan logam tersebut untuk aktivitas metabolisme dan pertumbuhan.
Perkembangan Biologi dan Tantangan Pembelajarannya Mohamad Amin
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.48 KB)

Abstract

Pengetahuan tentang makhluk hidup bermanfaat untuk memecahkan berbagai masalah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan, sandang, papan, energi, lingkungan bahkan sosial dapat diatasi dengan Biologi. Sejarah perkembangan Biologi memberikan gambaran perjalanan ilmu yang sangat ditopang oleh pengetahuan. Dalam tahap awal, semua ilmuwan mengembangkan ilmu berdasarkanpengamatan. Dan pengamatan yang paling mudah adalah dengan melihat hal yang tampak, maka berkembanglah cabang Biologi yang disebut Morfologi, makin detail pengamatan berkembanglah Anatomi, Fisiologi sampai pada kajian seluler (Biologi Sel dan Molekular). Pemfokusan (reduksionis) ini sangat penting dalam rangka pengembangan ilmu. Perlu juga penyadaran bahwa disiplin ilmu yang mengabaikan hal di luar yang difokuskan akan menimbulkan arogansi keilmuan. Inilah yang harus dihindari, karena pengembang ilmu (ilmuwan) itu harus rendah hati dan open minded. Untuk berhasil belajar dan membelajarkan Biologi diperlukan minimal tiga kesadaran yaitu: 1) sadar untuk apa belajar Biologi, 2) sadar akan perlunya konten keilmuan dan, 3) sadar akan bagaimana belajar atau mengajar dengan cara/teknik yang benar (how teach/learn the true techique). Ketiga kesadaran inilah yang akan membangun kecerdasan spiritual melalui science spirituality.
Isu Kontemporer Bidang Lingkungan: Valuasi Ekosistem dan Implikasinya bagi Dunia Pendidikan Yeni Hendriani
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.937 KB)

Abstract

Ekosistem menyediakan berbagai layanan/jasa yang fundamental pentingnya bagi kesejahteraan, kesehatan, mata pencaharian, dan kelangsungan hidup manusia.jasa ekosistem terdiri dari jasa penyediaan, pengaturan, pendukung dan kultural. Jasa penyediaan ekosistem meliputi hasil-hasil yang diperoleh dari ekosistem, misalnya makanan, kayu bakar dan serat. Jasa pengaturan, misalnya penataan iklim dan kontrol terhadap penyakit. Jasa pendukung, misalnya proses pembentukan tanah dan siklus hara. Jasa kultural, misalnya manfaat spiritual dan keindahan. Banyak dari jasa ekosistem dianggap barang umum atau sumber daya umum, sehingga sering dianggap tidak bernilai. Pengukuran nilai jasa ekosistem dalam terminologi moneter atau dikenal sebagai valuasi ekosistem membantu membuat jasa tersebut kelihatan dan memastikan bahwa keuntungan-keuntungan dari keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem secara efektif diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Aplikasi konsep valuasi ekosistem dalam dunia pendidikan perlu memperhatikan jenjang pendidikan. Untuk tingkat SD dan SMP mungkin belum saatnya untuk mengenalkan konsep ini. Tetapi untuk tingkat SMA sebaiknya mulai diperkenalkan konsep fungsi dan jasa ekosistem. Untuk tingkat strata 1 disarankan untuk memperkenalkan konsep dasar valuasi ekosistem, misalnya pengenalan konsep nilai ekonomi total (Total Economic Value/TEV).dengan diketahuinya TEV suatu ekosistem, maka akan ditemukan real price dan real cost dari ekosistem tersebut. Real cost menunjukkan besaran investasi yang dapat dialokasikan untuk konservasi ekosistem tersebut.

Page 8 of 69 | Total Record : 687