cover
Contact Name
Yasir Sidiq
Contact Email
lppi@ums.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
lppi@ums.ac.id
Editorial Address
Gedung Induk Siti Walidah lt.5, Jl. A. Yani Pabelan, Kartasura Sukoharjo
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
ISSN : 2527533X     EISSN : 26858770     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS) adalah Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Articles 687 Documents
Pertumbuhan Tanaman Uji Keturunan Jati pada Umur 7 Tahun di Gunung Kidul, Yogyakarta Hamdan Adma Adinugraha
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.058 KB)

Abstract

Jati merupakan dua jenis tanaman penghasil kayu pertukangan yang penting dan populer di Indonesia. Kebutuhan kayu pada jenis tersebut terus meningkat baik untuk keperluan domestik maupun ekspor. Akan tetapi peningkatan kebutuhan bahan baku kayu pertukangan dari kedua jenis tersebut belum diimbangi dengan meningkatnya produktivitas keduanya. Penelitian ini dilakukan nuntuk mengetahui kinerja pertumbuhan famili-famili jati dari beberapa provenans di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengunakan rancangan acak kelompok dengan menguji sebanyak 120 famili jati dari 6 provenans yang terdiri atas 6 blok dan setiap blok terdapat 3 tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pesentase hidup tanaman uji keturunan jati di Gunung Kidul umur 8 tahun adalah 84,72% dengan rerata tinggi pohon rata-rata yaitu 5,85 m, tinggi bebas cabang 2,83 cm dan dbh 5,69 cm. Hasil penaksiran nilai heritabilitas famili diperoleh untuk sifat tinggi pohon total sebesar 0,283, untuk sifat diameter/dbh sebesar 0,287 dan untuk tinggi batang bebas cabang sebesar 0,214 dengan nilai korelasi genetik antara sifat tinggi dan diameter sebesar 0,99.
Jenis-Jenis Tumbuhan Lokal yang Dimanfaatkan Sebagai Bahan Baku Pembuatan Peralatan dalam Pengolahan Sagu (Metroxylonsp) Raynard Christianson Sanito
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.162 KB)

Abstract

Sago (Metroxylon sp) is the native plant species from South East Asia which is consumed by Sentani TribeatJayapura District, Papua, as a staple food. There are some species of Sago plants that consumed by SentaniTribe, such as Spineless Sago (Metroxylon sago) and Thorny Sago (Metroxylon rumpii). Mostly, in theprinciple the processing of Sago into Papeda still usingsometraditional equipments which made fromdifferent type of woods from various local plants species in Papua. This research’s aim to analyse the localplants that are used bypeople as their raw materials for making traditional equipments with the aim ofsupporting the process from the sago into Papeda for consumption.The methods were used in this researchwith observation and interview to primary informant and complementary informant. Based on theobservations and interviews with primary informant and complementary informant at the field, there werethree species of local plants that the woods are usedby Sentani Ethnic as the material for traditionalequipments in the process of sago into Papeda. The endemic plantwas used as a material such as Sowang(Xanthostemon novoguineensis) from Myrtaceae family. Other two species of native plantsconsist ofFabaceae family that known as Merbau (Intsia bijuga) and Myristicaceae family such as Nutmeg(Myristicafatua). The woods of Merbau, Sowang and Nutmegwere used as some equipments for raw materials in sagoprocessing such as axe and the food utensils like forkand particularlythe instrument for inverting orrotatingPapeda.
Pengembangan Kompetensi Guru Biologi dalam Menunjang Peningkatan Profesionalitas Secara Berkelanjutan Berbasis Laboratorium Sofyan Anif
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.495 KB)

Abstract

Perkembangan sains dan teknologi yang terjadi pada abad XXI ini semakin terasa begitu pesatnya sehingga memberikan implikasi pada perkembangan budaya manusia yang semakin canggih, yang menuntut manusia harus mampu mengikuti perkembangan ipteks tersebut. Begitu pula perkembangan sains, terutama Biologi sebagai salah satu ilmu dasar juga telah mengalami perkembangan yang cukup pesat sehingga mampu memberikan sumbangan terhadap perkembangan ipteks secara umum, dan berkembang secara sinergis dengan bidang ilmu dasar yang lain dalam rangka memberikan penguatan pada pencapaian daya saing bangsa. Perkembangan sains bidang Biologi yang terjadi pada abad XXI ini telah membawa konsekuensi secaralangsung pada perubahan paradigma kehidupan manusia, termasuk di dalamnya paradigma pengelolaan lingkungan yang berbasis pada Bioteknologi. Bahkan Biologi sebagai salah satu pilar dari perkembangan ipteks, pada abad XXI ini telah mampu menggeser kecenderungan perubahan pandangan dunia dari jaman Fisika menjadi jaman Biologi (Naisbitt dan Aburdene, 1990).
Pengaruh Perbedaan Media Tanam Terhadap Perkembangan Perakaran dan Keberhasilan Stek Pucuk Manglid (Magnolia champaca var pubinervia (Blume) Figlar & Noot.) Sugeng Pudjiono
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.29 KB)

Abstract

Manglid (Magnolia champaca var pubinervia (Blume) Figlar & Noot.) merupakan jenis tanaman yang mempunyai benihtidak dapat disimpan lama atau bersifat rekalsitran. Dengan demikian pengadaan benih jenis ini sangat tergantung musimbuah sehingga tidak setiap saat dapat membuat bibit tanaman. Sementara itu jenis ini diminati untuk ditanam dalam bentukhutan rakyat, sehingga perlu pengadaan bibit dalam jumlah banyak dan setiap saat harus ada. Perbanyakan vegetatif dengancara stek pucuk merupakan salah satu cara memperbanyak jenis ini yang tidak tergantung musim. Untuk menghasilkankeberhasilan stek pucuk jenis ini maka perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek pucuk. Salahsatunya adalah pemilihan media tanam stek pucuk yang baik untuk keberhasilannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh media tanam terhadap perkembangan akar dan keberhasilan stek pucuk manglid. Rancangan yangdigunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 3 jenis media, 4 ulangan, masing-masing ulangan 10 unit stek. Bahanstek diambil dari semai manglid umur 6 bulan. Stek manglid yang dijadikan stek minimal mempunyai 2 node. Jenis mediatanam adalah pasir gunung warna hitam, pasir laut warna putih, serbuk sabut kelapa + sekam padi bakar denganperbandungan 2:1. Karakter yang diamati adalah persentase hidup, jumlah akar, rerata panjang akar dan jumlah daun.Pengamatan ketahanan stek diamati setiap 14 hari sekali selama 70 hari. Pemanenan hasil stek diamati setelah stek pucukberumur 70 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam serbuk sabut kelapa + sekam padi bakar denganperbandungan 2:1 menghasilkan persentase hidup stek terbaik sebesar 80%, jumlah akar terbanyak 7 buah, panjang akarterbaik 3,4cm dan jumlah daun rata-rata terbanyak 2,6 helai.
Pengaruh Pemberian Giberelin (GA3) dan Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Biji Anggrek Bulan (Phalaenopsis Sp.) Secara In Vitro Lilik Hidayatul Mukminin; Putri Moortiyani Al Asna; Frida Kunti Setiowati
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.456 KB)

Abstract

Phalaenopsis sp. atau dikenal dengan nama dagang anggrek bulan termasuk famili Orchidaceae yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pembudidayaan tanaman anggrek selama ini terkendala pada biji anggrek yang memiliki daya kecambah kurang dari 1%. Daya kecambah biji yang rendah disebabkan oleh ukuran biji yang kecil dan tidak mempunyai endosperm. Oleh karena itu, perkecambahan biji anggrek perlu didukung oleh hormon tumbuh yang sesuai. Giberelin dan air kelapa diketahui dapat berperan dalam perkecambahan biji. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian Giberelin (GA3) dan air kelapa terhadap perkecambahan biji anggrek bulan (Phalaenopsis sp). Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu melakukan sterilisasi, kemudian biji Anggrek diinokulasikan dalam medium MS dengan perlakuan variasi konsentrasi GA3 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm dan perlakuan variasi konsentrasi air kelapa 10 mL, 20 mL, dan 25 mL beserta kombinasinya kemudian diamati pada hari ke-21. Parameter yang diamati berupa perkembangan morfologi protocorm dan fase perkembangan protocorm yang dianalisis secara deskriptif, sedangkan daya kecambah protocorm dianalisis ANOVA dan dilanjutkan uji Tukey pada tingkat kepercayaan 95% untuk melihat adanya perbedaan antarperlakuan. Perkembangan protocorm pada 3 perlakuan memperlihatkan fase perkembangan protocorm yang berbeda, yaitu embrio membengkak dan merobek testa, protocorm putih dengan absorbing hair, protocorm putih kekuningan, dan protocorm hijau bulat. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan GA3 menghasilkan daya perkecambahan terendah, sedangkan kombinasi paling baik keseragaman perkembangan morfologi dan daya perkecambahan biji anggrek pada perlakuan kombinasi GA3 1 ppm dan air kelapa 25 mL.
Pengaruh Kandungan Besi Total dan Tembaga Total dalam Tanah dan Beras Terhadap Produktivitas Padi di Kabupaten Kediri S Sukarjo; Cicik Oktasari Handayani; Ina Zulaehah
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.3 KB)

Abstract

Besi dan tembaga telah diketahui sebagai elemen esensial bagi tanaman masing-masing sejak 1843 dan 1925. Meskipundiperlukan tanaman, tetapi keduanya menjadi beracun dalam jumlah yang berlebihan. Sumber logam besi dan tembagaberasal dari limbah industri kimia, tinta, tekstil, coating logam dan penggunaan pupuk yang berlebihan. Penelitian inibertujuan untuk melakukan asesmen keberadaan logam Fe dan Cu di tanah dan beras di lahan sawah dan pengaruhnyaterhadap produktivitas tanaman padi, Kabupaten Kediri. Penelitian dilakukan di kecamatan Papar dan Purwoasri, kabupaten Kediri dari bulan April-juni 2014. Jumlah sampel tanah dan tanaman yang diambil sebanyak 33 contoh.Sampel tanah dan beras dianalisis kandungan Fe total dan Cu total dengan pelarut asam dengan metode pengabuanbasah. Hasil destruksi logam Fe dan Cu kemudian diencerkan dan selanjutnya diukur menggunakan atomic absorptionspectrometry (AAS). Konsentasi Besi dan tembaga dalam tanah dan tanaman serta produktivitas padi diuji statistikdengan membandingkan antar kecamatan. Kandungan Fe total dan Cu total dalam tanah masing-masing di kecamatanPapar dan Purwoasri yaitu 141,09±46,92 ppm dan 99,19±42,03 ppm serta 13,91±3,84 ppm dan 14,43±5,43 ppm.Kandungan Fe total dan Cu total dalam beras masing-masing di kecamatan Papar dan Purwoasri yaitu 17,04±9,50 ppmdan 18,38±8,19 ppm serta 2,87±0,93 ppm dan 2,64±0,87ppm. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan konsentrasilogam tembaga dalam tanah serta logam tembaga dan besi dalam tanaman, tetapi konsentrasi logam besi dalam tanah danproduktivitas padi berbeda secara signifikan antara kecamatan Papar dan Purwoasri. Ketersediaan besi yang lebih tinggiberbanding lurus dengan produktivitas padi.
Keragaan Klon-Klon Abaca (Musa Textilis Nee) Hasil Kultur In-Vitro pada Fase Aklimatisasi P Parnidi; Untung Setyo Budi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (961.927 KB)

Abstract

Pengadaan bibit pada tanaman abaca secara masal melalui perbanyakan vegetatif lebih sulit dilakukan dibandingkan melalui perbanyakan generatif. Sejalan dengan perkembangan teknik kultur jaringan, pengadaan bibit secara masal melalui perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan mudah. Aklimatisasi merupakan tahapan dalam teknik kultur jaringan guna membantu planlet untuk berdaptasi di lingkungan non steril. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keragaan klon-klon abaca (Musa textilis nee) hasil kultur in-vitro pada fase aklimatisasi dilakukan di rumah kasa Balittas Malang pada bulan November 2012 - Maret 2013 dengan menggunakan 11 klon abaca. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok yang diulang 4 kali. Setiap perlakuan dalam satu ulangan terdiri dari 25 planlet. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah tunas, jumlah daun, panjang dan lebar daun. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji DMRT pada signifikansi 95%. Analisis korelasi dan regresi antara panjang dan lebar daun dengan tinggi dan diameter bibit abaca dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak minitab 15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon Tangongon EMS menghasilkan karakter morfologi (tinggi, lingkar batang,panjang dan lebar daun) yang lebih baik dibandingkan klon-klon lainnya.
Pertumbuhan Miselium Jamur Pelapuk Putih Isolat dari Edupark Universitas Muhammadiyah Surakarta Hafiyan Zahroh Al Wahid; Triastuti Rahayu
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.948 KB)

Abstract

Jamur pelapuk putih merupakan salah satu jenis jamur pelapuk kayu. Jamur pelapuk ini memilikikemampuan mendegradasi lignin yang tinggi dengan sedikit mengakibatkan kehilangan selulosa. Isolatjamur pelapuk putih diperoleh dari hasil skrining jamur pelapuk putih melalui uji Bavendamm. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan miselium jamur pelapuk putih isolat Edupark UMS. Metodepenelitian ini adalah menumbuhkan miselium isolat jamur pelapuk putih pada media Potato Dextrose AgarChloramphenicol (PDA-C). Pertumbuhan miselium jamur pelapuk putih diketahui dengan mengukurdiameter koloni miselium isolat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat jamur pelapuk putih dariEdupark Universitas Muhammadiyah Surakarta mengalami pertumbuhan miselium yang bervariasi yaituterdapat miselium tipis dan tebal dengan pertumbuhan cepat, serta terdapat miselium tipis dan tebal denganpertumbuhan lambat.
Senyawa Metabolit Sekunder pada Etlingera elatior (Jack) R. M. Smith Marina Silalahi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.889 KB)

Abstract

Etlingera elatior (Jack) R. M. Smith merupakan salah satu spesies dari famili Zingiberaceae yangdimanfaatkan sebagai obat. Pemanfaatan Etlingera elatior sebagai obat berhubungan dengan kandunganmetabolit sekundernya. Tulisan ini bertujuan menjelaskan kandungan metabolit sekunder pada E. elatior danhubungannya dengan pemanfaatannya. Tulisan ini didasarkan pada literatur offline and online media. Offlineliteratures didasarkan pada handbooks, disertasi, dan tesis. Web, Scopus, Pubmed, Jurnal, dan media onlinelainnya. Etlingera elatior mengandung senyawa terpenoid, fenolik, namun tidak mengandung alkaloid.Metabolit sekunder pada tumbuhan disintesa dari senyawa antara dari metabolisme primer melalui jalur asamsikimat, jalur asam malonat, jalur asam mevalonat, dan jalur metil eritritolfosfat. Essensial oil atau minyakatsiri merupakan senyawa utama pada Etlingera elatior yang berasal dari dari kelompok terpenoid khusunyadari mono dan sesquiterpenoids. Senyawa mono dan sesquiterpenoids merupakan senyawa mudah menguapyang menghasilkan aroma, sehingga cocok digunakan sebagai senyawa aroma terapi. Flavonoid merupakansenyawa dari golongan fenolik pada Etlingera elatior bermanfaat sebagai antioksidan sehingga mampumenghambat radikal bebas. Etlingera elatior memiliki kandungan essensial oil sedikitnya 99 jenis di daun,sebanyak 62 jenis di rhizoma, sebanyak 26 jenis di batang, dan sebanyak 95 jenis di bunga.
Serangan Awal Penyakit Karat Tumor pada Tanaman Sengon di Plot Uji Provenan Sengoncandiroto, Jawa Tengah Siti Husna Nurrohmah; Liliana Baskorowati
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.415 KB)

Abstract

Tanaman sengon merupakan salah tanaman cepat tumbuh (fast growing species) yang banyak ditanam masyarakatkarena seluruh bagian dari tanaman mempunyai manfaat dan bernilai ekonomis. Manfaat utama adalah kayunya yangdigunakan sebagai bahan baku utama untuk furniture dan kayu lapis. Oleh karena itu masyarakat banyak yangmembudidayakan sengon, namun sayangnya kebanyakan penanaman sengon dilakukan secara monokultur sehinggatanaman tersebut mudah terserang hama dan penyakit. Salah satu penyakit utama yang menyerang sengon adalah penyakitkarat tumor yang disebabkan oleh jamur Uromycladium falcatarium. Penyakit karat tumor telah menyerang tanaman sengondan menimbulkan kerugian yang cukup besar sehinggu diperlukan upaya penanggulangan. Pengelolaan penyakit untukmenanggulangi serangan penyakit tidak hanya memerlukan pengobatan tetapi juga pencegahan antara lain perlunyapenggunaaan tanaman unggul yang tahan terhadap penyakit. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tanamansengon yang berasal dari Wamena diduga lebih toleran terhadap serangan karat tumor pada tingkat semai. Oleh karena itu,pengujian tingkat lapangan untuk membuktikan toleransi terhadap penyakit sangat diperlukan.Penelitian ini bertujuan untuk mengamati serangan awal penyakit karat tumor pada tanaman sengon yang berasaldari berbagai provenan di plot uji resistensi tanaman sengon terhadap karat tumor di Candiroto, Jawa Tengah. Provenan yangdigunakan berjumlah 6 provenan (5 provenan dari Papua dan 1 provenan dari Jawa). Seluruh tanaman diamati dan diberiskor berdasarkan gejala serangan karat tumor. Selanjutnya dihitung luas dan intensitas serangan.Luas serangan dihitungberdasarkan persentase jumlah tanaman yang terserang penyakit karat tumor sedangkan intensitas serangan dhitung denganberdasarkan skor yang menyatakan derajat keparahan serangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 4 bulan, serangan karat tumor cukup tinggi pada seluruh provenankemudian mengalami penurunan pada bulan ke-5 dan menurun lagi pada bulan ke-6. Pada awal penanaman luas seranganlebig dari 50%, bahkan luas serangan pada provenan 4 mencapai 80,5%. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa tanamanumur muda lebih rentan terhadap serangan penyakit, namun demikian luas dan intensitas serangan penyakit semakinmenurun sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Berdasarkan nilai luas dan intensitas serangan, pada umur muda,provenan dari Papua toleran dibandingkan dengan provenan lainnya, sedangkan provenan dari Jawa lebih rentan terhadapserangan penyakit karat tumor.

Page 9 of 69 | Total Record : 687